Bab lV Malam Jum'at yang Mencekam

Adzan Magrib berkumandang , para peserta dan panitia berkumpul di villa utama untuk melaksanakan sholat Maghrib berjamaah , kemudian dilanjutkan dengan makan malam bersama . Setelahnya , para peserta diberi waktu bebas selama lima belas menit .

Para panitia dan guru pembina melakukan evaluasi singkat dan membahas kegiatan berikutnya .

" Oh nanti ada kegiatan ' jurit malam ' ya ? Sudah dipersiapkan semua ?" tanya Bu Rida .

" Sudah bu , sore tadi sudah kami persiapkan semuanya " , jawab Beni .

" Eh , sebentar ! Bukankah ini malam Jum'at ? Yakin ' jurit malam ' nya dilakukan malam ini ? " tanya Ara membuat semua orang seperti baru tersadar .

" Astaghfirullah , iya betul ini malam Jum'at , kenapa kita nggak ada yg sadar ya ? " sahut Bu Rida sambil memperhatikan susunan kegiatan .

" Maaf Bu, Pak , Beni dan teman - teman semua, bagaimana kalau kita rolling saja kegiatan besok malam dengan kegiatan malam ini ?" usul Ara .

" Iya Ra , ibu setuju dengan usul kamu . Sebaiknya di rolling saja untuk menghindari hal - hal yang tidak diinginkan " . Kata Bu Rida .

Akhirnya semua setuju untuk mengubah susunan kegiatan .

Adzan Isya pun berkumandang , seluruh peserta kembali berkumpul di villa utama untuk melaksanakan sholat berjamaah .

Kegiatan setelah nya adalah simulasi persidangan . Kegiatan ini dilakukan didalam villa utama . Dalam kegiatan ini merupakan kegiatan tambahan yang diberikan para alumni yang datang . Di kegiatan ini alumni ingin menguji kesiapan panitia pelaksana dalam menyelesaikan sesuatu yang tidak direncanakan . Serta melihat kemampuan peserta melakukan peran yang diluar perkiraan peserta . Akhirnya semua selesai dipersiapkan , dan para peserta sudah dibagi menjadi berkelompok , kegiatan dimulai dari kelompok pertama .

" Selamat malam semua , dengan ini sidang tertutup dimulai !" kata peserta yang bertindak sebagai hakim sambil memukulkan palu tanda dimulai.

Ketika mendengar kata ' sidang tertutup ' para panitia , dan alumni segera keluar dari ruang sidang membuat peserta panik . Mereka bingung kenapa semua keluar dan hanya menyisakan peserta dan seorang alumni .

Mereka tidak sadar kalau semua sudah direncanakan . Ada yang masuk ke dapur , ada yang masuk ke kamar , ada pula yang keluar ruangan . Awalnya , semua berjalan sesuai rencana . Bagaikan bermain petak umpet , para panitia dan alumni yang keluar dari ruangan tetap mendengarkan dan menyimak kegiatan di dalam ruangan .

Dan hal tak terduga terjadi pada Ara dan Dena yang berada tepat didepan pintu masuk villa utama . Posisi Dena berada di sebelah kiri Ara . Dan sebelah kanan Ara adalah letak gerbang utama villa Kenanga . Dari posisi mereka berdiri ke gerbang utama , hanya berjarak sekitar lima meter saja . Sehingga mereka bisa melihat jelas kondisi jalan didepan gerbang yang sepi dan lengang . Tidak terlihat seorang pun yang lalu lalang di jalan .

Awalnya mereka berdua masih sedikit menahan tawa sambil menahan gagang pintu villa utama . Ketika mereka mulai menyimak kegiatan di dalam ruangan , Ara merasa seperti ada yang memperhatikannya . Dan entah kenapa rasanya seperti ada dorongan untuk menoleh kearah gerbang . Namun Ara tetap menunduk dengan degup jantung yang mulai berdegup kencang .

Semakin Ara melawan , semakin kuat dorongan untuk menoleh . Waktu serasa berhenti , membuat nafas Ara serasa sesak . Akhirnya Ara tak sanggup lagi bertahan , dan menoleh kearah gerbang .

Ara terbelalak melihat sesosok seperti memakai pakaian berjubah hitam yang menutupi wajahnya . Yang bisa Ara lihat hanya bibir dan dagunya saja . Posisi sosok itu seperti berdiri menyamping tepat didepan gerbang . Sehingga Ara dapat memastikan dari bentuk bibir dan dagunya , sosok itu sepertinya laki - laki yang cukup tampan dengan kulit kuning langsat .

Ara sempat terpaku sejenak memandang sosok itu . Lalu segera memalingkan wajahnya . Dengan rasa ragu ia mencoba menoleh lagi dengan perlahan kearah gerbang , dan ternyata sosok itu masih ada . Segera Ara palingkan lagi wajahnya . Jantung Ara berdegup kencang tidak karuan .

Selama ini , bila sedang kurang beruntung melihat sosok tak kasat mata , Ara akan memastikan sebanyak tiga kali . Biasanya , setelah memalingkan wajah , dan menoleh kembali sosok tersebut akan menghilang tepat pada saat Ara menoleh untuk ke tiga kalinya .

Akhirnya untuk memastikan sosok yang ia lihat merupakan sosok tak kasat mata atau hanya alumni yang iseng menakut - nakuti , dengan jantung berdegup kencang Ara pun menoleh kembali untuk ketiga kalinya ternyata sosok itu masih ada tanpa merubah posisinya sedikit pun .

Dengan berbisik Ara menyuruh Dena untuk menoleh juga .

" Kak , coba deh kamu tengok ke gerbang !" kata Ara berbisik .

Dena pun seketika menoleh dan memperhatikan keadaan di sekitar gerbang .

" Kenapa emang ?? Ada apa ??" tanya Dena sambil memperhatikan kearah gerbang .

" Itu ada orang di depan gerbang , dari tadi seperti merhatiin kita berdua ." Kata Ara menjelaskan sambil menoleh untuk memastikan sosok itu masih ada .

" Mana sih kak ? Sumpah aku nggak lihat apa - apa , nggak ada siapa - siapa disana " , kata Dena mulai ketakutan .

" Itu loh kak , tepat didepan gerbang ! " tunjuk Ara sambil berbisik .

" Demi Tuhan kak , aku nggak lihat apapun , disana nggak ada siapapun ! " Jelas Dena kepada Ara .

" Tolong jangan bercanda , orangnya masih berdiri disitu loh , ia berdiri menyamping dan aku bisa lihat jelas bibir dan dagunya , dia laki - laki , apakah alumni ?" Kata Ara menjelaskan secara detail apa yang ia lihat .

Dena yang mulai sadar bahwa apa yang dilihat Ara sepertinya bukan manusia , ia pun mulai merasa semakin takut .

Saking takutnya , Dena bicara kepada Ara dengan mata yang hampir menangis .

" Ra , sumpah demi apapun , aku nggak lihat siapapun yang berdiri disana . Aku rasa cuma kamu yang bisa melihatnya " , kata Dena menahan tangis .

Sekali lagi Ara menoleh , dan masih mendapati sosok itu berdiri disana .

Tapi yang membuat jantung Ara seakan berhenti adalah sosok itu menoleh kearahnya dengan senyuman yang tersungging di bibirnya .

Melihat itu , gantian Ara yang menahan tangis . Dengan berbisik , sekali lagi Ara meminta Dena untuk mengecek sekali lagi .

Dena pun dengan terpaksa menurut , sambil mengenggam erat tangan Ara , Dena pun menoleh . Kali ini ia benar - benar memperhatikan area sekitar gerbang dengan teliti dan perlahan , tapi lagi - lagi ia tak melihat apapun atau siapapun disana . Namun , entah kenapa tiba - tiba Dena merasa sekujur badannya merinding hebat .

" Demi apapun , aku nggak lihat apa - apa Ra , tapi aku sungguh merinding dan benar - benar takut sekali ." Kata Dena yang tanpa sadar air matanya mulai berjatuhan .

Dena begitu ketakutan . Bagaimana tidak takut , ini kali pertama Dena mengalami hal mistis di hidupnya . Dena tahu kalau Ara orang yang sangat sensitif akan hal - hal tak kasat mata , tapi baru kali ini ia membuktikannya sendiri , bukan lagi dari cerita orang lain . Ya karena Dena dan Ara beda kelas . Sehingga mereka bertemu dan akrab pun karena sama - sama mengikuti kegiatan OSIS .

Sekali lagi Ara menoleh ke arah gerbang , tapi ia masih mendapati sosok itu berdiri menghadapnya .

" Dia masih ada didepan sana , kalau kamu tidak melihatnya berarti itu bukan kakak alumni ." Kata Ara gemetar .

" Tolong hapus dulu air matamu , ayo kita masuk saja !" Ajak Ara kepada Dena .

Setelah menghapus air mata dan menarik nafas untuk menenangkan diri , akhirnya mereka membuka pintu .

Ara membiarkan Dena untuk masuk terlebih dahulu .

Sebelum Ara masuk , ia kembali menoleh ke arah gerbang , sungguh tidak di sangka sama sekali , sosok itu kembali tersenyum kepada Ara .

Dengan segera Ara memalingkan wajahnya dan segera masuk mengekor di belakang Dena .

Terpopuler

Comments

April Be Better

April Be Better

nanggung seru Thor... lanjuutt

2024-12-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!