Adzan Magrib berkumandang , para peserta dan panitia berkumpul di villa utama untuk melaksanakan sholat Maghrib berjamaah , kemudian dilanjutkan dengan makan malam bersama . Setelahnya , para peserta diberi waktu bebas selama lima belas menit .
Para panitia dan guru pembina melakukan evaluasi singkat dan membahas kegiatan berikutnya .
" Oh nanti ada kegiatan ' jurit malam ' ya ? Sudah dipersiapkan semua ?" tanya Bu Rida .
" Sudah bu , sore tadi sudah kami persiapkan semuanya " , jawab Beni .
" Eh , sebentar ! Bukankah ini malam Jum'at ? Yakin ' jurit malam ' nya dilakukan malam ini ? " tanya Ara membuat semua orang seperti baru tersadar .
" Astaghfirullah , iya betul ini malam Jum'at , kenapa kita nggak ada yg sadar ya ? " sahut Bu Rida sambil memperhatikan susunan kegiatan .
" Maaf Bu, Pak , Beni dan teman - teman semua, bagaimana kalau kita rolling saja kegiatan besok malam dengan kegiatan malam ini ?" usul Ara .
" Iya Ra , ibu setuju dengan usul kamu . Sebaiknya di rolling saja untuk menghindari hal - hal yang tidak diinginkan " . Kata Bu Rida .
Akhirnya semua setuju untuk mengubah susunan kegiatan .
Adzan Isya pun berkumandang , seluruh peserta kembali berkumpul di villa utama untuk melaksanakan sholat berjamaah .
Kegiatan setelah nya adalah simulasi persidangan . Kegiatan ini dilakukan didalam villa utama . Dalam kegiatan ini merupakan kegiatan tambahan yang diberikan para alumni yang datang . Di kegiatan ini alumni ingin menguji kesiapan panitia pelaksana dalam menyelesaikan sesuatu yang tidak direncanakan . Serta melihat kemampuan peserta melakukan peran yang diluar perkiraan peserta . Akhirnya semua selesai dipersiapkan , dan para peserta sudah dibagi menjadi berkelompok , kegiatan dimulai dari kelompok pertama .
" Selamat malam semua , dengan ini sidang tertutup dimulai !" kata peserta yang bertindak sebagai hakim sambil memukulkan palu tanda dimulai.
Ketika mendengar kata ' sidang tertutup ' para panitia , dan alumni segera keluar dari ruang sidang membuat peserta panik . Mereka bingung kenapa semua keluar dan hanya menyisakan peserta dan seorang alumni .
Mereka tidak sadar kalau semua sudah direncanakan . Ada yang masuk ke dapur , ada yang masuk ke kamar , ada pula yang keluar ruangan . Awalnya , semua berjalan sesuai rencana . Bagaikan bermain petak umpet , para panitia dan alumni yang keluar dari ruangan tetap mendengarkan dan menyimak kegiatan di dalam ruangan .
Dan hal tak terduga terjadi pada Ara dan Dena yang berada tepat didepan pintu masuk villa utama . Posisi Dena berada di sebelah kiri Ara . Dan sebelah kanan Ara adalah letak gerbang utama villa Kenanga . Dari posisi mereka berdiri ke gerbang utama , hanya berjarak sekitar lima meter saja . Sehingga mereka bisa melihat jelas kondisi jalan didepan gerbang yang sepi dan lengang . Tidak terlihat seorang pun yang lalu lalang di jalan .
Awalnya mereka berdua masih sedikit menahan tawa sambil menahan gagang pintu villa utama . Ketika mereka mulai menyimak kegiatan di dalam ruangan , Ara merasa seperti ada yang memperhatikannya . Dan entah kenapa rasanya seperti ada dorongan untuk menoleh kearah gerbang . Namun Ara tetap menunduk dengan degup jantung yang mulai berdegup kencang .
Semakin Ara melawan , semakin kuat dorongan untuk menoleh . Waktu serasa berhenti , membuat nafas Ara serasa sesak . Akhirnya Ara tak sanggup lagi bertahan , dan menoleh kearah gerbang .
Ara terbelalak melihat sesosok seperti memakai pakaian berjubah hitam yang menutupi wajahnya . Yang bisa Ara lihat hanya bibir dan dagunya saja . Posisi sosok itu seperti berdiri menyamping tepat didepan gerbang . Sehingga Ara dapat memastikan dari bentuk bibir dan dagunya , sosok itu sepertinya laki - laki yang cukup tampan dengan kulit kuning langsat .
Ara sempat terpaku sejenak memandang sosok itu . Lalu segera memalingkan wajahnya . Dengan rasa ragu ia mencoba menoleh lagi dengan perlahan kearah gerbang , dan ternyata sosok itu masih ada . Segera Ara palingkan lagi wajahnya . Jantung Ara berdegup kencang tidak karuan .
Selama ini , bila sedang kurang beruntung melihat sosok tak kasat mata , Ara akan memastikan sebanyak tiga kali . Biasanya , setelah memalingkan wajah , dan menoleh kembali sosok tersebut akan menghilang tepat pada saat Ara menoleh untuk ke tiga kalinya .
Akhirnya untuk memastikan sosok yang ia lihat merupakan sosok tak kasat mata atau hanya alumni yang iseng menakut - nakuti , dengan jantung berdegup kencang Ara pun menoleh kembali untuk ketiga kalinya ternyata sosok itu masih ada tanpa merubah posisinya sedikit pun .
Dengan berbisik Ara menyuruh Dena untuk menoleh juga .
" Kak , coba deh kamu tengok ke gerbang !" kata Ara berbisik .
Dena pun seketika menoleh dan memperhatikan keadaan di sekitar gerbang .
" Kenapa emang ?? Ada apa ??" tanya Dena sambil memperhatikan kearah gerbang .
" Itu ada orang di depan gerbang , dari tadi seperti merhatiin kita berdua ." Kata Ara menjelaskan sambil menoleh untuk memastikan sosok itu masih ada .
" Mana sih kak ? Sumpah aku nggak lihat apa - apa , nggak ada siapa - siapa disana " , kata Dena mulai ketakutan .
" Itu loh kak , tepat didepan gerbang ! " tunjuk Ara sambil berbisik .
" Demi Tuhan kak , aku nggak lihat apapun , disana nggak ada siapapun ! " Jelas Dena kepada Ara .
" Tolong jangan bercanda , orangnya masih berdiri disitu loh , ia berdiri menyamping dan aku bisa lihat jelas bibir dan dagunya , dia laki - laki , apakah alumni ?" Kata Ara menjelaskan secara detail apa yang ia lihat .
Dena yang mulai sadar bahwa apa yang dilihat Ara sepertinya bukan manusia , ia pun mulai merasa semakin takut .
Saking takutnya , Dena bicara kepada Ara dengan mata yang hampir menangis .
" Ra , sumpah demi apapun , aku nggak lihat siapapun yang berdiri disana . Aku rasa cuma kamu yang bisa melihatnya " , kata Dena menahan tangis .
Sekali lagi Ara menoleh , dan masih mendapati sosok itu berdiri disana .
Tapi yang membuat jantung Ara seakan berhenti adalah sosok itu menoleh kearahnya dengan senyuman yang tersungging di bibirnya .
Melihat itu , gantian Ara yang menahan tangis . Dengan berbisik , sekali lagi Ara meminta Dena untuk mengecek sekali lagi .
Dena pun dengan terpaksa menurut , sambil mengenggam erat tangan Ara , Dena pun menoleh . Kali ini ia benar - benar memperhatikan area sekitar gerbang dengan teliti dan perlahan , tapi lagi - lagi ia tak melihat apapun atau siapapun disana . Namun , entah kenapa tiba - tiba Dena merasa sekujur badannya merinding hebat .
" Demi apapun , aku nggak lihat apa - apa Ra , tapi aku sungguh merinding dan benar - benar takut sekali ." Kata Dena yang tanpa sadar air matanya mulai berjatuhan .
Dena begitu ketakutan . Bagaimana tidak takut , ini kali pertama Dena mengalami hal mistis di hidupnya . Dena tahu kalau Ara orang yang sangat sensitif akan hal - hal tak kasat mata , tapi baru kali ini ia membuktikannya sendiri , bukan lagi dari cerita orang lain . Ya karena Dena dan Ara beda kelas . Sehingga mereka bertemu dan akrab pun karena sama - sama mengikuti kegiatan OSIS .
Sekali lagi Ara menoleh ke arah gerbang , tapi ia masih mendapati sosok itu berdiri menghadapnya .
" Dia masih ada didepan sana , kalau kamu tidak melihatnya berarti itu bukan kakak alumni ." Kata Ara gemetar .
" Tolong hapus dulu air matamu , ayo kita masuk saja !" Ajak Ara kepada Dena .
Setelah menghapus air mata dan menarik nafas untuk menenangkan diri , akhirnya mereka membuka pintu .
Ara membiarkan Dena untuk masuk terlebih dahulu .
Sebelum Ara masuk , ia kembali menoleh ke arah gerbang , sungguh tidak di sangka sama sekali , sosok itu kembali tersenyum kepada Ara .
Dengan segera Ara memalingkan wajahnya dan segera masuk mengekor di belakang Dena .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
April Be Better
nanggung seru Thor... lanjuutt
2024-12-01
1