- Jaminan

Mentari pagi kembali menyapa Kota Bandung, namun suasana di rumah Pak Budi masih diliputi oleh kegelisahan. Pak Budi terlihat lebih murung dari biasanya. Ia duduk termenung di ruang tamu, tatapan matanya kosong. Ia terlihat sangat lelah dan putus asa. Ibu Ani mencoba mendekatinya, memberikan dukungan dan semangat. Namun, Pak Budi hanya diam, tidak merespon.

Lusi, yang memperhatikan orang tuanya dari kejauhan, merasa semakin khawatir. Ia tahu bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh ayahnya. Ia ingin berbicara dengan ayahnya, ingin tahu apa yang terjadi. Ia ingin membantu ayahnya mengatasi masalah ini.

Setelah sarapan, Lusi mencoba untuk berbicara dengan ayahnya. Ia mengajak ayahnya untuk berjalan-jalan di taman, berharap bisa berbicara dengan lebih nyaman.

"Pa, aku ingin bicara denganmu," kata Lusi, suaranya lembut. Ia duduk di samping ayahnya, mencoba untuk menenangkannya.

Pak Budi menghela napas panjang. Ia menatap Lusi dengan mata berkaca-kaca. "Sayang, aku… aku sedang mengalami kesulitan keuangan," katanya, suaranya terdengar lirih. Ia mencoba untuk menjelaskan situasinya, namun ia masih enggan untuk bercerita secara detail.

Lusi mendengarkan dengan sabar. Ia mencoba untuk menenangkan ayahnya. Ia mengatakan bahwa mereka akan menghadapi masalah ini bersama-sama. Ia memeluk ayahnya, memberikan dukungan dan semangat.

"Pa, ceritakan semuanya padaku. Aku ingin membantumu," kata Lusi, suaranya penuh keyakinan. Ia merasa harus lebih kuat untuk keluarganya.

Namun, Pak Budi tetap enggan untuk bercerita secara detail. Ia takut Lusi akan terlalu khawatir. Ia ingin melindungi putrinya dari beban dan kekhawatiran. Ia ingin tetap menjadi sosok ayah yang kuat dan tangguh di mata putrinya.

"Tidak apa-apa, sayang. Aku akan mengatasinya sendiri," kata Pak Budi, suaranya terdengar lemah. Ia mencoba untuk menyembunyikan keputusasaannya.

Lusi tidak menyerah. Ia merasa bahwa ia harus tahu apa yang terjadi. Ia ingin membantu ayahnya mengatasi masalah ini. Ia kembali ke kamarnya, mencari petunjuk tentang masalah keuangan keluarga.

Ia memeriksa dokumen-dokumen di meja kerja ayahnya, mencari laporan keuangan dan catatan transaksi. Ia menemukan beberapa dokumen yang mengindikasikan hutang yang besar kepada Rangga, perusahaan properti besar di Jakarta. Jumlah hutang tersebut sangat besar, melebihi kemampuan Pak Budi untuk melunasinya.

Lusi juga menemukan beberapa surat peringatan dari bank, yang mengindikasikan bahwa Pak Budi sedang mengalami kesulitan keuangan. Ia juga menemukan beberapa pesan singkat dari teman-teman Pak Budi, yang menolak untuk meminjamkan uang kepadanya.

Lusi merasa sangat terkejut dan khawatir. Ia tidak menyangka bahwa keluarganya sedang mengalami masalah keuangan yang begitu besar. Ia merasa harus membantu orang tuanya mengatasi masalah ini. Ia bertekad untuk mencari solusi, untuk menyelamatkan keluarganya dari kehancuran. Ia merasa harus lebih dewasa, lebih bertanggung jawab. Ia harus menjadi tulang punggung keluarganya.

Namun, di tengah tekadnya itu, rasa takut dan ketidakpastian mulai menggerogoti hatinya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia hanya bisa berdoa dan berharap yang terbaik. Ia harus menemukan cara untuk membantu ayahnya, untuk menyelamatkan keluarganya dari jurang kehancuran. Ia bertekad untuk tidak menyerah, untuk terus berjuang sampai akhir.

Mentari sore mulai tenggelam di ufuk barat, menorehkan warna jingga dan merah di langit Kota Bandung. Namun, kehangatan senja tak mampu menembus suasana mencekam yang menyelimuti rumah keluarga Lusi. Ketegangan telah mencapai puncaknya. Rangga, dengan wajah dingin dan tatapan tajamnya, telah tiba.

Mobil mewah hitam mengkilat berhenti di depan rumah sederhana keluarga Lusi. Dari dalam mobil, muncul sosok Rangga, berpakaian rapi dan berwibawa. Ia berjalan dengan langkah pasti menuju pintu rumah, tanpa menyapa siapa pun. Aura dingin dan tegasnya terasa begitu kuat, mengintimidasi siapa pun yang berada di dekatnya.

Pak Budi, yang sudah menunggu dengan perasaan cemas, menyambut Rangga di pintu. Wajahnya pucat pasi, keringat dingin membasahi dahinya. Ia terlihat sangat tegang. Ibu Ani dan Lusi berada di belakangnya, menatap Rangga dengan pandangan penuh kekhawatiran.

"Masuklah," kata Pak Budi, suaranya gemetar. Ia berusaha untuk tetap tenang, namun ia tidak bisa menyembunyikan kegugupannya.

Rangga masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia duduk di sofa ruang tamu, tatapannya tetap tajam dan dingin. Suasana di ruangan itu terasa begitu tegang, hanya terdengar suara detak jantung yang berdebar kencang.

Pak Budi mencoba untuk bernegosiasi dengan Rangga. Ia menjelaskan kembali situasinya, mencoba untuk memohon keringanan pembayaran. Ia menawarkan beberapa asetnya sebagai jaminan, namun Rangga menolak semua tawarannya.

"Saya tidak tertarik dengan aset Anda, Pak Budi," kata Rangga, suaranya dingin dan tegas. "Anda telah berhutang kepada saya selama berbulan-bulan. Anda telah menunda pembayaran berkali-kali. Saya tidak bisa lagi memberikan keringanan."

Pak Budi semakin putus asa. Ia memohon kepada Rangga untuk memberikan sedikit waktu lagi. Ia berjanji akan berusaha sekuat tenaga untuk melunasi hutangnya.

"Saya tidak punya waktu lagi, Pak Budi," kata Rangga, suaranya tanpa ampun. "Anda telah menghabiskan kesabaran saya. Anda tidak mampu membayar hutang Anda. Oleh karena itu, saya akan mengambil tindakan lain."

Rangga menatap Pak Budi dengan tatapan tajam. Ia menyatakan bahwa ia akan mengambil Lusi sebagai jaminan hutang. Kalimat itu seperti petir di siang bolong, menghantam keluarga Lusi dengan keras.

Ibu Ani menjerit, menangis histeris. Ia tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Ia memeluk Pak Budi, mencoba untuk menenangkannya. Lusi terpaku di tempat, matanya berkaca-kaca, tubuhnya gemetar hebat. Ia tidak menyangka bahwa ia akan menjadi korban dari hutang ayahnya.

Pak Budi mencoba untuk mencegah Rangga, namun ia tak berdaya. Rangga tetap bersikeras. Ia mengatakan bahwa ia tidak punya pilihan lain. Ia harus mengambil tindakan tegas.

Rangga mengeluarkan sebuah dokumen dari tasnya. Ia menyodorkan dokumen tersebut kepada Pak Budi. Dokumen tersebut adalah perjanjian yang menyatakan bahwa Lusi akan menjadi jaminan hutang. Pak Budi menolak untuk menandatanganinya, namun Rangga memaksanya. Ia mengancam akan mengambil tindakan hukum jika Pak Budi menolak.

Dengan tangan gemetar, Pak Budi menandatangani dokumen tersebut. Air matanya mengalir deras. Ia merasa sangat bersalah kepada keluarganya. Ia telah gagal melindungi mereka.

Lusi menangis tersedu-sedu. Ia merasa sangat shock dan terpukul. Ia tidak pernah menyangka bahwa ia akan menjadi korban dari hutang ayahnya. Ia merasa hidupnya telah hancur. Ia merasa tak berdaya, terjebak dalam situasi yang sangat mengerikan. Kehidupan yang tadinya terasa begitu indah dan penuh harapan, kini berubah menjadi gelap dan penuh keputusasaan.

Rangga meninggalkan rumah keluarga Lusi dengan wajah dingin dan tanpa ekspresi. Ia meninggalkan keluarga Lusi yang hancur dan terpukul.

Lusi, yang tak mampu menahan kesedihannya, menangis tersedu-sedu di pelukan ibunya. Kegelapan malam semakin terasa mencekam, mencerminkan keputusasaan yang menyelimuti keluarga kecil itu.

Episodes
1 - Bayang-Bayang Hutang
2 - Rahasia di Balik Senyum
3 - Penolakan demi Penolakan
4 - 24 Jam
5 - Jaminan
6 - Pilihan Sulit
7 - Permohonan yang Sia-Sia
8 - Pengorbanan
9 - Kemewahan yang Dingin
10 - Kebebasan Semu
11 - Sisi Lain Rangga
12 - Kisah Masa Lalu
13 - Perubahan Kecil
14 - Jarak yang Mencair
15 - Memecahkan Teka-Teki Angka
16 - Hati yang Terbuka
17 - Lebih Dekat Setelah Perdebatan
18 - Jarak dan Kedekatan
19 - Rencana yang Matang
20 - Restu Ibu
21 - Bulan Madu di Pulau Dewata
22 - Tingkah Lucu Pasangan Baru
23 - Operasi Rak Buku & Bencana Kue Ulang Tahun
24 - Kejutan Manis & Tes Kehamilan
25 Pengaturan di Rumah Pak Rangga
26 Episode 2: Keadaan yang Menyiksa
27 Episode 3: Interaksi dengan Pak Rangga
28 Episode 4: Lingkungan yang Mencekam
29 Episode 5: Menghadapi Konflik
30 Episode 6: Tugas yang Menantang
31 Episode 7: Proyek Penyelamat
32 Episode 8: Tanda-Tanda Perhatian
33 Episode 9: Membangun Kedekatan
34 Episode 10: Acara Perusahaan
35 Episode 11: Dukungan di Saat Sulit
36 Episode 12 : Menghadapi Perasaan
37 Episode 13: Terjebak dalam Situasi Mendesak
38 Episode 14: Pilihan yang Sulit
39 Episode 15: Persaingan yang Memanas
40 Episode 16: Kejutan Manis
41 Episode 5: Pembatasan Kebebasan
42 Episode 6: Hubungan yang Semakin Rumit
43 Episode 7: Rencana Pelarian yang Gagal
44 Episode 8: Penyelidikan Rahasia
45 Episode 9: Puncak Ketegangan
46 Episode 10: Pertaruhan Besar
47 Episode 11: Kondisi Rumah yang Mencekam
48 Episode 12: Pengawasan Ketat
49 Episode 13: Momen Rentan
50 Episode 14: Ketegangan Emosional dengan Pak Rangga
51 Episode 15: Menyembunyikan Kebenaran
52 Episode 16: Pertemuan Tak Terduga
53 Episode 17: Bingung antara Cinta dan Kebencian
54 Episode 18: Rencana Pelarian yang Gagal
55 Episode 19 : Kesepian yang Meningkat
56 Episode 20: Aliansi dengan Asisten
57 Episode 21: Penyelidikan Pribadi Pak Rangga:
58 Episode 22: Pertemuan dengan Pihak Berwenang:
59 Episode 23: Titik Balik dalam Hubungan dengan Pak Rangga:
60 Episode 24: Bersiap untuk Mempermainkan Pak Rangga
61 Episode 25: Keputusan yang Menyakitkan:
62 Episode 26: Tantangan yang Tidak Terduga
63 Episode 27: Konflik Batinnya Semakin Dalam
64 Episode 28: Perkembangan Bisnis yang Rumit
65 Episode 29 : Kesempatan yang Terbuka Lebar
66 Episode 30: Tantangan Moralis dan Etis
67 Episode 31: Pak Rangga Menyadari Perubahan
68 Episode 32: Penyelidikan yang Mendalam:
69 Episode 33: Pak Rangga Menguji Loyalitas Felicia:
70 Episode 34: Pak Rangga Terus Mempengaruhi:
71 Episode 35: Membongkar Sistem yang Lebih Besar
72 Episode 40: Pertaruhan Nyawa
73 Episode 37: Konfrontasi dengan Pak Rangga:
74 Episode 38: Penyusupan yang Berisiko:
75 Episode 39: Cahaya Kebenaran:
76 Episode 40: Pak Rangga Mengungkapkan Motifnya
77 Episode 41: Menghadapi Keputusan Hidup atau Mati
78 Episode 42: Kekosongan yang Terungkap:
79 Episode 43' Bingung Antara Balas Dendam dan Cinta
Episodes

Updated 79 Episodes

1
- Bayang-Bayang Hutang
2
- Rahasia di Balik Senyum
3
- Penolakan demi Penolakan
4
- 24 Jam
5
- Jaminan
6
- Pilihan Sulit
7
- Permohonan yang Sia-Sia
8
- Pengorbanan
9
- Kemewahan yang Dingin
10
- Kebebasan Semu
11
- Sisi Lain Rangga
12
- Kisah Masa Lalu
13
- Perubahan Kecil
14
- Jarak yang Mencair
15
- Memecahkan Teka-Teki Angka
16
- Hati yang Terbuka
17
- Lebih Dekat Setelah Perdebatan
18
- Jarak dan Kedekatan
19
- Rencana yang Matang
20
- Restu Ibu
21
- Bulan Madu di Pulau Dewata
22
- Tingkah Lucu Pasangan Baru
23
- Operasi Rak Buku & Bencana Kue Ulang Tahun
24
- Kejutan Manis & Tes Kehamilan
25
Pengaturan di Rumah Pak Rangga
26
Episode 2: Keadaan yang Menyiksa
27
Episode 3: Interaksi dengan Pak Rangga
28
Episode 4: Lingkungan yang Mencekam
29
Episode 5: Menghadapi Konflik
30
Episode 6: Tugas yang Menantang
31
Episode 7: Proyek Penyelamat
32
Episode 8: Tanda-Tanda Perhatian
33
Episode 9: Membangun Kedekatan
34
Episode 10: Acara Perusahaan
35
Episode 11: Dukungan di Saat Sulit
36
Episode 12 : Menghadapi Perasaan
37
Episode 13: Terjebak dalam Situasi Mendesak
38
Episode 14: Pilihan yang Sulit
39
Episode 15: Persaingan yang Memanas
40
Episode 16: Kejutan Manis
41
Episode 5: Pembatasan Kebebasan
42
Episode 6: Hubungan yang Semakin Rumit
43
Episode 7: Rencana Pelarian yang Gagal
44
Episode 8: Penyelidikan Rahasia
45
Episode 9: Puncak Ketegangan
46
Episode 10: Pertaruhan Besar
47
Episode 11: Kondisi Rumah yang Mencekam
48
Episode 12: Pengawasan Ketat
49
Episode 13: Momen Rentan
50
Episode 14: Ketegangan Emosional dengan Pak Rangga
51
Episode 15: Menyembunyikan Kebenaran
52
Episode 16: Pertemuan Tak Terduga
53
Episode 17: Bingung antara Cinta dan Kebencian
54
Episode 18: Rencana Pelarian yang Gagal
55
Episode 19 : Kesepian yang Meningkat
56
Episode 20: Aliansi dengan Asisten
57
Episode 21: Penyelidikan Pribadi Pak Rangga:
58
Episode 22: Pertemuan dengan Pihak Berwenang:
59
Episode 23: Titik Balik dalam Hubungan dengan Pak Rangga:
60
Episode 24: Bersiap untuk Mempermainkan Pak Rangga
61
Episode 25: Keputusan yang Menyakitkan:
62
Episode 26: Tantangan yang Tidak Terduga
63
Episode 27: Konflik Batinnya Semakin Dalam
64
Episode 28: Perkembangan Bisnis yang Rumit
65
Episode 29 : Kesempatan yang Terbuka Lebar
66
Episode 30: Tantangan Moralis dan Etis
67
Episode 31: Pak Rangga Menyadari Perubahan
68
Episode 32: Penyelidikan yang Mendalam:
69
Episode 33: Pak Rangga Menguji Loyalitas Felicia:
70
Episode 34: Pak Rangga Terus Mempengaruhi:
71
Episode 35: Membongkar Sistem yang Lebih Besar
72
Episode 40: Pertaruhan Nyawa
73
Episode 37: Konfrontasi dengan Pak Rangga:
74
Episode 38: Penyusupan yang Berisiko:
75
Episode 39: Cahaya Kebenaran:
76
Episode 40: Pak Rangga Mengungkapkan Motifnya
77
Episode 41: Menghadapi Keputusan Hidup atau Mati
78
Episode 42: Kekosongan yang Terungkap:
79
Episode 43' Bingung Antara Balas Dendam dan Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!