Salah Sasarn

"Mily, maaf, ya, soal kemarin malam," ucap Carmen yang mendekat bersana Nani.

"Iya, Mily. Maaf, ya. Aku sama Carmen kelewatan banget, ya, kemaren," sesal Nani ikut membujuk Emily yang sudah berada di dalam kelasnya.

"Kalian memang kelewatan." Walau ucapannya bernada kesal, tapi Carmen dan Nani tau kalo Emily sudah memaafkan mereka.

Mereka pun seperti anak kecil yang kegirangan setelah mendapat permen coklat dari maminya, spontan duduk di kiri kanan Emily.

"Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas tingkah gila kita, bagaimana kalo abis kuliah kita ke salon eksklusif? Aku punya member vip," tawar Carmen merayu.

"Ya, oke."

"Miilyyyyy....." Keduanya langsung memeluk Emily dengan perasaan bahagia. Bodoh amat dengan perhatian teman teman mereka yang lain yang tertuju pada mereka.

Emily tersenyum. Dengan dua temannya dia merasakan kehangatan yang ngga pernah dia dapatkan di rumah.

Segila.apa pun kedua temannya, Emily merasa merekalah keluarganya, di tengah tengah keramaian yang sama sekali ngga mempedulikannya.

*

*

*

Baru saja selesai melakukan perawatan komplit di salon, papanya memintanya datang ke perusahaannya

"Bukannya harusnya besok, ya?" gumam Emily sambil menyimpan ponselnya.

"Ayo, kita makan besar. Nani mau live nih," ajak Carmen.

Nani juga berjalan di dekat Carmen menghampiri Emily yang masih saja menatap ponselnya.

"Kenapa?" tanya Carmen heran.

"Papa meminta aku menemuinya di perusahaannya."

"Yaaa..... Jadi ngga ikut, dong." Wajah Nani tampak kecewa. Padahal sudah lama mereka ngga live bertiga.

"Mau gimana lagi. Bos besar memanggil," ucap Carmen memaklumi.

"Ya okelah, mau gimana lagi," ucap Nani berusaha ngga nampak kecewa.

"Kapan kapan, ya," lanjutnya sedikit menuntut.

"Iya." Senyum Emily merasa bersalah. Dia sudah mengirimkan lokasinya pada Om Wira yang akan menjemputnya.

"Dijemput Om.Wira atau aku antar?" tanya Carmen. Sudah kebiasaannya membawa mobil kemana mana. Nani biasa nebeng Carmen. Hanya kalo mobil Carmen lagi perawatan aja baru Nani akan membawa mobilnya.

Emily juga punya mobil, hadiah papanya. Diganti model tiap tahun, sama seperti Nagita.

Tapi dia lebih suka diantar jemput Pak Wira aja. Macetnya jalanan ibu kota membuatnya lebih suka naek motor vespanya. Sayangnya papanya ngga membolehkannya mengendarainya ke kampus.

Mereka pun berpisah ketika Pak Wira menjemputnya.

"Papa anda masih meeting, nona. Anda tunggu aja di ruangan beliau."

"Siap, om."

Emily diantar hingga pintu masuk perusahaan.

"Makasih, Om," ucapnya saat akan keluar dari mobil.

"Hati hati, nona," ucap Om Wira penuh perhatian.

"Ya, om." Senyum Emily sebelum beranjak pergi.

Mbak mbak dan mas mas pegawai papanya yang dia temui melemparkan senyum manis padanya.

Tapi Emily tau kalo itu hanya kemunafikan mereka saja. Emily pernah mendengar mereka menggunjingkannya.

"Sebentar lagi papa nona akan selesai meeting," ucap salah seorang padanya

"Thank's," ucapnya sambil berlalu pergi.

Dia malas berbasa basi lagi pada orang orang yang sering menggosipkannya.

Dia pun bergegas memasuki lift CEO. Papanya meeting di ruangan yang satu lantai dengan ruangannya.

Tapi begitu keluar dari lift dia terpaku sesaat melihat laki laki kurang ajar yang juga melangkah keluar dari dalam ruang meeting.

Dengan emosi yang meledak di dalam dadanya, Emily melangkahkan kakinya cepat cepat ke arah Dewa.

PLAK

Laki laki kurang ajar itu menatap kaget bercampur kesal pada perempuan muda yang tiba tiba menamparnya dengan sangat keras.

"Dasar laki laki genit! Mata keranjang!" makinya sebelum pergi.

Emily ngga peduli dengan tatapan para staf dan beberapa orang yang baru keluar dari ruangan meeting, yang juga sangat terkejut dengan perbuatannya.

Terutama laki laki kurang ajar itu.

Emily merasa lebih baik masuk ke ruangan papanya saja, menunggunya di sana.

Kelamaan melihat laki laki itu, takutnya dia akan semakin brutal menghajarnya.

*

*

*

Laki.laki.yang ditempar ternyata Dewa, masih ingat dengan ekspresi penuh benci perempuan tadi padanya.

Dia yang buru buru keluar dari ruang meeting duluan malah dihadiahi tamparan keras dan tatapan garang dari perempuan iti.

Dewa sempat melongo mendengar makian itu. Beberapa.staf dan rekan meeting nya pun terpaku melihatnya.

Kecuali Sean dan Dewa yang masih mematung di depan pintu keluar ruang meeting.

"Ngapain dia ada di sini?" tanya Deva sambil melihat ke arah Sean.

"Harusnya kamu, kan, yang dia tampar," tukas Sean tanpa menjawab pertanyaan Dewa.

Dan keduanya langsung membeku ketika tatapan Dewa mengarah padanya. Khususnya pada Dewa dengan sangat tajam.

Dewa sadar, perempuan itu sama seperti perempuan lainnya yang salah mengiranya adalah Deva.

Tapi ini adalah respon paling frontal yang dia terima. Biasanya perempuan perempuan itu malah sering malu malu jika bertemu dengannya. Beda dengan yang ini.

Apa.yang sudah Deva lakukan padanya!

Tanpa mengatakan apa pun lagi Dewa segera melangkah pergi.

Hari ini benar benar memalukan!

"Gimana ini?" tanya Deva sambil menatap Sean, minta pertolongan.

"Ada apa, Sean, Deva?"

Juhandono yang baru saja keluar, menghentikan langkahnya dan menatap keduanya yang tampak kebingungan.

Juga dia mendengar kasak kusuk beberapa staf dan peserta meeting.

"Ngga apa apa, Om. Emm....., kita pergi dulu, ya, Om," pamit Sean sopan.

"Ya udah, hati hati."

"Ya, om," sahut Deva. Sebenarnya di hatinya diliputi banyak pertanyaan, tentang gadis yang menampar Dewa.

Mengapa dia berada di sini?

Tapi semua pertanyaannya harus diredam karena saat di parkiran, mereka bertemu Dewa. Kembarannya itu ternyata menunggunya.

"Kamu menidurinya, hah?" Kesabaran Dewa menipis. Harusnya tadi dia buru buru pergi ke perusahaannya karena daddy mengajaknya meeting.

Tapi hal mengesalkan dan membuat dia malu tadi, membuat nya enggan untuk menemui daddynya.

"Ya, enggaklah," bantah Deva membela diri. Serem juga melihat Dewa bisa marah. Biasanya kembarannya sangat sabar dan tenang.

Nyali Sean juga agak menciut. Ngga nyangka Dewa bakal semurka ini

"Laen kali kalo mau bertingkah aneh aneh, kasih tau kamu punya kembaran, An-jiiirrr!" geram Dewa sambil membuka pintu mobil dan menutupnya dengan bantingan kasar.

BRAKK!

Deva dan Sean sampai berjengkit.

Kemudian mobil Dewa meluncur pergi meninggalkan Deva dan Sean yang masih shock dengan suara bantingan pintu yang dilakukan Dewa tadi.

"Tamparannya pasti sangat keras," ucap Sean setelah kekagetannya mereda. Cap lima jari perempuan itu tercetak jelas di pipi Dewa .

"Iya. Pasti rasanya panas banget," sahut Deva seolah dapat merasakan apa yang dirasakan Dewa.

"Selain itu dia pasti malu banget," tambah Sean.

"Kaget dan malu akibat perbuatan seseorang," lanjut Sean lagi menyindir.

Keduanya masih berdiri memandang mobil Dewa sampai menghilang.

"Aku, kan, ngga nyangka sampai begini akibatnya," bela Deva.

"Kamu kapan pernah mikir..... Kamu enak enak bisa mencium.gadis itu, tapi Dewa yang digampar," sarkas Sean.

Untung ngga punya kembaran, batinnya lega.

"Apa gadis itu ngga suka ciumanku?"

Baru kali ini ada yang mempermasalahkan ciumannya. Selama ini para perempuannya senang senang saja. Malah banyak yang ketagihan, batin Deva membela dirinya.

"Tau, ah, Dev. Gelap," ujar Sean sambil berjalan menuju ke mobilnya.

"Hei, tunggu Sean. Antarkan aku ke perusahaan daddy," seru Deva sambil mengejar Sean.

"Yaa....."

Terpopuler

Comments

vj'z tri

vj'z tri

🤣🤣🤣🤣🤣 orang Indonesia memang selalu untung ya Thor 😁 untung yang di tampar dewa tar kan jodoh ma dewa 🤣🤣🤣🤣🤣

2024-11-08

3

Deandra Putri

Deandra Putri

tuh kan murka dewa nya..Deva sih, nakal..
mana dikantor lagi gamparnya, kan byk yg liat..🥴🥴malu sampe ketulang kan.

2024-11-08

1

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Aduh kasihan Dewa kena cap lima jari gara2 Deva
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih Iklan

2024-11-08

1

lihat semua
Episodes
1 21 Tahun Yang Lalu
2 Nasib empat jomblo
3 Ke Club
4 Aib yang ditanggung Emiliy
5 Salah Sasarn
6 Di kantor papa
7 Menyebalkan
8 Tebakan Nathan
9 Harus ikut
10 cerita Nagita dan si bule kismin
11 cerita nagita dan bule kismin part 2
12 Diantar pulang
13 Dijodohkan
14 Masih menebak
15 Masih dibahas
16 Sudah terbalaskan
17 Setelah ditampar
18 Calon menantu yang disukai
19 Keinginan mami Dewa Dewa
20 Salah paham?
21 Korban salah paham
22 Korban salah paham part 2
23 Sate lontong
24 Aksi korban salah paham
25 Mulai curiga
26 Satu hari sebelum bertemu
27 Ketahuan?
28 Berdua Dewa
29 Signal bahaya
30 Siap dijodohkan
31 Marah
32 Marah part dua
33 Wajib datang bareng?
34 Kehujanan
35 Otw ke rumah Emily
36 Deg degan
37 Deg degan part 2
38 Lamaran
39 Jodoh Nagita
40 Jadi bahan gibah
41 Niat jahat Nirma
42 Manis
43 Masih kisah yang manis
44 Alur jodoh Emily dan Nagita
45 Selalu diganggu
46 Intimate wedding
47 Menjaga calon istri
48 Eksekusi
49 Setelah eksekusi
50 Alasan terlambat
51 Pembalasan
52 Otewe jodoh Nagita
53 Pamit
54 Ketahuan?
55 Canggung
56 pertemuqn yang ngga menyenangkan
57 Bertemu calon besan
58 Kenyataan yang terbuka satu persatu
59 Penyebab sakit mama Nagita
60 Karma buruk Mama Nagita
61 Dibalas dengan indah
62 Semakin mesra
63 Hampir selesai
64 Yang lagi romantis
65 Agni dan Cleora membalas lagi
66 Ex Part
Episodes

Updated 66 Episodes

1
21 Tahun Yang Lalu
2
Nasib empat jomblo
3
Ke Club
4
Aib yang ditanggung Emiliy
5
Salah Sasarn
6
Di kantor papa
7
Menyebalkan
8
Tebakan Nathan
9
Harus ikut
10
cerita Nagita dan si bule kismin
11
cerita nagita dan bule kismin part 2
12
Diantar pulang
13
Dijodohkan
14
Masih menebak
15
Masih dibahas
16
Sudah terbalaskan
17
Setelah ditampar
18
Calon menantu yang disukai
19
Keinginan mami Dewa Dewa
20
Salah paham?
21
Korban salah paham
22
Korban salah paham part 2
23
Sate lontong
24
Aksi korban salah paham
25
Mulai curiga
26
Satu hari sebelum bertemu
27
Ketahuan?
28
Berdua Dewa
29
Signal bahaya
30
Siap dijodohkan
31
Marah
32
Marah part dua
33
Wajib datang bareng?
34
Kehujanan
35
Otw ke rumah Emily
36
Deg degan
37
Deg degan part 2
38
Lamaran
39
Jodoh Nagita
40
Jadi bahan gibah
41
Niat jahat Nirma
42
Manis
43
Masih kisah yang manis
44
Alur jodoh Emily dan Nagita
45
Selalu diganggu
46
Intimate wedding
47
Menjaga calon istri
48
Eksekusi
49
Setelah eksekusi
50
Alasan terlambat
51
Pembalasan
52
Otewe jodoh Nagita
53
Pamit
54
Ketahuan?
55
Canggung
56
pertemuqn yang ngga menyenangkan
57
Bertemu calon besan
58
Kenyataan yang terbuka satu persatu
59
Penyebab sakit mama Nagita
60
Karma buruk Mama Nagita
61
Dibalas dengan indah
62
Semakin mesra
63
Hampir selesai
64
Yang lagi romantis
65
Agni dan Cleora membalas lagi
66
Ex Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!