Pangeran Tampan Itu Dari Dunia Lain
Ayla tidak pernah menyangka bahwa hidupnya akan berubah karena sebuah kalung tua yang dilihatnya di etalase toko barang antik di ujung kota. Kalung itu berpendar samar, seolah memancarkan sinar dari dalam. Mata Ayla tertarik pada kilauannya, dan tanpa sadar ia merapatkan tubuhnya ke kaca etalase, tangannya terulur dengan jari-jari menyentuh permukaan kaca yang dingin.
Sebuah sensasi aneh merambati tangannya, membuat jantungnya berdetak lebih cepat. "Aneh sekali… kenapa aku begitu tertarik dengan kalung ini?" gumamnya, setengah berbisik. Karyawati toko itu, seorang wanita tua dengan rambut yang memutih sempurna, mengangguk sambil tersenyum misterius.
“Kalung ini bukan barang sembarangan, Nak. Mereka bilang, kalung ini hanya memilih pemiliknya,” kata wanita itu dengan suara serak.
Ayla mengernyit bingung, namun ia merasa semakin tertarik. Ia tidak memikirkan lagi harga atau nilai kalung tersebut—rasanya, kalung itu harus dimilikinya, seperti sesuatu yang sudah lama hilang dan kini menunggu untuk ditemukan kembali. Tanpa pikir panjang, Ayla merogoh kantongnya dan menyerahkan uang kepada wanita tua itu, yang hanya tersenyum lebih lebar, seolah tahu sesuatu yang Ayla tidak tahu.
Di Rumah
Setibanya di rumah, Ayla langsung masuk ke kamarnya dan mengeluarkan kalung itu dari kantung kecilnya. Begitu disentuhnya, hawa aneh seolah melingkupinya. Ada getaran halus, seperti napas yang berhembus perlahan dari kalung tersebut. Dengan tangan gemetar, ia mengenakannya di leher.
Sejurus kemudian, rasa kantuk yang luar biasa menyerangnya. Matanya mulai berat, dan Ayla menyerah pada dorongan itu. Ia terbaring di tempat tidurnya, membiarkan dirinya tertidur dengan kalung yang menggantung di lehernya.
Mimpi Aneh
Dalam tidurnya, Ayla terbawa ke sebuah dunia yang terasa nyata. Ia berdiri di tengah hamparan padang rumput yang dikelilingi oleh pepohonan tinggi dengan dedaunan berwarna ungu. Langit di atasnya berwarna biru gelap, dihiasi bintang-bintang yang berkedip terang. Di tengah keheningan, Ayla merasakan kehadiran seseorang di belakangnya.
Saat ia berbalik, seorang pria tampan berdiri di depannya. Mata pria itu kelam, penuh misteri, namun juga memancarkan kehangatan yang membuat jantung Ayla berdegup kencang. Pria itu mengenakan pakaian dari kain tebal dan berwarna gelap, tampak seperti seorang bangsawan dari zaman lain.
“Ayla…” suara pria itu bergema lembut, tetapi terasa kuat, seolah ia memanggilnya dari jarak yang sangat jauh.
“Siapa… siapa kau?” tanya Ayla, namun suaranya terdengar seperti bisikan yang hampir tak terdengar.
Pria itu tersenyum kecil. “Namaku Kael. Kau… kau adalah orang yang telah lama kucari.”
Sebelum Ayla bisa bertanya lebih jauh, sosok pria itu menghilang bersama seluruh pemandangan di sekitarnya. Seketika, Ayla terbangun dengan jantung berdetak cepat. Butuh beberapa detik sebelum ia menyadari bahwa dirinya kembali di kamarnya, tetapi napasnya tersengal-sengal, dan keringat dingin mengalir di dahinya.
Ia menyentuh kalung di lehernya, merasakan hawa aneh itu kembali, seperti detak jantung yang menyatu dengan jantungnya. Nama pria itu terngiang di pikirannya. "Kael…" bisiknya.
Ayla duduk di tepi tempat tidurnya, pandangannya terpaku pada cermin di depannya. Ia melihat bayangan dirinya dengan kalung itu, tetapi ada sesuatu yang berbeda. Seolah-olah, ia bukan lagi Ayla yang biasa. Ada sesuatu di dalam dirinya yang telah berubah sejak pertemuan singkat dalam mimpi tadi.
Ayla duduk termenung di pinggir tempat tidurnya, jari-jarinya masih menyentuh permukaan kalung itu. Ada sesuatu yang aneh dalam dirinya, seperti ada suara kecil yang terus berbisik, memanggilnya kembali ke tempat itu—tempat yang hanya ada dalam mimpinya. Namun, semakin lama ia mengingat mimpi tersebut, semakin nyata rasanya, seakan pria bernama Kael itu benar-benar hadir dan menatapnya.
Ayla mendesah pelan, memandang ke arah jendela kamarnya. Hujan turun gerimis di luar sana, menyisakan jejak bulir-bulir air di kaca jendela. Suara rintik hujan biasanya membuatnya tenang, tetapi malam ini berbeda. Ada perasaan gelisah yang merambati hatinya, perasaan yang bercampur dengan ketakjuban dan keinginan untuk mencari tahu lebih jauh tentang pria misterius yang muncul dalam mimpinya.
Sebuah kilatan ingatan muncul di benaknya—kata-kata wanita tua di toko barang antik itu. “Kalung ini bukan barang sembarangan. Mereka bilang, kalung ini hanya memilih pemiliknya.” Ayla mencoba mengabaikan rasa takut yang menyusup di hatinya. Namun, apa maksud dari kalimat itu? Kenapa rasanya kalung ini membawa kehadiran sesuatu yang asing dan tak terjelaskan?
Tiba-tiba, sebuah suara pelan terdengar di telinganya. Suara yang seolah berbisik di antara rintik hujan.
“Kembali padaku, Ayla…”
Ayla terlonjak dan memandang sekeliling kamarnya, namun tak ada siapa pun di sana. Hanya dirinya sendiri dan bayangan samar di cermin yang memandangnya dengan ekspresi kebingungan. Ia merasakan bulu kuduknya berdiri, tetapi alih-alih ketakutan, perasaan penasaran semakin kuat dalam hatinya. Nama pria itu, Kael, terngiang lagi dalam pikirannya.
Dia menggelengkan kepalanya, mencoba menenangkan diri. Mungkin ini hanya lelah, pikirnya. Tetapi jauh di dalam hatinya, Ayla tahu ini lebih dari sekadar mimpi aneh. Kalung itu telah membawanya ke sebuah dunia yang hanya bisa ia lihat dalam tidur, tetapi entah mengapa, ia merasa bahwa dunia itu benar-benar nyata, dan pria itu… pria itu menunggunya.
Ayla menatap kalung di lehernya sekali lagi, seakan berharap menemukan jawabannya di sana. Ada sesuatu yang terus-menerus menariknya pada benda itu, seolah berbisik kepadanya, mengajaknya ke suatu tempat yang tak bisa ia bayangkan. Jari-jarinya tanpa sadar meraba permata di tengah kalung tersebut, dan saat ia menekan permukaan dinginnya, tiba-tiba cahaya terang menyilaukan memancar dari permata itu.
Cahaya tersebut membesar, menyelimuti seluruh kamarnya dalam sekejap. Ayla merasa dirinya melayang, seakan tertarik ke dalam pusaran cahaya yang memancar dari kalung itu. Dia ingin berteriak, namun suara tak keluar dari tenggorokannya. Hanya detak jantungnya yang kian berdebar keras, bercampur dengan ketakutan dan rasa penasaran yang semakin besar.
Saat matanya terbuka lagi, Ayla berdiri di sebuah tempat yang sangat asing namun memikat. Langit di atasnya bukanlah langit malam biasa; warna biru tua bercampur dengan semburat ungu, dan bintang-bintang tampak lebih terang serta dekat seakan bisa diraih dengan tangan. Di sekelilingnya, pepohonan tinggi menjulang dengan daun-daun berkilauan seperti kristal yang memantulkan cahaya. Hamparan padang rumput di depannya terbentang sejauh mata memandang, diselimuti kabut tipis yang memunculkan nuansa magis.
"Aku… di mana ini?" bisik Ayla, suaranya menggema pelan di tengah keheningan.
Ia melangkah maju, merasakan tanah yang lembut di bawah kakinya. Setiap langkah yang ia ambil, dunia ini seolah berdenyut, hidup, seakan merespons keberadaannya. Ayla mengedarkan pandangan, mencari-cari sesuatu yang terasa familiar, dan kemudian ia melihatnya—pria dari mimpinya, Kael, berdiri di tengah padang rumput itu, menatapnya dengan mata kelam yang penuh kehangatan sekaligus ketegasan.
Kael melangkah mendekatinya, bibirnya melengkung dalam senyum tipis yang lembut namun misterius. "Akhirnya, kau datang, Ayla."
Ayla terdiam, terpaku oleh tatapan mata Kael yang dalam dan menenangkan. Ada sesuatu dalam dirinya yang terasa terhubung dengan pria ini, seolah-olah ia telah mengenalnya sejak lama meski baru kali ini bertemu.
“Apa… apa yang terjadi? Bagaimana aku bisa ada di sini?” tanya Ayla, bingung dan takut, namun juga tak bisa mengalihkan pandangannya dari Kael.
Kael mendekat, lalu mengulurkan tangannya. "Kau berada di tempat yang sudah lama menunggumu, Ayla. Dunia ini adalah dunia kami… dan takdirmu kini terikat di sini."
Ayla menatap tangan Kael yang terulur, dan meski hatinya penuh dengan ragu, ia merasa yakin untuk menerimanya. Saat ia menyentuh tangan Kael, sebuah rasa hangat menyelimutinya, dan perlahan-lahan, ia menyadari bahwa hidupnya takkan pernah sama lagi. Ayla kini telah melangkah ke dunia lain, dunia Kael, dunia yang penuh dengan keajaiban dan misteri yang baru saja mulai terungkap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments