"Hallo Cha kamu dimana?" tanya Doni.
"Sudah dirumah memangnya kenapa! Tumben telpon..Kayaknya ada bau-bau "kepo".
Timpal Cacha.
Doni tertawa. "Tau aja lu.. Ia kepo sih. Omong-omong, itu klien yang kamu bilang "macan" memangnya beneran single?"
"Wah-wah.. memang nih orang. Pantang lihat yang indah-indah." Timpal Cacha.
"Ayolah Cha.. Aku hanya ingin tau saja tidak macam-macam." Doni memaksa.
"Oke-oke.. Tapi ingat ya Don. Jangan macam-macam beliau itu orang baik-baik, kamu jangan berharap yang lain. Memangnya apa yang ingin kau tanya dengan ingin tau saja itu?"
"Banyak.. Semua tentang dia."
"Yang aku tau. Dia itu janda, punya anak tiga yang semuanya sudah sukses. Terus dia juga wanita karir sih. Eemm.. Apalagi ya.. Maaf ya Doni aku juga tidak tau banyak sekali. Yang aku tau itu saja. Tunggu.. Aku heran sama kamu. Kok tiba-tiba tanya-tanya soal dia?"
POV : Cacha
Ia adalah teman kerja Doni. Ia tau banyak hal tentang Doni. Mereka sebenarnya teman lama saat masih di bangku kuliah tapi beda jurusan. Bertemu juga tidak sengaja saat Cacha mengikuti kelas Yoga di tempat Fitness. Ia mengetahui jika Doni suka gonta-ganti pacar. Tapi juga ia tau tidak sepenuhnya ia suka, bahkan ia juga pernah menegur akan hal yang dilakukan Doni ini. Tapi apa daya.. Doni tetap dengan sampingannya itu.
"Hem.. Yakinlah Cha aku cuma mau tau dia saja. Dan tidak akan macam-macam."
"Ya sudah kalau begitu. Tapi ingat ya Doni jangan macam-macam kamu"
"Iya.. Iya.." Doni meyakinkan.
Dan keduanya menutup telponnya. Tampak dari Doni tersenyum sumringah. Karena apa yang ia inginkan untuk tau tentang target sekarangnya ini membuatnya menantang. Anita bukan tipe wanita yang mudah percaya dengan laki-laki. Apalagi ia pernah disakiti oleh suaminya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Itu yang membuat ia tidak mudah percaya lagi. Yang sampai pada saat ini juga ia tidak menikah lagi. Dulu.. anak-anaknya sempat memberikan kesempatan kepadanya untuk menikah lagi, beralasan agar ia tidak kesepian. Tapi ia tetap tidak mau.
...****************...
"Ting..Ting.. Ting..."
Malam ini Doni menghampiri Jaslyn. Pria itu datang ketika ia menginginkan suatu dari Jaslyn. Tentunya keinginan apa saja untuk dirinya. Dan yang disayangkan Jaslyn selalu memberi.
Jaslyn membukakan pintu. "Hai sayang.."
Kecintaannya terhadap Doni membuat ia selalu lupa bahwa dirinya sudah wanita yang lebih dewasa. Bucin.. tentunya seperti itu. Ia sudah memiliki anak bersama suaminya. Anak gadis semata wayangnya yang sudah berumur lima belas tahun. Yang Sekang tinggal bersama suaminya.
Perkenalannya saat pertama kali dengan Doni, adalah saat itu berawal dari arisan berondong yang di saat itu, ia yang memenangkan arisanya. Selain uang puluhan juta juga dapat enaknya.. Yang tak lain tentunya berondong dong!
Tanpa disadari ternyata dia jatuh cinta pada pria muda itu hingga sampai sekarang.
"Hai." Sahut Doni.
"Kamu nginap?" tanya Jaslyn.
Doni mengangguk.
"Berapa hari?" tanya Jaslyn lagi.
"Belum tau. Soalnya aku nanti tidak enak. Karena pasti anak perempuanmu datang dan aku tidak mau kamu bertengkar dengannya gara-gara aku." bujuk Doni.
"Itu bisa diatur. Lagian dia lagi sama Papanya. Aku tidak mempersalahkannya." ujarnya.
"Ia tapi aku tidak enak sayang. Jika ia datang aku tidak bisa memelukmu seperti sekarang.. kamu mengertikan." bujuk Doni lagi.
"Baiklah." ia mengalah.
Doni mencium bibir Jaslyn agar tidak cemberut. Tapi ciuman itu bertaut. Terlena. Kalau sudah seperti itu pasti keduanya menginginkan lebih.
Jelas saja Doni memulai duluan. Ya.. Laki-laki normal mana yang jika sudah dimulai dengan cumbuan panas tidak terlena. Hingga keduanya tak sadarkan diri, jika keduanya sudah tanpa busana.
Dan.. Sesuatulah terjadi. Hasrat yang sama-sama menggebu untuk saling memuaskan.
Hingga akhirnya..
"Sayang.. Aku ada mau yang aku tunjukkan ke kamu." Jaslyn mengambil kotak, sepertinya kotak jam tangan. Yang baru ia beli untuk diberikan dengan Doni.
"Apa itu?" tanya pura-pura Doni.
"Taaa..rraaa.. Yang kamu idam-idamkan. Ini buat kamu sayang."
Doni tersenyum. Jam tangan brand ternama. "Wah.. Terima kasih banyak sayangku. Kamu tau banget yang aku mau."
"Pastinya.. Yang penting awas aja kalau kamu berpaling dari aku. Awas saja coba-coba ya. Kamu kan tau aku sudah berkorban banyak untuk kita bisa bersama. Kalau kamu tidak menghargai aku.. Awas saja. Aku buat perhitungan nantinya." ketusnya.
"lhh galaknya." Ucap Doni sambil memegang dagu Jaslyn dan mencium keningnya.
Tak lama Jaslyn tertidur. Ia melirik Jaslyn yang tertidur pulas, memastikan sudah benar-benar tidur. Ia memikirkan bagaimana bisa mengelabuhi Jaslyn agak ia bisa berdekatan dengan Anita. Wanita yang baru ia kenal. Ia pun menggapai ponselnya dan mencari nomor telepon Anita.
"Sedang apa dia.." gumamnya dalam hati.
Sepertinya ia sudah mulai suka dengan Anita. Bagaimana tidak. Anita, wanita yang sudah berumur lima puluh tujuh tahun itu terlihat masih energik dan cantik. Langsing. Tinggi. Berpenampilan menarik. Wanita yang masih berkarir dan kaya. Bukan berarti Jaslyn tidak juga kalah cantik dan kaya.
Anita seperti sudah mulai membuat hatinya bergejolak. Seketika rasa ingin memiliki itu hadir.
...****************...
Hari ini jadwal Anita tidak ada. Doni menunggu kedatangan tapi sayang ia salah jadwal. Doni yang melihat Cacha yang sedang melatih kliennya yang lain, ia pun menghampirinya.
"Cacha.." sapa Doni.
"Hem.." jawabnya.
"Sebentar.. Bentar banget!" bujuknya.
"Oke kita istirahat lima belas menit." ujar Cacha kepada yang di dampinginya.
Doni tersenyum.
"Ikhh... Tidak usah sok manis begitu kamu. Ada apa lagi Doni..? Nada menggoda.
"Eemm.. Dia hari ini tidak datang?"
"Siapa?"
"Macan."
Cacha melongo. Kemudian tersenyum miring. "Cciik.. Ya ampun, jadi kamu nyari Bu Anita?"
Doni mengaguk "Iya."
"Enggak datang dia. Hari ini Bu Anita gak ada kelas. Dua hari lagi baru ada. Itu juga dia info dulu. Biasa orang sibuk. Kenapa... Ayo.. Kamu ketahuan. Suka ya..!"
Doni terdiam.
Cacha menarik nafas. Melirik Doni. "Begini Don.. Please!! Kamu mau kapan sih mau berubahnya. Sudah dong.. Memangnya kamu gak cukup Jaslyn?."
"Cha.. Aku gak bisa lama-lama sama dia. Karena dia masih belum selesai sama mantan suaminya. Aku akui, semua gara-gara aku. Kami sudah sejauh ini. Terkadang aku jenuh juga menghadapi dia yang manja itu."
"Tapi kan kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan dari Jaslyn! Apa itu kurang? Sudahlah Doni. Stop.. Please! Katanya mau berubah."
"Tidak semudah itu Cacha, aku juga jadi begini itu karena kebutuhan! Aku cuma sama kamu bisa seluas ini ngobrol karena kamu sudah tau aku dari dulu."
"Dan kamu juga harus sadar, kamu.. Akan kena batunya suatu saat nanti jika kamu masih kayak gini terus! Ya sudahlah aku mau balik kerja."
Cacha meninggalkan Doni yang masih termenung. Menyerap semua perkataan Cacha barusan.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments