Jinjja Tania

Segalak-galaknya perempuan pasti tumbang juga setelah dikhianati seperti itu. Sosok garang yang tadinya membentak dan menyiram tiga manusia kurang ajar itu malah tertunduk lesu sekarang. Ia menangis memeluk tumpukan makalah di pangkuannya. Ponselnya berdering, Mama di layar.

📞Tania : Halo Ma

📞Mama : Kamu pilek?

📞Tania : Iya nih ma, lagi musim disini

📞 Mama : Kamu ngga balik ke rumah nak? Biar mama buatin teh jahe. Lagian udah sebulan juga kamu belum balik ke Mithnite.

📞Tania : Tania masih sibuk ma, bener-bener kejar taget nih. Bulan depan aja kayaknya udah agak lengang dikit

📞Mama : Udah beli obat?

📞Tania : Ini baru aja mau beli di apotik deket apart aja. Udah dulu ya ma, bus nya udah dateng tuh.

Telepon terputus.

Bahkan bus yang hendak ditumpanginya pun tidak pernah di naikinya. Ia masih sibuk menata pikirannya. Ia masih duduk diam disana, di halte yang entah kenapa hari ini sepi, biasanya ia bahkan akan desak-desakan disana. Suasana sepi itu turut memeriahkan sendunya gadis yang baru putus secara tidak terhormat itu. Memori otak dan telinganya bekerja sama memutar kembali kejadian tak enak siang ini, tapi ia puas. Ia tidak diam, dan mengeluarkan emosinya melalui segelas jus alpukat milik Sony.

"Good job, Tan. Lu udah bener, tapi aduh...." pekiknya lagi menunduk di atas tumpukan makalah yang sedari tadi dibawanya, dan langkah kakinya membawanya ke sebuah cafe sunyi.

"Mba, latte satu ya pake whipcream." matanya berkeliling memandang daftar menu diatas kepalanya selagi pesanannya dibuat, ia berpikir lagi apa yang bisa ia makan.

"I need latte with whipcream." seru seorang pria tinggi disampingnya, spontan Tania menoleh dan mereka saling berpandangan.

"Woah..." bisik Tania dalam hati, mengagumi ciptaan Tuhan disampingnya ini.

Brrrr.... Brrr... prang.... prang... Brukh... Kling... Klang... Rrrr bugh... suara berisik konstruksi didepan cafe.

Tania menghela napasnya pertanda terganggu dengan suara berisik itu. Sementara pria tinggi disampingnya menunjukkan gejala aneh, ia malah pucat, wajah dan gestur badannya tegang, gemetar , dan agak kesulitan bernapas.

"Sir, here is your order." seru pegawai itu, perlahan pria itu meraih minumannya dengan tangan gemetar, Tania dan pegawai cafe itu saling berpandangan.

"Excuse me, are you okay?!!", tanya Tania dengan keras karena suara mesin konstruksi masih mengganggu.

"Dia sulit bernapas"

Tania diam sejenak dan mencoba memahami kenapa lelaki itu, entah ketularan Bryan atau apa, dia sedang mendiagnosis sesuatu.

Duarr...

Latte yang dipegang pria itu jatuh ke lantai, napasnya terlihat semakin berat, tiba-tiba ia terduduk tapi badannya masih gemetar dan kaku.

"Pak ... pak... sadar pak... pak... Halo... pak...", panik si pegawai cafe, sementara Tania berlari menutup semua pintu cafe untuk meredakan suara berisik. Lalu ia kembali menghampiri pria itu, duduk bersimpuh disampingnya.

Tania membuka hoodie besarnya menyisakan kaos oblongnya, menutup sempurna kepala pria itu, memeluk dan menutup kedua telinga pria itu dan berkata, " Tenang, it's okay, it's okay, It's just a machine." seru Tania dengan tenangnya berbisik sangat dekat ke telinga pria yang ditutupnya itu.

Si pegawai cafe betul-betul heran dengan apa yang di lakukan Tania, ia sampai tertegun. 10 menit berlalu, suara berisik itu semakin menjauh dan berangsur hilang, perlahan Tania melepas cengkeramannya dan membuka hoodienya dari kepala pria itu.

"Are you a doctor?", tanya pria itu, sementara Tania menggeleng. " How do you know?".

(kamu dokter ya? Kok kamu tahu?)

"Umm just instinct, are you really okay now?"

(Insting aja, kamu beneran ngga papa sekarang?)

"Joneun gwenchana yo." serunya tak sadar dan sedikit lebih tenang, tidak terengah-engah lagi.

"Are you Korean?", tanya Tania.

"Ne, I'm Korean, but thank you for your help. I'll buy you latte, I really grateful." syukurnya.

(Iya, saya orang Korea, tapi terima kasih sudah nolong saya, saya mau belikan kamu latte. Aku bener-bener berterima kasih)

"No, no, it's okay. I already have one. Are you really okay sir? You just got panic attack right?", ragu Tania.

(Tidak, tidak. Ngga papa, aku udah pesen satu tadi. Kamu yakin ngga papa? Kamu barusan serangan panik kan?)

"Ya , I'm okay. It's fine. Umm Joon Young, Jung Joon Young.", serunya mengulurkan tangannya.

(Iya, aku baik-baik saja. Umm Joon Young, Jung Joon Young)

"Tania. Tania Giddens." seru Tania dengan senyum terbaiknya meski matanya samar-samar matanya masih agak bengkak.

Deg

Deg

Deg

Jantung Joon Young kembali berdetak tak karuan mendengar nama Tania. Sungguh ia terpesona dengan cantiknya gadis didepannya ini tapi kenapa namanya harus Tania? Kendati orang yang dicintainya dahulu pun tidak benar-benar bernama Tania, tapi tetap saja, nama itu agak seram baginya.

"Halo.. Joon Young, are you okay?", seru Tania mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah pria yang tiba-tiba melamun itu.

"Saya bisa ngomong bahasa." seru Joon Young dengan aksen koreanya.

"Lah?? Kenapa ngga dari tadi aja sih ahjussi."

"Ahjussi?" heran Joon Young tak habis pikir.

"Hehehhe just kidding." canda Tania tertawa kecil.

Deg, jantung seseorang berdetak lebih cepat lagi melihat cantiknya wanita ini ketika tertawa.

"Senang berkenalan Joon Young ssi. Daerah ini sering ada konstruksi jalan atau bangunan, jadi kalau kamu terganggu sama suara berisik itu, sebaiknya cari jalan lain." saran Tania.

"Silahkan di cicipi, ini gratis." seru pegawai itu meletakkan nampannya yang berisi dua cangkir kopi dengan dua slice red velvet cake didalamnya.

"Woah, daebak. Kamsahabnida." senang Joon Young.

"Ngomong apa sih mas." bingung pegawai itu.

"Ah maksud saya terima kasih."

"Maaf ya mba, saya lancang banget tiba-tiba nutup pintunya tadi, saya malah nyerocos aja. Mba pasti kena omel atasan mba nanti karena pelanggannya ngga capai target. Saya ganti rugi aja ya mba." tawar Tania.

"Oh ngga, ngga papa, saya yang punya cafe, saya juga pegawainya, ngga ada kerugian apapun, santai aja. Senang bisa bantu."

"Tania."

"Joon Young."

Mereka berdua mengulurkan tangannya meminta kenalan pada pemilik cafe itu, lebih tepatnya Tania lebih dulu lalu di susul Joon Young.

"Ya ampun kalian berdua. Aku, Jessie." serunya menjabat tangan mereka berdua

Perkenalan yang di awali dengan serangan paniknya Joon Young itu berlangsung mudah dan akrab.

"Saya...", seru Joon Young.

"You better use 'aku' kita seumuran loh."

"Really? Well... aku belum lama tinggal di Seleste, about six month I think, and I learned bahasa tapi belum bagus, cukup untuk bicara sehari-hari saja."

"Iya, keliatan sih tapi menurut aku untuk ukuran orang yang baru tinggal disini 6 bulan kamu udah sefasih itu hebat sih. Secepat itu gitu loh. Ya ngga mba?", tanya Tania pada Jessie.

"Iya Joon, bagus kok."

"Jinja?"

"Jinja ya, jjal haesso Joon Young ssi." seru Tania.

"Daebak, you can speak Korean language?", heran Joon Young.

"No, I just memorize soma phrases or sentences from drama." kekeh Tania.

"Tapi kamu bagus. Oh.. Jessi ssi, aku akan terus datang ke cafe ini."

"Aku juga, semangat Tania."

"bagus... aku ada pelanggan tetap." Jessie tertawa lebar mendengar janji kedua orang yang kelihatannya lebih muda darinya itu.

"Ganteng juga ya." batin Tania, sekilas menatap Joon Young yang sibuk berbicara dengan Tania.

Begitu juga dengan Joon Young yang menatap Tania agak lama ketika gadis itu menjelaskan sesuatu pada Jessie.

"Jeongmal yeppeuda." bisiknya dalam hati.

Jessie

.

.

.

Tbc ... 🌼

Episodes
1 Kenalan Dulu
2 Setan Yang Ku Maksud
3 Somebody
4 Jinjja Tania
5 Sumpah Otak Kamu Rusak
6 Tania, Aku Menyesal
7 Itu Cuma Mesin
8 Yang Suka Nyontek
9 A Normal Day In Holy Accessories
10 Let's Dating
11 Aku Disini
12 Buket Bunga
13 I Don't Care What They Say
14 Trauma Joon Young
15 Ayo Pacaran
16 Let's Do A Closure, Boo
17 Video Tania
18 Kencan Butanya Jessie
19 Joon Young Ketahuan
20 Baegopha
21 Jung Yumi
22 Haruskah Aku Melakukannya?
23 Iyaaaaaaaan....
24 Pasangan Pecundang
25 Kenapa Ada Darah Di Tanganku?
26 Serangan Panik Is Back !
27 Kesurupan?
28 Joon Young Jadi Juni
29 Day 365
30 Bocoran Dari Sony
31 Haruskah Aku Melakukannya Part 2
32 Bagaimana Caraku Menjelaskannya?
33 Joon Young Berubah
34 Manis Amat Kronologinya
35 Heojija, Uri ...
36 Aku Pergi Nuna
37 Menyelamatkan Diri
38 Boo is Back
39 Tiga Tahun Kemudian ...
40 Sebiji Jagung Pun Tak Apa
41 Bayi Ku
42 Welcome Back Dokter Jung
43 Oh Tania...
44 Bisa Ngga Sih Boo Kamu Bertahan Buat Aku
45 Penguntit Jessie
46 Dua Dokter Hebat
47 Hapus Aku Dari Daftar Keluarga
48 Jangan Ambil Tania Dari Saya
49 Mianhae
50 Sesakit Itu
51 Davina
52 Temennya Tante Tania
53 Tiara
54 Sejak Kapan Lu Punya Anak
55 Kata Mama, Papa Itu Orang Baik
56 The Thruth
57 CEO Baru
58 Diunboxing Joon Young
59 Tanggul Dan Bazoka
60 Joon Young Babak Belur
61 Ayo Berhenti
62 Sampai Namamu Ku Ubah
63 Dia Ngga Milih Siapa Siapa Lagi
64 Tiara Closure
65 Sekali Lagi
66 Boleh Naikkan Jendelanya
67 PHP
68 Kali Ini Joon Young Yang Pingsan
69 Geogjonghajima
70 Rey
71 A Friend Of Mine
72 Ngga Gitu Lagi
73 I Said I'll Punish You
74 Pensinya Vina
75 Tinggal Bersama atau Hidup Bersama
76 Will You Marry Me?
77 WHAT THE HELL
78 Menyusul Ke Westminster
79 Ingin Resign
80 CINCIN SYALAND
81 Hamil?
82 Test Pack Part 2
83 Ending
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Kenalan Dulu
2
Setan Yang Ku Maksud
3
Somebody
4
Jinjja Tania
5
Sumpah Otak Kamu Rusak
6
Tania, Aku Menyesal
7
Itu Cuma Mesin
8
Yang Suka Nyontek
9
A Normal Day In Holy Accessories
10
Let's Dating
11
Aku Disini
12
Buket Bunga
13
I Don't Care What They Say
14
Trauma Joon Young
15
Ayo Pacaran
16
Let's Do A Closure, Boo
17
Video Tania
18
Kencan Butanya Jessie
19
Joon Young Ketahuan
20
Baegopha
21
Jung Yumi
22
Haruskah Aku Melakukannya?
23
Iyaaaaaaaan....
24
Pasangan Pecundang
25
Kenapa Ada Darah Di Tanganku?
26
Serangan Panik Is Back !
27
Kesurupan?
28
Joon Young Jadi Juni
29
Day 365
30
Bocoran Dari Sony
31
Haruskah Aku Melakukannya Part 2
32
Bagaimana Caraku Menjelaskannya?
33
Joon Young Berubah
34
Manis Amat Kronologinya
35
Heojija, Uri ...
36
Aku Pergi Nuna
37
Menyelamatkan Diri
38
Boo is Back
39
Tiga Tahun Kemudian ...
40
Sebiji Jagung Pun Tak Apa
41
Bayi Ku
42
Welcome Back Dokter Jung
43
Oh Tania...
44
Bisa Ngga Sih Boo Kamu Bertahan Buat Aku
45
Penguntit Jessie
46
Dua Dokter Hebat
47
Hapus Aku Dari Daftar Keluarga
48
Jangan Ambil Tania Dari Saya
49
Mianhae
50
Sesakit Itu
51
Davina
52
Temennya Tante Tania
53
Tiara
54
Sejak Kapan Lu Punya Anak
55
Kata Mama, Papa Itu Orang Baik
56
The Thruth
57
CEO Baru
58
Diunboxing Joon Young
59
Tanggul Dan Bazoka
60
Joon Young Babak Belur
61
Ayo Berhenti
62
Sampai Namamu Ku Ubah
63
Dia Ngga Milih Siapa Siapa Lagi
64
Tiara Closure
65
Sekali Lagi
66
Boleh Naikkan Jendelanya
67
PHP
68
Kali Ini Joon Young Yang Pingsan
69
Geogjonghajima
70
Rey
71
A Friend Of Mine
72
Ngga Gitu Lagi
73
I Said I'll Punish You
74
Pensinya Vina
75
Tinggal Bersama atau Hidup Bersama
76
Will You Marry Me?
77
WHAT THE HELL
78
Menyusul Ke Westminster
79
Ingin Resign
80
CINCIN SYALAND
81
Hamil?
82
Test Pack Part 2
83
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!