kesalahan terbesar

Hari Minggu, Aya baru selesai menyiapkan semua kebutuhan yang sudah dipesan oleh teman temannya, Walaupun saat ini, jaka lebih memilih untuk tidur, dari pada harus memaksa untuk membantu Aya.

"Mah, kamu sendiri bisa kan?, ayah ngantuk banget,dari kemarin kurang tidur,."

Ujar jaka suami Aya.

"Bisa ayah, lagian Nunu sedang bermain dengan kakak nya Nana."

Jawab Aya yang sedang membereskan pesanan teman temannya.

Teman nya pun satu persatu datang, Aya tidak keteteran seperti hari kemarin, justru Aya masih bisa bermain dengan kedua anak anak nya.

"Nana, mandi dulu yuk, udah mau siang."

Ucap Aya pada Nana anak pertama nya.

"Na, ngga mau sama mamah, na mau mandi sama ayah."

Jawab Nana yang tidak mau dimandikan oleh Aya ibunya sendiri.

"Ayah sedang tidur, mungkin ayah ngantuk, sebaiknya mandi dengan mamah, lagian apa bedanya mamah dan ayah."

Ucap Aya yang langsung mengajak Nana ikut ke kamar mandi.

"Ngga mau, Nana mau sama ayah, teriak Nana yang membuat adiknya Nunu terbangun dari tidurnya."

Suara kedua tangisan bocah ini, membuat Jaka, terbangun dari tidurnya.

"Mah, kamu apakan  anak anak?."

Tanya jaka yang langsung marah pada Aya.

"Aku hanya suruh Nana mandi yah, tapi Nana justru menangis, makannya Nunu jadi bangun."

Ucap Aya yang sedang menggendong Nunu.

"Begitu doang kamu ngga bisa, ayo Nana, mandi sama ayah."

Ajak jaka pada Nana anak perempuan nya.

Dengan senang nya Nana mengikuti ayahnya ke dalam kamar mandi, tak seperti saat Aya menyuruh Nana, hal ini membuat Aya sedikit kesal dengan anaknya Nana.

Begitu juga dengan Nunu, Nunu menangis saat dimandikan oleh Aya ibunya sendiri, melihat Aya kerepotan.

Jaka pun langsung mengambil alih Nunu, benar saja, Nunu justru terlihat bahagia saat ayahnya yang memandikan tubuh nya.

"Na, ini baju kamu, sini mamah pakaikan."

Ujar Aya pada anaknya Aya.

Dengan masih terbalut handuk, Nana justru menolak saat hendak dipakai kan bajunya.

"Aku mau sama ayah, ngga mau sama mamah."

Jawab Nana yang menolak Aya kedua kalinya.

"Terserah kamu saja, kamu mau tidak sama mamah, itu bukan urusan mamah, Awas saja kalau kamu minta sesuatu pada mamah, minta saja sama ayah Kamu."

Ujar Aya yang terlihat sangat marah pada anak sekecil Nana.

Mendengar ucapan dari mulut ibu nya, Nana pun langsung menangis, membuat ayah nya harus terburu buru saat masuk ke dalam kamar.

"Kenapa lagi kamu mah, terus saja membuat anak anak menangis, seharusnya kamu bisa memahami apa keinginan anak anak."

Ucap Jaka yang langsung memakai kan baju Nana dan Nunu.

"Anak anak saja yang tidak mau dengan aku, apa bedanya coba aku sama kamu, wajar jika saat ini anak-anak dekat dengan kamu, setiap hari mereka dengan kamu, sedangkan aku hanya hari Minggu Ayah."

Jawab Aya yang langsung pergi meninggalkan suami dan anak anak nya.

Melihat Aya yang sangat marah, Jaka pun langsung menasehati Nana, tidak boleh menolak perintah ibunya, Jaka pun menyuruh Nana untuk meminta maaf pada ibunya, yang sedang berada di kamar tidur nya.

"Mamah, Nana boleh masuk tidak?."

Tanya Nana yang berdiri di depan pintu kamar Aya.

"Boleh, buka saja, kan kamu bisa sendiri."

Jawab Aya yang sedang menulis laporan untuk besok.

Nana pun langsung masuk ke dalam kamar ibunya, dan tangan nya langsung Memeluk tubuh ibunya yang sedang bekerja.

"Mamah, maafin Nana, Nana yang salah."

Ucap Nana anak kecil yang berumur tiga tahun ini.

"Iyah, mamah juga salah, ngga pernah ada waktu buat kamu, wajar kalau kamu lebih dekat dengan ayah kamu."

Jawab Aya yang masih memeluk tubuh mungil Nana.

Tak lama kemudian, Jaka menyuruh Nana untuk bermain dengan Nunu yang masih berumur empat bulan.

"Nana, tolong jagain dede bayi,ayah mau bicara berdua dengan mamah."

Ucap Jaka pada Nana anaknya.

"Iya ayah, nanti kalau nangis Nana teriak panggil ayah."

Jawab Nana yang langsung lari ke kamar adiknya.

"Apa sudah selesai Aya."

Tanya Jaka yang melihat Aya menutup laporan nya.

"Sudah, aku sudah beres, jadi malam tak perlu lagi begadang."

Jawab Aya yang langsung memeluk tubuh Jaka.

"Apa kamu sudah kasih modal ke Rena teman kamu?."

Tanya Jaka pada Aya yang kini dia peluk kembali.

"Sudah yah, Rena minta Lima puluh juta." Jawab Aya tanpa ada perhitungan sebelum nya.

"Apa!, sebanyak itu Aya !!!, apa kamu sudah gila."

Ujar Jaka yang langsung marah pada Aya.

"Karena memang dua pabrik dengan suami nya, awal nya juga aku tidak mau, tapi setelah diberi tahu, ya sudah aku kasih deh."

Jawab Aya yang benar benar tanpa perhitungan yang matang dengan Jaka suaminya.

"Perasaan ayah tidak enak Aya, aku takut nanti malah kita yang harus nombok, buat nutupin hutang mereka."

Ujar Jaka yang melihat wajah Aya.

"Tenang ayah, aku kenal Rena, dia tidak mungkin seperti itu."

Jawab Aya meyakinkan Jaka suaminya.

"Ya sudah lah, lagi pula uang nya juga sudah kamu berikan, tapi ingat Aya, jangan terlalu besar nominal yang kamu berikan pada Rena."

Ucap Jaka yang mengingat kan Aya

"Iya, tenang saja, jangan terlalu takut ayah, aku tahu siapa Rena."

Ucap Aya yang langsung keluar dari kamar nya.

Tentu saja karena suara Nana berteriak kencang memanggil ayah nya.

"Ayah, apa aku harus pulang kampung dulu, da telepon dari ibu, agar aku bisa bisa pulang sebentar."

Ucap Aya yang meminta izin pada Jaka.

"Terus kerjaan kamu gimana Aya, pa lagi kamu tidak akan cukup satu hari atu dua hari disana, bisa memakan waktu satu Minggu atau dua Minggu lamanya."

Jawab Jaka yang keberatan dengan Aya.

"Terus, kapan kita akan mengurus semua surat surat kita."

Tanya Aya yang tidak mau kehilangan pekerjaan nya.

"Gampang aya, dengan uang semuanya bisa beres, lihat saja, orang tua kita tidak ribut lagi, selama ada uang, kita pasti bisa."

Jawab Jaka pada Aya yang sedang terlihat kebingungan.

Aya pun mengikuti saran dari suaminya, surat surat bisa dilakukan nanti, terpaksa Aya dan Jaka membiarkan KTP nya mati, ditambah kartu akta kelahiran anak anak nya pun belum sempat mereka buat.

Tentu saja, karena kesibukan mereka, hal sepenting itu pun sampai kalah karena mereka sedang berburu cuan.

Hari berganti bulan, bulan pun berganti tahun, Aya masih lupakan surat surat nya, masih merasa ada dizona aman, Hingga membuat mereka lupakan kewajibannya sebagai warganegara.

"Ayah, apa KTP aku tidak akan bermasalah di perusahaan."

Tanya Aya pada jaka.

",Tenang, semua itu berubah kalau kamu keluar dari pabrik kamu yang lama."

Jawab Jaka yang langsung memeluk tubuh Aya.

"Terus anak anak gimana, mereka pun harus sekolah yah."

Ujar Aya yang masih bertanya pada Jaka.

"Sudah lah Aya, jangan terus membahas masalah itu, kamu terlalu takut dengan keadaan yang belum benar terjadi kedepan nya."

Ujar Jaka yang merasa rindu dengan Aya.

***Masalah lain***

Rena yang bertahun tahun ikut dengan Aya pun, mulai terlihat aneh, kadang suka menghindar saat Aya ajak bertemu, setoran per bulan nya pun sering kurang, mau u tidak mau, Aya harus memakai uang pribadi nya tanpa sepengetahuan Jaka suaminya.

Apa lagi, jumlah modal yang diberikan pada Rena, hampir tembus diangka empat ratus juta, tentu saja, gaji perbulan Aya tidak akan mampu menutupi kekurangan Rena.

"Aya, kenapa kamu sering melamun."

Tanya jaka yang mulai melihat perbedaan pada Aya."

"Aku tidak kenapa napa, hanya saja, banyak masalah dipabrik, mau tidak mau, aku harus berpikir ulang."

Jawab Aya yang memilih membicarakan masalah yang lainnya.

"Kenapa lagi memang nya, bos besar kamu marah lagi?."

Tanya Jaka yang sudah terbiasa dengan curhatan Aya.

"Iya ayah, masalah nya, ini barang bukan dari Indonesia,barang ini langsung dari Amerika, pabrik Aya terpilih sebagai supplier untuk ajang Miss universe tahun ini Ayah."

Jawab Aya yang terlihat sangat kebingungan.

"Hebat juga pabrik kamu Aya, terus apa kata bos besar Kamu."

Tanya jaka yang terlihat ikut bingung juga.

"Habis aku yah, dimaki maki didepan ribuan karyawan, rasanya aku ingin berteriak saat itu, hanya saja aku tidak bisa berkata apa apa."

Jawab Aya yang mengingat kembali kejadian itu.

"Pasti kamu cuma bisa nahan tangis, iyakan, itu sih sudah kebiasaan kamu,dari dulu, sampai sekarang, mana ada kamu berubah."

Jawab jaka yang mencoba menghibur Aya.

"Ya iyalah, masa ngga, coba kamu disisi aku," Tanya Aya berbalik bertanya pada Jaka.

"Terus apa kata bos besar Kamu."

Tanya Jaka kembali.

"Gaji seumur hidup aku juga tidak akan bisa melunasi nya ayah."

Jawab Aya yang langsung memeluk tubuh Jaka suaminya.

Mendengar ucapan dari mulut Aya, Jaka pun langsung terdiam.

Apakah Aya bisa membayar hutang nya pada barang yang disebut hilang? Apakah Rena bisa membayar hutang nya pada Aya?

Kita lanjutkan di bab berikutnya.

Terpopuler

Comments

Isnanto Fajar Nugroho

Isnanto Fajar Nugroho

perkara utang pasti ribet

2024-11-13

1

Tanu Fajar Wijaya

Tanu Fajar Wijaya

aku juga suka

2024-11-11

3

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

sedih banget /Sob/

2024-11-06

1

lihat semua
Episodes
1 awal mula
2 berbagi modal
3 kesalahan terbesar
4 kehancuran
5 pindah kota
6 sebungkus nasi untuk bertiga
7 Hidup di jalan
8 Kompor pembuka jalan
9 kabur saat ada pembeli
10 Rahasia dibalik keluarga jaka
11 Terasingkan keluarga sendiri
12 kerja pertama Jaka
13 Terima kasih untuk para penipu
14 Masuk penjara
15 menolak pekerjaan
16 Lampu minyak bersumbu kapas
17 Undian dari bungkus kopi kosong
18 Teman terbaik dari sebatas teman
19 Modal yang tak terduga
20 Sekilas tentang Jaka
21 mulai berjualan bakso
22 Tabungan Aya
23 Baju bekas Aya
24 Pernikahan Aya dan Jaka (Satu bulan sebelum menikah dadakan)
25 Bertahan di kota hujan
26 kisah cinta Aya
27 Pelet Jaka penarik hati Aya
28 Nikah tanpa restu
29 pertikaian di acara ijab kabul
30 Terpisah setelah menikah
31 pacaran setelah menikah
32 Jatuh cinta setelah menikah
33 Haid pertama
34 Dibalik sebuah nama
35 perbedaan dan bahan perbandingan
36 Hamil pertama
37 Tertipu oleh teman dekat
38 operasi Caesar Aya
39 Pasrah dan berserah diri
40 Titip anak
41 Alam sehari, makan sekali
42 Menjemput si buah hati
43 Terpilih menjadi Admin
44 Jabatan yang menyiksa diri sendiri
45 Jaka dimata Aya
46 Siksa masa lalu
47 Hamil kedua Aya
48 Bimbang
49 Nasihat seorang teman
50 Doa Aya
51 Operasi kedua
52 Perkenalan dengan bos Jaka
53 Ajakan bertemu dengan bos
54 Tawaran kerja sama
55 Listrik untuk keluarga Jaka
56 Kelahiran normal Aya
57 Motor baru setelah melahirkan
58 Karyawan Pertama Aya dan Jaka
59 Tertipu dengan kinerja sang adik ipar
60 Di khianati karyawan sendiri
61 Pendarahan hebat
62 putus asa di bulan puasa
63 Terjerat hutang rentenir
64 Modal seadanya
65 Menjadi YouTubers
66 Menjadi penulis novel
67 Belajar lebih baik
68 Sembunyi
69 Menabung harian
70 Sakit berkepanjangan
71 Bergantung pada obat
72 Donatur dari langganan warung
73 Mencoba untuk bangkit
74 Ajakan untuk bekerja
75 Janji semu
76 Gaji dari novel
77 Buka cabang
78 Rezeki tak terduga
79 Tetap sederhana
80 Hidup berdua
Episodes

Updated 80 Episodes

1
awal mula
2
berbagi modal
3
kesalahan terbesar
4
kehancuran
5
pindah kota
6
sebungkus nasi untuk bertiga
7
Hidup di jalan
8
Kompor pembuka jalan
9
kabur saat ada pembeli
10
Rahasia dibalik keluarga jaka
11
Terasingkan keluarga sendiri
12
kerja pertama Jaka
13
Terima kasih untuk para penipu
14
Masuk penjara
15
menolak pekerjaan
16
Lampu minyak bersumbu kapas
17
Undian dari bungkus kopi kosong
18
Teman terbaik dari sebatas teman
19
Modal yang tak terduga
20
Sekilas tentang Jaka
21
mulai berjualan bakso
22
Tabungan Aya
23
Baju bekas Aya
24
Pernikahan Aya dan Jaka (Satu bulan sebelum menikah dadakan)
25
Bertahan di kota hujan
26
kisah cinta Aya
27
Pelet Jaka penarik hati Aya
28
Nikah tanpa restu
29
pertikaian di acara ijab kabul
30
Terpisah setelah menikah
31
pacaran setelah menikah
32
Jatuh cinta setelah menikah
33
Haid pertama
34
Dibalik sebuah nama
35
perbedaan dan bahan perbandingan
36
Hamil pertama
37
Tertipu oleh teman dekat
38
operasi Caesar Aya
39
Pasrah dan berserah diri
40
Titip anak
41
Alam sehari, makan sekali
42
Menjemput si buah hati
43
Terpilih menjadi Admin
44
Jabatan yang menyiksa diri sendiri
45
Jaka dimata Aya
46
Siksa masa lalu
47
Hamil kedua Aya
48
Bimbang
49
Nasihat seorang teman
50
Doa Aya
51
Operasi kedua
52
Perkenalan dengan bos Jaka
53
Ajakan bertemu dengan bos
54
Tawaran kerja sama
55
Listrik untuk keluarga Jaka
56
Kelahiran normal Aya
57
Motor baru setelah melahirkan
58
Karyawan Pertama Aya dan Jaka
59
Tertipu dengan kinerja sang adik ipar
60
Di khianati karyawan sendiri
61
Pendarahan hebat
62
putus asa di bulan puasa
63
Terjerat hutang rentenir
64
Modal seadanya
65
Menjadi YouTubers
66
Menjadi penulis novel
67
Belajar lebih baik
68
Sembunyi
69
Menabung harian
70
Sakit berkepanjangan
71
Bergantung pada obat
72
Donatur dari langganan warung
73
Mencoba untuk bangkit
74
Ajakan untuk bekerja
75
Janji semu
76
Gaji dari novel
77
Buka cabang
78
Rezeki tak terduga
79
Tetap sederhana
80
Hidup berdua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!