Gara-gara Burung Lepas (bagian b)

 Bukan! Bagi Juno, Sisil bukanlah istrinya, hanya asing yang terpaksa ia nikahi, Juno telah menetapkan hatinya bahwa tidak akan pernah terjadi apapun antara dirinya dan Sisil, sekalipun berada dalam satu kamar.

 Sementara Sisil menatap punggung tegap suaminya, diakui oleh Sisil dari segi fisik Juno nyaris sempurna. Ia memiliki wajah rupawan, tubuh jangkung dan atletis menyatu sempurna dalam balutan kulit putih. Tak heran sejak awal kedatangannya Desa itu, Juno menjadi pusat perhatian para gadis dan ibu-ibu

 Jam demi jam berganti, hingga larut malam sisil tak dapat memejamkan mata, berulang-ulang ia membalikkan tubuhnya di tempat tidur. Ingatannya selalu tertuju pada suara melantang Juno saat mengucapkan Ijab Kabul dengan menyebut namanya.

  Salat malam pun menjadi pilihan bagi gadis belia itu untuk menenangkan hati, sajadah iya bentangkan di ruang kosong antara lemari dan tempat tidur

 Sisil masih larut dalam ibadahnya ketika tiba-tiba mendengar suara dering ponsel yang cukup nyaring, junopun terbangun membuka mata setelah belasan video call tidak terjawab.

 " Iyah sayang" suara Juno mengisi keheningan malam wajah cantik seorang wanita tampak di layar ponsel miliknya

 "Kamu dari mana aja sih? Kenapa dari pagi susah dihubungin?"

 "aku masih di luar kota, ada urusan penting hari ini, Memangnya kenapa ??"

 "urusan penting apa? kamu nggak selingkuh, kan?? Suara wanita di seberang telepon terdengar kesal

"nggak lah ngapain selingkuh?" jawab Juno dengan suara serak

"terus kamu kapan pulang?"

"besok sayang"

"beneran besok?"

"Iyah bener, lagian masa liburan sebentar lagi selesai "

"Oh, ya udah, kabari aku kalau sudah sampai rumah"

"Heem"

"Aku sayang kamu, Juno!" ucap wanita itu lagi

"Iyah, sayang aku juga"

 panggilan berakhir, membuat juno mendesahkan nafas panjang. Lalu kembali memanjangkan kedua matanya

 sementara sisir masih duduk bersimpuh Di Atas Sajadah, tanpa dapat ditahan air mata terurai membasahi pipi. Panggilan sayang yang disematkan oleh Juno sudah cukup bagi sisil untuk menebak Siapa wanita yang menghubungi suaminya.

*

*

*

  samar-samar suara Insak tangis tertangkap oleh pendengaran Indra Juno, sebelum benar-benar masuk ke dalam alam mimpi Ia membuka mata, menoleh ke arah Sisil yang sudah terbaring di tempat tidur dengan tangan menyilang di depan dada seperti sedang kedinginan

 Semakin mendekati subuh, udara terasa semakin sejuk tusuk tulang. Juno perlahan bangkit jalan dengan mengendap-endap, mendekati sang istri dan menatap wajahnya dalam pencahayaan Temaram, deretan bulu matanya yang basah menandai bahwa Sisil habis menangis.

 Entah mengapa rasa iba merasuk hati. Namun, Juno cepat menepis perasaan anehnya, menegaskan dalam hatinya bahwa perempuan seperti Sisil yang ia inginkan untuk menjadi samping hidupnya.

Untuk seorang istri, Juno sudah memiliki kriteria sendiri yang dirasa cocok dan sesuai dengannya.

Akhirnya Jono kembali merebahkan tubuhnya di sofa tanpa memperdulikan apapun, Bahkan ia tak begitu peduli meskipun Sisil tampak kedinginan

"Aku tidak perlu merasa bersalah, Kakaknya sendiri yang memaksaku untuk menikahi adiknya, Jadi bukan salahku Kalau kami tidak seperti pasangan suami istri pada umumnya."

***

Sisil terbangun di pagi hari, saat Sinar sang mentari menyusup melalui celah jendela, menyilaukan mata. Ia duduk bersandar dengan tubuh yang terasa lemas bertenaga, semalaman ia terjaga dan baru dapat tidur menjelang Fajar, itupun selepas menjalankan salat subuh.

Tak lama berselang pintu kamar terbuka, langsung menundukkan pandangan, wajahnya yang tadinya pucat tiba-tiba berubah menjadi merah, Juno masuk ke kamar hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggangnya, memamerkan bentuk tubuhnya yang sempurna, Selain itu aroma segar yang menguar dari tubuhnya yang dapat tercium oleh sisil.

Tanpa malu, Juno langsung menggunakan pakaian tepat di hadapan Sisil, membuat wanita muda itu menutup wajah dengan kedua tangannya

"Ikut Saya!" ucap Juno beberapa saat kemudian

Sisi memberanikan diri menatap suaminya itu, Juno sudah rapi dengan jaket dan sepatu sneaker, sebuah tas ransel sudah siap di samping lemari.

"kemana mas?"

"ketemu kakak kamu!"

hari ini Juno memutuskan untuk kembali ke kota, semalam ia telah memesan tiket pesawat, sebelum berangkat Ia akan menemui Ipin untuk berpamitan terlebih dahulu.

Juno mengibaskan di depan hidung saat aroma minuman terasa menyengat dari tubuh kakak iparnya itu, bahkan Ipin masih sempoyongan dengan rambut berantakan, matanya merah menandai bahwa saudaranya belum utuh sepenuhnya

"Apa? kembali ke kota?"

Ipin menatap adik iparnya, Juno tampak rapih jaket dan jeans lengkap dengan sepatu sneaker, sementara Sisil masih memakai pakaian rumahan.

"iya, sebentar lagi liburan sekolah juga selesai, saya harus kembali "

"jangan bilang kamu akan meninggalkan Sisil di sini"

Tebakan Ipin benar adanya, juno memang tidak ada rencana membawa Sisil ke kotak bersamanya. Ada banyak alasan yang kuat membuat juno tidak ingin Sisil ikut dengannya.

"saya belum bisa membawa Sisil, tapi saya akan Usahakan ke sini setiap satu atau dua bulan sekali, kamu tenang saja, saya akan mengirim uang setiap bulan untuk Sisil "

"Tidak! Kamu harus membawa Sisil bersama kamu, apa kata orang di sini kalau kamu meninggalkan Sisil sehari setelah menikah!" tolak Ipin tidak terima

" selain itu sisil masih trauma dengan celaan warga di sini, kepergian kamu hanya akan membuat sisil mungkin di pojokan"

"tapi saya butuh menyiapkan segalanya, saya tidak mungkin langsung pulang dengan membawa Seorang Istri "

Pipin melayangkan tatapan curiga

"Atau jangan-jangan kamu mau melepas tanggung jawab? kamu mau pergi begitu saja? Dan meninggalkan adik saya?"

Juno membuang nafas kasar, Ia menyerah! Kakak iparnya itu tidak hanya pemaksa tetapi juga menekannya sejak awal . Juno merasa tidak tahan kalau harus lama-lama berdebat dengan si pemabuk itu.

Tak ingin dianggap melepas tanggung jawab, juno memutuskan untuk membawa Sisil bersamanya. Sedangkan Dodo si burung biang kerok itu sudah dikirim melalui ekspedisi Sejak malam

"Kalau begitu saya akan membawa Sisi bersama saya " ucap Juna pada akhirnya

"Bagus, seharusnya seperti itu "

Tak ada sanggahan atau penolakan dari Sisi,l baginya tetap tinggal di desa bersama Kakaknya Ipin dan ikut bersama suami sama saja ,tidak ada jaminan kebahagiaan untuknya.

***

Di sepanjang perjalanan, tidak ada pembicaraan antara Sisil dan Juno. Sisil merasa bahwa suaminya seperti kuburan yang sunyi dan dingin

saat di pesawat Juno bahkan mendengarkan musik melalui ponselny, sementara Sisil ketakutan selama 2 jam mengudara sebab ini adalah penerbangan pertamanya

Kini Sisil sudah berdiri di depan rumah minimalis berlantai 2, tidak begitu besar, namun nyaman dan bersih, ada taman kecil dan kolam ikan di depan rumah.

Juno melangkah masuk dan diikuti oleh Sisil di belakang punggungnya. Bersih dan rapi adalah pertama yang didapatkan sisir Saat memasuki rumah , semua benda tertata dengan begitu menarik dan rapi ,Bahkan tak terlihat Debu, meskipun rumah ini ditinggal sang pemilik selama beberapa hari

saat melepas sepatu, perhatian Sisil tertuju pada meja bupel hal yang membuatnya membeku di tempat .

Bagaimana tidak, sebuah foto mesra antara Juno dan wanita asing seolah menjadi sambutan paling menyakitkan bagi Sisil. Tanpa dijelaskan pun mampu menebak bahwa sosok di dalam foto itu adalah kekasihnya.

" ikut saya ke atas " ajak Juno tanpa menatap Sisil

"Iyah mas"

Bersambung...

Episodes
1 nikahi adik saya!
2 Nikahi adik saya! (bagian b)
3 Gara-gara Burung Lepas
4 Gara-gara Burung Lepas (bagian b)
5 Teh rasa Asin
6 Membuat kesepakatan
7 Kemana-kan uang Mahar nya ?
8 Istri kecil Sakit?
9 Tak Tertarik
10 Sarapan pagi
11 Ulah alya
12 Kamu tuduh aku?
13 Pandangan niko
14 Konsisten Panggil Om!
15 Nafas buatan
16 Ganas nya!
17 Ciuman pertama karna darurat
18 Hari pertama sekolah
19 Tak tau arah jalan pulang!
20 Permintaan Maaf
21 Di deketin niko
22 Terkesima
23 Istrinya di lamar orang!
24 Sahabat menjadi Saingannya
25 Mencari keistimewaan dari sisil
26 Merahasiakan status pernikahan
27 Di akui sebagai pembantu
28 Setega itu kah!
29 Mengkhawatirkan sisil
30 seperti apa aku di mata kamu?
31 Penilaian Juno, Antara Alya dengan Sisil
32 Ulah dari adiknya alya
33 Yah.. kepergok oleh alya
34 Kenyataan yang di sembunyikan
35 Isi perjanjian
36 Istri idaman
37 Satu rumah dengan yang halal
38 Terpana?
39 Niko dengan Sisil?
40 Api cemburu
41 Memanasi sisil
42 Minta pisah?
43 Jangan pergi
44 Membebaskan dari tanggung jawab
45 Hilang?
46 Kamu dimana?
47 Sentuhan pertama
48 Dia istriku!
49 Perhatian juno
50 Pergi dari rumah
51 Kepanikan juno
52 Kerinduan Juno terhadap sisil
53 Hampir terbongkar
54 terungkap
55 karna dia istriku!
56 Ikut merasakannya
57 Pulang ya sayang
58 Bertemu teman lama
59 Tiba-tiba berubah baik
60 Sabar sayang
61 wanita berharga
62 Alya menolak putus
63 Semakin perhatian
64 sama-sama malu
65 Di balik kecelakaan sisil
66 Kembali kepada pemilik nya
67 Kasihan sisil
68 Kangen
69 Kembali kerumah
70 Aku belum siap
71 Gelang peninggalan sang ayah
72 Gelang kristal merah delima
73 Pergi ke pesta topeng
74 Kesalah pahaman
75 soft drink
76 Sudah tahu!
77 Aku menginginkanmu
78 Seharusnya aku!
79 Kunci cadangan
80 Bukti sudah jelas
81 Di Labrak
82 Hilangnya surat perjanjian
83 Keterbukaan keduanya
84 Sentuhan Kedua
85 Kamu harus kuat
86 Konsultasi
87 The power ijab Kabul
88 Pengumuman kelulusan
89 Dua garis
90 Tinggalkan dia!
91 Menjauhkan Juno dari sisil
92 Sisil di culik
93 Menemukan Gelang Sisil
94 Membawa adiknya pergi jauh
95 Mencari sisil
96 Menemukan Sisil
97 Tolongin ka Ipin!
98 Rahasia ipin
99 flashback sisil
100 Permintaan Maaf
101 informasi lain
102 Anak dari wanita itu...
103 kamu gak salah
104 Menenangkan Nindy
105 Rasa kecewa
106 konsultasi ke dua
107 kegemparan di sekolah
108 Juno di pecat?
109 Perdebatan di ruang rapat
110 Jangan menghina istri saya!
111 Mencari ketenangan
112 Bertemu Om gila
113 Kegelisahan Nindy
114 Rencana resepsi
115 Mirip mas juno
116 firasat amar
Episodes

Updated 116 Episodes

1
nikahi adik saya!
2
Nikahi adik saya! (bagian b)
3
Gara-gara Burung Lepas
4
Gara-gara Burung Lepas (bagian b)
5
Teh rasa Asin
6
Membuat kesepakatan
7
Kemana-kan uang Mahar nya ?
8
Istri kecil Sakit?
9
Tak Tertarik
10
Sarapan pagi
11
Ulah alya
12
Kamu tuduh aku?
13
Pandangan niko
14
Konsisten Panggil Om!
15
Nafas buatan
16
Ganas nya!
17
Ciuman pertama karna darurat
18
Hari pertama sekolah
19
Tak tau arah jalan pulang!
20
Permintaan Maaf
21
Di deketin niko
22
Terkesima
23
Istrinya di lamar orang!
24
Sahabat menjadi Saingannya
25
Mencari keistimewaan dari sisil
26
Merahasiakan status pernikahan
27
Di akui sebagai pembantu
28
Setega itu kah!
29
Mengkhawatirkan sisil
30
seperti apa aku di mata kamu?
31
Penilaian Juno, Antara Alya dengan Sisil
32
Ulah dari adiknya alya
33
Yah.. kepergok oleh alya
34
Kenyataan yang di sembunyikan
35
Isi perjanjian
36
Istri idaman
37
Satu rumah dengan yang halal
38
Terpana?
39
Niko dengan Sisil?
40
Api cemburu
41
Memanasi sisil
42
Minta pisah?
43
Jangan pergi
44
Membebaskan dari tanggung jawab
45
Hilang?
46
Kamu dimana?
47
Sentuhan pertama
48
Dia istriku!
49
Perhatian juno
50
Pergi dari rumah
51
Kepanikan juno
52
Kerinduan Juno terhadap sisil
53
Hampir terbongkar
54
terungkap
55
karna dia istriku!
56
Ikut merasakannya
57
Pulang ya sayang
58
Bertemu teman lama
59
Tiba-tiba berubah baik
60
Sabar sayang
61
wanita berharga
62
Alya menolak putus
63
Semakin perhatian
64
sama-sama malu
65
Di balik kecelakaan sisil
66
Kembali kepada pemilik nya
67
Kasihan sisil
68
Kangen
69
Kembali kerumah
70
Aku belum siap
71
Gelang peninggalan sang ayah
72
Gelang kristal merah delima
73
Pergi ke pesta topeng
74
Kesalah pahaman
75
soft drink
76
Sudah tahu!
77
Aku menginginkanmu
78
Seharusnya aku!
79
Kunci cadangan
80
Bukti sudah jelas
81
Di Labrak
82
Hilangnya surat perjanjian
83
Keterbukaan keduanya
84
Sentuhan Kedua
85
Kamu harus kuat
86
Konsultasi
87
The power ijab Kabul
88
Pengumuman kelulusan
89
Dua garis
90
Tinggalkan dia!
91
Menjauhkan Juno dari sisil
92
Sisil di culik
93
Menemukan Gelang Sisil
94
Membawa adiknya pergi jauh
95
Mencari sisil
96
Menemukan Sisil
97
Tolongin ka Ipin!
98
Rahasia ipin
99
flashback sisil
100
Permintaan Maaf
101
informasi lain
102
Anak dari wanita itu...
103
kamu gak salah
104
Menenangkan Nindy
105
Rasa kecewa
106
konsultasi ke dua
107
kegemparan di sekolah
108
Juno di pecat?
109
Perdebatan di ruang rapat
110
Jangan menghina istri saya!
111
Mencari ketenangan
112
Bertemu Om gila
113
Kegelisahan Nindy
114
Rencana resepsi
115
Mirip mas juno
116
firasat amar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!