Tak tahu kenapa ruanganku hari terasa begitu dingin mungkin karena efek sakit kemarin.ku matikan AC dan berganti penghangat ruangan.ku katupkan bibirku membentuk satu garis hhhaaahhh pikiranku menerawang mengingat kejadian kemarin malam.Freeya Aqila Hasbie Rasyid ini benar benar diluar dugaanku.selalu memberi kejutan kecil.kadang seperti petasan yang meledak ledak,jutek,lucu,tapi malam itu dia adalah seseorang yang berbeda 180 derajat.
Begitu lembut dan penuh perhatian.dia bahkan tidak jijik membersihkan bekas muntahanku
Haaahhh !!! tapi bukan itu saja yang menyita perhatianku.aku masih tak bisa berhenti membayangkan bagaimana dia dengan tanpa dosa mondar mandir di apartmentku hanya menggunakan kemeja putihku.dia tak sadar apa jika yang dia lalukan itu mempengaruhiku.
Membuatku konak sampai ke ubun ubun oh God !!! so sexy
Kenapa otak ini selalu berpikir tentang dia ? ku acak acak rambut coklatku dengan kesal.
"kenapa Presdir ?" tanya Haris yang baru kusadari sudah berapa lama berdiri di samping kursiku menunggu tanda tanganku
"aaahhh tidak "sahutku seraya menghela napas
"maaf Presdir,kemarin ponsel saya servis,saya tidak tahu anda membutuhkan saya"
"anda sudah lebih baik ?" tanya Haris hati hati
"baaa..iikkk"jawabku
"sudah ada Freeya yang merawatku" ujarku mengulas senyum
"eemb yaahhh itu dia yang menghubungimu"
"Freeya ? oh ya ,saya ingat.saya sempat melihat dia di lobi gedung apartment anda.apa kalian benar satu gedung ?" tanyanya
"kita bersebelahan" tambahku
"bersebelahan ? bukankah sangat luar biasa karyawan biasa bisa tinggal di apartment superblock macam itu?" koreksi Haris menatapku
"apa yang luar biasa kalau dia punya hubungan dengan pria kaya ? kalau cuma apartment mewah bukankah itu wajar ?" ujarku
"saya merasa dia gadis yang berbeda.awalnya" ucap Haris terhenti
"aku melihat Mikail Machalister keluar dari apartmentnya.pria itu bahkan memberinya banyak hadiah" ceritaku
"apa tidak ada satupun wanita yang menerima pria tanpa embel embel kekayaan ?" keluhku seraya menggembungkan pipiku
"hahahaha ,pasti ada Presdir tapi mungkin ganti anda yang tidak mau menerimanya" gelak Haris
"Why ?"tanyaku menatap Haris penuh tanya
"karena wanita itu pasti jelek" tawanya lagi
"cantik atau jelek bagiku hati yang memancarkan" ucapku
Haris langsung terdiam
Terlihat di luar ruangan seorang wanita memakai mini dress maroon melenggang melewati meja Qalila sekertarisku.aku mendesah pelan.
ruang kerjaku ini sebagian besar memang di design dari kaca.tapi bagi yang awam ini akan tampak biasa.tapi yang sebenarnya,aku yang duduk diruangan ini bisa melihat orang yang di luar tapi yang di luar tak bisa melihat ke dalam.Senyumku tersimpul mengingat kemarin Freeya berlonjak kegirangan seperti anak kecil sungguh menggemaskan.
Ku lihat wanita itu mengetuk pintu.Haris berinisiatif membukanya dan undur diri.
pintu kembali tertutup serta merta wanita itu berlonjak ke dalam pangkuanku.
oooouuuuccchhh ! tepat menindih yang dibawah.ku dorong tubuhnya dan beralih duduk di meja.
"Dhillara Rhea apa yang membawamu kembali kemari ? bukankah kau sekarang di Paris ?" tanyaku sembari memainkan pena
"Aku merindukanmu" jawabnya ringan
Aku mengulum senyum kali ini dia tak akan melepaskanku.mengingat hampir 6 bulan kita tak bertemu.terakhir kali kita menghabiskan malam bersama di hotel dekat bandara sebelum dia pergi.
Dhillara sangat tahu seleraku,seperti mini dress yang dikenakannya saat ini.ingin rasanya kuturunkan mini dress itu dan kunikmati lagi tubuhnya
"kau tidak merindukanku ?" tanya Dhillara seraya menggelayutkan tangannya di
leherku
Dhillara duduk disalah satu pahaku,matanya yang indah seperti ular begitu menggodaku.
ku rengkuh punggungnya yang terbuka tanpa sadar bibir kami telah berpagut. saling *******, menyesap. mengulum, dan menarik lidah dengan rakus.
napas kami saling memburu balasan ciuman Dhillara membuatku tersengal.
bibirku beralih ke lehernya yang jenjang dan mulus.ku kecupi dengan rakus yanpa meninggalkan kissmark.kami benar benar di mabuk kepayang hingga akhirnya kami bersama mengarungi lautan nikmat.
Dhillara mengecup bibirku lembut
"luar biasa" bisiknya dengan senyum menggoda
"Aku masih punya waktu 3 hari disini baby"
"aku menginap di hotel indonesia.maukah kau mengunjungiku ?" tawarnya
"aku lihat jadwal dulu" tuturku datar
"okay,aku tunggu kau hangatkan lagi ranjangku 3 malan ini,baby"ucapnya seraya mengecup telingaku
"aku akan kirim uang ke rekeningmu" ucapku santai
"aku tak inginkan itu.aku mau kamu" ucapnya seraya melenggang pergi
hhhuuufffttt ku hembuskan napasku dengan lega.tiba tiba senyum Freeya terlintas di pikiranku tak tahu kenapa rasa bersalah memburuku.kutekan intercom ke meja Qalila.
"Qal,minta Freeya datang ke ruanganku !" pintaku
"Freeya sedang turun ke lapangan Presdir" jawab Qalila diseberang sana
"kemana ?"
"ke gerai laptop di mall Bekasi,Presdir" jawab Qalila
"hem"
Ku sambar ponsel dan kunci mobil diatas meja.bergegas ku masuki lift diikuti oleh Haris.lelaki itu tampak tersenyum kecut
"kemana Presdir ? mengejar Dhillara ?" tanyanya bernada mengejek
"bertemu Freeya" jawabku santai
"Freeya ? bukankah lantainya sudah terlewati ? dia tidak di kantor ?" ucap Haris
"Tutup mulutmu ! ikuti saja" sentakku
"baik"
Di dalam mobil kuminta Qalila mengirimkan alamat Freeya sekarang.tak tahu kenapa balasannya begitu lama membuatku bergedik kesal. ku tangkap senyum aneh Haris dari kaca spion.
"kesambet kamu ?" seruku sebal
"tidaaa...kkk" sahut Haris menahan senyum
"Freeya ini sepertinya berpengaruh besar untuk anda. saya masih mengira tadi anda akan mengejar Dhillara yang baru saja anda ajak bersenang senang" ucap Haris yang masih fokus dengan kemudinya
"Freeya ini sepertinya telah meracuni anda" tambahnya
"Kau tau betul kenapa aku merelrutnya" lirihku
"tapi dia sepertinya sama sekali tak punya ingatan apapun"
"setiap kali kualihkan pikiranku pada wanita lain selalu wajahnya yang muncul menyiksaku,membuatku merasa bersalah" ceritaku
"sebelum janur kuning melengkung anda masih wajib berjuang" dukung Haris
"sok tahu"
Ponselku menyala terlihat pesan dari Qalila mengirimkan alamat Freeya.
"Bekasi Square"
Mobil berhenti diarea parkir mall.
ku ayunkan langkahku memasuki mall yang begitu ramai.kuedarkan pandanganku ke tiap tiap sudut gerai laptop.setelah sekian lama mengedarkan pandangan akhirnya kutemukan sosok itu.sesosok gadis kecil mungil memakai celana hitam longgar dengan atasan hem polos warna putih. yaahh dialah Freeya Aqila Hasbie Rasyid yang selalu berpenampilan sederhana.
Tak sengaja mata kami saling bersitatap spontan gadis itu melontarkan senyum manisnya dan berjalan mendekati tempatku berdiri.
"Selamat siang Presdir anda disini ?" tanyanya
"aku ingin melihat secara langsung bagaimana hasil penjualannya"
"mari saya antar kepada manager gerai" ajaknya
Manager gerai tampak gugup menerima kehadiranku. sebenarnya ini bukan kali pertama aku melakukan inspeksi seperti ini.
"peningkatan penjualannya cukup pesat Presdir.mereka sangat menyukai designnya.terutama hari ini" terang sang manager antusias
"why ?"
"konsumen terkesan dengan pelayanan mbak Freeya yang memuaskan.dia begitu sabar menerangkan fungsi,kekurangan dan kelebihan laptop yang mereka pilih.dia juga bisa memberi saran laptop apa yang cocok untuk tiap pembeli"terangnya
"kami banyak belajar hari ini"
"bagus" ucapku sembari menatap kearah Freeya
"berikan bonus untuk semua karyawan!"perintahku
"baik Presdir !"ucap sang manager tampak senang
"ikut aku !" ajakku seraya menarik tangan gadis itu menjauh dari keramaian
"sakit Presdir"keluhnys yang sedikit tertinggal di belakangku
Aku menoleh kearahnya wajahnya menampakkan rasa kesakitan.aku lupa bahwa aku terlalu erat memegang jemarinya yang melepuh.
Spontan kutarik. tangannya dan kutiupi lembut.tak sadar mata kami bertubrukan.gadis kecil ini menatapku dengan tatapan yang sulit ku definisikan.
Oh God !!! bola matanya begitu indah bak aurora di sungaiSiene Paris.shiiittt ! aku baru menyadarinya.jantungku berdegub begitu cepat seolah membekap membuatku sesak.
ini perasaan apa ???
perlahan kurasakan dia menarik jemarinya.kesadarankupun kembali.
"Haris,beli salep ! aku tunggu di resto depan !" perintahku
"baik"sambung Haris yang segera berlalu
Ku pandangi Freeya yang begitu tampak kesal.bibirnya yang mungil dimanyunkan.dahinya berkerut,kedua alisnya hampir satu garis sungguh pemandangan yang menggemaskan.
"apa memang selalu begini kelakuanmu ? memaksakan kehendak pada orang lain ?"semprotnya geram
"jangan kau pikir karena kau atasanku lalu kau bisa semena mena terhadapku"
"semena mena ??" ulangku
"kau menarikku di depan orang banyak tanpa seijinku apa namanya kalau tidak semena mena ?"tuduhnya dengan keras
"hei bawel ! diluar sana banyak gadis yang memimpikan bisa makan berdua denganku, harusnya kau merasa beruntung " balasku sama kerasnya
"dengar Tuan Narsis ! kau bawa saja gadis diluar sanamu itu makan bersamamu.maaf .saya o....gah " tandasnya dengan bibir merat merot
"tunggu !" pekikku menahan dia beranjak
"kau masih ingatkan gajianmu tinggal 50 % ? atau kau ingin gajianmu cuma tulisan saja ?" ancamku datar seraya menatapnya tajam
Dia menoleh dan berjalan kearahku dengan sedikit pincang.
"kaaaaauuuu !" serunya dengan mata mendelik
"memang hanya itu yang bisa kau lakukan.mengancam.kau dengar Tuan Narsis ! kau makan saja gajiku itu ! bodo amat !" pekiknya seraya berlalu dengan tertatih
Lagi ? sekali lagi Freeya Aqila Hasbie Rasyid mempermalukanku didepan umum.membuatku membisu tanpa perlawanan . kuarahkan kepalan tanganku kemeja mengumpat dalam hati.
Rasanya ingin kutelan habis mulut bawel gadis itu.awas saja tak akan ku beri ampun.
"Presdir salepnya" ucap Haris dibelakangku
"buang !"bentakku
"buang ?tapi kenapa ?" ulangnya kurang yakin
"kamu tuli ya ?aku bilang buang ! tak perlu banyak tanya"
"kita kembali ke kantor !" perintahku
"baik"
Kuedarkan pandanganku keluar jendela mobil.sekilas dari kejauhan kulihat Freeya yang memakai long coat coklat berdiri di halte busway.
"berhenti !" pekikku memaksa Haris mengerem mendadak
"hampiri Freeya !"perintahku
Mobil berhenti di samping halte. Haris membukakan pintu belakang untuknya tapi dia tampak ogah ogahan.
"masuk !" seruku dari dalam
Dia melempar tubuhnya ke kursi duduk mepet ke pintu.wajahnya tampak sangat dongkol.
"apalagi sekarang ? aku hanya berniat memberimu tumpangan.salah lagi ?" tanyaku
"Presdir dengar ! meskipun niat anda baik.tapi orang lain menangkapnya berbeda..dan itu hanya akan menyulitkanku" ucapnya kesal
"what do you mean hem ?" tanyaku tak mengeti
Diarahkannya layar ponselnya padaku.disana terlihat fotoku saat menarik tangannya di mall tadi. ku raih i-pad milikku.ada begitu banyak komentar miring disana.aku menghela napas oanjang.
"kenapa harus kau pedulikan berita murahan seperti ini ?" ucapku menoleh kearahnya
"tentu saja anda tak peduli. tak ada pengaruhnya buat anda.tak ada yang menyudutkan anda mendekati karyawan anda.yang ada adalah karyawan gila harta sepertiku dengan begitu murahannya belum lepas dari Machalister kini merayu CEO F Company " tuturnya seraya menggedikkan bahu
"sekarang aku tanya padamu.kamu merasa melakukannya atau tidak ?" tanyaku serius
gadis itu buru buru menggeleng
"abaikan" putusku
"anda mudah mengatakannya . tapi aku ?ada perasaan yang harus aku jaga" ucapnya sendu
zmendengar kalimat terakhirnya itu tak tau kenapa seperti ada sebuah tombak yang menohok tepat dijantungku.begitu pedih dan ngilu.
"Haris tolong ! aku turun di depan.aku tak mau ada masalah lagi.terima kasih tumpangannya" ucapnya kemudian
Aku hanya bisa memperhatikan punggungnya yang kian menjauh dari pandangan.she's so different.she's an extraordinary girl.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments