Aku berdiri tepat disamping Presdir Demas dia tetap acuh tak merespon kehadiranku.ku gedikkan bahuku menghela napas dengan lemah.
"batuuuu"kutukku
Pintu lift terbuka,kami hampir masuk bersamaan hingga tubuh kami bersinggungan ssssrrreeetttt ! hawa hangat menyergap lenganku.kulihat dia sudah menekan tombolnya.akupun berdiri sambil bersedekap tanpa bersuara.lagi lagi kulirik dirinya.pucat ! itulah yang kutangkap dari wajahnya.bibirnya sedikit putih tak seperti biasanya.matanya terpejam,terlihat dia menyandarkan tubuhnya di dinding lift.ku beranikan diri
menoleh kearahnya.ku dekati tempatnya berdiri.
"Anda okay ?" tanyaku lirih
"boleh aku bersandar sebentar ?"pintanya lemah
Aku terkesiap antara kaget dan bingung kuberanikan diri menyentuh dahinya panas !!! napas dari mulutnya pun terasa panas.
"Panas sekali ! kamu demam?" seruku panik
"kita ke rumah sakit ya" kataku
Ku pencet tombol dengan panik tapi dia keburu menggabruk tubuhku dari belakang.hawa panas tubuhnya kini menular di sekujur tubuhku.dagunya bertumpu di bahuku.kini pipinya yang panas menempel di pipiku.nafasnya terdengar tak beraturan aku sama sekali tak berani menoleh.kutarik kedua tangannya yang menggantung bebas kulingkarkan di pinggangku.kupegangi dengan tangan kananku sementara tangan kiriku yang bebas mengelus pipinya dengan lembut.aku tidak ingin dia sampai terjatuh.
Aku tak tahu entah kenapa hatiku tergerak untuk melakukan itu.aku yakin dia bisa merasakan kalau saat ini jantungku berdegub begitu kencang.aku,Freya Aqila Hasbie Rasyid tak pernah sedekat ini dengan pria lain selain Kail kekasihku.
Dengan susah payah aku memapah Demas sampai di depan apartment miliknya secara badannya 2x dari ukuran tubuhku yang mungil dia masih terpejam,aku kebingungan menemukan jari yang dia pakai sebagai sidik jari untuk membuka pintu.emh....
"ini yang mana ?" tanyaku yang hampir putus asa
Dengan tangan yang masih kupegangi dia menempelkan 5 jari kanannya sekaligus dan perlahan pintu terbuka.kunyalakan lampu memapahnya ke tempat tidur dengan kepayahan.aku hampir saja menggabruk bersamanya.ku tarik tubuhnya yang masih belum berbantal.ampuuunnn berat sekali ! keringatku sampai jatuh bercucuran.
Ku lepaskan sepatunya,ku turunkan jasnya dan ku longgarkan dasi yang menggantung di kerah kemeja putihnya.pendingin ruangan segera kumatikan.
"gimana ini ?" keluhku
"telpon Haris ! ya aku harus telpon Haris" ucapku berinisiatif
Kurogoh ponsel di dalam tasku.ah sial ! aku tidak punya kontak siapapun yang dekat dengannya.aku masih mondar mandir seperti orang gila untuk beberapa menit sampai akhirnya kuputuskan untuk memberanikan diri merogoh ponsel Demas yang terselip di saku celana.
Dengan gemetaran perlahan kususupkan tanganku ke dalam sakunya seraya kupandangi wajahnya yang masih terpejam.I get it !!! kunyalakan ponsel itu haaahh aku mendesah pelan.pakai sensor wajah lagi haduuuuccchhh.Kuarahkan kamera depan ke wajahnya dan kujepret sekali,aku tertegun sesaat mengagumi Demas yang begitu tampan.
"Aya,apaan kau ini ? kau ini kekasihnya Kail.tunanganmu ,ingat itu " batinku
Ku geser kontak yang tertera di whatsapp miliknya kontak Haris ku panggil.sial tak berdering terus saja memanggil.ku telpon biasa tidak aktiv.
"dingiiinnn"erangnya
"eeeuuummbbb"
"kenapa ?" tanyaku seraya duduk ditepian tempat tidur
"dingin sekali" desisnya sembari melipat tangannya di depan dada
kupegang tangannya masih sangat panas tapi kenapa dia bilang kedinginan.ku cari kotak P3K di dalam laci meja dekat tempat tidur.
kugosokkan minyak angin di telapak tangan dan kakinya kemudian lehernya.kutarik selimut dibawah kakinya.sungguh aku tak tega meninggalkan dia seperti ini.
Tiba tiba saja dia bangkit dan berlari kekamar mandi.aku menyusulnya ku lihat dia muntah di washtafel.kupijit tengkuknya perlahan keringatnya keluar semua.
"tidak lucu kan aku tanya dia apa baik baik saja sementara aku tahu dia sedang tidak baik" batinku
"kamu masuk angin,pasti kamu makan tidak teratur"tebakku
"ayo aku bantu kembali ke kamar"
"aku buatkan sesuatu yang bisa kamu makan"
Di dapur ku cari bahan makanan yang bisa ku masak.hanya ada telur buah dan sayuran.hhaahh bikin bubur saja itu yang aku bisa.Saat kembali ke kamar ku lihat Demas duduk bersandar di gunungan tempat tidur.
"makanlah dulu !" ku letakkan nampan berisi semangkuk bubur panas di hadapannya
Dia tak menjawab dia hanya memandangi bubur dihadapannya.kudekati lelaki itu kuraih mangkuk dihadapannya.
"haaaakkkk ! buka mulutmu !" kataku seraya mengarahkan sesendok bubur ke mulutnya
"ayolah,kamu senang sakit begini ?" bujukku saat dia tetap tak membuka mulutnya
"hheemmm,hhhaaakkk ! ayo !"
Sesuap demi sesuap akhirnya dia mau makan bubur bikinanku. aaaiisshh tak sanggup rasanya aku menerima tatapan sedemikian teduh.adegan romantis ini harusnya aku dan Kail.bukan aku sama batu ini.
"Haris tak bisa aku hubungi.ada kerabat lain yang bisa aku hubungi ? adik atau ibumu mungkin" ujarku
"tidak perlu" tolaknya datar
"aku tak tega meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini.kalau nanti kamu butuh sesuatu gimana ?" tuturku cemas
Dia hanya menatapku lama
tatapan itu hampir tak terbaca
"pulanglah !" perintahnya
"aku pulang setelah kamu tidur" potongku
"kau ini" keluhnya
Ku biarkan Demas kembali terpejam.ku rebahkan tubuhku di sofa seberang tempat tidurnya aku merutuki diriku sendiri bagaimana bisa aku melakukan ini.tinggal satu kamar dengan lelaki asing. tapi aku tidak ada pilihan lain.
baru saja aku mulai menikmati rasa kantukku kudengar dia terbatuk batuk.aku berlari mendekatinya.
HHHUUUKKKHHH
Dia kembali muntah dan sialnya kali ini justru mengenai bajuku dan juga kemejanya.aku berlari kekamar mandi ku elap wajahnya dengan handuk dan kuganti kemejanya.ku tarik selimutnya kuganti dengan yang baru.
Ku bersihkan diriku di kamar mandi.niatnya shi mau ambil baju ganti di apartmentku tapi apa ? pintu itu hanya terbuka dengan sidik jari Demas.kuputuskan kembali kekamar dengan masih memakai bathdrobe milik Demas.
******
"kauuuuu !" serunya pagi ini saat mendapati aku sibuk di dapurnya
Dia menatapku dari atas sampai bawah,kemeja putih miliknya yang terlalu besar menempel ditubuhku mungkin mengganggunya karena aku tak memakai bawahan.
"kau masih disini ? apa yang kamu lakukan dengan kemejaku ?" tudingnya kearah kemeja yang kini membalut tubuhku
"menurutmu ?"semprotku berang
"kau pikir aku suka disini bersama orang dingin macam kamu"
"lepaskan kemejaku sekarang !" perintahnya
"kamu sudah gila ya ? bajuku kena muntahanmu kenapa menyuruhku melepas kemejamu ? kamu mau aku ***** di depanmu ?" bentakku geram
"dasar mesuummm !" teriakku
"kau terlalu percaya diri nona.aku bahkan tak berminat dengan tubuh kecilmu itu" cibirnya nyelekit
"kauuuuuu ! hhhhiiiccchh" hardikku
"keluar !" bentaknya
"kalau pintu sialan itu tidak pakai sidik jari,aku pasti sudah keluar dari semalam.aku tak sudi berlama lama dengan batu" cemoohku
"kau tahu,kalau pakai sidik jari.kalau terjadi sesuatu seperti kemarin yang ada kamu bisa membusuk tanpa ada yang menolong"
Tiba tiba dia menarik tanganku kedekat pintu.entah apa yang dia lakukan yang pasti setelahnya dia menempelkan jari manis sebelah kiriku ke monitor
"apa ? apa maksudnya ini ?" tanyaku kebingungan
"dengan begini kamu juga bisa masuk
kemari.dan bisa menolongku jika terjadi sesuatu padaku"
"siapa yang sudi ?" kedumelku
"sepertinya kau begitu mengkhawatirkanku," tuturnya GR
"aku ? mengkhawatirkanmu ? aku hanya tidak mau sampai melihat kau pingsan di depanku dan orang menyalahkanku" ucapku membela diri
sebenarnya aku sendiri tak merasa yakin dengan jawabanku.dia menatapku dengan tatapan yang aneh.aku segera mengalihkan pandanganku kearah lain.
"aku mau makan" ucapnya
"bikin sendiri.aku bukan pembantumu"sahutku ketus
dia tampak mendelik,ku balas dengan mendengus.aku tahu membantah sekali lagi dia akan mengancamku.
aku kembali ke dapur.kubuat jus alpukat dan kupanggang roti di toaster.kuulurkan piring berisi roti ke atas meja dihadapannya.
"makanlah"
"aku tak terbiasa sarapan roti" ucapnya dingin
"teruuuss ? aku harus nurutin kamu gitu ? ogah" semprotku
"memang kamu tak punya pilihan lain kan ?" tukasnya
"hhhuuhh dasar batuuu" gerutuku manyun
"bikinin telur !" perintahnya
"kenapa nggak sakit aja shiii ?merepotkan aja" gerutuku sebal
Aduuuhhh gimana ini ? aku paling takut goreng telur.tiap kali menggoreng pasti akan meletup ampun deh.
dengan ragu ku masukksn telur ke dalam penggorengan baru beberapa detik terjadi letusan aku kaget tanganku menyenggol gagang teflon.akibatnya minyak tumpah ke lantai dan sebagian mengenai paha dan kakiku juga punggung tanganku.
"aaaaahhhh ! panss !" teriakku histeris
ku kibas kibaskan tanganku yang seperti terbakar.
"jangan diusap !" teriak Demas ikut panik
"panas sekali" tangisku
"kita ke rumah sakit"
"tidak mau " teriakku makin histeris
sekejap Demas membopongku.aku terkesiap masih tidak percaya wajah Demas begitu dekat hampir tak berjarak. direbahkannya aku di sofa.dia bangkit sesaat kemudian dia kembali membawa pasta gigi.dia jongkok di hadapanku.
"sementara pake ini dulu.kata orang kalau pake ini rasanya dingin"ucapnya
aku meringis meratapi punggung kakiku yang melepuh.ku gigit bibir bawahku untuk menahan sakit.
Perlahan dia mulai mengoles luka melepuh di kakiku.
"ooouuuccchhh" pekikku berjingkat
"sakit ? aku sudah sangat pelan" ujarnya sembari mendongak kearahku
aku menggeleng cepat "tidak,aku hanya kaget" jawabku kemudian
"okay,ini tidak akan menyakitimu.calm down" hiburnya
Tanpa sadar ku kagumi dia dalam hati.ternyata si batu ini ada sisi lembutnya juga.tersungging senyum dari sudut bibirku yang mungil.
Terlihat dia gamang ketika hendak mengoles luka di pahaku.aku sengaja terpejam agar dia tidak canggung.kurasakan jemarinya yang lembut mulai menyentuh pahaku.
DDDDDRRRREEEETTT
Aku seperti tersengat tegangan listrik ratusan ribu volt.ada rasa asing yang tiba tiba menghinggapi perasaanku.
kini dia sudah beralih mengoles di jari tangan kiriku.dia begitu serius hingga tak menyadari aku yang terus memperhatikannya.
"bagaimana ?" tanyanya membuyarkan lamunanku
"di...dingin" sahutku gelagapan
"baik.aku akan mandi.kita akan terlambat.ah tidak ! kau boleh libur hari ini " ucapnya sembari bangkit dan menghilang di balik pintu kamar
Aku bangkit melangkah menuju kamar ketika ku dengar dia meneriakiku dari kamar mandi
"siapkan baju untukku !" perintahnya
Mulutku ternganga saat mendapati Demas keluar dari kamar mandi hanya membalut tubuh bagian bawahnya dengan selembar handuk.W.O.W body Demas bahkan jauh lebih kekar dari Kail.
otot lengan yang menggembung. dada yang bidang dengan perut kotak kotak.sixpack kata orang. sungguh ini magnet yang melumpuhkan wanita.
Anganku ku biarkan NGELANJOR bebas mengagumi pemandangan di hadapanku.
Ku kerjap kerjap mataku menyadari dia sudah ada di depanku menarik setelan jas abu abunya yang masih di tanganku.
SHIIIITTTTT !!!!!
Demas meminum jusnya dan menyodorkan roti padaku.kuterima saja tanpa membantah apapun.kulihat dia kembali ke kabinet dapur dan membuat telur sendiri.
"aku harus kembali.aku harus kerja.terima kasih telah mengobatiku" ucapku beranjak bangkit
"aku bilang kau boleh libur hari ini" ucapnya tak acuh
"kerjaanku menumpuk.dan lagi semua file tersimpan di mackbookku kasihan yang lain"
"baik.berangkatlah denganku"
"tidak perlu.merepotkanmu" tolakku buru buru
"kau ingin kakimu yang melepuh itu terinjak orang ?" bentaknya
Aku diam balik badan menuju apartmentku.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
ZARA AMORA♥
semangat ya thor:)
2020-09-14
2