Episode 5 Saat-saat terakhir Rika

Suamiku adalah Raja Iblis.

Chapter 05

"Uaarrg!" erang Rika ketika tubuhnya dihujami banyak senjata, matanya mulai berkunang kunang, tubuh Rika berdarah-darah, Rika pun jatuh ketanah dan saat ia jatuh para prajurit itu langsung menghajar Rika tanpa ampun seperti para warga mengkebiri maling.

Tindakan anarkis dan tak tau aturan itu mereka layangkan, Rika ditendang dengan sepatu baja mereka tubuhnya juga dikoyak dengan pedang dan tombak, mereka melakukannya sembari tertawa girang, mendengarkan rintihan seorang wanita yang nekat ke medan perang untuk menyelamatkan suaminya.

Bug bag duag.

"Rasakan ini!"

Deeeng!

Ngiiiiiiiiiing!

Kepala Rika bedengung ketika di tendang dengan sepatu baja, setelah satu menit lebih tubuh Rika terlihat berantakan dengan cairan darah yang menyelimuti seluruh tubuhnya, para kesatria yang ada disana memandangi tubuh Rika yang sudah sangat lemas.

'Tubuhku terasa mati rasa... oh apakah yang ... terjadi?' tanya batin Rika pada saat itu, tatapan matanya menjadi sayu dan kosong, ia juga tak bisa merasakan apa-apa lagi, atau tubuhnya sudah mengalami mati rasa, hanya dingin dan suara tulang patah yang bisa ia rasakan dan dengar.

"Ahahahaha! Matikau wanita sialan!" seru mereka sembari menyerang Rika hanya bisa diam menahan rasa sakit, mulutnya terus mengerang kesakitan.

"Aaaaa!"

"Ugh!"

Saat mereka menghentikan siksaan mengerikan itu, terlihat tubuh Rika terlihat penuh luka yang sangat banyak, bahkan dagingnya sampai banyak yang lepas dari tulangnya.

Rika terlihat kesulitan bernapas, para manusia disana pun sudah puas menyiksa Rika memutuskan untuk membawa Rika ke tempat mereka untuk di jual ke pedagang budak atau jadi tahanan perang.

Namun saat mereka ingin membawa Rika menggunakan kereta Kuda mereka tiba-tiba dihujani serangan berbasis elemen api.

Dududududududuaaarr!

"Aaaarrrg!!!" mereka semua mengerang kesakitan karena hantam oleh sihir api.

"Seraaaang, selamatkan ratu Rika!" seru prajurit Enja sembari menembakan sihir api secara terus-menerus.

"Arrgh! Sialan bala bantuan datang, buat benteng air!" mendengar perintah itu para penyihir air pun langsung menggunakan sihir mereka untuk membuat benteng air, namun sayang ketika air bah muncul dan ingin membentuk sebuah benteng, air itu malah berubah bentuk menjadi seekor naga dan menyerang mereka semua.

"Huaaaaaa apa yang terjadi!" seru mereka kaget, yang ternyata hal itu disebabkan oleh prajurit Suija, iblis air yang juga ikut membantu, prajurit manusia itu langsung pergi melarikan diri setelah formasi mereka kacau balau, sementara Rika yang sudah bermandikan darah hanya bisa diam, dengan pandangan mata kosong.

Para iblis membawa Rika kembali ke istana, tubuh RIka mengeluarkan banyak darah, namun berkat iblis air, darah di tubuh Rika mampu ditahan untuk tidak keluar terlalu banyak dari tubuhnya.

Sehingga Rika masih bisa bertahan hidup dalam jangka waktu lama, mereka mulai membawa Rika kembali ke istana kerajaan dengan cara berlari menggotong tubuh Rika yang benar-benar rusak.

Sesampainya di istana.

Para pelayan dan penghuni Istana kaget akan kondisi Ratu mereka, begitu juga sang Raja yang benama Zarathos, ia tidak tau mau berkata apa ketika melihat Kondisi dari Rika.

Zarathos bukanlah Iblis yang bersikap dingin kepada orang yang baik kepadanya, meski belum percaya seutuhnya Zarathos tetap sayang kepada Rika, melihat kondisi istrinya yang seperti itu membuat Zarathos tak sanggup menahan hasratnya untuk bertanya.

Enja, Suija, Onikage dan beberapa petinggi iblis lainnya kaget melihat kondisi Ratu mereka.

"Apa yang terjadi pada Permaisuriku?" tanya Zarathos pada anak buah Enja dan Suija yang ada disana.

Baik bawahan Enja dan juga bawahan Suija mereka terlihat menunduk dan tak tau harus berkata apa untuk memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi kepada Istri dari Raja mereka itu setelah menahan pasukan musuh di medan perang.

"Katakan!" Perintah Zarathos kali ini ia memperlihatkan emosinya, semua iblis yang ada disana tertekan, mereka takut dan bingung, Mary yang melihat Rika sekarat hanya bisa menutup mulutnya sembari menatap tak percaya, yah karena beberapa jam sebelumnya Rika dan Mary berteman dengan baik dan pertemanan itu harus kandas karena hal mengerikan tersebut.

Para prajurit Enja dan Suija pun saling bertatap muka, mereka sepertinya sedang memikirkan bagaimana cara menjelaskan hal itu kepada raja dan atasan mereka.

Enja pun menatap prajuritnya dengan tajam.

"Sebaiknya ceritakan saja apa yang kalian ketahui tanpa menutup apapun, bahkan jika itu sangat menyakitkan," ucap Enja pada prajuritnya yang terkesan seperti perintah.

"Kalian juga tolong jangan buat kami semua penasaran," tambah Suija.

"Maafkan kami Panglima Enja, kami lalai dalam menjalankan tugas, saat kami sampai Kanjeng Ratu sudah tergeletak ditanah tak berdaya sementara para manusia itu, menari-nari dan menghajar Kanjeng Ratu dengan sangat brutal," jawab prajurit Enja sembari menunduk minta maaf.

"Kami juga minta maaf karena terlambat datang dan bertindak untuk menyelamatkan Kanjeng Ratu, Yang Mulia," ungkapan penuh penyesalan prajurit Suija pada raja dan Panglima mereka.

Zarathos terlihat murung mendengarnya, ia menatap tubuh Rika yang benar-benar terluka parah oleh serangan yang sangat fatal, terdapat 30 sayatan pedang, 60 luka memar, 70 tusukan tombak dan terakhir 3 luka menganga yang memperlihatkan tulang paha Rika, bukan hanya itu wajah cantik Rika juga tidak luput dari kebrutalan itu, hidung Rika mengeluarkan banyak darah karena ditendang dengan keras menggunakan sepatu baja, banyak luka lebam dan luka yang di akibatkan benda tumpul.

Tanpa disadari oleh siapapun, air mata Zarathos menetes keluar untuk yang ke 5 kalinya dalam hidupnya.

"Pelayan!"

Para pelayan termasuk Marry yang sudah di anggap teman dan sekailgus pelayan pribadi kepercayaan Rika pun datang mendekati Raja mereka.

"Kami para pelayan yang menghadap siap menerima perintah dari Gusti Prabu!" seru mereka sembari duduk dan menunduk ke arah sang raja Zarathos.

"Tolong bawa istriku ke kamarnya"

"Akan segera kami laksanakan Gusti!" seru mereka dan dengan cepat mereka membawa Rika ke kamarnya secara hati-hati, yah berhati-hati, meski mereka tau kalau Rika bukan dari bangsa iblis, melainkan manusia, tapi atas jasa dari Rika, membuat mereka sangat ingin membalas budi baik Rika.

Bukan hanya itu, mereka juga merasa nyaman bersama Rika meski kadang Rika akan menjadi sangat menyeramkan jika sedang dalam mode pemarahnya. Namun, mereka tahu dan sadar kalau Rika berbeda dari kebanyakan wanita, baik itu dari ras iblis ataupun manusia.

"Lalu kalian semua! Kabarkan kepada para tabib istana dan luar istana kalau aku sedang mengadakan sebuah saimbara, bagi siapapun yang bisa menyelamatkan istriku! Maka aku akan memberikan uang kepadanya sebesar 5000.000.000.000.000 koin emas!" seru sang Raja kepada seluruh penghuni istana, mereka pun dengan cepat pergi dan menyampaikan apa yang Raja mereka katakan kepada seluruh Tabib yang mereka temui, baik yang dari dalam istana, sampai tabib desa yang ada di luar istana.

Para Tabib pun mulai berdatangan untuk menyembuhkan luka RIka. Namun, karena luka yang di derita terlalu banyak atau terlalu besar, membuat banyak tabib menyerah dan saat ini sudah 3 hari, Rika masih sekarat dan tak sadarkan diri, darah ditubuhnya semakin banyak yang terkuras.

Marry bahkan sampai menangis disamping Rika berharap Rika bisa sadar. Namun, nampaknya hal itu sudah sangat sia-sia, menurut tabib terakhir ia mengatakan kalau Rika sudah tidak akan bisa diselamatkan lagi, dalam 2 hari ia akan mati kehabisan darah, sang Tabib juga mengatakan kekagumannya pada Rika karena sanggup bertahan dalam kondisi luka yang sangat parah bahkan tak sedikit lukanya terbuka lebar, namun ia masih bertahan, meski dengan jumlah darah yang sangat sedikit.

"Apa tidak ada cara untuk menyelamatkan istriku?" tanya Zarathos pada sang Tabib terakhir yang bertahan.

"Sebenarnya ada, hanya saja kemungkinan berhasilnya sangatlah kecil," jawab sang Tabib.

"Katakan saja, maka aku akan membayarmu!"

"Sebenarnya aku tidak tau pasti akan hal itu, hanya saja aku pernah mendengar ada tanaman yang bisa menyembuhkan segala macam luka berat, bahkan untuk luka yang seperti ini," jawab sang Tabib, "Tapi tanaman itu sangat sulit untuk di dapatkan bahkan mustahil bagi kita para iblis untuk bisa mendapatkannya," jawab sang Tabib.

"Apa kau sedang meremehkanku?"

"Tentu saja tidak Gusti Prabu! Kanjeng Ratu tentu bisa diselamatkan jika Gusti Prabu dapat menjangkau tempat yang tidak bisa dijangkau iblis biasa seperti saya!" ungkap seru sang Tabib, menegaskan kalau tempat itu tidak bisa dijangkau oleh Iblis biasa.

"Baiklah, tanaman apa itu, sebaiknya cepat aku tidak mau kehilangan Permaisuri pertamaku dalam keadaan seperti ini!"

"Baiklah nama tanaman itu adalah Bunga seribu nyawa, serbuk emas dari bunga itu bisa dijadikan sebagai obat untuk membuat keabadian bagi mahluk fana seperti Kanjeng Ratu dan memberikan peningkatan kekuatan regenerasi untuk mahluk supranatural seperti kita Gusti Prabu. Namun, satu yang harus diingat, tanaman ini berada di Heaven, tempat para malaikat tinggal, jadi jika tuan ingin menyusup dan mendapatkan tanaman itu, ingat bunganya berbentuk seperti bunga mawar hanya saja ukurannya seperti bunga matahari dan berwarna emas." Tabib itu menjelaskan tentang tanaman yang ia maksud pada Zarathos.

Mendengar tanaman itu berada di surga, Zarathos langsung kebingungan, dalam pikirannya atau dalam kepalanya ia mulai menyusun rencana untuk mendapatkan tanaman itu, namun sebuah ide sama sekali tidak muncul.

"Sebaiknya Gusti Prabu bergegas mencari tanaman itu, karena Kanjeng Ratu sudah tak bisa bertahan lama, paling lama ia hanya bisa bertahan selama 3-4 hari, lebih dari itu aku sama sekali tidak bisa menjamin keselamatan Kanjeng Ratu," jelas sang Tabib

Mendengar hal itu, mata Zarathos kembali terbelalak, ia mulai kebingungan harus berbuat apa.

"Baiklah aku mengerti, sekarang kau kembalilah ke rumahmu, aku akan mengirimkan uang untukmu dan juga mencari cara untuk mendapatkan tanaman itu," ucap Zarathos dengan tenang dan penuh wibawa.

"Sembah saya Gusti Prabu, sekarang hamba pamit pulang, maaf karena hanya bisa membantu sampai disini karena selain tidak punya bahan saya juga rindu dengan anak dan istri saya dirumah," ucap sang Tabib, Sang Tabib juga pergi setelah diberikan kode oleh Zarathos, Zarathos pun menatap ke arah istrinya yang terbaring lemah di kasur.

"Maaf aku tidak bisa menyelamatkanmu, dan bertindak bodoh dengan tidak mendengarkan pesan darimu maaf," ucap Zarathos dengan air matanya menetes sedikit demi sedikit.

Tubuh Rika, istri dari Zarathos nampak mengurus karena kekurangan darah, ukuran daging dan ototnya menyusut, wajah Rika juga memucat tanda ia benar-benar sekarat.

Zarathos mulai menggenggam telapak tangan Permaisuri atau istri pertamanya itu dengan erat, ia mendekatkannya ke wajahnya lalu mengucapkan segala macam penyesalannya.

"Maaf untuk segalanya, Rika ... aku akan menemukan tanaman herbal yang bisa digunakan untuk menyembuhkanmu," Zarathos pun pergi keluar dari kamar Rika dan di luar terlihat para Iblis berbaris.

"Sembah kami Gusti Prabu!"

"Kalian para pengawal dan pengikutku yang setia! Kita akan keruang diskusi untuk membicarakan tentang keselamatan Permaisuriku!" seru Zarathos pada prajurit dan jendralnya yang setia.

"Baik Gusti Prabu!"

Mereka pun pergi menuju ruang diskusi lalu mulai mengambil tempat duduk masing-masing, terlihat, Onikage(Iblis bayangan), Enja(Iblis Api), Suija(Iblis Air), Zarathos(Iblis Penghukuman), Todoroki(Jendral Iblis Guitar Petir Utara), Zanki(Jendral Guitar Halilintar Selatan), Ibuki(Iblis Terompet angin), Kirameki(Jendral Iblis Ikan prajurit bawah laut), Habataki(Jendral Iblis Seruling langit), Touki(Jendral Iblis hutan timur), Nishiki(Jendral Iblis hutan barat) dan jendral-jendral iblis lainnya berkumpul dalam satu ruangan, para petinggi iblis itu dikawal oleh prajurit setia mereka di belakang mulai mendiskusikan beberapa hal untuk dilakukan kedepannya.

"Sebelum diskusi ini kita mulai, aku akan menunjuk Onikage sebagai moderator yang akan meluruskan setiap hal yang disampaikan," ucap Zarathos memulai pembicaraan.

Mereka semua pun setuju kalau Onikage menjadi seorang Moderator karena, secara teknik Onikage adalah pendengar yang baik, sehingga Onikage dapat menampung banyak saran dan memilih saran terbaik untuk dikerjakan.

"Kita memiliki dua masalah yang harus kita diskusikan, pertama adalah, obat yang bisa digunakan untuk menyelamatkan istriku ada di taman Heaven, tanah para malaikat, pertanyaannya, apa yang harus aku lakukan, balas dendam atau berusaha mengambil obat itu saja?"

"Maaf jika saya mengatakan ini Gusti Prabu, bukannya di dunia iblis masih ada obat yang bisa menyembuhkan segala macam luka? Seperti air mata Phoenix dari Iblis klan Phoenix," ujar Todoroki mengutarakan pemikirannya.

"Itu memang benar, tapi satu yang perlu kau ketahui. aku membenci Lucifer, Iblis klan Phoenix adalah Iblis yang berada di wilayah kerajaan Lucifer atau bisa dikatakan dia adalah Bangsawan dari kerajaan Lucifer, Itu sebabnya aku tidak mau meminta bantuan pada iblis itu,"

Mendengar hal itu Todoroki pun menunduk diam, ia mencoba memikirkan hal lain yang mungkin bisa menyelamatkan Permaisuri tanpa harus mengambil tanaman dari Heaven.

"Mengenai apa yang dikatakan Jendral Guitar petir Todoroki, tentang obat yang bukan dari tanah Heaven memang benar-benar ada, kali ini dari air mata dan darah Naga, jadi Hamba bertanya apakah Gusti Prabu berminat untuk berburu darah Naga?" ucap Habataki, seorang Iblis yang berwarna emas dengan kepala seperti kepala burung, atau bisa dikatakan manusia setengah burung dengan warna emas.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Habataki, membuat Zarathos tersenyum, setidaknya masih ada harapan untuk istrinya sembuh meski tidak menggunakan tanaman dari Heaven.

"Tapi Gusti, meskipun menggunakan darah atau air mata Naga bisa menjadi alternatif yang baik. Namun, mengingat waktu Kanjeng Ratu sudah tidak lama lagi, maka mendapatkan darah Naga juga pilihan yang percuma, karena untuk mengalahkan seekor naga, kita memerlukan banyak pasukan dan itupun membutuhkan waktu seminggu lebih untuk mengalahkannya," tanggap Enja pada saat itu.

"Tapi bukankah setidaknya ada harapan!" seru Habataki.

"Tapi mengingat waktu Kanjeng Ratu yang tersisa beberapa hari lagi! Itu bukanlah harapan tapi rasa putus asa!" bantah Enja.

"Sudah cukup! Enja apa kau punya ide untuk masalah ini!" seru Zarathos.

"Kita serang saja mereka! Buat perhitungan pada mereka dan lakukan apa yang mereka lakukan kepada Ratu kita, yaitu merusak Permaisuri Raja mereka!" seru Enja dengan segala emosinya.

"OOUA!!!" Teriak semangat prajurit Enja menyetujui rencana sang Jendral.

"Sungguh keputusan yang sangat naif dan begitu terburu-buru," sanggah sesosok Iblis berambut biru panjang berotot kekar bertubuh putih dengan gelang baja dilengannya, ia memiliki wajah yang tampak tenang dan mata biru jernih.

"Apa katamu!" Enja marah dan menatap Iblis yang ada disampingnya, Iblis itu adalah saudaranya sendiri yang bernama Suija.

"Kau dan prajuritmu masih saja bertingkah ke kenak-kanakan, cobalah berpikir lebih tenang Enja," Suija dengan santainya meladeni tingkah adiknya yang berapi-api tersebut.

"Suija! Tarik kata-katamu!"

"Enja aku tidak akan melakukannya," balas Suija masih dengan sangat tenangnya.

Wuuussss!!!!!

Tubuh Enja terlihat berapi-api karena marah ia menatap Sebal sang kakak yang benar-benar berskiap dingin.

"Perempuan itu adalah ras manusia, kita masih belum bisa percaya seratus persen kepadanya, lalu kenapa harus menyelamatkan dan membalaskan dendamnya? Aku rasa inilah yang ia inginkan sebenarnya Raja marah karena dia hampir mati lalu menyerang kerajaan manusia dan mereka menjebak kita yang menyerang secara semberono," ucap Suija mengutarakan pendapatnya(Opini miliknya).

"Suiiiijaaaaa!"

"Sudah cukup, hentikan pertengkaran kalian!" kali ini Zarathos menyelanya, ia memijat kepalanya yang terasa sangat pusing, ia pusing karena apa yang dikatakan Suija dan Enja memang benar dari berbagai sudut pandang, mereka berdua tidak salah.

Zarathos mulai pusing ia menatap ke arah Onikage berharap bisa mendapatkan jawaban yang bagus.

"Menurutku, diskusi kita kali ini sama sekali tidak menemukan titik terang, malah kita hampir saja bertengkar gara-gara hal sepele, jadi menurutku sebaiknya diskusi ini kita tunda beberapa hari kedepan untuk memikirkan ide terbaik, sementara untuk Gusti Prabu, sebaiknya anda menemani Kanjeng Ratu disaat-saat terakhirnya di dunia ini, karena seperti yang dikatakan Enja mustahil bagi kita untuk mendapatkan obatnya," jawab Onikage dengan nada sedih.

Zarathos terdiam mendengarnya, ia pun memberikan kode untuk membubarkan semua orang, ia lalu mengikuti nasehat Onikage untuk tidur disamping Rika, menemani saat-saat terakhir istrinya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Andri Ari

Andri Ari

😭😭😭 thorrr kalau bisa rika di buat memiliki kemampuan yg hebat. kasihan dong kalau tidak punya ilmu .....

2020-10-22

3

mykhailajasmine

mykhailajasmine

Menegangkan pengorbanan seorang istri.. 😢

2019-07-04

20

Ria Arlita

Ria Arlita

kak seru ceritanya lain daripada yang lain .aku kira bakal ngebosenin ternyata enggak sama sekalih malah jadi ketagihan bacanya.

2019-06-25

8

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!