Episode 4 Diambang kematian

My Husband is Demon Lord

Episode 4: Diambang kematian

“Dasar bodoh! Apa yang kau lakukan di sini? Cepat pulang! Aku tidak perlu bantuan darimu!”

Mendengar hal itu dari Zarathos, membuat Rika berjalan pelan mendatangi suaminya yang tengah terluka parah dan di pampah oleh petinggi iblis lainya.

Plak!

Sebuah tamparan keras tepat bersarang di pipi Zarathos, mata Zarathos dan orang-orang di sekitarnya langsung terbelalak, Zarathos langsung menatap tajam ke arah Rika.

“K-Kau! Berani sekali kau memukulku!”

Plak-plak-plak!

Kali ini seluruh prajurit Raja Iblis langsung dibuat melongo karena, wajah Raja mereka dipukul berkali-kali oleh Rika.

“K-Kau ...”

Duaag!!!

Kali ini bukan pukulan ringan yang Rika layangkan, melainkan sebuah kepalan tinju yang sangat keras bahkan sampai melukai hidung Zarathos, karena sakin kerasnya tinju yang ia keluarkan.

“Sudah cukup! Selama ini kau menganggap aku apa? Hah!”

Kali ini Rika langsung mengeluarkan suaranya dengan sangat keras, Zarathos dan pasukannya terdiam mendengar pertanyaan itu, Rika lalu melanjutkan kata-katannya saat Zarathos diam.

"Kenapa kau tidak meminum obat yang telah ku buat dengan susah payah? Bahkan kau juga memaksa Red untuk membuangnya kenapa? Apa sebegitu sulitnya kau percaya kepadaku? Kepada istrimu!"

Zarathos hanya terdiam medengar omelan keras Rika pada saat itu, ia sadar apa yang ia lakukan telah membuat Rika marah karena obat yang dibuat dengan susah payah sama sekali tidak digunakan dan malah dibuang.

"Maaf," gumam sang raja.

"Sekarang kau baru minta maaf! Aku sudah memperingatkanmu kalau obatku masih belum cukup kuat untuk menyembuhkanmu! Sekarang kalau sudah begini siapa yang repot?!" Omel Rika memarahi suaminya, "Nih ambil! Ini adalah karyaku yang terakhir, minum sekarang atau kau kubunuh!" Zarathos pun terpaksa meminumnya.

"Bagus, sekarang kalian, bawa Raja paling keras kepala dan bebal ini kembali ke istana, untuk masalah disini serahkan saja padaku. Aku akan menahan mereka selagi kalian melarikan diri, jadi Red jangan kecewakan aku lagi ... tolong jaga suamiku dengan baik," pinta Rika yang kelihatannya sudah mulai bisa menerima perannya.

Join Red dan para petinggi atau panglima perang kerajaan Iblis Zarathos pun menurut dan membawa Zarathos menjauh, Zarathos yang sedang dalam keadaan lemah hanya bisa menatap Rika, yang mau mengorbankan diri.

Setelah Zarathos sudah cukup jauh meninggalkan Rika, Rika hanya diam memandangi prajurit manusia disana, dalam penglihatan mata Rika kebanyakan dari mereka adalah orang-orang kulit putih yang mengenakan armor perang Eropa.

Rika langsung menatap tajam mereka dan meneriakan peringatan pertama ke arah mereka untuk tidak melangkah lebih jauh lagi.

"Kalian semua! Jika masih sayang nyawa jangan lanjutkan langkah kalian lebih dari ini lalu kembali kekerajaan kalian masing-masing! Itu jika kalian memang masih ingin hidup!" seru Rika sembari mencabut pedang yang ada di pinggangnya.

Seluruh Prajurit ras manusia yang ada disana tiba-tiba kaget dan kebingungan, melihat seorang perempuan menghalangi langkah prajurit perang seperti mereka, gadis itu nampak mengeluarkan pedangnya dengan santai dan penuh keberanian, yang artinya hanya ada dua kemungkinan, dia adalah orang yang memiliki kekuatan monster atau hanyalah orang bodoh yang sok ingin menghentikan usaha mereka mengalahkan raja iblis.

"Heh kau pikir kami takut akan ancaman mu, sebaiknya kau pulang lalu lakukanlah tugasmu untuk melayani suamimu di dapur," ucap salah seorang prajurit pandangan Rika langsung terarah ke pria yang seperti mengejeknya itu.

"Pulang dan jangan ganggu kerajaan suamiku!" kali ini Rika langsung menegaskan ancamannya dengan tatapan tajamnya yang menyeramkan, itulah setidaknya yang dikatakan para iblis di istana Yakuza, para prajurit yang memiliki kepekaan akan kekuatan lawan langsung secara tidak sadar mundur satu langkah ketika Rika menatap mereka, kuda perang pun juga langsung melompat mundur dan nampak ketakutan.

"Hah?! Apa maksudmu?"

Krasss

Sayang sekali prajurit itu bertanya sembari melangkah maju kedepan, hal itu membuat Rika melesat dengan kecepatan suara ke arahnya lalu memenggal kepalanya dengan pedangnya dan kembali ketempatnya berdiri dengan posisi semula dan pose yang sama agar seolah ia tidak melakukan apa-apa.

Semua prajurit dan komandan perang serta para jendral yang melihat satu prajuritnya mati karena melangkah maju dengan kepala terpenggal.

"Huaaaaaaa! Apa yang terjadi?!"

"Aku telah memasang Barier tak terlihat yang akan membunuh siapapun ketika melangkah masuk ke dalamnya," jawab Rika sembari tersenyum, Rika menatap semua prajurit disana menatap tak percaya ke arahnya.

Rika menikmati rasa takutan orang-orang yang ada di sana, dengan begitu Rika yakin mereka tidak akan berani mendekat lebih dari itu, dengan embel-embel memasang Barier kuat tak terlihat, padahal yang sebenarnya itu hanya permainan kecepatan dan lagi Rika tidak ingin melawan mereka, bukan berarti dia takut, hanya saja kalau musuhnya sebanyak itu, ya repot juga bisa-bisa ia kelelahan.

'Sekuat-kuatnya aku, aku masih memiliki kelemahan dan itu adalah stamina dan daya tahan tubuhku terhadap serangan' batin Rika sembari menganalisa kemungkinan jika mereka tetap maju dan memulai rencana apa yang dapat mengakhiri perang ini dengan mudah, tanpa harus banyak terluka.

Para petinggi manusia nampak mulai berbisik-bisik, memikirkan rencana untuk menembus penghalang kematian yang Rika ciptakan. Namun, salah satu komandan hanya tersenyum dan terus berjalam maju kedepan membuat pandangan mata Rika menajam.

"Taichou! Jangan mendekat nanti kepala Taichou bisa terpenggal!"

"Tenang saja, sihir seperti apapun tidak akan mempan kepadaku." Sang komandan masih saja berjalan dan saat sampai di titik garis kematian dengan cepat Rika melesat dengan kecepatan yang lebih tinggi yaitu dengann kecepatan yang sangat-sangat mustahil untuk dilihat oleh mata yatu 30000 Mach. Namun, entah kenapa dengan kecepatan yang begitu cepat serangannya dapat dilihat dan ditangkis dengan mudah.

Boooooom Blaaaaaaaaaaaarrrrrr!

"AAAAAAAAAAAAA!"

Gelombang kejut yang dihasilkan dari ayunan pedang Rika yang ditangkis degan menggunakan tameng oleh salah satu jendral perang itu mengakibatkan kerusakan yang sangat besar, bak badai angin topan yang sangat kuat dan cepat pasukan dibelakang dan juga tanah terlempar dan hancur bertebaran di udara, sang jendral hanya bisa terbelalak melihat tameng dengan baja terbaik itu rusak atau hancur hanya dalam sekali serang.

"Cih! Tak kusangka kau bisa mengayunkan serangan yang sangat kuat."

Rika melihat jendral perang itu hanya diam beberapa saat, dilihatnya seluruh prajurit yang berada dibelakang jendral itu ada yang tewas dengan tubuh yang hancur lebur, ada juga yang masih hidup. Namun, yang masih hidup terlihat begitu menderita karena kehilangan sebagian anggota tubuhnya, beberapa terluka parah, ada juga yang tertindih batu besar atau bongkahan tanah yang terlempar.

Sekitar 500 pasukan tewas dalam sekali hantam, melihat hal itu mereka semua memandang ngeri ke arah Rika, karena mereka dapat merasakan kalau Rika bukanlah seorang penyihir, atau lebih tepatnya serangan tadi sama sekali tidak memiliki unsur sihir di dalamnya.

Rika kemudian memandang pedang yang ia genggam, ternyata pedang itu juga sudah tidak bisa digunakan lagi, kenapa? Itu karena pedang itu tiba-tiba hancur berkeping keping berjatuhan ketanah seperti pasir.

"Heh jadi tadi hanya ancaman ... kau sama sekali tidak memasang sihir penghalang untuk membunuh, kau hanya bergerak cepat dalam memenggal lawanmu, tapi aku bisa melihat gerakanmu, jadi kau tidak bisa mengalahkanku," ujar sang Jendral menyombongkan kemampuannya untuk memprovokasi Rika.

Sementara itu di kereta perang Raja Iblis.

Para rombongan Raja iblis yang sedang menuju istana bertemu dengan Enja dan pasukannya, serta prajurit dari Suija menyambut mereka.

"Sembah kami Yang Mulia!" seru Enja menunduk hormat ketika kereta Zarathos mendekati mereka.

"Enja? Bagaimana kamu bisa ada disini?" tanya Zarathos pada Iblis api itu.

"Hamba diminta Gusti Ratu untuk mengawal Yang Mulia kembali ke istana," jawab Enja dengan tenang.

Zarathos pun mengangguk paham, akhirnya ia pun dikawal oleh Enja untuk kembali ke istana.

Kembali ke Rika.

"Sombong sekali kau, itu bahkan belum sampai satu persen dari kecepatan yang aku miliki," ejek Rika sembari menatap sang Jendral dengan pandangan merendahkan.

"Heh kau hanya menggertak!" seru pemuda itu dan dengan cepat ia melesat dan melayangkan tinjunya namun berhasil dihatan hanya dengan satu jari telunjuk.

"Tidak mungkin!" Pemuda itu kaget melihat telunjuk Rika mampu menahan tinjunya yang sudah dilapisi sihir penguat, bahkan tanah di belakang Rika harus hancur dan terlempar kemana-mana karena efek cari gelombang kejut yang dihasilkan oleh benturan tinju dan jari telunjuk Rika.

Rika lalu tersenyum mengejek jendral itu lalu dengan gampangnya Rika mendorong jendral perang dihadapannya hingga terlempar beberapa meter hanya dengan jari telunjuknya saja, setelah jendral itu terlempar jauh.

"Apa itu sudah cukup untuk membuktikan kalau aku sama sekali tidak serius dan tidak tertarik denganmu?" tanya Rika dengan nada datar, Rika juga menampakan wajah malas, untuk menggambarkan kalau lawan di hadapannya terlalu lemah.

"Kau! Berani sekali kau menghinaku!"

Rika memandang santai orang itu lalu berjalan secara perlahan, lalu secara tiba-tiba menghilang dalam sekejap, membuat mata sang jendral membelalak.

"Ini adalah kecepatanku dalam satuan 0,0000000000000000000000000000000000000000000002% dari kecepatan asliku," ujar Rika yang secara tiba-tiba berada dibelakangnya, bukan hanya itu, semua orang juga kaget melihat apa yang ada ditangan Rika, yah itu adalah jantung yang entah milik siapa, hanya dalam beberapa detik setelahnya.

"Kuhug!" sang jendral yang berhadapan dengan Rika muntah darah lalu terlihat dada dan punggung kirinya muncul lubang besar hingga darah memuncrat dari sana.

Dengan kasar Rika meremas hancur jantung itu, sang jendral jatuh tak berdaya saat itu, Rika berjalan santai mendekati para prajurit yang ada disana.

"Kalian sudah sangat lancang memasuki wilayah kekuasaan suamiku dengan niat berperang. Sekarang hadapilah kematian dariku," ungkap Rika sembari berjalan santai ke arah mereka.

"Hu-huaaa!!" mereka semua berteriak dan lari ketakutan, menjauh dari medan perang, para jendral perang juga pergi menjauh dari sana menggunakan kuda mereka. Enja hanya bisa terdiam melihat kejadian itu dari jauh.

Para prajurit terbang dari Ras manusia hanya menatap bingung angkatan darat mereka yang berlari menjauh dari satu wanita yang ada di medan perang, orang-orang bodoh yang tidak bisa membaca suasana, langsung menyerang Rika dari atas langit dengan menggunakan Pegasus dan Griffin berterbangan dan menukik ke arah Rika dengan membawa tombak yang di arahkan ke arah Rika.

"Bodoh apa yang kalian lakukan?! Cepat mundur!" seru prajurit yang melihat kelakuan akatan udara itu.

"Mundur ... tidak akan!" tegas mereka, Rika sedikit menatap ke arah udara.

Wussh

Rika sedikit memiringkan badannya untuk menghindari tusukan tombak yang mengarah padanya.

Buag!!

Kraaak!

Setelah menghindar Rika menghantamkan keras kepala Pegasus dengan tangannya, bisa dikatakan itu hantaman Karate chop yang sangat keras hingga menghancurkan tulang tengkorak dari kuda terbang itu.

Wusss

Blaaaaaaar!

Ledakan besar terjadi ketika tubuh Pegasus itu terhempas dengan sangat keras ketanah, kabut debu terterbangan menghalangi pandangan para pilot binatang mistis itu.

"Aaaaaaaaaaaaaarrrrrg!" Erangan yang terdengar lirih dan memilukan terdengar tak lama setelahnya.

Setelah debu tanah sepenuhnya menghilang dari udara, sebuah pemandangan mengerikan terlihat, dimana kuda bersayap itu terlihat kepalanya hancur hingga tak berbentuk, sementara penunggangnya terlihat tersungkur ditanah dengan keadaan tangan kanan dan kaki kirinya putus. Namun putusnya bukan karena ditebas dengan pedang, karena terlihat jelas dari bentuk tulang dan daging sang penunggang tidak terpotong rapi, itu sama seperti kalau tangan dan kakinya ditarik paksa hingga putus.

Sedangkan Rika atau si pelaku berdiri santai sembari menginjakan kakinya ke kepala si penunggang, tangan kanan Rika memegang sebuah tangan yang memegang tombak lalu tangan kirinya menggengam sebuah kaki yang dalam keadaan tercabut.

Rika memasang tampang santai, sementara orang yang dia injak kepalanya nampak menangis ketakutan dan menahan rasa sakit.

'Apa raja bodoh itu sudah sampai ke istana?' tanya Rika sembari menatap ke arah belakang, ia khawatir akan keadaan suaminya, namun perasaan khawatir itu langsung ia tepis kembali karena menurutnya keadaan yang paling mengkhawatirkan adalah keadaannya sendiri.

Rika kembali memandang apa yang ada di hadapannya, baik yang di depannya di atasnya ataupun di bawahnya, lelaki yang ia injak kepalanya, mati karena kehabisan banyak darah, sementara prajurit yang ada dihadapannya, mulai dari kesatria biasa sampai penyihir menatap ngeri ke arahnya, lalu pengendara udara yang lain terlihat menjaga jarak darinya dengan terbang setinggi mungkin.

Di tempat para prajurit.

"Kelihatanya perempuan itu sedang memikirkan sesuatu, apa yang membuatnya seperti itu?" gumam tanya salah satu komandan perang di sana.

"Kelihatannya ia sedang meremehkan kita," ungkap sang pemimpin para penyihir terlihat marah.

"Kurasa dari pada meremehkan, ia lebih ke waspada lihat matanya selalu mengawasi gerak-gerik kita, seolah ia tidak ingin membuat kesalahan apapun," ujar pemimpin pasukan penunggang langit yang turun untuk berdiskusi dengan komandan pasukan yang lain.

Ke arah Enja yang mengawal raja Iblis untuk kembali ke istana.

"Enja," panggil lemah Zarathos.

"Ada apa Yang Mulia?" tanya Enja yang sedang fokus mengawasi sekitar.

"Tolong kirim pasukanmu untuk kembali ke sana, aku khawatir kalau Rika kenapa-napa, medan perang bukan tempat untuknya," pinta Zarathos pada Enja, dengan permintaan itu Enja sangat yakin kalau Zarathos sudah mulai sedikit percaya kepada Rika, manusia yang telah ia peristri.

"Sendiko Gusti!" seru Enja lalu langsung mengirim kode ke anak buahnya iblis api dan iblis air pasukan yang dipinjamkan oleh Suija kakaknya untuk kembali ke medan perang membantu Rika.

Mereka semua pun menurut dan langsung memutar arah kembali ke medan perang, sementara Enja meneruskan perjalanannya mengawal raja menuju istana bersama petinggi lainnya.

Kembali ke Rika di medan perang.

Rika yang sudah mulai bosan dengan apa yang dilihatnya langsung bersiap menyerang. Namun, dengan cepat para komandan perang berseru.

"Wow tunggu dulu! Damai-damai ... kami akan pergi dari sini, jadi tolong jangan bunuh kami, karena kami ingin pulang sekarang!"

Mendengar hal itu Rika membatalkan niatnya ketika melihat seluruh prajurit melepaskan senjatanya ke tanah dan berbalik pergi, begitu juga dengan pasukan udara mereka, terlihat mereka juga pergi terbang menjauh dari dataran iblis, Rika pun tersenyum ia pun berbalik berharap bisa pulang namun tanpa disangka, itu adalah hal yang paling ditunggu para komandan ras manusia adalah kelengahannya.

Saat Rika berbalik dan lengah sihir tingkat tinggi berbasis elemen air dan petir lalu hujanan anak panah dan mantra peledak langsung terarah dan menghantam tubuhnya dengan keras.

Jreeeet Jedeeeerrrr!!!

Booooooom!!!

"Aaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrg!!!" Rika mengerang dengan suara lirih penuh dengan kesakitan terdengar jelas bukan hanya itu, erangan itu sangat keras sampai-sampai membuat burung gagak berterbangan menjauh.

"Ahahahahahahaha rasakan dasar bodoh!" seru mereka semua, mereka yakin kalau Rika akan mati. Namun, mereka harus kembali terkejut ketika asap kabut dan debu yang menutupi tempat itu menghilang, terlihat Rika masih hidup, hanya saja armor ditubuhnya hancur termasuk pakaiannya, tapi harus di akui serangan mereka juga memberikan dampak pada Rika, meski tidak terlalu parah, tapi seluruh tubuhnya terlihat hanya pakaian dalamnya saja yang masih utuh, tubuh Rika juga mengalami luka bakar akibat hantaman petir tingkat tinggi.

Rika juga mengalami kelumpuhan otot akibat serangan kejutan itu, ia tersungkur dan tak bisa berdiri.

"Ka-kalian sampah kurang ajar! Beraninya kalian menipuku!!!" seru Rika berkoar, tubuh Rika lemas, ia tidak bisa bangkit, seluruh tubuhnya bergetar ketika mendapatkan hantaman kejutan dari listrik bertegangan super tinggi itu.

"Dia benar-benar gila, serangan seganas itu harusnya dapat membunuh 30 monster sekaligus," ucap orang-orang disana menatap kagum dan tak percaya.

"Kalian semua bidik!" seru komandan pemanah, para pemanah pun bersiap menarik busur dan membidik ke arah Rika yang sudah tidak terlalu bisa bergerak itu.

"Tembak!"

Srak srarararararararak!

Rika yang mencoba untuk berdiri tiba-tiba harus menerima rasa sakit yang bertubi-tubi akibat tusukan anak panah, kakinya bergetar Rika juga terlihat mengigit bibirnya sendiri until menahan rasa sakit disekujur tubuhnya.

"Uhoug!" Rika mulai batuk darah, "Apa ini akhir dariku, aku benar-benar bodoh dan lemah," gumam Rika yang terus menatap ke arah para ******** yang menurutnya tak pantas disebut kesatria.

Rika mulai berjalan ke arah mereka, ia tak menghiraukan rasa sakit yang di akibatkan oleh anak panah yang menusuknya.

"Huuuuuuuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!" Rika mulai berlari dengan kecepatan manusia normal yaitu 40 km perjam.

"Jangan takut, serang!" seru para komandan, mereka pun juga maju ke arah Rika, sementara pemanah terus memanahi Rika.

Srarararararararak jleb!

"Uaarrg!" erang Rika ketika tubuhnya dihujami banyak senjata, matanya mulai berkunang kunang, tubuh Rika berdarah-darah, Rika pun jatuh ketanah dan saat ia jatuh para prajurit itu langsung menghajar Rika tanpa ampun seperti para warga mengkebiri maling.

Tindakan anarkis dan tak tau aturan itu mereka layangkan, Rika ditendang dengan sepatu baja mereka tubuhnya juga dikoyak dengan pedang dan tombak, mereka melakukannya sembari tertawa girang, mendengarkan rintihan seorang wanita yang nekat ke medan perang untuk menyelamatkan suaminya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Boo neeeem

Boo neeeem

Eah gimana itu jadinya kejaaaaaaammmmm itu

2019-06-15

7

Kiki

Kiki

seru.lanjut thor

2019-06-14

3

Wiwik Mardiana

Wiwik Mardiana

bantuan nya gak datang datang
semangat Thor

2019-06-14

10

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!