Sukabumi, september 2024.
Setibanya di rumahnya yang dulu,mula mula Miyako mengecek keadaan rumah tersebut secara keseluruhan. Dan setelah mendapati banyak hal yang perlu di perbaiki lalu mencatatnya, Miyako pun menyewa seseorang untuk melakukan renovasi.
Seminggu kemudian rumah itu di renovasi, sementara Miyako tinggal di sebuah kosan yang tidak terlalu jauh dari rumah itu renovasi pun akhirnya selesai.Maka hari ini, saat kota sukabumi belum memperlihatkan langit menjadi terang, miyako mulai mengambil langkah langkah awal untuk memulai kehidupan barunya.
"Masih jam enam pagii,, siapa sih! Bukain setya! "Suara seorang laki laki berteriak dari dalam rumah yang baru saja di ketuknya itu mengejutkannya sesaat.Namun tidak lama, seorang anak lelaki pun keluar dari sana.
"Iya ada apa?" anak lelaki itu bertanya setelah memerhatikan gadis cantik yang berada di depan rumahnya itu sebentar.
"Permisi, saya Aliya cucu nenek miyako yang dulu tinggal di sebelah rumah ini" kata nya memberitahu dengan lembut.
"Ini maaf, sebagai tanda perkenalan, cuma sedikit buah tangan, silahkan di cicip" sambung orang yang bernama aliya itu, -yang tidak lain adalah miyako- sambil mengasongkan sebuah kotak makanan pada anak laki laki tersebut.
"ooh,,, Nuhun" balas anak lelaki itu sambil menerimanya.
Miyako terdiam sebentar, kemudian ia pun tersenyum dan membalas iya untuk berpura pura mengerti apa yang di katakan anak lelaki itu padanya. Setelah itu, miyako pun pergi dan kembali ke rumahnya.
Sebenarnya dia baru sampai waktu shubuh tadi dan belum sempat melakukan apapun untuk membereskan rumahnya. Jelas sekali karna rasanya mustahil sendirian membersihkan rumah yang sudah lebih dari sepuluh tahun di tinggalkan. Karna itu ia pun melakukan beberapa trik menarik perhatian pada sekian orang di sekitar rumahnya dengan memberinya hadiah perkenalan sambil berharap akan ada di antara mereka yang akan datang untuk membantunya.
Sambil menunggu harapannya itu terwujud, Miyako memutuskan untuk memulai membereskan bagian kamarnya terlebih dahulu lalu membersihkan lemari dan merapikan beberapa pakaiannya di sana.Dia juga berkeliling ke setiap sudut rumah untuk memerhatikan lagi keadaanya dengan jelas, mungkinkah masih ada bagian yang rusak yang harus di perbaikinya.
Setelah mencari tahu hal itu, Miyako pun meng istirahatkan dirinya sebentar di dalam kamar sambil membuka jendela untuk mencari udara segar. Lalu ia mengambil selembar kertas dan pulpen, kemudian menuliskan beberapa hal yang di perlukannya tentang rumah ini.Namun di tengah apa yang sedang di kerjakannya saat itu , semakin miyako memperhatikan rumah itu, ia merasa perasaannya mulai terkikis perlahan karna mengingat kenangan kenangan yang terasa kembali dari rumah itu.
Dia jadi teringat tentang kehidupannya dulu saat masih tinggal di rumah yang mulai sekarang akan di tinggalinya lagi itu. Setelah kepergian miyuki, Miyako mengalami kesedihan mendalam di setiap harinya. Hal itupun berpengaruh pada keseriusannya di tempatnya bekerja hingga Miyako tidak sengaja melakukan kesalahan besar lalu di berhentikan. Miyako pun mulai mengalami masalah keuangan dan tidak tahu lagi harus bekerja di mana. Miyako saat itu juga sadar bahwa penyebab kesedihan berlebihannya belakangan ini adalah karna kepergian Miyuki yang membuatnya semakin teringat dengan kematian richman.Saat itulah Miyako teringat dengan rumah keluarganya dulu,mungkin ia harus pergi kesana dan tinggal di sana untuk menghindari segala kenangan menyakitkan tentang mendiang suami nya.Namun kali ini setelah ia berusaha melarikan diri dari segala hal tentang richman, tidak di sangka ternyata ia akan memilih untuk kembali.
Hingga akhirnya tiba tiba saja satu tetes air mata tiba tiba terjatuh,lalu menyusul lah tetesan berikutnya dan menjadi aliran air mata dan isak tangis miyako.
Bagaimana tidak sedih? ia telah menjual cincin pernikahannya untuk semua keperluannya saat ini. Hal itu membuatnya berpikir apakah ia sudah menjadi perempuan yang paling tega mengkhianati suaminya sendiri?. Apakah ia memang harus kehilangan hal berharga itu demi keegoisannya saat ini?. Apakah suaminya di alam sana akan memaafkannya?,pikir miyako.
"Terimakasih richman, terimakasih untuk segalanya"
"Maafkan aku, maaf aku telah menjadi beban dalam hidupmu"
"Richman andai kamu masih hidup,, hiks"
Miyako yang baru saja selesai dengan perhitungan nominal renovasi rumahnya itu, terus mengucap lirih nama richman dari bibirnya ketika dia kembali mengingat bahwa ia mendapatkan semua uang untuk biaya tersebut adalah dari hasil cincin ruby pernikahannya yang ia jual. Padahal ia sendiri sudah berusaha menjaganya selama ini, namun hanya itu lah pilihan miyako satu satunya.
Bagi Miyako richman adalah orang satu satu nya di dunia ini yang tidak akan pernah di temukannya lagi orang seperti dia. Sampai sejauh ini, richman telah berkali kali pernah menyelamatkan hidupnya. Bahkan saat dirinya telah tiada, Miyako merasa bahwa richman masih menyelamatkan hidupnya dengan cincin pemberiannya.
"Assalamu'alaikum! " suara seseorang dari arah pintu mengagetkan miyako yang sedang bersedih itu.
"Assalamu'alaikum! " orang itu kembali bersuara lebih keras dan segera menarik tubuh Miyako untuk menghampirinya.
"iya iya tunggu sebentar" balas miyako sedikit berteriak sambil mengelap pipinya yang basah sebelum kakinya melangkah ke arah pintu.
Tepat di ambang pintu yang sedari tadi Miyako biarkan terbuka, berdiri seorang remaja tinggi yang hanya mengenakan kaos putih dan celana kolor selutut.
"Apa kamu butuh bantuan? " berlawanan dengan penampilannya, orang itu ternyata memiliki suara lembut yang berbeda dari ucapan salamnya beberapa saat lalu.
"oh terimakasih sebelumnya, silahkan masuk" balas Miyako sambil tersenyum.
Kemudian anak remaja itupun masuk dan bertanya apa yang harus di lakukannya terlebih dahulu. Miyako pun berpikir beberapa saat, kemudian memintanya membersihkan ventilasi ventilasi terlebih dahulu karna anak laki-laki itu memiliki tubuh yang lebih tinggi.Tanpa di duga, walaupun seperti terlihat malas anak remaja itu langsung mengiyakan dan mulai melakukan tugasnya. Sementara itu Miyako sendiri memutuskan untuk memulai kembali dengan membersihkan wc.
Setelah beberapa menit kemudian, kembali terdengar suara salam namun kini sebelum miyako menyahuti,anak remaja tadi terdengar menyambutnya.
"waalaikumsalam,,bu fatma kesini juga?"
Mendengar nama yang baru saja di sebutkan, Miyako lansung teringat dengan seseorang yang dulu di kenalnya. Ia pun segera mencuci tangan menghentikan aktivitasnya kemudian menghampiri orang yang bernama fatma itu.
"eh,, teteh apa kabar? " tanya fatma dengan ramah begitu melihat Miyako yang datang.
"Fatma,, " namun bukan nya menjawab pertanyaan yang di ajukan fatma, Miyako malah memanggil nama orang itu sambil memasang ekspresi terharu.
"ekhem, Hem, teteh tahu saya? " ujar bu fatma kebingungan setelah mendapati respon dari Miyako.
Mendengar apa yang baru di katakan kepadanya, Miyako segera menyadari kesalahannya karna telah menyebut wanita paruh baya itu tanpa panggilan 'bu' atau 'tante'.
"eng-enggak kok,, saya denger aja namanya barusan,sa-saya minta maaf, bu fatma," balas Miyako sedikit tegang.
"ouh Ga apa apa,, kirain teteh tahu saya dari bu Miyako,apa teteh kerabatnya? " tanya Miyako lagi.
"Ya saya kerabatnya, cucu nya nenek Miyako" balas Miyako berbohong.
"Oh cucunya,, ya ampun berarti kamu anak miyuki?" tanya orang yang bernama fatma lagi.
"bu bukan,, tapi dari anak nenek yang lain" balas Miyako sambil mengepalkan satu tangannya di belakang, mulai hari ini sepertinya ia harus terbiasa berbohong.
"Ouh iya iya,, Maaf ya sok tahu, hehe, kalau gitu apa nih yang mau di bantuin dulu? " kata fatma lagi.
"saya lagi bersihin wc bu fatma,,mungkin nyapu yang belum" balas miyako lagi berusaha tenang sambil menyunggingkan senyum sopannya.
Kemudian aktivitas membersihkan rumah pun kembali berjalan.
"fatma,, aku tidak menduga akan bertemu dia lagi,, dulu dia masih anak SD,, aku takut dia mengingatku" lirih miyako sendirian di dalam wc sambil mengelap cermin di hadapannya.
Setelah beberapa lama kemudian, bertepatan saat miyako hampir selesai dengan tugasnya, fatma muncul memasuki wc sambil membawa alat pel.
"Teh, ini ibu mau nyuci empelan buat ngepel" kata fatma.
Dalam hati miyako berbisik, 'dia bahkan sudah meng 'ibu' kan dirinya sendiri'.
"ouh tinggal ngepel ya??, gak papa bu,, biar saya aja kalo gitu, ibu pasti capek udah nyapuin semuanya" balas miyako sambil mengulurkan tangan untuk mengambil alih alat pel dari tangan.
Namun Fatma malah menolak dan berkata "nggak apa-apa ,,,nggak apa-apa, teteh sendiri mukanya pucat ,teteh udah makan belum?".
Mendengar perhatian tersebut, miyako tertegun sejenak. Sudah sejak lama terakhir kali ada yang mengkhawatirkannya, hal itu membuatnya merasa rindu.
" Kebetulan mejikom saya rusak dan belum sempat beli lagi " balas miyako dengan mata yang tiba tiba berkaca kaca.
"Ya sudah makan dulu,, nasi banyak di rumah ibu, nanti ibu minta setya anterin ke sini mau?" balas fatma lagi dengan nada khawatir dan membuat miyako merasa semakin ingin menangis.
'Ya Tuhan, jiwa muda ini menjadi sangat mudah terbawa perasaan' bathin miyako.
"Terimakasih bu fatma,,, tapi saya baik baik aja kok,, " balas miyako lagi.
Namun seperti Fatma tidak mendengar jawabannya, Fatma malah pergi begitu saja setelah mengatakan "ah pokoknya teteh harus makan dulu" pada Miyako .
Miyako yang mendapati Fatma pergi begitu saja setelah meletakkan alat pel, Ia pun langsung mengambil alat pel tersebut dan mencucinya.Setelah itu Miyako pun keluar dari WC dan mulai memperhatikan seisi rumahnya dengan perasaan takjub bahwa Fatma telah menyapu seluruh ruangan di rumahnya dengan sangat rapi. Namun di saat bersamaan saat itu Miyako teringat keberadaan anak remaja yang tadi membantunya "di mana dia?" Miyako hampir melupakan orang itu.kemudian Miyako pun berjalan ke arah pintu untuk melihat keadaan di luar dan di sanalah dia mendapati anak remaja itu tengah mencabuti rumput-rumput di depan rumahnya .Miyako hendak memanggil orang tersebut namun ketika dia ingat tidak tahu nama orang tersebut,akhirnya dia pun mengurungkan niatnya dan langsung menghampiri anak remaja itu untuk berniat memintanya agar beristirahat .Namun ketika dia sampai di sisi anak remaja tersebut dan belum sempat melakukan niatnya,saat itulah Fatma terlihat datang membawa sewadah nasi bersama anak yang bernama Setya yang membantunya membawa dua piring berisi lauk.
"Ayo kita makan dulu,,makan dulu!Kita istirahat, Iya nggak teh?" ujar fatma semangat.
Miyako yang melihat hal itu langsung meletakkan alat pel di tangannya dan menghampiri Fatma untuk membantunya membawa nasi tersebut ke dalam rumah. Anak remaja itu sendiri, segera menghentikan aktivitasnya dan Miyako pun mau tidak mau akhirnya memutuskan untuk makan bersama dengan fatma, setya dan anak remaja tersebut.
"Terima kasih ya Bu Fatma, jadi merepotkan, Padahal saya yang meminta bantuan" ucap Miyako dari arah dapur dengan suara sedikit tinggi agar dapat terdengar.
"Terima kasih juga ya Nak kamu sudah membantu" ucap Miyako Setelah dia selesai mencuci piring-piring untuk digunakan makan dan meletakkannya di hadapan Fatma dan yang lainnya.
Namun setelah mengatakan hal itu bukannya mendapat jawaban,anak remaja tadi langsung menoleh ke arah Miyako dengan tatapan heran.Dan saat itu Miyako pun segera sadar bahwa dia salah telah memanggil anak remaja itu dengan 'nak'.
"Sa saya tidak tahu nama kamu,, maaf asal manggil" sambung Miyako dengan senyum bersalah.
"Oh kaget aja,, " balas anak remaja tersebut kemudian kembali tidak menghiraukannya.
"Iya teteh kita juga belum kenalan loh, nama tetehnya siapa ?" tanya fatma kemudian.
"Oh nama saya Aliya,panggil saja Aliya" balas miyako sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal.
"Oh Aliya,,nah ini anak saya namanya Setya terus yang pertama ada di rumah baru pulang dari Jakarta,terus dia namanya evan" balas fatma memperkenalkan.
"oh iyaa,, iya, anak ibu pulang dari jakarta juga? " balas Miyako bertanya.
Fatma pun memberitahu bahwa anaknya yang dirumah itu bernama badar dan baru menyelesaikan s1 nya di jakarta.Kemudian Miyako mengakui bahwa dirinya juga berasal dari Jakarta dan pindah ke Sukabumi karena di sana rumah yang di sewanya mengalami kerusakan.Miyako yang kini menjadi Aliya memberikan mereka penjelasan dengan beberapa hal yang telah disusunnya dengan rapi dengan sedikit menyembunyikan kebenaran tentang dirinya . Kemudian saat di tanyakan tentang keberadaan nenek nya, yang tidak lain yang di maksud kan adalah Miyako sendiri, Aliya berkata bahwa neneknya telah meninggal dunia belum lama ini dan mewariskan rumah saat ini padanya.
"Tidak heran wajah kamu mirip sekali dengan Miyako, kalian kaya ada Belandanya gitu dan blasteran Jepang juga" ucap fatma di tengah pembahasan.
Miyako hanya balas menyunggingkan senyum sambil melanjutkan makan. Sementara evan yang sedari awal ada di antara mereka, ia hanya menjawab pertanyaan yang di ajukan padanya tanpa banyak berkata apa apa selain itu. Hal itu membuat miyako berpikir, mungkin evan memang sosok anak laki-laki yang cuek namun memiliki hati yang baik. Buktinya hanya dialah dan fatma yang bersedia membantu di antara banyak tetangga di dekatnya.
"oh ya van,, besok lusa kalau kamu enggak ada pekerjaan, ikut acara keluarga ibu ya" kata
fatma pada evan.
"Acara tunangannya badar? "
"iya,,, "
"iya,kalau gak ada apa apa di rumah"
"Aliya juga,, kalo ga ada apa apa, ikut ya" kini fatma beralih menatap Miyako.
"Terima kasih atas tawarannya,saya sangat menghargai itu, tapi bukan kah itu acara keluarga bu fatma?" balas miyako dengan sopan dan tanpa sadar ia telah menunjukkan sisi bangsawan dalam dirinya, meskipun dia hidup dalam kesederhanaan, dengan perkataannya barusan.
"Enggak masalah kok,, bu fatma juga mengundang beberapa orang di desa ini.Cuma tetangga dekat,dan aliya kan tetangga dekat ibu" balas fatma ramah.
"Saya sangat menghargainya,kalau begitu saya akan usahakan untuk hadir" balas miyako lagi dengan sedikit membungkukkan kepalanya.
Evan yang memperhatikan sikap miyako sedari tadi, merasa seperti sesuatu hinggap di dadanya. Tanpa sadar kedua matanya berbinar dengan pantulan sosok miyako yang terlihat mengagumkan baginya.
"Aliya ini,, anggap aja kita sudah kenal lama,, kamu gak usah pakai saya, biasa biasa,, gue juga boleh, ibu ngerti kok anak muda yang tinggal di jakarta bagaimana" balas fatma sambil mengibaskan tangannya pelan.
Miyako hanya tersenyum dan mengiyakannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩ💍ΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Reogkhentir
Kesahajaan bertentangan pada jaman itu masih kental sekali, entah pada saat ini? masihkah bersahaja seperti dahulu tanpa pamrih pula.
2025-01-16
1
Author GG
weh jangan jangan Miyako tetanggaku /Shy/
2025-01-31
1
Momy muda
apa Evan suka Miyako?🤔
2025-01-13
0