"Mama?" ucap Velia yang melihat mamanya duduk di ranjang tempat dia tidur.
Mata Velia berkaca-kaca melihat adanya mama kandungnya tengah duduk dengan memakai gaun berwarna putih bersih.
Segera saja Velia berlari ke arah mamanya. Velia langsung memeluk erat sang mama, "Mama, apa ini benar mama? Velia sangat merindukan mama" kata Velia dengan penuh linangan air mata.
"Nak, biarkan saja papa kamu bahagia dengan pilihannya" ucap mama Velia dengan mengusap lembut kepala Velia.
"Tapi bagaimana dengan mama?" tanya Velia yang matanya menatap lekat pada wajah sang mama.
Mama Velia tersenyum mendengar pertanyaan putrinya itu. Dan tanpa menjawab beliau langsung mengecup kening Velia.
Cup,
"Mama" Teriak Velia yang tiba-tiba saja bangun dari tidurnya. Dia tidak sadar akan dirinya yang tengah bermimpi mengenai mamanya. Sungguh bagi Velia itu sudah seperti nyata bagi Velia.
Bahkan sudah lama sekali mamanya tidak lagi pernah datang dalam mimpinya.
Teriakan Velia tentu tidak di dengar oleh papanya, karena kondisi kamarnya yang kedap suara.
Velia mengusap peluh dan juga air matanya. Dia juga baru sadar kalau masih mengenakan seragam sekolah.
Rupanya dirinya tertidur pulas setelah masuk ke kamarnya tadi sore, hingga waktu menunjukkan pukul 20.00.
"Sudah malam" ucap Velia setelah melihat jam di samping tempat tidurnya.
Kembali dia mengingat akan mimpinya barusan, "Mama? Apa mama datang hanya ingin memberi tahuku kalau aku harus menyetujui apa yang menjadi keputusan papa?" Velia mengambil kesimpulan sendiri dari apa telah dia mimpikan.
Dengan menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan perlahan. Velia mulai berdiri dari posisinya, dia beranjak menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah membersihkan diri Velia pun menuju ke ruang makan untuk makan malam. Walaupun terlambat namun nyatanya papanya sengaja menunggu Velia bangun dari tidurnya.
Papa Leon sebenarnya tahu kalau Velia tengah tertidur dan beliau juga tidak ingin mengganggu anak semata wayangnya itu.
"Loh, papa belum makan?" tanya Velia melihat papanya tengah memegang ponsel di meja makan.
"Kau sudah bangun, Velia? Papa sengaja menunggu kamu untuk makan malam, papa tidak tega membangunkan kamu yang pulas sekali tadi tidurnya" ujar papa Leon panjang lebar pada anaknya itu.
Velia duduk di kursi meja makan, "Maaf kalau Velia buat papa nunggu" kata Velia tidak enak hati.
"Sayang, Papa akan lakukan apapun untuk anak semata wayang papa ini" ucap Papa Leon dengan mengusap kepala anaknya itu.
Velia menatap mata papanya dengan lekat, tiba-tiba saja dia teringat pada apa yang mamanya katakan di dalam mimpinya tadi.
"Papa" panggil Velia yang membuat papa Leon menghentikan niatnya saat hendak membalikkan piring di meja makan.
"Ada apa nak?" papa Leon bertanya.
"Velia merestui hubungan papa sama tante Ariana, Velia bahagia kalau papa bahagia. Mungkin Velia juga membutuhkan sosok mama, tante Ariana baik dan menurut Velia dia cocok menjadi mama dan juga istri papa" ucap Velia yang sebenarnya bingung harus mengatakannya bagaimana.
Papa Leon yang mendengarnya langsung menatap ke arah anaknya itu dengan lekat. Dia tidak percaya kalau anaknya akan mengatakan hal seperti itu, dan tentu saja dia merasa sangat bahagia mendengarnya.
"Benarkah kamu merestui papa nak?" tanya papa Leon lagi untuk memastikan lagi ucapan anaknya itu.
Velia yang mendengarnya mengangguk dan tersenyum, mengiyakan pertanyaan papanya itu. Sebisa mungkin Velia tidak ingin papanya itu merasa terbebani nantinya kalau sudah menikah.
Papa Leon langsung memeluk erat putrinya, dia sangat bahagia dengan apa yang di ucapkan oleh papa Leon.
"Papa sangat bahagia nak" ucap papa Leon.
Velia memeluk erat papanya yang tengah memeluk dirinya saat ini. Sampai pelukan itu terlepas dan papa Leon berkata, "Kamu juga akan mendapatkan saudara, nak. Bahkan mereka saudara kembar, jadi kamu akan memiliki teman di rumah nantinya saat papa ada kerjaan di luar kota" ucap papa Leon.
"Wah, cowok apa cewek, Pa?" tanya Velia antusias.
"Mereka berdua cowok, kamu akan punya kakak sambung" ucap Papa Leon dengan senyum di wajahnya.
"Asik dong, Pa" ucap Velia dengan antusiasnya.
Kemudian keduanya pun makan malam bersama dengan apa yang sudah di sajikan di meja makan.
******
Di sisi lain, lebih tepatnya kediaman Ariana. Tampak dirinya tengah duduk di ruang keluarga bersama dengan kedua anak kembarnya. Terlihat Ariana ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting kepada kedua anaknya.
"Nak, mama ingin memberi tahu kalian mengenai hubungan mama dengan tuan Leon" ucap Ariana memulai obrolan.
"Ada apa ma?" tanya salah satu anak dari Ariana.
"Mama akan menikah 2 minggu lagi" langsung saja Ariana memberi tahu tanpa basa basi dan mereka tentu saja terkejut dengan itu. Karena menurut mereka itu terlalu cepat dan mamanya juga seolah mendadak mengatakan ini.
"Kenapa terlalu terburu-buru ma?" tanya salah satu anak Ariana.
"Iya, ada apa emangnya? Mama nggak hamil duluan kan?" tanya salah satu anak Ariana lagi yang membuat Ariana membulatkan matanya.
"Lucas, jaga ucapan kamu itu dasar anak nakal" kesal Ariana, dia bukan marah namun tahu kalau anaknya sedang bercanda saja dengan ucapannya.
"Bukan begitu nak, lebih tepatnya menyegerakan itu lebih baik. Kalian juga akan memiliki adik nantinya dari papa Leon" ucap Ariana memberi tahu.
"Oh jadi dia juga udah punya anak? Cewek apa cowok ma?" tanya Lucas.
"Dia cewek, dan kalian harus menjaga dia nanti. Usianya nggak jauh beda dari kalian" ucap mama Ariana memberi peringatan pada anak-anaknya.
"Apa kalian mau bertemu dengan calon adik kalian nanti sebelum mama menikah?" tanya Ariana menawarkan.
"Tidak perlu ma, lebih baik nanti kita bertemu pas acara pernikahan mama saja" kata Lucas yang sebenarnya tak ingin secepat ini memiliki seorang papa sambung.
"Tunggu dulu, kenapa harus menunggu sampai hari pernikahan? Apa kalian sebenarnya tidak setuju dengan hubungan mama?" tanya Ariana dengan penuh selidik. Dia tentu takut kalau ternyata anak-anaknya lah yang tidak menginginkan pernikahan mamanya sendiri.
"Maksud Lucas nggak gitu ma, Biar jadi kejutan aja gitu loh" ucap saudara kembar Lucas membenarkan. Memang Lucas terkadang pikirannya seolah labil dengan keadaan dan tidak berpikir secara jernih mengenai apa yang dia ucapkan.
"Syukurlah kalau begitu, kalian nanti harus akur ya dengan saudara tiri kalian" pinta Ariana kepada anak-anaknya.
"Iya ma" jawab mereka dengan kompak yang membuat Ariana tersenyum bahagia.
Setelah obrolan itu Ariana pun masuk ke dalam kamarnya, sedangkan anak kembarnya Itu memilih untuk berada di balkon dengan secangkir kopi mereka masing-masing.
"Apa lo setuju sama pernikahan mama yang mendadak ini?" tanya Lucas pada saudara kembarnya.
Saudara Lucas bernama Zelo. Dia memiliki sikap yang berbanding terbalik dengan Lucas, dia lebih penurut dan tidak banyak menuntut. Sikapnya lembut seperti Ariana dan tidak terlalu suka dengan urusan berbaur dengan banyaknya siswa siswi di sekolahnya. Dia lebih tertutup dibandingkan dengan Lucas.
"Apapun itu selagi mama bahagia gue akan merestuinya" jawab Zelo dengan menyeruput kopi hitam miliknya.
VISUAL
LEONARD
ARIANA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments