Rencana Pernikahan

"Syukurlah kalau lo baik-baik saja" ucap Vanca yang kemudian langsung memesan makanan.

Setelah kembali, Vanca tampak curiga dengan apa yang Velia lakukan. Velia seperti seolah tengah celingukan mencari sesuatu yang entah apa itu.

"Lo nyari siapa?" tanya Vanca yang datang dengan membawa makanan yang dia pesan.

"Nggak ada yang lagi gue cari, gue cuma pengen lihat-lihat orang aja" ucap Velia berkilah supaya Vanca tidak curiga padanya.

Walaupun pada kenyataannya dia memang tengah mencari seseorang yang baru saja memberikannya tanda cinta.

Akan tetapi tiba-tiba saja tatapan mata Vanca tertuju pada jemari Velia yang tidak biasanya memakai cincin.

"Vel, sejak kapan lo pakai cincin? perasaan lo kemarin-kemarin nggak pernah pakai? Tadi pagi juga lo nggak pakai cincin?" tanya Vanca dengan penuh selidik.

Cepat-cepat Velia langsung menyembunyikan jarinya dari pandangan Vanca, dia tentu tidak ingin Vanca tahu mengenai cincin itu.

"Ah ini bukan apa-apa, bokap gue yang beliin sebagai hadiah" Kilah Velia.

"Hadiah? Memangnya dalam rangka apa?" tanya Vanca lagi.

"Emt bokap gue bentar lagi mau nikah sama pilihannya, jadi gue di kasih hadiah ini" Meskipun itu tidaklah masuk akal, namun entah kenapa Velia memilih beralasan seperti itu pada Vanca.

Vanca tampak membulatkan matanya mendengar akan Papa Velia yang akan menikah lagi. Tentu saja dia terkejut dengan itu, apalagi dia tidak tahu mengenai papa Velia yang akan menikah lagi.

"Jadi bokap lo mau nikah lagi gitu?" tanya Vanca memastikan dan di jawab anggukan kepala oleh Velia.

"Wah kalau gitu lo harus ngundang gue nih, lumayankan makan-makan nanti" ucap Vanca dengan candaannya.

"Iya deh iya nanti gue kabarin lo lagi" ujar Velia yang hanya mengiyakan saja supaya Vanca tidak lagi banyak pertanyaan pada dirinya.

Setelah itu mereka pun kembali ke kelas karena jam istirahat telah selesai.

******

Di sisi lain, lebih tepatnya di kediaman keluarga Leonard. Di sana sudah ada Ariana dan juga tuan rumah yang tengah mengobrol serius.

"Ariana, bagaimana kalau kita segerakan niat baik kita untuk bersatu?" ucap tuan Leon yang tidak ingin berlama-lama lagi untuk mempersunting Ariana.

"Tapi apa kamu sudah yakin kalau Velia akan setuju mas?" tanya Ariana, entah kenapa dia begitu takut akan Velia yang nanti tidak akan merestui hubungan mereka.

"Kamu tenang saja, bahkan kamu juga tahu sendiri bukan kalau Velia sama sekali tidak menentang hubungan kita" Ujar tuan Leon, lalu kemudian dirinya menatap lekat mata Ariana.

"Justru aku yang takut kalau semisal nanti anak kembar kamu yang tidak menyetujui hubungan ini" tuan Leon kembali melanjutkan ucapannya.

"Mereka setuju dengan siapapun aku menikah lagi mas, mereka mengutamakan kebahagiaanku. Mereka setuju kalau kita menikah, mereka juga nantinya akan senang kalau kembali memiliki sosok papa lagi" ucap Ariana memberi tahu.

Ariana sendiri sudah di tinggalkan oleh suaminya sejak saat anak-anaknya berusia 4 tahun. Suaminya pergi meninggalkan dirinya dengan kedua anak kembarnya.

Suami Ariana berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, sampai akhirnya memilih mengakhiri hubungannya dengan Ariana. Dengan meninggalkan dirinya bersama dengan kedua anak kembarnya.

"Bagaimana kalau 2 minggu lagi?" tanya tuan Leonard dengan tiba-tiba, dia tidak ingin menundanya lagi.

Ariana yang mendengar itu tentu saja merasa senang, dia berpikir mungkin ini yang sudah menjadi garis takdir untuk dirinya.

Tidak ada salahnya kalau dia kembali bahagia dengan pilihannya kali ini. Entah nanti bagaimana anak-anak menanggapinya, dia akan menerima konsekuensi apapun.

Walaupun Ariana yakin,kalau kedua anaknya pasti akan setuju dengan apa yang menjadi keputusannya.

"Baiklah, aku akan segera memberi tahu anak-anakku" ucap Ariana dengan senyum bahagia yang terukir indah di wajahnya.

Kedua saling berpelukan dengan erat, mereka sungguh tidak sabar menantikan momen yang nantinya akan mempersatukan mereka secara sah.

Hingga sebuah suara mengagetkan keduanya yang tengah berpelukan.

"Papa, Velia pulang" terdengar sebuah suara yang memang membuat mereka sedikit terkejut saat itu.

"Velia" ucap tuan Leon.

Velia yang saat itu baru saja datang tentu saja tidak tahu, akan papanya yang tengah mengobrol mengenai apa dengan Ariana.

"Nak kemarilah" pinta papa Leon pada Velia yang sudah memasuki pintu kediamannya.

Velia berjalan menuju ke arah papanya berada. Dia langsung duduk di sofa yang tak jauh dari tempat papanya duduk.

"Ada apa pa?" tanya Velia penasaran.

"Ada yang ingin papa kasih tahu ke kamu, nak. Mungkin ini terlalu mendadak, tapi ini sudah menjadi keputusan papa dengan tante Ariana" ujar papa Leon.

Velia mengernyit heran, dia penasaran dengan apa maksud papanya mengatakan seperti padanya.

"Papa sama tante Ariana akan menikah 2 minggu lagi" Singkat papa Leon.

Deg,

Terkejut, itu pasti di rasakan oleh Velia. Dia tidak mengira kalau papanya akan secepat ini menikah dengan wanita yang menjadi pilihannya.

"Tapi, Pah? Apa itu tidak terlalu cepat?" tanya Velia yang sebenarnya menahan suaranya agar tidak gemetar.

"Bagi papa lebih cepat akan lebih baik, nak" Jelas papa Leon, dengan tangannya yang memegang tangan Velia.

"Apa kamu tidak menyetujui ini, nak? Kalau kamu tidak menyukainya mungkin kita tidak akan memaksa kamu nak" tanya Ariana pada Velia. dia sebenarnya takut kalau Velia akan menolak apa yang menjadai keputusannya dengan tuan Leon.

Menarik nafas perlahan Velia akhirnya berkata, "Baiklah jika itu sudah menjadi keputusan kalian, Velia ikut berbahagia. Apalagi Velia nantinya juga akan punya saudarakan? Tentu saja Velia sangat bahagia" ucap Velia dengan senyum merekah di wajahnya.

Tentu saja hal itu membuat Papa Leon dan juga Ariana senang mendengarnya. Mereka tidak menyangka kalau Velia akan senang seperti ini mendengar kabar itu. Keduanya saling menatap satu sama lain, kemudian saling melempar senyum.

"Jadi kamu setuju kan sayang?" tanya papa Leon pada anak semata wayangnya itu.

Velia mengangguk senang menjawabnya. Lalu kemudian papa Leon dan juga Ariana memeluk Velia dengan hangat.

Tak berselang lama setelah itu Velia segera masuk ke dalam kamarnya untuk membersihkan diri.

Perlahan Velia menutup pintu kamarnya. Tidak terasa air matanya mengalir membasahi pipi mengingat Mamanya yang telah tiada. Namun Velia antara senang dan juga sedih.

Dia senang karena papanya akan bahagia dengan pilihannya dan mungkin tidak akan kesepian lagi. Namun dia sedih karena berpikir mungkin papanya akan melupakan mama kandungnya.

"Ma, apa mama bahagia di sana? Apa Velia salah telah menyetujui hubungan papa dengan tante Ariana?" tanya Velia pada sebuah foto yang ada di meja dekat dengan ranjangnya.

"Nak, biarkan saja ini semua terjadi, semua ini juga demi kebaikan kamu" ucap seorang wanita cantik yang Velia sebut dengan sebutan mama.

Terpopuler

Comments

Azka

Azka

lanjut kk sin

2024-10-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!