Episode 4

" Kak...ayo siney kita tidur..." di peluknya tubuh Astie dari belakang...karena Ibu tau bahwa dari tadi Astie telah memeluk bantal kesayangan Ayah nya. Yang selalu di pakai saat tidur dan dipeluk saat menonton acara kesayangan mereka berdua saat malam.

" Kak..." suara Ibu semakin lirih memanggil Anak gadis nya itu...menahan tangis nya dari tadi.

"Bu.....Astie masih belum sempat ngewujutin keinginan Ayah Bu....Astie belum bisa ngebahagiain Ayah...Ayah juga nggak pamit sama Astie...Ayah cuma tidur temenin Astie...tapi kenapa Ayah nggak bangun bangun lagi....kata Ayah...Ayah nggak akan tinggalin Astie...nggak akan ninggalin kita semua tapi kenapa malah sekarang Ayah ninggalin kita Bu...Astie kangen Ayah Bu...pasti Ayah kedinginan disana...Hikh...hikh...hikh..hikh..." tangis Astie Akhirnya pecah dan dipeluknya makin erat anak gadis nya itu...Ibu menahan tangis agar tidak membuat anak gadis nya itu makin histeris.

"Kak...Ayah nggak pernah pergi ninggalin kita...Ayah tetap ada dihati kita.." kata Ibu menenangkan Astie.

"Dan Ayah sudah sangat bahagia dan bangga dengan anak anak nya...termasuk Kakak yang selalu membuat Ayah bangga...semua teman teman tetangga pasti tau kalau Kakak adalah kebanggaan Ayah..." lanjut Ibu yang sudah tidak bisa menahan air mata nya lagi.

Mereka pun menangis tersedu sedu...dan ternyata Argha dan Aretha tebangun mendengar percakapan Ibu dan Kakak nya itu...dan diam diam menangis tapi Aretha tidak tahan yang akhirnya menangis dengan kencang..saat mendengar Aretha menangis sontak Argha kaget dan menemangkan adik kembaran nya itu. Ibu dan Astie pun mendekat kesuara itu berasal..."Rere sayang... maafin kakak ya...malah buat kalian kawatir dengan sikap kanak kanakan Kakak ini..seharus nya Kakak nemenin kalian..." perminta maaf Astie dan Ibu pun ikut meminta maaf " Ibu juga ya Sayang...seharusnya Ibu jadi sandaran kalian sekarang." Ibu pun menghentikan tangisnya dan menghapus bekas air matanya tadi.

Argha yang dari tadi pura pura tidur pun bangun dan memeluk Kakak nya dan mencium Ibu.

Astie pun memulai bicara kepada Ibu dan adik adiknya "Sekarang kita sudah tinggal berempat dan kondisi nya tidak seperti saat Ayah sehat dan ada...Kakak akan tinggal di Butik ini dan Ibu Argha dan Rere akan tinggal di rumah baru agar lebih dekat dengan sekolah dan lebih menghemat pengeluarannya." terang Astie.

"Uang penjualan rumah sudah dibayarkan untuk pengeluaran saat Ayah sakit dan beli rumah baru lalu sudah disisihkan juga untuk biaya kalian kuliah...sisa nya untuk makan sehari hari...kira kira masih cukup untuk 4 sampai 5 tahun kedepan, dan ada uang untuk emergency juga." Lanjut Astie.

Yaaa...semenjak Ayah nya sakit Astie lah yang mengurusi seluruh keuangan keluarganya. Karena Astie sejak kecil juga sudah diajarkan Ayah untuk mengelola keuangan dan pembukuan keluarganya. Bahkan Ibu tidak pernah ikut campur masalah keuangan rumah nya, malah diserahkan kepada anak nya walau Astie saat itu masih sangat kecil.

Ibu nya selalu mendapat jatah bulanan untuk jajan dan belanja bulanan dan jatah untuk jajan adik kembarnya dan dirinya sendiri bahkan jatah Ayah nya pun Astie yang mengaturnya.

"Tapi gimana dengan Kakak sendiri..." Argha tau kakak nya tidak sama sekali tidak mengambil jatah bulanan nya.

"Tenang... uang menjadi Asisten Dosen lumayan dan kakak juga akan mulai kerja di mini market, jadi kebutuhan bulanan kakak udah terjamin..." terang Astie yang menemangkan Adik nya itu.

Bersambung...

Lanjut Episode 5👍👍👍👍👍

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!