Bab 5 - Yao Liangcheng

Setelah matahari mulai terbenam di cakrawala, pemakaman ditutup dengan lantunan doa dari para tetua keagamaan di pelataran istana Lianyun. Setelah selesai, ribuan warga yang berkumpul mulai beranjak satu per satu meninggalkan lokasi, menyisakan beberapa anggota keluarga Yao yang masih berkumpul di sana.

Salah satunya adalah Yao Liangcheng, putra bungsu dari Yao Lin itu terlihat mengepalkan kedua tangan ketika mendengarkan nasehat dari ibu tercintanya, Li Mei.

“Aku sama sekali tidak ada niatan untuk menjadi Kaisar!” tegas Yao Liangcheng. Suaranya mampu didengar oleh siapa pun yang masih berada di sekitar pelataran.

Li Mei hanya bisa mengelus bahu putranya, memijatnya lembut ketika matanya berkeliling, berharap tidak ada pasang telinga yang mendengar percakapan mereka. "Ibu mengerti, tapi sayangku... menjadi kaisar bukanlah sebuah pilihan. Ini soal tanggungjawab. Ayahmu membutuhkan seorang penerus, dan kakak tirimu bukanlah jawabannya. Dia tidak kuat... tidak pintar dan tidak tangguh sepertimu."

Liangcheng hanya mendengus. Dari kecil, ia dididik dengan mimpi besar oleh orang tuanya, mimpi menjadi Kaisar yang hebat. Yao Chen, di sisi lain, selalu dianggap tak layak oleh Li Mei, karena kelemahan fisiknya yang tak bisa berkultivasi dan mendiang ibunya yang bukan siapa-siapa. Bagi Li Mei, putra kandungnya jelas lebih ideal, lebih pantas untuk mengenakan mahkota Kerajaan Lianyun.

Akan tetapi, Yao Lin bukanlah ayah yang pilih kasih, dia juga mendidik putra sulungnya dengan cara yang sama. Hingga mereka berdua tumbuh dewasa, keputusan tegas akhirnya dia buat, dan hasilnya tidak akan pernah membuat senyuman istrinya terlihat sama seperti dulu, tidak lagi tersenyum tulus kepadanya. Yao Lin lebih memilih Yao Chen sebagai penerusnya dan Li Mei sangat-sangat tidak menyukai keputusan itu.

Mengucapkan perkataan yang sama berulangkali tidak akan melunakkan hati anaknya. Yao Liangcheng memang selalu seperti itu, dia hanya akan melakukan hal yang ia sukai, keras kepala, seperti batu karang di dasar samudra.

Terlihat di pelataran istana malam ini, pemuda itu hanya duduk disana seperti anak kecil yang sedang diomeli ibunya. Bagusnya, Li Mei sangat menyayangi putranya tersebut, tidak ada lagi yang bisa dia paksakan selagi anaknya masih tetap bersikukuh dengan pendiriannya.

Suara burung gagak terdengar parau di bawah sinar rembulan. Angin yang bertiup kencang membuka paksa beberapa jendela kayu istana. Hanya mereka berdua yang tersisa disana, orang-orang lainnya telah merapat ke sudut wang fu yang memiliki banyak lentera penerangan.

"Apa ada barang yang tertinggal?"

"Paman? Tidak... tidak ada," Yao Liangcheng terkesiap setelah Yao Fenlong mendekat dari arah yang tidak dia sangka.

"Aku sudah melihat satu malam ini," kata sang Jenderal dengan nada dingin seperti biasanya.

"Lagi?" Belum selesai berbicara, Li Mei lebih dulu meninggikan nada bicaranya. "Bagaimana bisa harga diri Lianyun terus di injak-injak seperti ini? Mereka hanyalah sekumpulan gadis, Yao Fenlong. Sekumpulan gadis!" tegasnya lagi.

Ucapan tidak santun Li Mei lantas membuat dua prajurit di belakang Yao Fenlong saling melirik. Pada kenyataannya, perkataan istri kedua Yao Lin itu tidak sepenuhnya keliru, gadis berpisau memang hanya sekumpulan gadis, namun mereka adalah gadis misterius yang ditugaskan langsung Hua Huifang untuk menghancurkan Kerajaan Lianyun dari dalam. Sayangnya, eksistensi gadis berpisau yang berkeliaran di kerajaan hanya mereka masukkan ke dalam daftar bandit paling dicari, bukan dicatat sebagai salah satu anggota dari Kultus Iblis.

Ini bukanlah masalah yang sepele, sudah jelas mereka bukan gadis biasa, mereka adalah kultivator sekaligus pembunuh berdarah dingin. Memasukkan mereka ke daftar bandit adalah hal terkonyol yang pernah dilakukan Yao Fenlong.

Mendengar gempuran omelan ibu-ibu, Yao Fenlong tetap berdiri tegap tanpa mengalihkan pandangan matanya. "Jangan khawatir, pasukanku sedang mengatasinya," ujarnya sambil berdehem sesekali. "Walaupun begitu, aku harap kalian segera masuk dan mengunci pintu."

"Paman, apakah Mingzhe juga ikut?" celetuk Yao Liangcheng begitu antusias.

Dengan wajah tanpa ekspresi, Yao Fenlong kembali berdehem lalu menjawab, "Ya, dia selalu aktif memimpin patroli belakangan ini."

Mendengar berita itu, Liangcheng hampir bangkit. "Kalau begitu aku juga ik—"

"Tidak!" Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Li Mei memotong. "Tugasmu disini adalah untuk tetap tinggal di wang fu, kecuali ada perang besar seperti kemarin. Kau tidak punya urusan dengan gadis-gadis bandit itu, Liangcheng. Ibu tidak akan membiarkanmu mengambil risiko seperti itu. Mengerti?”

"Tapi Bu... usiaku sudah dua puluh satu tahun, aku sudah dewasa."

"Aku rasa ibumu ada benarnya." Ucapan Yao Fenlong terdengar singkat, namun memutus harapan Yao Liangcheng untuk dapat bergabung dengan Yao Mingzhe mengejar gadis berpisau. "Mingzhe sudah cukup untuk menangani masalah ini, kau lebih baik menjaga lingkungan istana agar tetap aman. Karena kakakmu pasti akan kerepotan jika melakukannya seorang diri." Mata Yao Fenlong beralih ke area balkon wang fu, dimana Yao Chen dan istrinya sedang asik berbincang, selingan canda tawa terdengar samar, meninggalkan senyuman kecut di wajah Yao Liangcheng.

Dengan wajah bermuram durja, Yao Liangcheng berpaling meninggalkan mereka berdua. "Baiklah paman," ujarnya. "Malam ini aku akan berpatroli di istana."

Melihat anaknya masuk, Li Mei akhirnya dapat bernafas lega. Bagaimana pun caranya, putranya harus menjadi kaisar suatu saat nanti. Itulah kalimat doa yang selalu ia panjatkan setiap malam.

...[Yao Chen : Bayangan Iblis di Istana Lianyun]...

Delapan prajurit yang mengikutinya menegakkan badan, mengeratkan pegangan pada tombak, meskipun tubuh mereka mulai letih, mata mereka tetap terjaga oleh rasa tanggungjawab yang diliputi kewaspadaan.

"Yang Mulia, sudah larut. Mungkin sebaiknya kita kembali ke istana," ujar salah satu prajurit, suaranya gemetar.

Yao Mingzhe berhenti sejenak, lalu menatap prajurit itu dengan sorot mata tajam seperti pedang yang tak kasat mata. "Kembali? Apa kau takut pada sekumpulan gadis bandit itu? Padahal malam ini kita baru melihat satu." Cara bicaranya tegas namun dingin, mengunci rahang prajurit itu.

"Tapi Yang Mulia, ini sudah hampir tengah malam, kondisi ini bisa menjadi perangkap bagi kita. Mereka, gadis-gadis itu, lebih mengenal setiap sudut kerajaan dibandingkan kita. Jenderal Yao Fenlong juga telah menyuruh kita untuk pulang sebelum tengah malam."

Mingzhe hanya tertawa kecil, tawa yang memperlihatkan salah satu gigi taringnya. "Jangan menjadi penakut. Aku akan tetap berada di sini sampai masalah ini selesai. Jika kalian ingin pulang, silakan."

Teguran halusnya berakar dari kebanggaan seorang Yao, seseorang yang tak kenal gentar meskipun dikelilingi bayang-bayang kematian. Para prajurit itu akhirnya bungkam, tak berani lagi menyuarakan keberatan. Mereka hanya dapat mengikuti, menundukkan kepala sambil berdoa, berharap Dewa tidak memanggilnya malam ini.

Di depan mereka, sebuah bangunan tua menjulang, lumbung padi yang telah lama ditinggalkan. Temboknya yang menghitam oleh lumut terlihat merana di bawah sinar rembulan.

Satu bayangan melesat dan hilang masuk ke lumbung. Coretan tinta hitam yang menodai dinding lumbung menjadi bukti nyata, jika si gadis baru saja masuk ke dalam bangunan tua itu.

Mingzhe menghentikan langkahnya sejenak, matanya menyipit. "Masuklah," perintahnya. Beberapa prajurit terdiam, saling menatap, namun mereka tidak punya pilihan lain.

Mereka masuk ke dalam lumbung dengan tombak dan pedang yang terhunus waspada. Udara di dalam terasa begitu lembap, seperti diselimuti oleh hawa dingin yang bukan berasal dari dinginnya malam.

"Yang Mulia... ada sesuatu yang tidak beres..." bisik salah seorang prajurit.

"Tenang. Mereka hanya gadis."

Namun saat kata-kata itu terucap, bayangan yang bergerak mulai menyerang. Serangan mendadak datang begitu cepat, lebih cepat dari yang dapat mereka tangkap dengan mata telanjang. Seorang prajurit terlempar ke dinding, lehernya teriris dengan begitu rapi hingga darahnya terpancar ke udara sebelum tubuhnya merosot, bersandarkan dinding.

Terpopuler

Comments

David Muchsin Syahril

David Muchsin Syahril

lanjut..

2024-12-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Liu Xiaotian
2 Bab 2 - Darah dan Cinta
3 Bab 3 - Liu Xiaotian Bukanlah Yao Chen
4 Bab 4 - Pil Peningkat Xuanhua
5 Bab 5 - Yao Liangcheng
6 Bab 6 - Buku Panduan Yao Chen
7 Bab 7 - Master Alkimia dan Tabib Terbaik
8 Bab 8 - Master Alkimia dan Tabib Terbaik 2
9 Bab 9 - Yao Mingzhe
10 Bab 10 - Peta Takdir
11 Bab 11 - Manusia Salmon
12 Bab 12 - Sang Ratu Iblis
13 Bab 13 - Berurusan Dengan Orang Yang Salah
14 Bab 14 - Nasib Baifeng
15 Bab 15 - Tetaplah Disini, Bersamaku Selamanya
16 Bab 16 - Zhang Yi
17 Bab 17 - Maafkan Aku
18 Bab 18 - Darah dan Rindu
19 Bab 19 - Serpihan Memori
20 Bab 20 - Kenyataan Buruk Namun Menyejukkan
21 Bab 21 - Menggali Kuburan Sendiri Demi Kehormatan
22 Bab 22 - Tokoh Utama
23 Bab 23 - Kakek Ompong Penuh Wawasan
24 Bab 24 - Xiaolian dan Cincin Ajaib
25 Bab 25 - Kegelapan Adalah Kekuatan
26 Bab 26 - Pendekar Tabib Alkemis
27 Bab 27 - Minu
28 Bab 28 - Orang Yang Sama, Namun Berbeda
29 Bab 29 - Orang Yang Sama, Namun Berbeda 2
30 Bab 30 - Akar Persahabatan
31 Bab 31 - Delusi
32 Bab 32 - Keluarga
33 Bab 33 - Ikatan Takdir
34 Bab 34 - Cinta Dua Abad
35 Bab 35 - Minu 2
36 Bab 36 - Restu Tabib Pendekar
37 Bab 37 - Musuh Lama Telah Kembali
38 Bab 38 - Jeritan di Balik Kabut
39 Bab 39 - Jeritan di Balik Kabut 2
40 Bab 40 - Seruling Malam
41 Bab 41 - Seruling Malam 2
42 Bab 42 - Kakak Yang Terlewatkan
43 Bab 43 - Selingkuh
44 Bab 44 - Liontin
45 Bab 45 - Cincin Penghasil Domba
46 Bab 46 - Suara Hati
47 Bab 47 - Duel
48 Bab 48 - Awal dari Sebuah Akhir
49 Bab 49 - Jejak Tanpa Batasan
50 Bab 50 - Dua Nyawa Satu Hati
51 Bab 51 - Paranoid
52 Bab 52 - Master Mesum-ku Berulah Lagi
53 Bab 53 - Xiaolian dan Huifang
54 Bab 54 - Xiaolian dan Huifang 2
55 Bab 55 - Wuchang
56 Bab 56 - Pesta Sambutan
57 Bab 57 - Pesta Sambutan 2
58 Bab 58 - Terlupakan
59 Bab 59 - Kembalinya Lawan Sebanding
60 Bab 60 - Keputusan Kaisar Yao Lin
61 Bab 61 - Istriku, Masterku
62 Bab 62 - Rencana Yao Chen
63 Bab 63 - Perkenalan Anggota Kultus
64 Bab 64 - Perkenalan Anggota Kultus 2
65 Bab 65 - Teman Baru Xiaolian
66 Bab 66 - Kegelapan di Langit Qingfeng
67 Bab 67 - Hua Wuying
68 Bab 68 - Hua Wuying 2
69 Bab 69 - Kebangkitan Baifeng
70 Bab 70 - Wu Mingyan
71 Bab 71 - Eksperimen Hua Wuying Melawan Mingyan
72 Bab 72 - Berkhianat atau Manipulasi?
73 Bab 73 - Bai dan Mingyan
74 Bab 74 - Pidato Putra Baifeng
75 Bab 75 - Confess
76 Bab 76 - Tepi Jurang
77 Bab 77 - Persiapan Yao Chen
78 Bab 78 - Persiapan Yao Chen 2
79 Bab 79 - Firasat Buruk
80 Bab 80 - Janji Bai Ling
81 Bab 81 - Zhou Fei dan Teka-teki
82 Bab 82 - Takdir Gelap
83 Bab 83 - Atas Izin Kaisar
84 Bab 84 - Saudara Yao
85 Bab 85 - Mahakarya
86 Bab 86 - Pengkhianat Yang Berkhianat
87 Bab 87 - Lingmen Shengdao
88 Bab 88 - Alur Dalam Genggaman
89 Bab 89 - Alur Dalam Genggaman 2
90 Bab 90 - Pertemuan Dua Dewa
91 Bab 91 - Bayangan Iblis di Istana Qingfeng
92 Bab 92 - Bawahan Setia Ratu Iblis
93 Bab 93 - Bawahan Setia Ratu Iblis 2
94 Bab 94 - Bawahan Setia Ratu Iblis 3
95 Bab 95 - Yaner & Baifeng
96 Bab 96 - Kekuatan Domain
97 Bab 97 - Domain Wu Ye Jiao
98 Bab 98 - Domain Wu Ye Jiao II
99 Bab 99 - Domain Wu Ye Jiao III
100 Bab 100 - Domain Wu Ye Jiao IV
101 Bab 101 - Domain Wu Ye Jiao V
102 Bab 102 - Domain Wu Ye Jiao VI
103 Bab 103 - Domain Wu Ye Jiao VII
104 Bab 104 - Domain Wu Ye Jiao VIII
105 Bab 105 - Domain Wu Ye Jiao IX
106 Bab 106 - Domain Wu Ye Jiao X
107 Bab 107 - Bunuh atau Mati
108 Bab 108 - Bunuh atau Mati II
109 Bab 109 - Bunuh atau Mati III
110 Bab 110 - Bunuh atau Mati IV
111 Bab 111 - Bunuh atau Mati V
112 Bab 112 - Bunuh atau Mati VI
113 Bab 113 - Melawan Xing Tian
114 Bab 114 - Melawan Xing Tian II
115 Bab 115 - Melawan Xing Tian III
116 Bab 116 - Melawan Xing Tian IV
117 Bab 117 - Melawan Xing Tian V
118 Bab 118 - Melawan Xing Tian VI
119 Bab 119 - Melawan Xing Tian VII
120 Bab 120 - Melawan Xing Tian VIII
121 Bab 121 - Melawan Xing Tian IX
122 Bab 122 - Raja Terakhir
123 Bab 123 - Raja Terakhir II
124 Bab 124 - Raja Terakhir III
125 Bab 125 - Raja Terakhir IV
126 Bab 126 - Warisan dan Kehidupan Baru
127 Pesan Author
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 1 - Liu Xiaotian
2
Bab 2 - Darah dan Cinta
3
Bab 3 - Liu Xiaotian Bukanlah Yao Chen
4
Bab 4 - Pil Peningkat Xuanhua
5
Bab 5 - Yao Liangcheng
6
Bab 6 - Buku Panduan Yao Chen
7
Bab 7 - Master Alkimia dan Tabib Terbaik
8
Bab 8 - Master Alkimia dan Tabib Terbaik 2
9
Bab 9 - Yao Mingzhe
10
Bab 10 - Peta Takdir
11
Bab 11 - Manusia Salmon
12
Bab 12 - Sang Ratu Iblis
13
Bab 13 - Berurusan Dengan Orang Yang Salah
14
Bab 14 - Nasib Baifeng
15
Bab 15 - Tetaplah Disini, Bersamaku Selamanya
16
Bab 16 - Zhang Yi
17
Bab 17 - Maafkan Aku
18
Bab 18 - Darah dan Rindu
19
Bab 19 - Serpihan Memori
20
Bab 20 - Kenyataan Buruk Namun Menyejukkan
21
Bab 21 - Menggali Kuburan Sendiri Demi Kehormatan
22
Bab 22 - Tokoh Utama
23
Bab 23 - Kakek Ompong Penuh Wawasan
24
Bab 24 - Xiaolian dan Cincin Ajaib
25
Bab 25 - Kegelapan Adalah Kekuatan
26
Bab 26 - Pendekar Tabib Alkemis
27
Bab 27 - Minu
28
Bab 28 - Orang Yang Sama, Namun Berbeda
29
Bab 29 - Orang Yang Sama, Namun Berbeda 2
30
Bab 30 - Akar Persahabatan
31
Bab 31 - Delusi
32
Bab 32 - Keluarga
33
Bab 33 - Ikatan Takdir
34
Bab 34 - Cinta Dua Abad
35
Bab 35 - Minu 2
36
Bab 36 - Restu Tabib Pendekar
37
Bab 37 - Musuh Lama Telah Kembali
38
Bab 38 - Jeritan di Balik Kabut
39
Bab 39 - Jeritan di Balik Kabut 2
40
Bab 40 - Seruling Malam
41
Bab 41 - Seruling Malam 2
42
Bab 42 - Kakak Yang Terlewatkan
43
Bab 43 - Selingkuh
44
Bab 44 - Liontin
45
Bab 45 - Cincin Penghasil Domba
46
Bab 46 - Suara Hati
47
Bab 47 - Duel
48
Bab 48 - Awal dari Sebuah Akhir
49
Bab 49 - Jejak Tanpa Batasan
50
Bab 50 - Dua Nyawa Satu Hati
51
Bab 51 - Paranoid
52
Bab 52 - Master Mesum-ku Berulah Lagi
53
Bab 53 - Xiaolian dan Huifang
54
Bab 54 - Xiaolian dan Huifang 2
55
Bab 55 - Wuchang
56
Bab 56 - Pesta Sambutan
57
Bab 57 - Pesta Sambutan 2
58
Bab 58 - Terlupakan
59
Bab 59 - Kembalinya Lawan Sebanding
60
Bab 60 - Keputusan Kaisar Yao Lin
61
Bab 61 - Istriku, Masterku
62
Bab 62 - Rencana Yao Chen
63
Bab 63 - Perkenalan Anggota Kultus
64
Bab 64 - Perkenalan Anggota Kultus 2
65
Bab 65 - Teman Baru Xiaolian
66
Bab 66 - Kegelapan di Langit Qingfeng
67
Bab 67 - Hua Wuying
68
Bab 68 - Hua Wuying 2
69
Bab 69 - Kebangkitan Baifeng
70
Bab 70 - Wu Mingyan
71
Bab 71 - Eksperimen Hua Wuying Melawan Mingyan
72
Bab 72 - Berkhianat atau Manipulasi?
73
Bab 73 - Bai dan Mingyan
74
Bab 74 - Pidato Putra Baifeng
75
Bab 75 - Confess
76
Bab 76 - Tepi Jurang
77
Bab 77 - Persiapan Yao Chen
78
Bab 78 - Persiapan Yao Chen 2
79
Bab 79 - Firasat Buruk
80
Bab 80 - Janji Bai Ling
81
Bab 81 - Zhou Fei dan Teka-teki
82
Bab 82 - Takdir Gelap
83
Bab 83 - Atas Izin Kaisar
84
Bab 84 - Saudara Yao
85
Bab 85 - Mahakarya
86
Bab 86 - Pengkhianat Yang Berkhianat
87
Bab 87 - Lingmen Shengdao
88
Bab 88 - Alur Dalam Genggaman
89
Bab 89 - Alur Dalam Genggaman 2
90
Bab 90 - Pertemuan Dua Dewa
91
Bab 91 - Bayangan Iblis di Istana Qingfeng
92
Bab 92 - Bawahan Setia Ratu Iblis
93
Bab 93 - Bawahan Setia Ratu Iblis 2
94
Bab 94 - Bawahan Setia Ratu Iblis 3
95
Bab 95 - Yaner & Baifeng
96
Bab 96 - Kekuatan Domain
97
Bab 97 - Domain Wu Ye Jiao
98
Bab 98 - Domain Wu Ye Jiao II
99
Bab 99 - Domain Wu Ye Jiao III
100
Bab 100 - Domain Wu Ye Jiao IV
101
Bab 101 - Domain Wu Ye Jiao V
102
Bab 102 - Domain Wu Ye Jiao VI
103
Bab 103 - Domain Wu Ye Jiao VII
104
Bab 104 - Domain Wu Ye Jiao VIII
105
Bab 105 - Domain Wu Ye Jiao IX
106
Bab 106 - Domain Wu Ye Jiao X
107
Bab 107 - Bunuh atau Mati
108
Bab 108 - Bunuh atau Mati II
109
Bab 109 - Bunuh atau Mati III
110
Bab 110 - Bunuh atau Mati IV
111
Bab 111 - Bunuh atau Mati V
112
Bab 112 - Bunuh atau Mati VI
113
Bab 113 - Melawan Xing Tian
114
Bab 114 - Melawan Xing Tian II
115
Bab 115 - Melawan Xing Tian III
116
Bab 116 - Melawan Xing Tian IV
117
Bab 117 - Melawan Xing Tian V
118
Bab 118 - Melawan Xing Tian VI
119
Bab 119 - Melawan Xing Tian VII
120
Bab 120 - Melawan Xing Tian VIII
121
Bab 121 - Melawan Xing Tian IX
122
Bab 122 - Raja Terakhir
123
Bab 123 - Raja Terakhir II
124
Bab 124 - Raja Terakhir III
125
Bab 125 - Raja Terakhir IV
126
Bab 126 - Warisan dan Kehidupan Baru
127
Pesan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!