Bab 3 - Liu Xiaotian Bukanlah Yao Chen

Setelah kejadian memalukan tadi malam, Liu Xiaotian tidak bisa tidur dengan tenang. Kenyataan bahwa Yao Chen bukan seorang kultivator dan hubungannya yang canggung dengan Hua Huifang membuatnya berpikir tentang apa yang tertulis di dalam novel, jika karakter ini tidak lebih dari tokoh sampingan yang tak berguna. Namun kini ada sesuatu yang mengganggunya, seperti sebuah rahasia yang belum terungkap.

Pagi itu, ketika matahari baru saja menyusupkan sinar hangatnya ke jendela kamar, Liu Xiaotian mendapat dorongan untuk mengeksplorasi lebih jauh ke dalam kehidupan Yao Chen. Dia penasaran, apakah ini benar-benar hanya kesalahpahaman dari perspektif seorang pembaca atau memang ada alasan tersembunyi dibalik raga ini? Bahkan Liu Xiaotian sendiri tidak pernah memikirkan tentang tokoh Yao Chen ketika ia menghabiskan banyak waktu untuk membaca novel ini.

Mengikuti naluri, dia berkeliling rumah besar dari kayu yang sekarang ia tempati, bisa dibilang Wang Fu ini adalah tempat tinggal barunya. Di luar kamar tidur, terdapat lorong kayu panjang yang dipenuhi berbagai barang-barang antik, guci perunggu dengan berbagai macam ukiran sampai cakram giok besar berbentuk Bunga Keabadian, hampir semuanya berkilau dan bernilai tinggi. Beberapa lukisan keluarga juga terpampang disana, hal itu membuatnya berhenti untuk melihatnya sebentar.

Yao Chen adalah putra sulung dari Yao Lin, salah satu jenderal ternama Lianyun, dan karena Yao Zhenghua sudah mencapai usia ke 84-nya, Sang Kaisar akhirnya memutuskan untuk mencari penerusnya. Setelah pertemuan besar dengan para dewan kerajaan, keputusan akhirnya jatuh pada putra pertamanya, ayah Yao Chen.

Tepat di dalam lukisan itu, disebelah ayahnya, Yao Chen kecil terlihat berada di dalam pelukan ibunya yang bernama Zhang Lihua. Liu Xiaotian ingat betul setiap karakter di dalam lukisan-lukisan itu, dan bagaimana mereka semua berakhir. Ibu Yao Chen meninggal saat usiannya baru menginjak dua tahun. Alhasil, Yao Lin memutuskan untuk menikah lagi, namun kali ini ia menemukan wanita yang jauh berbeda dengan Zhang Lihua. Berbeda menurut sifat maupun cara berpenampilan.

Li Mei, istri barunya itu adalah seorang bangsawan kaya raya, dimana mereka dikaruniai satu orang putra bernama Yao Liangcheng, si bocah sombong itu.

Liu Xiaotian, entah kenapa merasa darahnya mendidih berlama-lama memandangi lukisan itu. Ia merasa bertanggungjawab atas raga barunya, termasuk seluruh kejadian yang berkaitan dengan sosok Yao Chen.

"Bagaimana pun, ini adalah kesempatan kedua. Aku harus melakukan yang terbaik, apapun resikonya," ucapnya dalam hati.

Lama ia memandangi lukisan itu, suara langkah berat sepatu terdengar mendekat dari belakang.

"Apa yang kau lihat, Nak?" suara itu membuat jantung Liu Xiaotian berdegup kencang. Ia nyaris memanggil nama Yao Lin begitu saja, beruntung dia segera ingat siapa dirinya sekarang.

"Oh... Ayah," jawabnya cepat, sedikit canggung. Yao Lin mendekat, menepuk bahu Yao Chen dengan kelembutan seorang ayah.

"Sudah lama kau tidak berdiri di depan lukisan ini. Kau pasti mengenang masa kecilmu, ya?" Yao Lin tersenyum tipis, memperlihatkan kerutan usia di wajahnya yang mulai menua, terutama disekitar mata kirinya yang tertutup oleh kain berwarna hitam.

Yao Chen hanya mengangguk pelan. Setiap kata terasa sulit keluar dari mulutnya, terutama saat menyadari bahwa Yao Lin adalah pria yang begitu berbeda dari sosok ayah yang pernah ia bayangkan. Liu Xiaotian selalu menganggap setiap orang dari Dinasti Yao adalah tokoh antagonis.

"Aku tahu," lanjut Yao Lin. "Perang kemarin pasti membuatmu lelah. Kau melakukannya dengan baik, meskipun kau mungkin merasa dirimu belum cukup kuat, padahal kenyataannya kau lebih dari itu, anakku."

Kekuatan? Tentu saja tidak. Tubuh ini bukan milik kultivator hebat, bahkan bukan seorang kultivator, tapi ayahnya tetap memberikan kepercayaan penuh. Itu yang sekarang membuatnya merasa lebih berat memikul nama Yao Chen. Sekaligus membuatnya percaya, bahwa tokoh antagonis dalam cerita ternyata masih memiliki hati yang tulus.

"Oh, ya. Apakah kau melihat Yao Liangcheng belakangan ini? Aku belum melihatnya berlatih di Wuchang pagi ini."

"Tempat biasanya dia berlatih?" Yao Chen menggeleng. "Aku tidak tahu."

"Benar." Yao Lin mendesah panjang, nada suaranya berubah menjadi lebih berat. "Anak itu... terlalu dimanja oleh ibunya. Sudah waktunya dia mendapatkan disiplin yang lebih keras. Besok aku akan memberinya latihan fisik seharian penuh."

Sebelum Yao Chen sempat menjawab apa pun, Yao Lin kembali berbicara. "Ngomong-ngomong, Nak. Jika kau tidak keberatan, aku ingin kau pergi ke Toko Ruolan untuk membeli beberapa ramuan peningkat kultivasi. Aku rasa Li Mei lupa untuk membelinya kemarin. Ajak juga istrimu, dia pasti akan memerlukannya bulan depan."

Kebingungan melintas di wajah Yao Chen. "Apa yang akan terjadi bulan depan, Ayah? Apakah Kerajaan Qingfeng akan kembali secepat itu?"

"Bukan, anakku." Langkah Yao Lin berhenti, lalu menoleh dengan serius. "Perburuan Jiwa Surgawi," jawabnya. "Kultivator dari berbagai penjuru Qingyuan akan berkumpul di Baishan untuk memburu monster dan meningkatkan kultivasi. Itu adalah ajang yang sangat penting. Berhubung Hua Huifang adalah salah satu kultivator terkuat, aku harap kau dapat memberinya dukungan terbaik. Orang-orang pasti akan merencanakan hal buruk kepadanya. Terlebih istrimu memiliki darah Iblis Baifeng."

Yao Chen terdiam. Ia tidak pernah mendengar perburuan seperti itu dalam novel. Tepat ketika pikirannya mulai berkecamuk, Yao Lin sudah menjauh, meninggalkannya dengan berbagai pertanyaan yang belum terjawab.

"Jika dipikir-pikir... bergantung pada pengetahuanku tentang novel ini saja tidak cukup," gumam Yao Chen kembali melihat ke arah lukisan keluarganya. "Dunia ini terlalu detail jika semua momen dituliskan dalam satu buku. Aku mesti mempelajari semuanya lagi seperti bayi."

...[Yao Chen : Bayangan Iblis di Istana Lianyun]...

Ratu Iblis pemimpin Kerajaan Lianyun. Demikianlah kata-kata yang sering dibisikkan oleh pengikut setianya, sebagian besar adalah keturunan asli Suku Baishan yang dikenal dengan nama Baifeng. Maklum, wanita dengan seringai lebar yang terlihat lebih sadis dari seringai serigala itu memang salah satu keturunan asli Suku Baifeng yang tersisa.

Duduk santai di lantai paling atas pagoda hanya membuat hidungnya makin kembang-kempis. Mendengus kesal lantaran orang yang dia nantikan tidak kunjung tiba. Cheongsam putih yang melekat sempurna di tubuhnya mulai berdebu, belum lagi terik matahari pagi yang mulai merangsek masuk melalui jendela, menjadi bom waktu sebelum kesabarannya habis sepenuhnya.

"Maaf terlambat, Ratu Iblis."

“Apa kau datang hanya untuk memberi tahu alasan keterlambatanmu?” Hua Huifang tidak menoleh. Ia hanya mengibaskan kipas di tangannya dengan gerakan yang paling angkuh.

Salah satu hal yang disukai Ratu Iblis kepada gadis ini adalah Ning Zixuan selalu tepat waktu. Namun tidak untuk hari ini. Sebagai gadis berpisau paling tajam diantara pengikut dari Kultus Iblis seharusnya dia tidak membiarkan ratunya berdebu di dalam pagoda.

“Ada komplikasi di lapangan, Ratu Iblis. Aku harus memastikan semuanya bersih sebelum datang,” jawab Ning Zixuan dengan tenang, nada bicaranya datar, nyaris tanpa emosi.

"Komplikasi?" Hua Huifang akhirnya menoleh, memicingkan mata. “Kau tahu, aku tidak suka menunggu untuk alasan yang begitu sepele. Ning Zixuan, kau tahu konsekuensinya.”

Ning Zixuan tidak bergeming. Ia sudah terbiasa dengan tatapan mematikan dari Hua Huifang. Lagipula, tak ada ketakutan yang bisa menyelinap ke dalam dirinya. Profesinya tidak mengizinkan kelemahan.

"Aku sudah pastikan bahwa segalanya berjalan sesuai rencana. Yao Lin akan segera menjadi Kaisar, dan kita hanya tinggal menunggu waktu yang tepat."

"Menunggu waktu yang tepat?" perkataannya barusan hanya membuat perut Hua Huifang makin terasa geli. "Kau pikir aku akan sabar menanti hanya untuk membiarkan waktu yang ‘tepat’ menentukan nasib kita? Yao Lin harus mati setelah dia duduk di singgasana. Tidak ada penundaan, tidak ada ruang untuk kesalahan. Sekecil apapun itu."

"Dan itulah yang akan terjadi, Ratu Iblis," tegas Ning Zixuan, menyatukan kepalan kedua tangannya di depan wajah sambil membungkuk hormat. "Penobatan sudah diatur, dan aku sudah menyusupkan orang-orang kita dari Kultus Iblis di setiap sudut istana. Setelah mahkota dipasangkan, Yao Lin tidak akan bertahan lama."

Hua Huifang berdiri, mengibaskan debu dari cheongsam putihnya dengan menahan emosi. “Yao Chen, suamiku, terlalu lemah untuk mengklaim tahtanya sendiri. Maka, aku harus mengatur semuanya. Ini bukan hanya soal membunuh Yao Lin; ini adalah soal menghancurkan fondasi keluarga Yao dari dalam.”

“Kau sudah melihat Yao Chen tadi malam, kan? Dia seperti anak kecil yang terperangkap di tubuh pria dewasa, tidak berguna dan juga lamban."

"Maaf aku tidak bisa mengikuti Ratu Iblis pada waktu itu. Aku takut merusak privasi Ratu," timpal Ning Zixuan. "Apakah ada yang aneh dari Yao Chen?"

"Yang aneh? Ya, ada sedikit." Kipas di tangan Hua Huifang berhenti bergerak, dan matanya menyipit begitu tajam. "Tidak ada seorang pun yang pernah menolak kecantikanku."

"Menurutku... Yao Chen adalah penyuka sesama jenis."

Terpopuler

Comments

David Muchsin Syahril

David Muchsin Syahril

lanjuttt..

2024-12-30

1

Vanne Mcguire

Vanne Mcguire

Karakternya sangat mengesankan dan mudah dicintai!

2024-09-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Liu Xiaotian
2 Bab 2 - Darah dan Cinta
3 Bab 3 - Liu Xiaotian Bukanlah Yao Chen
4 Bab 4 - Pil Peningkat Xuanhua
5 Bab 5 - Yao Liangcheng
6 Bab 6 - Buku Panduan Yao Chen
7 Bab 7 - Master Alkimia dan Tabib Terbaik
8 Bab 8 - Master Alkimia dan Tabib Terbaik 2
9 Bab 9 - Yao Mingzhe
10 Bab 10 - Peta Takdir
11 Bab 11 - Manusia Salmon
12 Bab 12 - Sang Ratu Iblis
13 Bab 13 - Berurusan Dengan Orang Yang Salah
14 Bab 14 - Nasib Baifeng
15 Bab 15 - Tetaplah Disini, Bersamaku Selamanya
16 Bab 16 - Zhang Yi
17 Bab 17 - Maafkan Aku
18 Bab 18 - Darah dan Rindu
19 Bab 19 - Serpihan Memori
20 Bab 20 - Kenyataan Buruk Namun Menyejukkan
21 Bab 21 - Menggali Kuburan Sendiri Demi Kehormatan
22 Bab 22 - Tokoh Utama
23 Bab 23 - Kakek Ompong Penuh Wawasan
24 Bab 24 - Xiaolian dan Cincin Ajaib
25 Bab 25 - Kegelapan Adalah Kekuatan
26 Bab 26 - Pendekar Tabib Alkemis
27 Bab 27 - Minu
28 Bab 28 - Orang Yang Sama, Namun Berbeda
29 Bab 29 - Orang Yang Sama, Namun Berbeda 2
30 Bab 30 - Akar Persahabatan
31 Bab 31 - Delusi
32 Bab 32 - Keluarga
33 Bab 33 - Ikatan Takdir
34 Bab 34 - Cinta Dua Abad
35 Bab 35 - Minu 2
36 Bab 36 - Restu Tabib Pendekar
37 Bab 37 - Musuh Lama Telah Kembali
38 Bab 38 - Jeritan di Balik Kabut
39 Bab 39 - Jeritan di Balik Kabut 2
40 Bab 40 - Seruling Malam
41 Bab 41 - Seruling Malam 2
42 Bab 42 - Kakak Yang Terlewatkan
43 Bab 43 - Selingkuh
44 Bab 44 - Liontin
45 Bab 45 - Cincin Penghasil Domba
46 Bab 46 - Suara Hati
47 Bab 47 - Duel
48 Bab 48 - Awal dari Sebuah Akhir
49 Bab 49 - Jejak Tanpa Batasan
50 Bab 50 - Dua Nyawa Satu Hati
51 Bab 51 - Paranoid
52 Bab 52 - Master Mesum-ku Berulah Lagi
53 Bab 53 - Xiaolian dan Huifang
54 Bab 54 - Xiaolian dan Huifang 2
55 Bab 55 - Wuchang
56 Bab 56 - Pesta Sambutan
57 Bab 57 - Pesta Sambutan 2
58 Bab 58 - Terlupakan
59 Bab 59 - Kembalinya Lawan Sebanding
60 Bab 60 - Keputusan Kaisar Yao Lin
61 Bab 61 - Istriku, Masterku
62 Bab 62 - Rencana Yao Chen
63 Bab 63 - Perkenalan Anggota Kultus
64 Bab 64 - Perkenalan Anggota Kultus 2
65 Bab 65 - Teman Baru Xiaolian
66 Bab 66 - Kegelapan di Langit Qingfeng
67 Bab 67 - Hua Wuying
68 Bab 68 - Hua Wuying 2
69 Bab 69 - Kebangkitan Baifeng
70 Bab 70 - Wu Mingyan
71 Bab 71 - Eksperimen Hua Wuying Melawan Mingyan
72 Bab 72 - Berkhianat atau Manipulasi?
73 Bab 73 - Bai dan Mingyan
74 Bab 74 - Pidato Putra Baifeng
75 Bab 75 - Confess
76 Bab 76 - Tepi Jurang
77 Bab 77 - Persiapan Yao Chen
78 Bab 78 - Persiapan Yao Chen 2
79 Bab 79 - Firasat Buruk
80 Bab 80 - Janji Bai Ling
81 Bab 81 - Zhou Fei dan Teka-teki
82 Bab 82 - Takdir Gelap
83 Bab 83 - Atas Izin Kaisar
84 Bab 84 - Saudara Yao
85 Bab 85 - Mahakarya
86 Bab 86 - Pengkhianat Yang Berkhianat
87 Bab 87 - Lingmen Shengdao
88 Bab 88 - Alur Dalam Genggaman
89 Bab 89 - Alur Dalam Genggaman 2
90 Bab 90 - Pertemuan Dua Dewa
91 Bab 91 - Bayangan Iblis di Istana Qingfeng
92 Bab 92 - Bawahan Setia Ratu Iblis
93 Bab 93 - Bawahan Setia Ratu Iblis 2
94 Bab 94 - Bawahan Setia Ratu Iblis 3
95 Bab 95 - Yaner & Baifeng
96 Bab 96 - Kekuatan Domain
97 Bab 97 - Domain Wu Ye Jiao
98 Bab 98 - Domain Wu Ye Jiao II
99 Bab 99 - Domain Wu Ye Jiao III
100 Bab 100 - Domain Wu Ye Jiao IV
101 Bab 101 - Domain Wu Ye Jiao V
102 Bab 102 - Domain Wu Ye Jiao VI
103 Bab 103 - Domain Wu Ye Jiao VII
104 Bab 104 - Domain Wu Ye Jiao VIII
105 Bab 105 - Domain Wu Ye Jiao IX
106 Bab 106 - Domain Wu Ye Jiao X
107 Bab 107 - Bunuh atau Mati
108 Bab 108 - Bunuh atau Mati II
109 Bab 109 - Bunuh atau Mati III
110 Bab 110 - Bunuh atau Mati IV
111 Bab 111 - Bunuh atau Mati V
112 Bab 112 - Bunuh atau Mati VI
113 Bab 113 - Melawan Xing Tian
114 Bab 114 - Melawan Xing Tian II
115 Bab 115 - Melawan Xing Tian III
116 Bab 116 - Melawan Xing Tian IV
117 Bab 117 - Melawan Xing Tian V
118 Bab 118 - Melawan Xing Tian VI
119 Bab 119 - Melawan Xing Tian VII
120 Bab 120 - Melawan Xing Tian VIII
121 Bab 121 - Melawan Xing Tian IX
122 Bab 122 - Raja Terakhir
123 Bab 123 - Raja Terakhir II
124 Bab 124 - Raja Terakhir III
125 Bab 125 - Raja Terakhir IV
126 Bab 126 - Warisan dan Kehidupan Baru
127 Pesan Author
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 1 - Liu Xiaotian
2
Bab 2 - Darah dan Cinta
3
Bab 3 - Liu Xiaotian Bukanlah Yao Chen
4
Bab 4 - Pil Peningkat Xuanhua
5
Bab 5 - Yao Liangcheng
6
Bab 6 - Buku Panduan Yao Chen
7
Bab 7 - Master Alkimia dan Tabib Terbaik
8
Bab 8 - Master Alkimia dan Tabib Terbaik 2
9
Bab 9 - Yao Mingzhe
10
Bab 10 - Peta Takdir
11
Bab 11 - Manusia Salmon
12
Bab 12 - Sang Ratu Iblis
13
Bab 13 - Berurusan Dengan Orang Yang Salah
14
Bab 14 - Nasib Baifeng
15
Bab 15 - Tetaplah Disini, Bersamaku Selamanya
16
Bab 16 - Zhang Yi
17
Bab 17 - Maafkan Aku
18
Bab 18 - Darah dan Rindu
19
Bab 19 - Serpihan Memori
20
Bab 20 - Kenyataan Buruk Namun Menyejukkan
21
Bab 21 - Menggali Kuburan Sendiri Demi Kehormatan
22
Bab 22 - Tokoh Utama
23
Bab 23 - Kakek Ompong Penuh Wawasan
24
Bab 24 - Xiaolian dan Cincin Ajaib
25
Bab 25 - Kegelapan Adalah Kekuatan
26
Bab 26 - Pendekar Tabib Alkemis
27
Bab 27 - Minu
28
Bab 28 - Orang Yang Sama, Namun Berbeda
29
Bab 29 - Orang Yang Sama, Namun Berbeda 2
30
Bab 30 - Akar Persahabatan
31
Bab 31 - Delusi
32
Bab 32 - Keluarga
33
Bab 33 - Ikatan Takdir
34
Bab 34 - Cinta Dua Abad
35
Bab 35 - Minu 2
36
Bab 36 - Restu Tabib Pendekar
37
Bab 37 - Musuh Lama Telah Kembali
38
Bab 38 - Jeritan di Balik Kabut
39
Bab 39 - Jeritan di Balik Kabut 2
40
Bab 40 - Seruling Malam
41
Bab 41 - Seruling Malam 2
42
Bab 42 - Kakak Yang Terlewatkan
43
Bab 43 - Selingkuh
44
Bab 44 - Liontin
45
Bab 45 - Cincin Penghasil Domba
46
Bab 46 - Suara Hati
47
Bab 47 - Duel
48
Bab 48 - Awal dari Sebuah Akhir
49
Bab 49 - Jejak Tanpa Batasan
50
Bab 50 - Dua Nyawa Satu Hati
51
Bab 51 - Paranoid
52
Bab 52 - Master Mesum-ku Berulah Lagi
53
Bab 53 - Xiaolian dan Huifang
54
Bab 54 - Xiaolian dan Huifang 2
55
Bab 55 - Wuchang
56
Bab 56 - Pesta Sambutan
57
Bab 57 - Pesta Sambutan 2
58
Bab 58 - Terlupakan
59
Bab 59 - Kembalinya Lawan Sebanding
60
Bab 60 - Keputusan Kaisar Yao Lin
61
Bab 61 - Istriku, Masterku
62
Bab 62 - Rencana Yao Chen
63
Bab 63 - Perkenalan Anggota Kultus
64
Bab 64 - Perkenalan Anggota Kultus 2
65
Bab 65 - Teman Baru Xiaolian
66
Bab 66 - Kegelapan di Langit Qingfeng
67
Bab 67 - Hua Wuying
68
Bab 68 - Hua Wuying 2
69
Bab 69 - Kebangkitan Baifeng
70
Bab 70 - Wu Mingyan
71
Bab 71 - Eksperimen Hua Wuying Melawan Mingyan
72
Bab 72 - Berkhianat atau Manipulasi?
73
Bab 73 - Bai dan Mingyan
74
Bab 74 - Pidato Putra Baifeng
75
Bab 75 - Confess
76
Bab 76 - Tepi Jurang
77
Bab 77 - Persiapan Yao Chen
78
Bab 78 - Persiapan Yao Chen 2
79
Bab 79 - Firasat Buruk
80
Bab 80 - Janji Bai Ling
81
Bab 81 - Zhou Fei dan Teka-teki
82
Bab 82 - Takdir Gelap
83
Bab 83 - Atas Izin Kaisar
84
Bab 84 - Saudara Yao
85
Bab 85 - Mahakarya
86
Bab 86 - Pengkhianat Yang Berkhianat
87
Bab 87 - Lingmen Shengdao
88
Bab 88 - Alur Dalam Genggaman
89
Bab 89 - Alur Dalam Genggaman 2
90
Bab 90 - Pertemuan Dua Dewa
91
Bab 91 - Bayangan Iblis di Istana Qingfeng
92
Bab 92 - Bawahan Setia Ratu Iblis
93
Bab 93 - Bawahan Setia Ratu Iblis 2
94
Bab 94 - Bawahan Setia Ratu Iblis 3
95
Bab 95 - Yaner & Baifeng
96
Bab 96 - Kekuatan Domain
97
Bab 97 - Domain Wu Ye Jiao
98
Bab 98 - Domain Wu Ye Jiao II
99
Bab 99 - Domain Wu Ye Jiao III
100
Bab 100 - Domain Wu Ye Jiao IV
101
Bab 101 - Domain Wu Ye Jiao V
102
Bab 102 - Domain Wu Ye Jiao VI
103
Bab 103 - Domain Wu Ye Jiao VII
104
Bab 104 - Domain Wu Ye Jiao VIII
105
Bab 105 - Domain Wu Ye Jiao IX
106
Bab 106 - Domain Wu Ye Jiao X
107
Bab 107 - Bunuh atau Mati
108
Bab 108 - Bunuh atau Mati II
109
Bab 109 - Bunuh atau Mati III
110
Bab 110 - Bunuh atau Mati IV
111
Bab 111 - Bunuh atau Mati V
112
Bab 112 - Bunuh atau Mati VI
113
Bab 113 - Melawan Xing Tian
114
Bab 114 - Melawan Xing Tian II
115
Bab 115 - Melawan Xing Tian III
116
Bab 116 - Melawan Xing Tian IV
117
Bab 117 - Melawan Xing Tian V
118
Bab 118 - Melawan Xing Tian VI
119
Bab 119 - Melawan Xing Tian VII
120
Bab 120 - Melawan Xing Tian VIII
121
Bab 121 - Melawan Xing Tian IX
122
Bab 122 - Raja Terakhir
123
Bab 123 - Raja Terakhir II
124
Bab 124 - Raja Terakhir III
125
Bab 125 - Raja Terakhir IV
126
Bab 126 - Warisan dan Kehidupan Baru
127
Pesan Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!