BAB 4

Zoya menggelengkan kepala saja melihat dua makhluk manusia itu, ia tidak pernah tergiur kalau sudah soal ranjang. Zoya berbalik badan menatap Dandy yang mana masih ingin lagi sepertinya, membawa tubuh Fani untuk sedikit menungging. 

“Astaga, kalian selesaikan dulu.. Aku menunggu di ruangan pemotretan,” ucap Zoya yang mana langsung bangkit meninggalkan dua orang yang sedang mengejar kenikmatan. 

Dengan wajah angkuhnya Zoya menuju ruangan pemotretan, ia melihat para pekerja yang sudah siap untuk melanjutkan sesi pemotretan yang diinginkan Zoya. 

“Dimana Fani, Zoy?” tanya fotografer yang memang dipercayakan Dendy untuk mengurus segala urusan. 

“Biasa, lagi memadu kasih..” jawaban Zoya membuat Saka tersenyum saja, soal perlakuan seperti itu tidak mengherankan untuk dunia pekerjaan mereka. 

“Aku penasaran..” Tangan Saka mendarat pada kedua paha mulus milik Zoya, pria itu tersenyum smirk kepada Zoya yang hanya menatap dirinya datar saja. 

“Jangan lancang, Saka! Kau itu adik sepupu suamiku, kalau Lucas tahu perlakuanmu ini.. Sudah pasti kau tidak akan bisa memegang kamera itu lagi,” ucap Zoya yang mana sambil menghempaskan tangan Saka dari kedua pahanya. 

Dengan senyuman yang sangat penuh percaya diri, Zoya bangkit untuk menuju wardrobe. Sudah saatnya giliran dirinya yang akan ber potret, soal Saka sendiri Zoya tidak akan memikirkan hal itu. 

“Ck, sifat penolakanmu ini yang membuatku semakin penasaran saja, Zoya. Aku akan membuatmu mendesah dibawahku, lihat saja!” ujar Saka sembari bangkit untuk melakukan tugas-tugasnya lagi. 

Disisi lain Cani baru saja selesai berbenah kamar yang sempat ditunjukkan oleh Zoya tadi. Ia hanya bertugas memasak saja dan membantu Zoya untuk mengurus apa yang diinginkan oleh Lucas. Kalau soal bersih-bersih ada pelayan lain, Cani tidak akan mampu melakukan hal seperti itu seorang diri di Mansion luas seperti ini. 

Cani menghela napas lega karena segala barang-barangnya sudah rapi tersusun di lemari. Ia merebahkan diri diatas tempat tidur, untuk beristirahat. Tubuhnya terasa sangat letih, tidak ada yang membuat Cani senang saat ini kecuali segera mendapatkan istirahat yang cukup. 

~Beberapa jam kemudian.. 

Cani terbangun dari tidurnya dengan perasaan yang sangat baik, ia menoleh kearah jendela yang ternyata sudah menunjukkan hampir malam. Yang pertama kali Cani pikirkan adalah, Lucas akan segera pulang maka ia harus mempersiapkan diri. 

Cani memakai daster lengan sampai siku tapi sangat pendek, ia sengaja memakai pakaian seperti itu murni untuk menggoda Lucas yang haus akan kasih sayang. Memakai wangi-wangian yang sering ia pakai, lalu mengucir kuda rambut panjangnya. 

Merasa sudah sangat siap cepat-cepat Cani menuju dapur kembali, ia melihat sudah tidak ada pelayan satupun karena memang tugas mereka sudah selesai. Cani membuka lemari pendingin untuk mencari bahan-bahan yang akan ia pakai untuk memasak. 

Pilihan Cani jatuh kepada udang, ia akan membuat udang bakar untuk makan malam Lucas. Memasak dengan sepenuh hati, ia harap semoga Lucas suka dengan hasil jerih payahnya. 

Saat sedang asyik berkutat di dapur, Cani mendengar suara langkah kaki. Ia berbalik badan melihat Lucas yang duduk di meja makan sedang menuangkan minum. 

“Emm.. Tuan baru pulang?” tanya Cani, ia membawa wadah berisi udang bakar hasil masakannya. 

“Baru saja,” jawab Lucas cepat, ekspresi pria itu kelihatan lelah sekali. Cani meletakkan wadah itu dimeja sebelah Lucas, ia memperhatikan pria tampan itu yang tengah minum. 

“Kelihatannya enak,” Lucas mengambil piring, ia merasa lapar disaat melihat masakan Cani. 

Cani ingin membantu Lucas sebenarnya tapi ia mendengar suara Zoya yang memanggil. Cani langsung teringat dengan bentuk pakaian yang ia pakai, sudah pasti Zoya tidak akan suka itu. 

“Tuan.. Saya pamit pergi ke kamar dulu,” Cani melangkah pergi tanpa menghiraukan Lucas yang menatapnya heran. 

“Sayang, apa yang kau lihat?” Tiba-tiba saja Zoya bertanya membuat Lucas sedikit terkejut. 

“Oh, tidak ada.”

Zoya mengangguk percaya saja, ia perlahan duduk dipangkuan Lucas yang sedang makan. “Mas, sudah selesai makan?” tanya Zoya sambil bergerak kesana kemari diatas pangkuan Lucas. 

“Kenapa?” tanya Lucas, ia tidak sanggup merasakan gejolak hasrat ini. 

“Aku ingin!” Zoya melepaskan celana dalam yang ia pakai, karena memakai dress memudahkan melakukan aktivitas apapun. 

Sebenarnya Lucas tidak tahu apa yang terjadi dengan Zoya, tidak pernah sebelumnya wanita itu meminta duluan seperti ini. Tapi, Lucas dapat melihat kilatan gairah dimata indah Zoya. 

“Tapi, aku sedang makan. Setidaknya aku makan dahulu, baru_” Belum selesai Lucas bicara Zoya sudah memasukkan benda pusakanya sang suami ke dalamnya. 

Bergerak sesuai naluri hati tanpa bertanya apakah Lucas suka atau tidak. “Shi*! Milikmu besar sekali, sayang..” Zoya terus berkata kasar sendiri kepada Lucas yang bahkan tidak menikmati apapun. 

Milik Lucas saja tidak berdiri dengan tegak karena memang tidak merasakan gairah apapun. Ntah karena masih kesal kepada Zoya yang sesukanya atau gairah itu sudah hilang sejak kemarin malam. 

“Uhh.. Aku mau keluar, ahhh..” Zoya melenguh kala mendapatkan pelepasannya, ia memeluk Lucas erat karena merasakan pelepasan pertamanya. 

Kala Zoya membuka mata, ia menemukan tatapan datar dari Lucas. “Kenapa Mas menatapku begitu?” tanya Zoya yang perlahan turun dari pangkuannya. 

Lucas tidak berkata apapun, hanya diam menarik celana dalam serta kembali menaikan resleting miliknya lagi. 

“Sudah selesai bukan?” tanya Lucas dengan ekspresi yang sangat dingin kepada Zoya. 

“Mas kenapa si? Jangan bilang kalau aku sudah nggak nikmat lagi ya? Udah nemu wanita yang lebih enak lagi?” Zoya malah menuduh Lucas macam-macam dengan segala argumennya sendiri. 

Lucas membanting gelas membuat Zoya terkejut. “Sebenarnya hubungan intim itu bagimu seperti apa, Zoya? Kau bagaikan main dengan kambing bukan dengan suamimu sendiri!” Lucas murka. 

“Kau sesukamu saja, memikirkan kesibukan dan kepuasanmu. Tanpa bertanya seperti apa yang aku inginkan dan apa yang membuatku puas!” Lucas terus menumpahkan segala Unek-unek dihatinya. 

Sekalipun Lucas tahu, jika berbicara segala hal yang ingin ia luapkan hanya membuat sosok Zoya marah dan tidak terima dengan fakta itu. 

“Aku sibuk, Mas. Yang ada kalau aku ikuti kamu yang harus berjam-jam, aku kecapekan besoknya untuk bekerja.” jelas Zoya. 

“Kalau begitu tidak usah bekerja lagi, uangku sangat banyak untuk memanjakan dirimu!” bantah Lucas akan argumen dari Zoya. 

Kepala Zoya menggeleng, ia mencoba mendekati Lucas yang menatapnya penuh kemarahan. “Setelah aku pulang dari Singapura.. Kita akan memperbaiki semua masalah tentang ini, Mas.” ucap Zoya menenangkan Lucas. 

“Mengertilah.. Hanya tiga hari, aku akan mendapatkan hal yang aku inginkan di Singapura sana. Setelah itu, aku akan melayanimu dengan sangat baik..” Zoya terus merayu Lucas yang sebenarnya sudah kesal sangat kesal malah. 

“Terserah, Zoya! Kapan aku bisa kau dengarkan, begitukan?” ucap Lucas dengan wajah dinginnya lalu pergi. 

Terpopuler

Comments

LinLin

LinLin

dunia terbalik kali ye, biasanya cowok yg egois asal udh puas ga perduli pasangan, nah ini ceweknya yg egois. jangan salahkan suamimu selingkuh

2025-02-24

0

ALNAZTRA ILMU

ALNAZTRA ILMU

astagaaa

2025-01-15

0

Lusi Sabila

Lusi Sabila

ini zoya egois mau enak nya sendiri..jujur kl saya pribadi berhubungan intim kl belum keluar suami Udah keluar pun marah..

2024-12-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!