Canggung

Di dapur orang-orang sibuk menyeduh kopi dan juga beberapa jus.

Kevin dan Gideon masih sibuk dengan bubuk kopinya, sementara yang lain kocar-kacir karna pelanggan yang membludak, maklum kalau sore memang banyak anak muda yang nongkrong disitu sambil menikmati Wifi gratis.

Hanzie berjalan masuk kedalam dengan puas karna melihat pelanggan yang memenuhi tempatnya, jadi dia tidak perlu banyak berfikir lagi untuk menggunakan lantai 2 dan menambah daftar menu makanan, secepatnya dia harus menyuruh pak Rian mencarikan koki.

"Pak ikut ke ruangan saya!"

"Baik mas"

Pak Rian pun mengikuti Hanzie dari belakang menuju ruangan pribadinya.

"Saya mau menjadikan lantai 2 sebagai tempat makan, jadi mulai besok pak Rian tolong bantu saya mengubah tempat ini carikan orang untuk membersihkan semuanya dan menata ulang tempat ini dan juga carikan koki karna saya mau menambah daftar makanan jadi tidak hanya minuman saja supaya para pelanggan betah berlama-lama disini, pak Rian mengerti maksud saya kan?" ucap Hanzie setelah berada di dalam ruangan.

"Iya mas saya mengerti, saya akan carikan orang untuk merubah tempat ini"

"Baik terima kasih, pak Rian bisa melanjutkan kerjanya pastikan semua karyawan bekerja dengan baik"

"Siap mas"

Pak Rian keluar menyisakan Hanzie sendiri didalam ruangan, dia perlu memilih makanan yang sekiranya banyak diminati pelanggan tapi dengan harga yang terjangkau.

Di malam hari di lantai bawah tepatnya di dapur, Ratih duduk di sofa yang tersedia disana, di susul Amel dan juga Malvia.

"Aduhh pusing gue mana pelanggan nya banyak banget lagi" ucap Ratih

"Lo harusnya bersyukur siapa tau gajinya naik dengan membludaknya pelanggan" sahut Amel

Malvia hanya menggeleng, dia tidak punya harapan banyak tentang gajinya bulan ini karna sudah nggak masuk beberapa kali ditambah telat dan izin di jam kerja.

Tak sengaja Malvia menoleh ke kanan dan mendapati Kevin sedang menatapnya dalam diam, buru-buru Malvia menoleh lagi sejak malam itu dia tidak berbicara sekali pun dengan Kevin karna merasa tidak enak dan begitu canggung.

Malvia berdiri dan meletakkan nampan kosongnya dimeja.

"Mau kemana Mal?" tanya Ratih

"kamar mandi Rat"

Malvia lari, sebenarnya dia tidak kebelet hanya ingin menghindari tatapan Kevin yang dirasa kurang enak, entah apa yang di pikirkan nya tentang Malvia, dia hanya takut jika Kevin nekat dan ah Malvia tak ingin memikirkan tidak mungkin Kevin akan berbuat yang tidak-tidak.

Malvia membasuh wajahnya, lalu mencuci tangan dan keluar dari kamar mandi.

"Astaga!" pekik Malvia karna di kejutkan oleh keberadaan Kevin di depan pintu kamar mandi.

"Mas Kevin ngagetin aja"

Kevin tersenyum.

"Mal habis ini kita makan diluar yuk sekali aja"

"Tapi kan udah malam Mas, gak enak nanti di cariin ibu panti"

Kevin mengusap tengkuknya, sungguh dia menginginkan Malvia yang polos dan tidak banyak tingkah ini.

"Kalo gitu besok pagi gimana? Lo gak ada kegiatan kan?"

Malvia menautkan jemarinya, dia tidak bisa seperti ini menjalin hubungan adalah sesuatu yang dia hindari saat ini karna masa depannya masih panjang jadi dia tidak ingin memikirkan itu sekarang.

"Kalo ngajak anak-anak yang lain gimana?"

"Kan gue maunya berdua doang sama lo"

"Tapi gak enak mas, maaf"

Malvia berjalan melewati Kevin, susah sekali untuk mendekati Malvia andai saja dia tidak menyatakan perasaannya mungkin Malvia tidak akan menghindarinya seperti ini dan mereka akan lebih dekat lagi.

"Kevin!"

Yang dipanggil menoleh, tampak pak Rian sedang menunggunya.

"Ya pak"

Kevin menghampirinya.

"Tolong kamu kasih tau temen-temen yang lain kalo mulai besok ada para pekerja yang bakal mendekorasi lantai 2 soalnya mau di jadiin tempat makan sama bos jadi nanti kalian siapin minum buat para pekerja nya ya"

"Lantai 2 mau di jadiin tempat makan pak? Brarti nambah karyawan dong?"

"Belum tau, tapi kayaknya sih gitu soalnya biar Coffe shop nya tambah rame"

"Oh ya udah deh saya kasih tau mereka dulu mumpung lagi sepi"

Pak Rian mengangguk. Kevin menyusul teman-temannya ke dapur dan semua disitu kecuali Malvia.

"Mana Malvia?"

"Kedepan nganter pesenan"

"Oh, Kata pak Rian lantai 2 mau di jadiin tempat makan, mulai besok bakal ada pekerja yang ngurusin lantai 2 jadi kalian harus siap-siap siapa tau bos gak mau merekrut karyawan baru"

"What? Yakin gak tambah karyawan kek apa nanti capeknya" pekik Amel frustasi

"Eh setan tadi kan lo yang bilang siapa tau gajinya naik" Imbuh Aliyah

"Ya tapi gak di tambahin beban seberat ini juga kali, bayangin tiap menit mungkin kalian bakal bolak balik lantai 2"

"Ya udahlah kita kan tunggu aba-aba dari atasan pasti bos juga udah mikirin hal itu kok" sahut Gideon dan di angguki oleh semuanya kecuali Amel.

Saat ini karyawan Coffee shop itu berjumlah 9 orang termasuk pak Rian, dua orang di tugaskan dibagian pemesanan yaitu Aliyah dan Demond, dua orang dibagian dapur yaitu Kevin dan Gideon, serta 4 orang bertugas mengantar pesanan yaitu Malvia, Ratih, Amel, dan David.

Malvia datang membawa beberapa gelas kosong.

"Bantuin lah mau tutup nih depan masih banyak gelas kosong" ucap Malvia dongkol karna dia sendiri yang membawa gelas kosong.

"Mal lantai 2 mau di jadiin tempat makan, nanti kita bakal bolak balik kesana" ucap Ratih memberi tau.

"Ya udahlah biarin, pasti nambah karyawan juga kok mana mungkin mas Hanzie setega itu" jawab Malvia santai

Yang lain pun ikut kedepan untuk membawa gelas kosong karena jam sudah menunjukan pukul 22:40.

"Mal gak mau dipikirin lagi soal ajakan gue tadi?"

Malvia menoleh, tampak semuanya kedepan untuk beres-beres menyisakan dia yang sedang menaruh gelas ditempat cuci dan juga Kevin yang masih membuntuti nya.

"Asalkan anak-anak diajak gue mau kok mas, tapi kalo cuma berdua gue gak bisa"

"Kenapa? Lo takut gue apa-apain?"

Malvia menghentikan aktivitas nya dan menghadap Kevin penuh.

"Gue cuma... "

"Kevin, bantuin kek ngapain lu malah disono?" seru Gideon tak terima.

Malvia menghadap gelas kotor lagi tak berniat melanjutkan perkataannya, dia yakin tak ada yang tau soal ini.

"Gue masih nunggu jawaban lo Mal"

"Mas Gid... "

"Dia tau kok"

Malvia melirik Gideon tapi kemudian diurungkan juga karna yang lain bersusulan masuk ke dapur.

"Ayok ah udah jam 11 nih, nanti pak Rian ngamuk" ajak Demond

Mereka pun mengambil tas masing masing dan segera keluar, Kevin berjalan dibelakang Malvia dia sebenarnya masih menunggu jawabannya tapi memaklumi karna ada Ratih bersamanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!