Bab 3 Ketemu Lagi

 Zizi mengucapkan banyak terimakasih pada Meta yang datang tepat waktu. Kalau tidak, ia mungkin akan menjadi gadis yang paling menyedihkan sekaligus memalukan di komplek perumahan itu.

"Santai saja Zi. Tetangga kamu semua baik-baik kok. Semuanya ramah dan suka membantu, jadi kamu pasti akan betah tinggal di sini," ucap Meta seraya menepuk lengan Zizi.

Melirik rumah pria yang mengusirnya tadi dengan kata-kata yang sangat kasar, Zizi jadi tidak yakin akan kata-kata Meta. Akan tetapi ia berusaha untuk menjawab dengan sopan.

"Iya mbak. Aku harap semua tetangga di sini beneran baik si," balas Zizi dengan senyumnya yang agak pahit sepahit empedu ayam broiler.

"Kenapa Zi?" tatap Meta penasaran. Rasanya ada yang tidak beres dengan senyum gadis cantik di hadapannya ini.

"Kok kamu kayaknya habis nangis deh. Apa gak senang ya tinggal di komplek ini?"

"Ah gak kok mbak. Aku lupa pasang kacamata tadi dan langsung kena debu. Aslinya aku seneng banget. Aku malah bersyukur bisa dapet rumah gratis mbak, hehehe." Zizi terkekeh untuk menutupi perasaan sedihnya.

"Iya sih. Banyak loh yang mau rumah seperti yang kamu dapatkan ini. Tapi pak bos maunya kamu yang dapat. Jadi nikmati aja ya."

"Iya mbak. Pak bos pasti orangnya baik."

"Iya baik banget, tapi udah harus pensiun dan digantikan sama anaknya."

"Oh gitu? Ah semoga anaknya juga baik seperti bapaknya hehehe."

Meta hanya tersenyum. Ia tak berani menceritakan karakter anak pak Bos yang baru beberapa hari ini masuk bekerja. Yang jelasnya orangnya cukup galak dan juga sangat dingin bagaikan lemari pendingin 20 pintu.

"Kalau gitu, aku pamit ya Zi. Selamat menempati rumah baru," ucap Meta berpamitan. Wanita itu sebenarnya masih ada urusan lain, tapi karena ia ditugaskan untuk memastikan Zizi nyaman di tempat barunya, ia pun sengaja datang dan berpura-pura sedang lewat di tempat itu.

"Iya mbak. Makasih banyak. Hati-hati di jalan." Zizi tersenyum seraya melambaikan tangannya.

Meta pun membalas melambaikan tangannya. Wanita itu naik ke atas mobilnya dan segera menghidupkan mesin kendaraan roda empat itu.

Dua wanita yang terpaut 10 tahun itu pun berpisah.

Meta melanjutkan kegiatannya sedangkan Zizi memasuki rumahnya sendiri yang ternyata berhadapan dengan rumah yang salah ia masuki tadi.

Menyimpan barang-barangnya yang tidak seberapa, ia pun mulai mengamati keadaan rumah itu yang ternyata cukup luas.

Ada dua kamar tidur, satu ruang tamu, dua kamar mandi, satu ruang keluarga, dan satu dapur minimalis. Perlengkapan tidur dan masak pun ternyata sudah lengkap.

Zizi tersenyum dengan perasaan yang sangat senang. Gadis itu bersyukur pada Tuhan atas rezeki yang sangat besar ini. Sebenarnya, rumahnya di kampung juga hampir mirip seperti rumah ini, tapi sayangnya harus ia tinggalkan ke kota untuk ikut mencari nafkah. sebagai pengganti sang ayah yang sudah lama meninggal sejak ia masih SD.

Ibunya sedang sakit dan tak bisa lagi bekerja seperti biasa, kakinya harus diamputasi setelah kecelakaan beberapa bulan yang lalu. Wanita itu hanya bisa membuat jajanan untuk di jual di kedai kecil miliknya di depan rumah ditemani sang adik yang baru duduk di kelas 1 SMA.

"Alhamdulillah ya Allah," gumam Zizi dengan hati yang tiba-tiba menghangat. Karena pertolongan seseorang ia mendapatkan pekerjaan ini, meskipun hanya menjadi seorang Office Girl.

Tak apa, yang penting halal dan bisa mendapatkan uang untuk melanjutkan hidup. Toh, ijazahnya hanya SMA dan bukan sarjana.

"Ah ibu, aku akan bekerja keras di sini," ucapnya seraya menghapus airmatanya yang tanpa permisi sudah membentuk anak sungai kecil pada pipinya.

Mencoba untuk tidak baper terlalu lama, bergegas ia mencari sapu dan alat kebersihan lainnya untuk membersihkan rumah itu agar layak huni.

Dua jam lebih ia gunakan untuk menyapu dan mengepel lantai rumah yang ternyata banyak debu dan sarang laba-labanya. Maklumlah, kata Meta, rumah itu sudah beberapa bulan ini kosong ditinggal oleh karyawan yang pindah tugas.

"Aaaa, lelahnya," ucap Zizi seraya membaringkan tubuhnya di atas kasur busa yang hanya ada satu di dalam rumah itu. Menatap langit-langit kamar, rasa syukur pun menghinggapi hatinya karena bisa menempati rumah yang cukup besar untuk ia tinggali sendiri karena kebaikan perusahaan.

"Padahal aku hanyalah seorang OG, tapi kok bisa dapat rumah ya?" ucapnya dengan kening mengernyit.

"Apa aku punya kebaikan di kehidupan sebelumnya?"

Eh, memangnya aku percaya reinkarnasi?

Menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia pun berusaha untuk tidak repot memikirkan semua yang terjadi padanya.

"Ya udah, kata mbak Meta, gak usah tanya-tanya kenapa. Yang penting besok pagi-pagi sekali, aku harus datang cepat dan tidak terlambat. Soalnya CEO nya katanya sangat galak, jadi semua karyawan harus disiplin."

Tak lama kemudian ia pun jatuh tertidur karena kelelahan. Akan tetapi, di tengah malam ia harus bangun karena gigitan nyamuk.

Plak!

Tangannya berhasil menampol nyamuk yang dengan santai menghisap darahnya.

"Ah sial. Mana gak ada obat nyamuk lagi," gerutunya kesal.

Bangun dari kasur busa itu, Zizi pun segera ke kamar mandi untuk berwudhu. Rupanya karena kelelahan ia terlupa untuk sholat.

"Duh lapar..."

Ya, Zizi sangat lapar tapi tak ada makanan yang bisa ia masak. Cuma ada beras sekitar 1 kilo dan lauk pun tak ada.

Merogoh tas tuanya, gadis itu pun mencari uang untuk membeli makanan pengganjal perut untuk malam ini atau ia tak akan bisa tidur dengan nyenyak.

Senyum manis pun terpatri pada wajahnya yang cantik. Segera ia keluar dari rumah itu untuk mencari warung makan.

"Nasi goreng tidak spesial," ucap Zizi pada sang pemilik warung. Suaranya yang agak cempreng berhasil membuat semua pengunjung memperhatikannya.

"Yang penting ada nasi dan lauknya ya mas hehehe," kekeh Zizi percaya diri.

"Jangan pake lama ya mas, soalnya udah lapar banget!" lanjutnya santai. Pria pemilik warung hanya tersenyum kemudian mempersilahkan gadis itu untuk duduk menunggu.

Tak lama kemudian, satu porsi nasi goreng tidak spesial, Zizi bawa pulang dengan langkah ringan. Hatinya gembira karena bisa dapat nasi seharga 10 ribu dengan porsi yang banyak meskipun hanya dengan satu telur ceplok saja.

Piiip!

"Aaargh!" teriak Zizi kaget saat sebuah mobil hampir saja menabraknya. Tubuhnya hampir saja mencium tanah air tapi dengan cepat ia seimbangkan lagi.

Bungkusan nasi gorengnya melambai-lambai meminta tolong agar diselamatkan dari lindasan roda mobil besar di hadapannya.

Nasib perutnya malam ini akan kacau kalau nasi goreng itu tidak diselamatkan.

"Kalau jalan itu pakai mata!" teriak pemilik mobil yang tak lain adalah Bara.

"Kamu yang gak pake mata!" balas Zizi sengit.

Eng Ing Eng

Like Like Like

Komen Komen Komen 😍

Terpopuler

Comments

Bunda

Bunda

aku dulu punya temen sekolah kaya gini, tiap ketemu ribut melulu😂😂
akhirnya pisah provinsi stelah sama" nikah

2024-10-11

1

Hadiyah 0575

Hadiyah 0575

waah bakal heboh nih klu mereka berantem terus...

2024-09-28

0

Rostina Sahar

Rostina Sahar

berantem ajha dulu nanti baru dekat insta hehehehe

2024-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Salah Alamat
2 Bab 2 Malu Tujuh Turunan
3 Bab 3 Ketemu Lagi
4 Bab 4 Boss Jomblo
5 Bab 5 Makan Saja Sendiri!
6 Bab 6 Pesan Terakhir
7 Bab 7 Kangen Ya?
8 Bab 8 Perempuan PeEmEs
9 Bab 9 Akhirnya Setuju
10 Bab 10 Istri Sah
11 Bab 11 Terong Bakar
12 Bab 12 Suka Sama Kamu
13 Bab 13 Terong Dan Kacang
14 Bab 14 Untuk Apa?
15 Bab 15 Rencana Maria
16 Bab 16 Putus Saja
17 Bab 17 Mertua Vs Menantu
18 Bab 18 Healing Pak!
19 Bab 19 Minta Saran
20 Bab 20 Masih Ingin
21 Bab 21 Cinta Mati
22 Bab 22 Usaha Dela
23 Bab 23 Test Drive
24 Bab 24 Buaya Darat
25 Bab 25 Ceraikan Aku
26 Bab 26 Bisa Ditutup Gak?
27 Bab 27 Modus Saja
28 Bab 28 Debt Kolektor
29 Bab 29 Zizi???
30 Bab 30 Rugi 12
31 Bab 31 Obat Perangsang
32 Bab 32 Lampu Remang-remang
33 Bab 33 Suhu Kah?
34 Bab 34 Tetangga Kepo
35 Bab 35 Lagi-lagi Tentang Terong
36 Bab 36 Benang Kusut
37 Bab 37 Drama Maria
38 Bab 38 Maria Meradang
39 Bab 39 Mana Dia?!
40 Bab 40 Sang Saksi Kunci
41 Bab 41 Obat Alami
42 Bab 42 Siap Menyeruduk
43 Bab 43 Penasaran?
44 Bab 43 Pantas Enak
45 Bab 45 Wanita Iblis
46 Bab 46 Demi Harta
47 Bab 47 Pergi!!!
48 Bab 48 Hubungan Apa?
49 Bab 49 Kukembalikan Semuanya
50 Bab 50 Memilih Mundur
51 Bab 51 Kemana Dia?
52 Bab 52 Lawan Aku Di Ranjang
53 Bab 53 Cambuk Dia!
54 Bab 54 Bisa Buka Handuk Gak?
55 Bab 55 Supaya Impas
56 Bab 56 Vote Vote Vote
57 Bab 57 Ough Pak Bara
58 Bab 58 Disiksa Bara
59 Bab 59 Thanks So Much
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1 Salah Alamat
2
Bab 2 Malu Tujuh Turunan
3
Bab 3 Ketemu Lagi
4
Bab 4 Boss Jomblo
5
Bab 5 Makan Saja Sendiri!
6
Bab 6 Pesan Terakhir
7
Bab 7 Kangen Ya?
8
Bab 8 Perempuan PeEmEs
9
Bab 9 Akhirnya Setuju
10
Bab 10 Istri Sah
11
Bab 11 Terong Bakar
12
Bab 12 Suka Sama Kamu
13
Bab 13 Terong Dan Kacang
14
Bab 14 Untuk Apa?
15
Bab 15 Rencana Maria
16
Bab 16 Putus Saja
17
Bab 17 Mertua Vs Menantu
18
Bab 18 Healing Pak!
19
Bab 19 Minta Saran
20
Bab 20 Masih Ingin
21
Bab 21 Cinta Mati
22
Bab 22 Usaha Dela
23
Bab 23 Test Drive
24
Bab 24 Buaya Darat
25
Bab 25 Ceraikan Aku
26
Bab 26 Bisa Ditutup Gak?
27
Bab 27 Modus Saja
28
Bab 28 Debt Kolektor
29
Bab 29 Zizi???
30
Bab 30 Rugi 12
31
Bab 31 Obat Perangsang
32
Bab 32 Lampu Remang-remang
33
Bab 33 Suhu Kah?
34
Bab 34 Tetangga Kepo
35
Bab 35 Lagi-lagi Tentang Terong
36
Bab 36 Benang Kusut
37
Bab 37 Drama Maria
38
Bab 38 Maria Meradang
39
Bab 39 Mana Dia?!
40
Bab 40 Sang Saksi Kunci
41
Bab 41 Obat Alami
42
Bab 42 Siap Menyeruduk
43
Bab 43 Penasaran?
44
Bab 43 Pantas Enak
45
Bab 45 Wanita Iblis
46
Bab 46 Demi Harta
47
Bab 47 Pergi!!!
48
Bab 48 Hubungan Apa?
49
Bab 49 Kukembalikan Semuanya
50
Bab 50 Memilih Mundur
51
Bab 51 Kemana Dia?
52
Bab 52 Lawan Aku Di Ranjang
53
Bab 53 Cambuk Dia!
54
Bab 54 Bisa Buka Handuk Gak?
55
Bab 55 Supaya Impas
56
Bab 56 Vote Vote Vote
57
Bab 57 Ough Pak Bara
58
Bab 58 Disiksa Bara
59
Bab 59 Thanks So Much

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!