Bab 2 Malu Tujuh Turunan

Zizi dan bang Udin langsung terlonjak kaget. Bang Udin bergegas menjauh dari pagar itu sedangkan Zizi malah semakin mendekat bahkan merapat ke pagar.

"Hey! Enak aja nuduh kita mau mencuri. Kamu kali yang mau mencuri! Seenaknya aja masuk ke rumah orang!" tunjuk gadis itu ke arah pria yang berdiri di balik pagar.

"Pantas saja kita gak bisa masuk. Eh, rupanya ada tamu yang tak diundang!" lanjut gadis itu dengan bermaksud menyindir.

Bara, pria yang ada di dalam halaman rumah minimalis modern itu hanya mengangkat ujung bibirnya mencemooh. Ia yakin betul kalau dua orang di hadapannya itu hanya penipu yang sedang modus.

"Hayo! Buka pintunya gak!" lanjut Zizi seraya menggoyang-goyangkan pagar itu sampai menimbulkan bunyi yang agak ribut.

Bara terkekeh sinis kemudian membuka pintu pagar dengan kunci yang ia bawa. Bukan untuk membiarkan Zizi masuk, tapi karena ia ingin keluar untuk membeli sesuatu di sebuah mart di depan komplek.

Zizi bagaikan seekor belut, ia langsung masuk pas pagar terbuka. Gadis muda itu bahkan mendorong tubuh Bara cepat dan langsung memasuki area pekarangan rumah.

Bara cukup kaget juga tapi ia tak tinggal diam. Dengan cepat, ia langsung menarik kerah kemeja Zizi bagian belakang agar tidak terlalu jauh masuk.

"Berhenti kamu!" titah Bara mulai kesal.

"Awww! Lepaskan aku gak?! Aku mau masuk!" teriak Zizi berusaha memberontak dan membuat lehernya semakin terasa tercekik.

"Gak! Kamu gak boleh masuk. Modus aja kamu!" bentak Bara tak mau melepaskan.

"Awww! Bang Udin tolong! Udah kebelet nih!" teriak Zizi lagi seraya menyentuh daerah sensitifnya dengan telapak tangannya.

Bara hanya mendengus kasar.

"Eh beneran, aku pipis di sini kamu tanggung jawab ya?!" ucap Zizi lagi dengan wajah meringis menahan sesuatu yang sudah hampir jebol.

Ekspresinya benar-benar sangat tersiksa.

Bara kembali mendengus dan akhirnya melepaskan gadis itu dan membiarkannya masuk ke dalam rumahnya.

Zizi langsung berlari ke dalam untuk mencari toilet sedangkan Bara menatap Bang Udin yang hanya bisa berdiri di bagian depan pagar dengan wajah mengkerut takut. Tubuh tinggi dan besar Bara rupanya cukup menyeramkan juga baginya.

"Awas! Kalau kalian berani ke sini untuk mencuri!" tunjuk Bara mengancam.

"Maaf pak, kami mungkin salah alamat," ucap bang Udin takut. Pria itu yakin kalau sang pemilik rumah mungkin seorang polisi dilihat dari bodynya yang tinggi dan atletis.

"Awas kalau ini hanya modus kalian!" ucap Bara lagi kemudian langsung meninggalkan tempat itu untuk melihat tamu wanita yang mengaku sedang kebelet pipis.

Bagaimana pun juga ia harus tetap waspada. Ada banyak modus penipuan yang sering dilakukan orang akhir-akhir ini untuk mendapatkan keuntungan.

"Aaa, Alhamdulillah," ucap Zizi saat baru keluar dari toilet di dalam rumah itu. Kandung kemihnya terasa sangat nyaman sekarang.

"Udah selesai?!" tanya Bara yang tiba-tiba berada di hadapannya.

Zizi tergagap. Ia kaget bukan kepalang. Tak menyangka kalau pria itu masih mengikutinya sampai di dalam kamar itu. Cepat-cepat ia merapikan pakaiannya lagi yang hanya menggunakan celana joger.

"Eh, kamu masih di sini? Ngapain masuk rumah orang?!" ucap Zizi seraya membuka kacamata hitamnya. Menatap sosok Bara dari atas ke bawah, menilai.

Hum, sangat tampan dan juga keren, ucapnya membatin.

Bara mendengus. Ia balas menatap gadis cantik di hadapannya dari atas ke bawah juga dengan otak mulai bekerja dengan sangat cepat.

Hingga tatapan mereka berada pada satu titik. Dada Zizi berdebar sedangkan Bara langsung emosi.

"Kamu?!" ucap pria itu dengan rahang mengeras. Ternyata gadis ini adalah selingkuhan papanya yang pernah diam-diam ia ikuti.

"Dasar gadis murahan! Keluar kamu dari sini!" teriak Bara seraya menunjuk pintu kamarnya.

"Eh, ini rumah aku ya. Kamu aja yang tiba-tiba ada di dalam rumah orang!" balas Zizi tak mau mengalah.

"Kamu yang seharusnya keluar!" lanjut gadis itu sengit.

Bara tak bisa bersabar lagi. Ia sudah lama membenci wanita ini sampai tulang-tulangnya. Pria itu pun menarik tangan Zizi dan membawanya keluar dari kamarnya.

"Hey! Lepaskan aku!" teriak Zizi berusaha memberontak. Akan tetapi Bara tak mau melepaskannya. Pria itu bahkan mengangkat tubuh Zizi dan menggendongnya ala karung goni di bahunya yang lebar.

"Keluar kamu sekarang juga dan jangan pernah muncul di hadapan aku!" titah Bara masih dengan emosi yang sangat tampak pada wajahnya.

"Hey! Kamu yang salah. Ini rumah aku. Kamu yang harusnya keluar dari sini!" Zizi masih tak mau mengalah. Tangannya memukul bahu pria itu dengan keras tapi Bara tak peduli. Ia bahkan melempar tubuh gadis itu sampai keluar pagar.

"Kamu pikir aku tidak tahu kalau kamu sengaja datang kesini dan ingin menggoda aku juga? Jangan mimpi! Aku benci wanita kotor seperti kamu!" tunjuk Bara dengan ekspresi yang sangat jijik.

Zizi terhenyak. Kedua matanya langsung berkaca-kaca. Ia tak menyangka akan mendapatkan perlakuan yang sangat kasar dari seorang pria tampan seperti ini. Ia malu dan juga bingung dengan apa yang terjadi. Setahunya rumah ini adalah miliknya yang diberikan oleh perusahaan. Tapi kenapa jadi seperti ini?

Apa mungkin ia salah alamat lagi?

Lah, bang Udin kemana lagi?

Kok aku ditinggal?

Gadis muda berusia 19 tahun itu langsung menangis. Ia sedih dan takut. Sedangkan Bara langsung pergi dari tempat itu dengan mobilnya.

Tas dan barang-barangnya yang disimpan begitu saja oleh bang Udin, ia tatap dengan hati nelangsa. Air matanya semakin deras mengalir membasahi pipinya yang mulus.

Kemana lagi ia akan mencari alamat rumah yang katanya diberikan oleh perusahaan padanya?

"Zizi, kok kamu di luar aja sih?" tanya seseorang yang tiba-tiba saja muncul dari arah belakangnya. Gadis itu segera menghapus airmatanya dan melihat siapa yang datang.

"Mbak Meta?" ucapnya berusaha tersenyum.

"Alhamdulillah, untungnya mbak Meta lewat sini. Aku bingung mbak. Alamat rumah untuk aku yang mana ya mbak? Aku udah lama nih mutar-mutar di sini."

Meta, kepala bagian HRD di perusahaan tempat Zizi akan bekerja langsung menunjuk rumah yang berada di seberang jalan.

"Tuh. Udah dekat banget kok. Kamu gak nyasar hehehe."

Zizi langsung terpaku. Matanya melotot sempurna.

Dahinya segera ia tepuk karena baru menyadari kesalahannya.

Jadi? aku benar-benar salah masuk rumah tadi?

Oh ya ampun. Semoga aku gak ketemu sama pria itu lagi.

Malunya sampai tujuh turunan nih.

🌻

Like Like Like

Komen Komen Komen

Terpopuler

Comments

Nur Syamsi

Nur Syamsi

sok tahu Zizinya udah dibilangin Ndak mau mengalah, dasar

2024-12-22

0

Hadiyah 0575

Hadiyah 0575

Kayakx aku yg lebih malu deh zi😂

2024-09-28

0

Rostina Sahar

Rostina Sahar

ya ampun zizi hehehehe

2024-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Salah Alamat
2 Bab 2 Malu Tujuh Turunan
3 Bab 3 Ketemu Lagi
4 Bab 4 Boss Jomblo
5 Bab 5 Makan Saja Sendiri!
6 Bab 6 Pesan Terakhir
7 Bab 7 Kangen Ya?
8 Bab 8 Perempuan PeEmEs
9 Bab 9 Akhirnya Setuju
10 Bab 10 Istri Sah
11 Bab 11 Terong Bakar
12 Bab 12 Suka Sama Kamu
13 Bab 13 Terong Dan Kacang
14 Bab 14 Untuk Apa?
15 Bab 15 Rencana Maria
16 Bab 16 Putus Saja
17 Bab 17 Mertua Vs Menantu
18 Bab 18 Healing Pak!
19 Bab 19 Minta Saran
20 Bab 20 Masih Ingin
21 Bab 21 Cinta Mati
22 Bab 22 Usaha Dela
23 Bab 23 Test Drive
24 Bab 24 Buaya Darat
25 Bab 25 Ceraikan Aku
26 Bab 26 Bisa Ditutup Gak?
27 Bab 27 Modus Saja
28 Bab 28 Debt Kolektor
29 Bab 29 Zizi???
30 Bab 30 Rugi 12
31 Bab 31 Obat Perangsang
32 Bab 32 Lampu Remang-remang
33 Bab 33 Suhu Kah?
34 Bab 34 Tetangga Kepo
35 Bab 35 Lagi-lagi Tentang Terong
36 Bab 36 Benang Kusut
37 Bab 37 Drama Maria
38 Bab 38 Maria Meradang
39 Bab 39 Mana Dia?!
40 Bab 40 Sang Saksi Kunci
41 Bab 41 Obat Alami
42 Bab 42 Siap Menyeruduk
43 Bab 43 Penasaran?
44 Bab 43 Pantas Enak
45 Bab 45 Wanita Iblis
46 Bab 46 Demi Harta
47 Bab 47 Pergi!!!
48 Bab 48 Hubungan Apa?
49 Bab 49 Kukembalikan Semuanya
50 Bab 50 Memilih Mundur
51 Bab 51 Kemana Dia?
52 Bab 52 Lawan Aku Di Ranjang
53 Bab 53 Cambuk Dia!
54 Bab 54 Bisa Buka Handuk Gak?
55 Bab 55 Supaya Impas
56 Bab 56 Vote Vote Vote
57 Bab 57 Ough Pak Bara
58 Bab 58 Disiksa Bara
59 Bab 59 Thanks So Much
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1 Salah Alamat
2
Bab 2 Malu Tujuh Turunan
3
Bab 3 Ketemu Lagi
4
Bab 4 Boss Jomblo
5
Bab 5 Makan Saja Sendiri!
6
Bab 6 Pesan Terakhir
7
Bab 7 Kangen Ya?
8
Bab 8 Perempuan PeEmEs
9
Bab 9 Akhirnya Setuju
10
Bab 10 Istri Sah
11
Bab 11 Terong Bakar
12
Bab 12 Suka Sama Kamu
13
Bab 13 Terong Dan Kacang
14
Bab 14 Untuk Apa?
15
Bab 15 Rencana Maria
16
Bab 16 Putus Saja
17
Bab 17 Mertua Vs Menantu
18
Bab 18 Healing Pak!
19
Bab 19 Minta Saran
20
Bab 20 Masih Ingin
21
Bab 21 Cinta Mati
22
Bab 22 Usaha Dela
23
Bab 23 Test Drive
24
Bab 24 Buaya Darat
25
Bab 25 Ceraikan Aku
26
Bab 26 Bisa Ditutup Gak?
27
Bab 27 Modus Saja
28
Bab 28 Debt Kolektor
29
Bab 29 Zizi???
30
Bab 30 Rugi 12
31
Bab 31 Obat Perangsang
32
Bab 32 Lampu Remang-remang
33
Bab 33 Suhu Kah?
34
Bab 34 Tetangga Kepo
35
Bab 35 Lagi-lagi Tentang Terong
36
Bab 36 Benang Kusut
37
Bab 37 Drama Maria
38
Bab 38 Maria Meradang
39
Bab 39 Mana Dia?!
40
Bab 40 Sang Saksi Kunci
41
Bab 41 Obat Alami
42
Bab 42 Siap Menyeruduk
43
Bab 43 Penasaran?
44
Bab 43 Pantas Enak
45
Bab 45 Wanita Iblis
46
Bab 46 Demi Harta
47
Bab 47 Pergi!!!
48
Bab 48 Hubungan Apa?
49
Bab 49 Kukembalikan Semuanya
50
Bab 50 Memilih Mundur
51
Bab 51 Kemana Dia?
52
Bab 52 Lawan Aku Di Ranjang
53
Bab 53 Cambuk Dia!
54
Bab 54 Bisa Buka Handuk Gak?
55
Bab 55 Supaya Impas
56
Bab 56 Vote Vote Vote
57
Bab 57 Ough Pak Bara
58
Bab 58 Disiksa Bara
59
Bab 59 Thanks So Much

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!