#11•

#11

Masih flashback

Bagai dipaksa menelan bongkahan kaca, itulah yang Adhis rasakan tatkala mendengar kalimat yang meluncur berikutnya dari bibir Ibu mertuanya. Sungguh benar-benar tega, apakah Bu Dewi hanya menganggap perasaannya seperti angin yang mudah di kibaskan?? 

“Tapi bisa di ikhtiarkan, diusahakan, termasuk diantara poligami, halal dan legal … ibu tak meminta kalian bercerai kok,” keukeuh Bu Dewi, yang masih tetap dengan pendiriannya, menginginkan cucu sebagai penerus keluarga. Bukan hanya Bu Dewi, namun Ayah Suryo pun sependapat dengan sang istri, karena Raka adalah anak lelaki satu satunya, maka harapan melanjutkan nasab ada di pundak Raka.

Dan jika sudah demikian, Adhis hanya bisa berpasrah, walau hatinya sakit sesakit-sakitnya, sepenuhnya Adhis menerima takdirnya menjadi seorang istri, namun jika Tuhan belum berkehendak menjadikan dirinya sebagai seorang Ibu apakah ia akan protes dengan ketentuan tersebut. 

Hingga lagi-lagi kunjungan tersebut membuat luka hatinya kian menganga lebar, seakan-akan ada  perseteruan tak kasat mata antara mertua dan menantu, padahal Adhis tak pernah membantah perkataan Ayah dan Ibu mertuanya, bahkan pada saudara dari Ayah dan Ibu mertuanya pun Adhis sangat menjaga sopan santunnya.

Tapi hanya perkara anak saja membuat dirinya merasa belum sempurna sebagai wanita, mendapat tekanan dari berbagai pihak, termasuk saudara dan ipar dari mertuanya, padahal seharusnya mereka tak berhak ikut campur urusan internal keluarga Adhis dan Raka.

Sepanjang perjalanan menuju kediaman mereka, diwarnai dengan kesunyian, bahkan perbincangan ringan pun tak ada. Raka sendiri bingung bagaimana lagi cara membesarkan hati Adhis, agar ia tak merasa rendah diri dengan kondisinya saat ini.

“Mau mampir ke rumah Ayah Bima?” tanya Raka.

“Langsung ke rumah saja, aku lelah, Mas,” jawab Adhis tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela mobil, melihat deretan angkringan yang menjadi pemandangan malam kota Yogyakarta. 

Raka pun pasrah mengarahkan mobilnya kembali ke rumah. 

Petang merangkak naik menjadi malam, walau belumlah larut, Adhis sudah berbaring memeluk kesedihan dan lara hati.

“Sayang … kenapa memunggungi Mas lagi? Mas tahu kok kalau kamu menangis, apa dada ini tak lagi menjadi tempat ternyamanmu?” 

Mendengar perkataan Raka, Adhis menghapus sisa air mata nya, kemudian berbalik menatap wajah tampan yang 5 tahun ini menjadi tempatnya bersandar, dan berbagi segalanya. “Ayo … kita bercerai, Mas.”

Kalimat itu terdengar bagai petir menggelegar di tengah malam yang sunyi. 

“Apa maksudmu dengan bercerai? Hingga detik ini rasa cinta di hatiku tak pernah berkurang, justru semakin bertambah kuat.” 

“Tapi, aku sudah tidak kuat lagi, Mas,” keluh Adhis dengan air mata berderai. 

“Apa kamu ingin melihat Mas ma^ti? Begitu?”

Raka begitu mencintai istrinya, hingga ia tak pernah menyesali 12 tahun yang ia lalui bersama Adhis. (Dihitung sejak mereka berpacaran, dan menikah selama 5 tahun) Bahkan keinginan kedua orang tuanya, hanya berlalu seperti angin, tak pernah sedetikpun ia memikirkan keinginan kedua orangtuanya.

Adhis menggeleng kuat, “bagus, jangan pernah mengatakan hal itu lagi!” pinta Raka tegas. 

Adhis mengangguk tanpa kata, tapi setahun telah berlalu, setiap kali Adhis mendengar sindiran Ibu mertuanya, ia selalu meminta cerai. Atau di lain waktu usai berkumpul dengan keluarga besar Raka, Adhis menangis di kamar, dan murung hingga beberapa hari sesudahnya. 

Satu tahun berlalu tanpa terasa, tapi Raka sangat tersiksa karena Adhis acap kali membicarakan perceraian, jika moodnya memburuk pasca bertemu orang tua dan keluarga Raka. 

Flashback End. 

… 

Keputusan itu akhirnya Raka buat, keputusan yang mungkin tak akan pernah Adhis terima sampai kapanpun, tapi harus Raka ambil demi bisa membuat Adhis kembali tersenyum tanpa beban. 

Maka, kalimat Ijab pun ia ucapkan, demi membuat Bu Dewi bahagia dengan hadirnya seorang cucu, dan membuat Adhis ceria karena tak lagi terbebani dengan kewajiban memiliki keturunan. 

Terpopuler

Comments

RahaYulia

RahaYulia

klo sdh ada pmbicaraan spt itu sblmnya aku rasa hrsnya adist bsa mnentukan sikap krn mertuanya sdh brsikap spt itu yg jls2 mnta kturunanan.
klo memang g mau dimadu
g mau sakit berkepanjangan, ya lepaskan itu lb baik mnurutku krn mrtua spt bu dewi ini akn trs condong pada hal yg dia khndaki aja dn psti itu akn mnyakiti adisty trntunya

2025-04-11

0

Cicih Sophiana

Cicih Sophiana

suami yg lucu... pengen istri nya ceria dan tersenyum kembali kok malah nikah sampe punya anak... otak mu di mana Raka.... mana ada istri di selingkuhin malah bisa senyum dan ceria...

2025-02-03

1

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

yaaa mending meminimalisir pertemuan ibu dan istrinya, sumber tekanan istrimu dr ibumu. bukan dg nurutin kemauan ibumu agar ibumu tdk merengek minta cucu dan menekan istri😭

2025-02-12

2

lihat semua
Episodes
1 #1•
2 #2•
3 #3•
4 #4•
5 #5•
6 #6•
7 #7•
8 #8•
9 #9•
10 #10•
11 #11•
12 #12•
13 #13•
14 #14•
15 #15•
16 #16•
17 #17•
18 #18•
19 #19•
20 #20•
21 #21•
22 #22•
23 #23•
24 #24•
25 #25•
26 #26•
27 #27•
28 #28•
29 #29•
30 #30•
31 #31•
32 #32•
33 #33•
34 #34•
35 #35•
36 #36•
37 #37•
38 #38•
39 #39•
40 #40•
41 #41•
42 #42•
43 #43•
44 #44•
45 #45•
46 #46•
47 #47•
48 #48•
49 #49•
50 #50•
51 #51•
52 #52•
53 #53•
54 #54•
55 #55•
56 #56•
57 #57•
58 #58.
59 #59•
60 #60•
61 #61•
62 #62•
63 #63•
64 #64•
65 #65•
66 #66•
67 #67•
68 #68•
69 #69•
70 #70
71 #71•
72 #72•
73 #73•
74 #74•
75 #75•
76 #76•
77 #77•
78 #78•
79 #79•
80 #80•
81 #81•
82 #82•
83 #83•
84 #84•
85 #85•
86 #86•
87 #87•
88 #88•
89 #89•
90 #90•
91 #91•
92 #92•
93 #93•
94 #94•
95 #95•
96 #96•
97 #97•
98 #98•
99 #99•
100 #100•
101 #101•
102 #102•
103 #103•
104 #104
105 #105•
106 #106•
107 #107•
108 #108•
109 #109•
110 #110•
111 #111•
112 #112•
113 #113•
114 #114•
115 #115•
116 #116•
117 #117•
118 #118•
119 #119•
120 #120•
121 #121•
122 #122•
123 #123•
124 #124•
125 #125•
126 #126•
127 #127•
128 #128•
129 #129•
130 #130•
131 #131•
132 #132 (The End)
133 Promo Cerita Baru
134 Extra Part Adhis Dean
Episodes

Updated 134 Episodes

1
#1•
2
#2•
3
#3•
4
#4•
5
#5•
6
#6•
7
#7•
8
#8•
9
#9•
10
#10•
11
#11•
12
#12•
13
#13•
14
#14•
15
#15•
16
#16•
17
#17•
18
#18•
19
#19•
20
#20•
21
#21•
22
#22•
23
#23•
24
#24•
25
#25•
26
#26•
27
#27•
28
#28•
29
#29•
30
#30•
31
#31•
32
#32•
33
#33•
34
#34•
35
#35•
36
#36•
37
#37•
38
#38•
39
#39•
40
#40•
41
#41•
42
#42•
43
#43•
44
#44•
45
#45•
46
#46•
47
#47•
48
#48•
49
#49•
50
#50•
51
#51•
52
#52•
53
#53•
54
#54•
55
#55•
56
#56•
57
#57•
58
#58.
59
#59•
60
#60•
61
#61•
62
#62•
63
#63•
64
#64•
65
#65•
66
#66•
67
#67•
68
#68•
69
#69•
70
#70
71
#71•
72
#72•
73
#73•
74
#74•
75
#75•
76
#76•
77
#77•
78
#78•
79
#79•
80
#80•
81
#81•
82
#82•
83
#83•
84
#84•
85
#85•
86
#86•
87
#87•
88
#88•
89
#89•
90
#90•
91
#91•
92
#92•
93
#93•
94
#94•
95
#95•
96
#96•
97
#97•
98
#98•
99
#99•
100
#100•
101
#101•
102
#102•
103
#103•
104
#104
105
#105•
106
#106•
107
#107•
108
#108•
109
#109•
110
#110•
111
#111•
112
#112•
113
#113•
114
#114•
115
#115•
116
#116•
117
#117•
118
#118•
119
#119•
120
#120•
121
#121•
122
#122•
123
#123•
124
#124•
125
#125•
126
#126•
127
#127•
128
#128•
129
#129•
130
#130•
131
#131•
132
#132 (The End)
133
Promo Cerita Baru
134
Extra Part Adhis Dean

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!