Chapter 4 Di Peluk Miliuner

"Cepet bangun ga usah pura-pura pingsan gitu"

Julieta yang memang sedari tadi sudah bangun terkejut karena Bintang tidak Mas Bintang nya sudah tahu jika Julieta pura-pura pingsan.

"Anu eum, Mas ngapain disini? Terus ini dimana?"

Julieta merasa asing dengan tempat ini, Julieta melotot menatap jam dinding yang mana sudah jam 7, memang dia tidak pingsan tapi karena pura-pura pingsan dan di gendong oleh Mas Bintang nya jadi Julieta tidak sadar tertidur dengan memeluk pria miliuner.

"Ngapain? Kamu ga sadar apa udah ngerepotin orang lain bukannya bilang terimakasih, saya jadi ga makan bareng keluarga saya"

"Eh iya Makasih banget loh Mas... Tapi bukannya kalian lagi meeting ya? Terus kenapa Mas Bintang ga kesana aja?"

"Kamu so tau, kesana gimana dari tadi kamu peluk saya gini, untung aja Ibu kamu punya rumah singgah di sini"

Julieta kaget bukan main, Ibunya punya rumah singgah dekat sini kenapa ia tidak tau hal ini. Julieta semakin pusing dengan semuanya hingga mereka berdua tidak sadar masih rebahan di atas kasur. Mas Bintang nya bersandar ke kepala ranjang dengan sebelah tangan yang mengetik sesuatu sesekali ia akan berdecak kesal, sementara Julieta malah kembali memejamkan matanya dengan kedua tangan yang memeluk lengan Bintang.

TANPA SADAR

Sementara diluar kamar dua Ibu-Ibu sedang terkikik geli melihat dua anaknya yang tanpa sadar malah nyaman berduaan.

"Bin masih lama ga? Mama mau pulang nih" Ucap mama cantik mengganggu dua sejoli dadakan

"Eh" Balas Bintang kaget karena tiba-tiba Mamanya bersuara, padahal ia baru saja menyimpan ponselnya dan mau tidur

Seakan sadar dengan situasi nya Bintang segera berdiri dan keluar dari kamar, ia mengacak rambutnya frustasi. Sementara Julieta yang sedang enaknya tidur memeluk Bintang terjerembab kebawah, Mas Bintang nya kabur karena udah sadar dari tadi berduaan sama Julieta padahal kan tadi mereka sempat ngobrol.

"Aduh belum juga apa-apa udah KDRT aja, tapi gapapa demi masa depan cerah" Runtuknya tanpa tahu Mama Cantik nya Bintang yang membantu Julieta berdiri

"Loh Ta-tante, itu anu tadi Mas Bintang nemenin aku hehe. Maaf ya tan aku ngerepotin kalian, maaf juga tan mas Bintang ga ikut makan bareng kalian"

Kali ini Julieta merasa bersalah, tapi sejatinya Julieta mau menjilat calon mertua agar jalannya dipermudah menggapai pria miliuner yang tak lain tak bukan Mas Bintang nya.

"Aduh gapapa cantik, malah Mama seneng liat Bintang bisa deket sama cewek. Kalo gitu Mama pulang dulu ya kamu istirahat lagi aja"

Julieta makin seneng dapet lampu Ijo segede bola dunia, ga harus manggil tante lagi tapi Mama aduh Julieta makin yakin bisa jadi nyonya Miliuner lama-lama.

"Iya makasii Mama Cantik" Ucap Julieta memberanikan diri

Mama Cantik tersenyum lembut lalu memeluk Julieta setelah itu keluar menyusul putranya yang ternyata sudah duduk manis dibelakang kemudi, Julieta semakin memantapkan diri saat melihat Pajero yang telah meninggalkan kawasan parkiran yang terlihat dari jendela kamar yang ditempatinya sekarang.

"Yes gue bisa kaya mendadak" Teriak Julieta

Bugh

Sebuah bantal terlempar mengenal kepala kecilnya, di pintu masuk sudah ada Ibunya yang menatap tajam melihat kelakuan anaknya.

"Ibu ga pernah ajarin kamu jadi matre kayak gini Jul, kalo Bapak kamu tahu bisa-bisa kamu dikirim ke Afrika buat jadi aktivis di sana"

Julieta memanyunkan bibir nya, padahal kan Julieta niatnya cuman menghibur diri lagian Mama Cantik udah kasi lampu Ijo.

"Mamanya setuju kok Bu, lagian Mas Bintang ganteng terus mapan"

"Kata siapa mapan? Dia ga beda jauh umurnya sama kamu Jul palingan 25 taun dia"

"Ih Ibu masa ga liat aura miliuner punya Mas Bintang, apalagi parfum nya kecium dari Sabang sampai Merauke terus Jul liat tadi dia bawa Pajero. Dia miliuner Bu"

"Anak muda jaman sekarang liatnya dari materi"

Ucapan Ibunya membuat Julieta semakin frustasi, padahal Ibunya juga mau sama Bapaknya karena mapan dan bule_potan

"Apa! ga terima sama omongan Ibu? Mau bandingin experience Ibu? Bapak kamu dulu ga mapan banget dia itu Bule nganggur percis kayak kamu sekarang, tapi dia itu pekerja keras. Ga kayak kamu yang malah ngincer miliuner plus ga tau fakta apa engga nya. Ibu mau pulang kamu disini aja, Ibu udah minta orang buat pindahin barang-barang kamu kesini"

What The Hell

"Jadi aku tinggal di rumah sempit ini? Terus gimana sama makanan aku"

"Itu si derita kamu, Ibu udah kasi kesempatan buat kamu jadi mandiri Jul. Besok siap-siap buat kerja lagi, dari pagi sampe sore kalo kamu laper bikin makan sendiri. Ibu udah kasi uang tunai di nakas, awas jangan boros Ibu bakal sering ngecek kesini jangan jelalatan sama pria mapan manapun jaga diri kamu"

Julieta menganga mendengar Ibunya yang baru saja menutup pintu kamar, Julieta benar-benar akan mati muda.

Bruk

Julieta kali ini pingsan beneran

...****************...

Seragam baru sebanyak 5 buah sudah Julieta gantung di lemarinya, tadi pagi sekali ada kiriman 3 box penuh berisikan baju dan kebutuhan Julieta tentu saja kiriman dari Ibunya.

Rambut coklat nya di kepang satu, lalu bibir nya dipoles sedikit merah Julieta merasa tampak lebih segar pagi ini. Dia segera keluar menuju tempat kerja nya, dan meminta sarapan pada orang dapur. Bagaimanapun Julieta masih tetap anak sang pemilik usaha jadi tidak ada yang berani menolak, lagi pula mereka semua merasa kasihan setelah kemarin Julieta menghadapi banyak cobaan.

"Mas Rudi mau minta sarapan dong" Ucap Julieta sokab pada sang koki yang ia baca nametag nya, Rudi.

"Sebentar mba, ini saya lagi nyiapin bahan-bahan dulu"

"Eh lagi sibuk mah ga usah mas, aku sarapan roti aja di depan ada tadi punya si Melan"

Julieta segera ke depan sudah banyak pekerja yang merapihkan ini itu, dia Menghampiri Melan yang sedang memakan roti tidak jauh dari pintu dapur yang luasnya luar biasa.

"Bagi dong"

Melan dengan senang hati memberikan sepotong, Melan tahu jika Julieta tinggal dirumah singgah saat ini soalnya Melan juga tinggal di sekitar sini jadi ia tahu.

"Thanks ya"

"Mba udah sembuh?"

Julieta hanya mengangguk saja, lalu setelah sarapan ia mulai ikut membereskan tempat yang menurutnya kurang rapih.

...****************...

Hari ini dari pagi menjelang sore Julieta rasa lancar, amat lancar tidak seperti kemarin banyak tragedi yang bisa menjadi faktor mati muda.

"Mba Jul udah sore belum pulang?" Tanya Mas Rudi sang Cheff

"Belum Mas ini nunggu staff lain lagi ambil bahan, soalnya kurang pelayan mas ada yang ijin" Ucap Julieta sambil membawa bekas makanan

"Oh gitu ya mbak, itu saya udah masakin buat mba kalo nanti pulang ambil ya, bilang aja ke Mas Agas Cheff yang jaga malem"

"Makasih Mas"

Julieta merasa seperti punya abang rasanya kalo diperhatikan begini oleh para pekerja disini, apalagi kalo urusan makanan mereka akan sangat amat perhatian takutnya Julieta pingsan lagi kayak kemarin.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!