Baju seragamnya basah, sementara Ibunya sedang mengadakan sidang di ruang belakang. Julieta pasrah dengan keadaan, apa dirinya akan mati menggigil di tengah persidangan ini.
"Bu aku ga tau apa-apa, boleh ga aku pulang aja sekarang" Lirihnya se-menyedihkan mungkin agar Ibunya merasa iba
"Kamu harus profesional, seragam kamu cuci sekarang terus pinjem baju ke staff lain baju bebas aja udah. Inget Ibu ga mau terima bantahan apapun, masalah yang tadi udah Ibu urus. Lagian si Yoga mau-mau aja ama waria"
"Loh dia beneran waria Bu? Padahal Pak Yoga cakep, Ibu mau ga punya menantu mirip pak Yoga? Kalo mereka cerai kasih info ke aku ya...Ibuku yang syantik" Julieta mengedipkan matanya agar terlihat imut
Mendengar putrinya kembali mengucapkan hal aneh, satu cubitan meluncur di tangan mulus Julieta. Tingkah aneh putrinya semakin menjadi karena frustasi dengan pekerjaan.
"Si Yoga udah punya anak 4, ga tau aja kamu cakep-cakep hobinya bikin bunting anak orang. Mau kamu cuman dijadiin mesin pembuat anak? Sekarang cepet kerja yang bener sebentar lagi ada pelanggan special, Ibu ga mau gegara kamu yang kucel mereka jadi muntah"
"Ibu jahat banget sama aku ish, yaudah babay mau kiss dulu" Julieta sudah memanyunkan bibir nya untuk mencium pipi ibunya malah dihempas kasar, soalnya Julieta bau.
...****************...
Seorang pria berambut setengah beruban itu mengangkat tangannya untuk memesan, Julieta sempat gugup karena ternyata orang itu berada di gazebo atas.
'Aduh gue kok berasa kenal ama tu orang'
'Damn, dia temen bapak gue'
"Selamat sore pak mau pesan apa" Ucap Julieta ramah dengan senyum tipis
"Air mineral saja dulu, nanti jam 5 kamu kesini lagi, nunggu yang lain dulu" Balasnya sambil fokus pada layar gadget nya
Julieta segera kembali setelah mengiyakan pesanan teman Bapaknya itu, Julieta sempat berpikir apa mungkin Bapaknya juga kesini. Tapi baginda raja kan sedang di Kanada.
"Permisi pak, ini minumnya"
"Iya makas_ Loh Juli kamu ngapain disini? Jadi waiter? udah nyerah ngelamar ke perusahaan bapak kamu?"
'Om sialan'
"Ahaha, iya om aku lagi magang sementara bantuin Ibu"
"Bantuin Ibu apa gengsi ga mau minta ke bapak kamu?" Pertanyaan yang membuat Julieta ingin memiliki kekuatan melenyapkan manusia
"Aduh engga dong om, lagian aku mau istirahat juga kalo langsung ke perusahaan bisa meledak otak aku"
"Bapak kamu bilang kamu ditolak gegara ga sesuai kriteria"
"Eh maaf om itu ada yang manggil aku, permisi om"
Julieta segera ngibrit jauh dari Om Farhan, teman Bapaknya semua gada yang beres memang satu server. Julieta ga bisa ngebayangin lagi kalo ternyata tamu special di gazebo atas itu teman bapaknya semua, bisa mati muda kalo gitu.
...****************...
Sudah setengah jam berlalu ternyata tamu spesial nya blm kunjung datang, memang jam 5 sekitaran 15 menit lagi tapi Julieta malah semakin gusar karena memikirkan kemungkinan-kemungkinan penyebab dia mati muda.
Om Farhan, Om Marco, Om Tiar mereka bertiga itu gengnya baginda raja tentu diketuai baginda raja. Tapi dari ketiga teman bapaknya Julieta akan selalu menjadi korban gunjingan, padahal Julieta sudah berusaha menjadi anak baik tapi di mata mereka Julieta anak manja dan tidak bisa berkontribusi.
"Aduh gimana ini pasti tamu specialnya bakal seabrek"
Meskipun sibuk kesana kemari melayani para pembeli, Julieta masih berjibaku dengan pikiran mati mudanya.
Bruk
Dua porsi nasi bakar melayang indah keatas dan berhenti di kepala Julieta, lagi dan lagi kesialan datang. Setelah ini mungkin Julieta akan mengakui jika dirinya manja dan tidak bisa apa-apa lalu akan berdamai dengan baginda raja untuk meminta pekerjaan yang enak.
"Aduh Yo ini pelayan baru apa gimana si!? masa bawa makanan tapi ga fokus gitu" Ucap pria berjas hitam dengan kacamata yang aga diturunin dikit menatap Julieta sinis
"Maaf pak, teman saya kayaknya lagi kurang enak badan" Pungkas Aryo yang muncul di belakang Julieta saat mendengar suara jatuhnya pesanan yang dibawa Julieta.
Semua staff lain hanya meringis, sebab mereka takut jika Julieta akan trauma dengan pria yang baru saja manatapnya sinis. Aryo saja kelihatan sedikit takut menghadapi pria ini, tapi demi membela anak bos nya ia berani memasang tameng.
"Kenapa kamu diem aja? Mau pura-pura pingsan karena malu, kamu ngga bertanggung jawab banget jadi pelayan. Saran saya si kamu dipecat aja sekalian, kasian yang punya usaha kalo pekerjanya teledor gini"
Dari A-Z yang Julieta dengar hanya kata 'pecat' dan 'teledor' air mata sudah menggenang di pelupuk matanya, Julieta tahan untuk tidak menangis tapi malah ingusnya yang akan keluar. Dengan segenap jiwa dan raga Julieta mendongak karena posisinya masih duduk di lantai dengan toping nasi bakar.
"Maaf pak" Ujarnya pelan membuat pria itu mendengus kesal
"Sudah ga mau pake seragam pelayan malah sok-sokan mau kerja harusnya kam_"
"Udah jangan buat gaduh buru sana bokap lu bisa pingsan nunggu di sana"
Seorang pria dengan kemeja putih dan celana hitam tanpa jas serta sepatunya mengkilap membuat Julieta ingin bersiul, 'aduh pangeran menyelamatkan tuan putri'
'Jadi pria bengis tadi keturunan si Om sialan, sungguh gen yang kuat' pikir Julieta
"Masih betah jadi tontonan? Yo bantu beresin dia, terus saya pesan yang biasa antar ke atas ya" Perintah nya mutlak seperti raja, Julieta hanya bisa menatap dengan binar pujaan.
"Gue mau jadi istrinya, dia pasti miliuner" Gumam Julieta sambil membersihkan kepalanya
"Wangi orang kayak sejati itu gini wanginya dari Sabang sampai Merauke" Lanjutnya lagi lalu pergi ke belakang
...****************...
"Mba Jul kata bu bos, Mba harus tanggung jawab katanya bawain pesanan tamu special. Terus ini baju seragam nya udah kering tadi udah di setrika sama staff belakang" Ucap Aryo yang mendapat amanah dari bos besar
Julieta dengan cepat menyiapkan diri untuk kerja rodi lagi, meskipun badannya sudah sakit dan mentalnya terkikis ia harus bisa melewati ini demi mendapatkan pengeran penolongnya.
Semua pesanan telah diantara oleh Julieta ke gazebo atas, total tamu special ternyata 5 orang yang mana 2 dari mereka teman Bapaknya Julieta 2 nya lagi pria bengis dan sang pangeran lalu satunya itu wanita cantik dengan dress bunga.
'Sepertinya wanita ini istrinya pangeran, aduh gajadi nih gue dipinang orang kaya'
"Juli masih yakin mau kerja disini?"
Om sialan mulai beraksi lagi, namun kali ini Julieta akan membalas dengan super pedas. Tapi Julieta masih sayang dengan nyawanya.
"Masih dong om" Balasnya cepat tapi saat akan berdiri tidak sengaja menatap wanita cantik yang duduk berhadapan dengan pangeranku
"Kamu cantik banget si, mau ga jadi pacarnya anak saya" Ucapnya enteng
Seketika Julieta merasa pening dan ingin pingsan rasanya, ternyata tidak hanya Julieta yang merasakan hal itu sang pangeran sekarang sedang kesulitan bernafas karena tersedak air minum.
"Bintang hati-hati dong jangan salting gitu" Ucapannya membuat Julieta kembali ingin pingsan
"Mah Bintang gasuka anak kecil kayak dia"
Setelah bisa bernafas, pangeran yang ternyata bernama Bintang itu menolak mentah-mentah dan menunjuk Julieta dengan sebutan anak kecil.
Bruk
Julieta pingsan tidak kuat menahan semua informasi yang didapat dengan tubuh lelah dan mentalnya yang sudah menipis.
"Goodbye World"
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments