Bab 2 : Lewat Jalur Cinta.

Malam ini Zevana memutuskan untuk menginap di kamar hotel. Dia ingin menangkan diri terlebih dahulu. Kepergian Nadia yang begitu mendadak menyisakan kesedihan yang begitu mendalam di hati Zevana.

Zevana membuka tasnya dan mengambil sebuah foto yang terbingkai. Itu adalah foto dirinya bersama dengan Nadia dan Lucas, foto itu diambil saat mereka masih duduk di bangku SMA. Dipandanginya foto itu cukup lama, lalu diusapnya dengan lembut.

"Maafkan aku, Nad. Aku tidak ada disaat masa-masa sulit kamu." Zevana meneteskan air matanya lalu dia memeluk foto itu dengan erat.

Seandainya saja Zevana bisa kembali lebih awal, mungkin masih ada kesempatan untuk bertemu dengan Nadia. Mungkin dia akan tau apa yang terjadi pada Nadia sampai sahabatnya itu mengalami depresi dan nekad mengakhiri hidupnya.

Drrddtt...

Drrddtt...

Drrddtt...

Ponsel Zevana bergetar, rupanya ada panggilan masuk dari sang mama. Zevana meletakkan foto ditangannya diatas ranjang, lalu dia segera meraih ponselnya dari atas nakas dan menggeser tombol hijau.

"Zevana, kamu dimana sayang? Kenapa belum pulang?" Tanya Devi dengan nada khawatir.

"Malam ini aku menginap di hotel ya, ma? Zevana sedang ingin sendiri," jawab Zevana.

"Tapi sayang, kamu kan baru kembali tadi siang. Nanti kalau papa kamu pulang dan nanyain kamu gimana?"

Devi merasa khawatir, suaminya memang belum mengetahui tentang kepulangan Zevana yang mendadak. Tadi siang saat Zevana pulang, papanya sedang berada di kantor. Zevana pulang hanya untuk menaruh kopernya, setelah itu dia pergi dengan Lucas menuju kediaman keluarga Nadia.

"Besok sebelum pulang ke rumah, aku akan mampir ke kantor papa untuk menemui papa. Mama jangan bilang dulu sama papa kalau aku sudah pulang. Aku ingin memberikan kejutan untuk papa," ucap Zevana berusaha menenangkan mamanya.

Devi menghembuskan nafas panjang. "Ya sudah, kamu jaga diri ya sayang? Kalau begitu mama tutup dulu telefonnya."

Sambungan telefon terputus, Zevana meletakkan kembali ponselnya di atas nakas. Diambilnya kembali foto miliknya dan ditatapnya sebentar, lalu dia meletakkan foto itu di samping ponselnya dengan posisi tengkurap.

Zevana merasakan badannya sangat letih sekali, karena seharian ini dia belum beristirahat sama sekali. Dia terbang jauh-jauh dari London, setelah itu pulang ke rumah sebentar hanya untuk setor muka saja karena dia harus menghadiri acara pemakaman Nadia.

Zevana segera bangun dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi. Dia ingin mandi lebih dulu supaya badannya terasa lebih segar.

☘️

☘️

☘️

Aksa masuk ke dalam kamar hotel nomor 116, dia membuka jasnya dan melemparkannya ngasal ke arah sofa. Dari dalam kamar mandi terdengar suara gemericik air. Itu pasti suara wanita yang sudah disiapkan sang asisten untuk menemaninya malam ini.

Meskipun sudah sering berkencan dengan banyak wanita, Aksa belum pernah sampai melakukan hubungan badan. Dia mengencani wanita-wanita itu hanya untuk sekedar hiburan saja. Bahkan dari banyak wanita yang dia kencani, tidak ada satupun dari wanita-wanita itu yang membuat hatinya bergetar. Aksa juga selalu ingat pesan mamanya dulu untuk menjaga dan tidak merusak seorang wanita hanya karena nafsu. Sehingga biasanya mereka hanya sekedar berciuman sedikit pemanasan saja, dia tidak berani sampai berbuat lebih.

Aksa melepaskan dasi yang mengikat dilehernya dan membuka dua kancing kemeja atasnya, lalu dia mendudukkan dirinya diatas sofa. Ingatan tentang pertengkaran dirinya dengan papanya tadi kembali terngiang di benak Aksa. Sebenarnya Aksa tidak ingin menjadi anak yang durhaka, hanya saja dia sudah merasa muak terus dibandingkan dengan kakaknya, Arvan.

"Apa yang sedang dia lakukan di dalam kamar mandi? Kenapa lama sekali," gumam Aksa menatap ke arah pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat.

Tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, nampak seorang gadis keluar dengan menggunakan bathrobe sambil kedua tangannya sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil berwarna putih. Aksa yang melihat gadis itu langsung berdiri dari duduknya, membuat gadis itu merasa kaget dan menjatuhkan handuk ditangannya ke lantai.

"Si-siapa kamu? Apa yang kamu lakukan di kamarku?" Tanya gadis itu yang ternyata adalah Zevana.

Aksa menatap wajah wanita yang berdiri dihadapannya itu, memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah dengan dengan seksama. Kemudian dia tersenyum tipis dan berjalan menghampiri ke arah Zevana.

"Jangan berpura-pura polos. Asistenku pasti sudah memberitahu apa yang harus kamu lakukan malam ini bukan? Malam ini kamu akan menemani aku disini."

Zevana nampak terkejut sekaligus tidak percaya dengan apa yang baru dia dengar. "Apa kamu sedang mabuk? Asisten siapa yang kamu maksud? Aku tidak mengerti apa maksud kamu. Lebih baik kamu keluar sebelum aku panggil petugas hotel untuk menyeret kamu keluar."

Aksa tersenyum sinis mendengar ucapan gadis dihadapannya. "Apa kamu tidak kenal siapa aku?"

"Aku tidak peduli siapa kamu, itu tidak penting bagiku. Keluar sekarang atau aku akan..." Zevana tidak melanjutkan kata-katanya, dia nampak terdiam sambil memperhatikan wajah Aksa.

"Kenapa wajahnya begitu familiar? Dimana aku pernah melihatnya?" Batin Zevana bertanya-tanya.

Drrddtt...

Drrddtt...

Drrddtt...

Zevana melirik ponselnya di atas nakas, dia menatap Aksa sebentar sebelum berjalan ke samping ranjang untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan.

Zevana meraih ponselnya dari atas nakas dan melihat ada pesan masuk dari Lucas. Dia segera membuka pesan itu. Betapa terkejutnya Zevana saat melihat pesan yang dikirimkan oleh sahabatnya. Rupanya Lucas mengirimkan foto Aksa beserta identitas pria itu. Pantas saja dia merasa tidak asing saat melihat wajah pria yang kini berada satu ruangan dengan dirinya. Tadi siang dia memang sempat melihat foto-foto Aksa di dinding kamar Nadia.

"Aksa Madeva? Bagaimana mungkin dia bisa ada di hadapanku sekarang? Mungkinkah Tuhan mengirimkan dia untuk melancarkan misi balas dendamku?" Batin Zevana.

Zevana menyimpan kembali ponselnya di atas nakas, bisa-bisanya dia ceroboh dan lupa mengunci kamar hotel yang dia sewa hingga Aksa bisa masuk dengan bebas.

Zevana mencoba bersikap tenang, dia menarik nafas panjang lalu membalikkan tubuhnya dan berjalan mendekati Aksa kembali.

"Kamu pasti salah kamar, aku tidak mengenal kamu."

"Aku tidak mungkin salah kamar. Asistenku yang sudah memesankan kamar ini untukku." Aksa merogoh ponselnya dari saku celana. Dia membuka pesan yang dikirimkan oleh asistennya tadi dan menunjukkan isi pesan itu pada Zevana.

'Hotel Mawar kamar nomor 116. Wanita itu bernama Tiara'

Zevana nampak mengernyitkan keningnya begitu membaca pesan di ponsel Aksa. Pantas saja Nadia patah hati, rupanya Aksa memang seorang playboy yang suka bermain dengan wanita dikamar hotel.

"Tapi aku bukan Tiara. Namaku..."

"Aku tidak peduli siapa nama kamu. Malam ini kamu temani aku disini," potong Aksa.

"Sudah aku bilang, aku tidak mengenal siapa kamu. Jadi jangan harap aku mau menemani kamu!"

Zevana menarik tangan Aksa dan membawanya berjalan menuju pintu. Dia membuka pintu kamar hotel dan mendorong pelan tubuh Aksa keluar. Dia memang ingin membalas dendam pada Aksa, namun bukan dengan cara menemani Aksa bermalam di kamar hotel. Jika ada yang melihat mereka berdua disana pasti akan terjadi kesalah pahaman.

Zevana ingin menutup pintunya kembali namun segera ditahan oleh Aksa.

"Apa mau kamu? Sudah aku bilang aku tidak mengenal kamu!"

Aksa tidak ingin mendengar protes dari Zevana. Dia membuka pintu itu hingga terbuka lebar, membuat langkah kaki Zevana terdorong dua langkah ke belakang. Aksa segera meraih pergelangan tangan Zevana dan menggenggamnya erat.

"Lepaskan! Atau aku akan berteriak." Zevana terpaksa mengancam Aksa. Dia mencoba menarik tangannya dari genggaman Aksa, namun genggaman pria itu begitu kuat.

"Teriak saja. Aku sudah membayar kamu, jadi malam ini kamu harus menemani aku."

Zevana tidak kembali protes, dia melihat ke beberapa orang yang lewat dan sedang melihat ke arah mereka. Zevana segera menarik tangannya dengan kasar hingga terlepas dari genggaman tangan Aksa. Dia kembali mendorong tubuh Aksa keluar dari pintu kamar. Orang-orang itu pasti mulai menduga-duga tentang apa yang terjadi, apalagi dia hanya menggunakan bathrobe dan penampilan Aksa nampak berantakan dengan beberapa kancing kemeja yang terbuka bagian atasnya.

"Sekali lagi aku bilang jika aku bukan..."

"Zevana!!!"

Belum sempat Zevana menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara seorang pria memanggil namanya dengan nada membentak. Zevana dan Aksa menoleh ke arah sumber suara itu, betapa terkejutnya Zevana saat melihat papanya yang masih berpakaian formal sedang berdiri tidak jauh darinya bersama seorang pria disampingnya.

"Papa..." ucap Zevana dengan lirih.

...☘️☘️☘️...

Terpopuler

Comments

Shan shan zee

Shan shan zee

waduh ada yang terciduk

2024-09-29

1

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

kebetulan macam apa ini siapa yg salah kamar sbnrnya.wah ktauan papanya dusuruh nikah g nih

2024-09-04

2

Zafira02

Zafira02

waduh, salah masuk kamar ini..😅

2024-09-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Lewat Jalur Cinta.
2 Bab 2 : Lewat Jalur Cinta.
3 Bab 3 : Lewat Jalur Cinta.
4 Bab 4 : Lewat Jalur Cinta.
5 Bab 5 : Lewat Jalur Cinta.
6 Bab 6 : Lewat Jalur Cinta.
7 Bab 7 : Lewat Jalur Cinta.
8 Bab 8 : Lewat Jalur Cinta.
9 Bab 9 : Lewat Jalur Cinta.
10 Bab 10 : Lewat Jalur Cinta.
11 Bab 11 : Lewat Jalur Cinta.
12 Bab 12 : Lewat Jalur Cinta.
13 Bab 13 : Lewat Jalur Cinta.
14 Bab 14 : Lewat Jalur Cinta.
15 Bab 15 : Lewat Jalur Cinta.
16 Bab 16 : Lewat Jalur Cinta.
17 Bab 17 : Lewat Jalur Cinta.
18 Bab 18 : Lewat Jalur Cinta.
19 Bab 19 : Lewat Jalur Cinta.
20 Bab 20 : Lewat Jalur Cinta.
21 Bab 21 : Lewat Jalur Cinta.
22 Bab 22 : Lewat Jalur Cinta.
23 Bab 23 : Lewat Jalur Cinta.
24 Bab 24 : Lewat Jalur Cinta.
25 Bab 25 : Lewat Jalur Cinta.
26 Bab 26 : Lewat Jalur Cinta.
27 Bab 27 : Lewat Jalur Cinta.
28 Bab 28 : Lewat Jalur Cinta.
29 Bab 29 : Lewat Jalur Cinta.
30 Bab 30 : Lewat Jalur Cinta.
31 Bab 31 : Lewat Jalur Cinta.
32 Bab 32 : Lewat Jalur Cinta.
33 Bab 33 : Lewat Jalur Cinta.
34 Bab 34 : Lewat Jalur Cinta.
35 Bab 35 : Lewat Jalur Cinta.
36 Bab 36 : Lewat Jalur Cinta.
37 Bab 37 : Lewat Jalur Cinta.
38 Bab 38 : Lewat Jalur Cinta.
39 Bab 39 : Lewat Jalur Cinta.
40 Bab 40 : Lewat Jalur Cinta.
41 Bab 41 : Lewat Jalur Cinta.
42 Bab 42 : Lewat Jalur Cinta.
43 Bab 43 : Lewat Jalur Cinta.
44 Bab 44 : Lewat Jalur Cinta.
45 Bab 45 : Lewat Jalur Cinta.
46 Bab 46 : Lewat Jalur Cinta.
47 Bab 47 : Lewat Jalur Cinta.
48 Bab 48 : Lewat Jalur Cinta.
49 Bab 49 : Lewat Jalur Cinta.
50 Bab 50 : Lewat Jalur Cinta.
51 Bab 51 : Lewat Jalur Cinta.
52 Bab 52 : Lewat Jalur Cinta.
53 Bab 53 : Lewat Jalur Cinta.
54 Bab 54 : Lewat Jalur Cinta.
55 Bonchap untuk pengantin baru.
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1 : Lewat Jalur Cinta.
2
Bab 2 : Lewat Jalur Cinta.
3
Bab 3 : Lewat Jalur Cinta.
4
Bab 4 : Lewat Jalur Cinta.
5
Bab 5 : Lewat Jalur Cinta.
6
Bab 6 : Lewat Jalur Cinta.
7
Bab 7 : Lewat Jalur Cinta.
8
Bab 8 : Lewat Jalur Cinta.
9
Bab 9 : Lewat Jalur Cinta.
10
Bab 10 : Lewat Jalur Cinta.
11
Bab 11 : Lewat Jalur Cinta.
12
Bab 12 : Lewat Jalur Cinta.
13
Bab 13 : Lewat Jalur Cinta.
14
Bab 14 : Lewat Jalur Cinta.
15
Bab 15 : Lewat Jalur Cinta.
16
Bab 16 : Lewat Jalur Cinta.
17
Bab 17 : Lewat Jalur Cinta.
18
Bab 18 : Lewat Jalur Cinta.
19
Bab 19 : Lewat Jalur Cinta.
20
Bab 20 : Lewat Jalur Cinta.
21
Bab 21 : Lewat Jalur Cinta.
22
Bab 22 : Lewat Jalur Cinta.
23
Bab 23 : Lewat Jalur Cinta.
24
Bab 24 : Lewat Jalur Cinta.
25
Bab 25 : Lewat Jalur Cinta.
26
Bab 26 : Lewat Jalur Cinta.
27
Bab 27 : Lewat Jalur Cinta.
28
Bab 28 : Lewat Jalur Cinta.
29
Bab 29 : Lewat Jalur Cinta.
30
Bab 30 : Lewat Jalur Cinta.
31
Bab 31 : Lewat Jalur Cinta.
32
Bab 32 : Lewat Jalur Cinta.
33
Bab 33 : Lewat Jalur Cinta.
34
Bab 34 : Lewat Jalur Cinta.
35
Bab 35 : Lewat Jalur Cinta.
36
Bab 36 : Lewat Jalur Cinta.
37
Bab 37 : Lewat Jalur Cinta.
38
Bab 38 : Lewat Jalur Cinta.
39
Bab 39 : Lewat Jalur Cinta.
40
Bab 40 : Lewat Jalur Cinta.
41
Bab 41 : Lewat Jalur Cinta.
42
Bab 42 : Lewat Jalur Cinta.
43
Bab 43 : Lewat Jalur Cinta.
44
Bab 44 : Lewat Jalur Cinta.
45
Bab 45 : Lewat Jalur Cinta.
46
Bab 46 : Lewat Jalur Cinta.
47
Bab 47 : Lewat Jalur Cinta.
48
Bab 48 : Lewat Jalur Cinta.
49
Bab 49 : Lewat Jalur Cinta.
50
Bab 50 : Lewat Jalur Cinta.
51
Bab 51 : Lewat Jalur Cinta.
52
Bab 52 : Lewat Jalur Cinta.
53
Bab 53 : Lewat Jalur Cinta.
54
Bab 54 : Lewat Jalur Cinta.
55
Bonchap untuk pengantin baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!