--
Seorang gadis tengah menatap pantulan dirinya didepan kaca, gadis itu terlihat sangat cantik pada hari ini. Gaun yang ia pakai terlihat sangat cocok dengan lekuk tubuhnya,Rambutnya yang dibiarkan tergerai dihiasi dengan sebuah mahota yang menambah kesan elegant pada dirinya.
tok...tok...tok...
Terdengar suara pintu, Aria melihat dua orang wanita memasukki ruangan yang ia tempatkan. yaitu Maudya dan Rini ibu tirinya.
"Masyaallah, kamu cantik sekali sayang" Maudya dan Rini terkesiap melihat perubahan pada diri Aria. Rini melihat Aria dengan senyum bahagia melihat Aira yang sangat cantik pada hari ini .Rini itu bukan orang yang jahat kepada Aria, ia hanya bersikap tegas kepada Aria walaupun Aria bukan anak kandungnya, tapi ntah mengapa Aria berfikiran bahwa Rini lah yag telah membuat bundanya meninggal dunia.
Hari ini, Aria yang culun dan selalu memakai kacamata itu sekarang terlihat sangat berbeda, dengan polesan make up yang sederhana nan elegant membuat dirinya terlihat seperti Artis-artis Hollywood. Riasan ini benar-benar mengubah mukannya.
Tak lama terdengar teriakan dari lantai bawah yang menyadarkanya bahwa dia sekarang sudah menjadi seorang istri.
sedangkan itu di lantai bawah
"Wahai Bagastya Adimanta Pratama, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Ariana Victoria Nugraha , anak saya dengan maskawin uang tunai satu miliar rupiah dan seprangkat alat sholat dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinya Ariana Victoria Nugraha binti Marco Antonio Nugraha dengan maskawin tersebut dibayar tunai."
"Bagaimana para saksi Sah"
"SAH"
"Alhamdullillah"
"Baiklah kepada mempelai perempuan silahkan dipanggil untuk kebawah" Bi Lala mendengar itu bergegas menuju lantai atas
" Permisi bu, Non Aria sudah ditunggu di bawah"
"Baiklah sayag, ayo kita turun ke bawah" ajak Maudya
Aria dia menuruni tangga degan menggandeng kedua tangan wanita yang ia panggil ibu itu. Dia sangat merasa gugup saat melihat semua orang menatap kearah dirinya. Ia berjalan ke hadapan Bagastya.
Setelah sampai, Maudya memberikan tangan kanan Aria ke pada Bagastya. Bagastya pun menerimanya lalu menarik Aria untuk berdiri disampingnya. Bagastya terpana melihat wajah Aria, sia bukan seperti Aria yang ia ketahui di sekolah, Wajah itu terlihat sangat indah.
"Silahkan kepada kedua mempelai untuk bertukar cincin" Bagastya mengambil tanyang kiri Aria dan memakaikan cincin di jari manisnya. Dan begitu pula yang dilakukan Aria. Aria mengambil tangan kanan Bagastya untuk menciumnya, dan Bagastya mencium keningnya. Ntah kenapa ia bergerak sepontan untuk mendekatka bibirnya kepada kening Aria.
"Baiklah, Bagastya dan Aria silahkan tanda tangani buku nikahnya" mereka berdua pun menandatangani buku nikah tersebut.
" Silahkan kalian berdua berganti baju, karna siang ini akan langsung dilanjutkan dengan acara resepsi" Bagastya dan Aria berjalan ke dalam kamar untuk bertukar pakaian.
Sesampainya di kamar Bagastya, ia melihat sudah ada dua baju yag sudah disiapkan oleh Maudya untuk Bagastya dan Aria kenakan.
Tok.... Tok.... Tok....
Bagastya melihat kearah pintu, terdapat Bi Lala yg mengetok pintu di sana.
" maaf den, sama mau bantu mom Aria untuk ganti pakaian"
" Hmm silahkan" Bi Lala mendekati Aria dan mengajak aria memasuki Walk in Closet.
"Non maaf ya, saya bantu ganti bajunya" izin Bi Lala
" Iya silahkan bi, aku juga gak bisa mau ganti baju sendiri" Bi Lala membantu Aria untuk mengganti gaun nya.
" Wah cantik sekali non, saya terkesima melihat wajah non" Bi Lala memuji Aria yang sekarang telah berganti gaun. Aria yang mendengar pujian itu tertunduk dengan pipi yang memerah.
Ia pun keluar ruangan, Bagastya yang melihat Aria seketika terpana. Kenapa perempuan itu sangat beda hari ini?, kenapa dia bisa secantik ini, bahkan Vanessa saja kalah dengan kecantikannya. Bagastya menggelengkan kepalanya, apa yg ia fikirkan. Tentu saja Vanessa lebih cantik dari pada cewe culun ini.
Aria dan Bagastya turun kebawah dan menaiki mobil menuju kegedung pernikahan mereka.
Pernikahan mereka bukanlah pernikahan yang tertutup, tapi mereka hanya mengundang rekan kerja dan tetangga saja. Teman-teman nya di sekolah tidak ada yang tau, bahkan anggota SSH saja tidak ada yang tau.
--
Sekarang jarumjan menandakan pukul sebelas malam dan Acara pernikahan mereka pun telah usai. Sekarang Aria tengah membersihkan wajahnya dan Bagastya sedang berada Walk in Closet untuk berganti pakaian. Setelah mengganti bajunya, Aria memilih membaringkan tubuh dikasur. Hari ini sagatlah melelahkan untuknya,Acara pernikahan itu dilaksanakan dari pagi hingga malam hari. Saat ia mau memejamkan mata, terdengar suara Bagastya yang membuat matanya terbuka kembali.
"Heh, ngapain lo tiduran di kasur gua?. Pindah lo, tidur di sofa sana" Aria terdiam mendengar itu.
"BUDEG LO, GUA BILANG PINDAH YA PINDAH." Aria tersentak mendengarnya, langsung bergegas pindah kesofa.
Bagastya berjalan kearah lemari, ia mengambil bantal dan selimut yg berada di dalam lemari itu lalu melemparnya ke arah Aria.
"Ingat, barang yang ada dikamar ini adalah barang gua semua. Gw cuman beri lo ruang di bagian sofa dan kamar mandi, selebihnya jangan perna lo ganggu barang-barang di kamar ini." Tegas Bagastya.
"Paham gak" sentaknya saat melihat Aria diam saja.
Aria memilih untuk memungut Selimut dan bantal yang dilemper oleh Bagastya. ia tidak tau harus bagaimana lagi, ia sangat lelah malam ini, di fikirannya hanya tidur.
Bagastya yang idak mendapat respon dari Aria hanya mendengus kesal. ia berjalan kearah balkon, ia benar benar membutuhkan rokok untuk menyegarkan fikiranya.
Hari yang panjang dan membosankan.-pikir nya
--
Sekarang jam menunjukkan pukul tiga pagi dan di luar terdengar suarah rintikan yang cukup deras, bukanya sekarang adalah suasana yang tepat untuk tidur nyenyak tapi ntah kenapa Aria malah terbangun dan ia tidak dapat lagi untuk terlelap sekarang.
Aria memutuskan menuju balkon, ia mendudukkan diri di sofa yang terdapat di balkon disana juga terdapat sebuah meja kecil. Balkon itu berdindingkan kaca sehingga sofa itu tidak akan terkena air hujan.
⁓hmm...⁓......
⁓⁓hmm...⁓hmm...⁓.......
⁓⁓hmm...⁓⁓hmm...⁓hmm...⁓......
⁓⁓hmm...⁓⁓hmm...⁓⁓hmm...⁓.......
Aria meilih untuk bersenandung manikati hari hujan dimalam hari. Suaranya begitu indah membuat malam seketika menjadi indah, hujan bagaikan melody dan suaranya adalah vokal utama pada malam hari ini.
Aria merasa kantuk sudah mengambil alih dirinya, ia pun berjalan kedalam kamar dan merebahkan dirinya di sofa. Sofa ini cukup luas untuk dia tidurkan, dan juga terasa nyaman. Aria menatap Bagastya yang tengah terlelap di atas tempat tidurna.
"ntah kenapa rasa cinta ini tidak dapat hilang. malahan aku sudah tau kamu pasti lebih memilih Vanessa. tapi aku sangat berharap suatu saat nanti kamu akan terjatuh cinta denganku" Aria menutup matanya lalu terlelap tidur.
--
⁓⁓Where the North wind meets the sea.......
⁓⁓There's a mother full of memory........
⁓⁓Come, my darling, homeward bound.......
⁓⁓When all is lost, then all is found......
Bagastya terbangun saat suara indah itu menghilang, suara indah itu ntah mengapa menghantuinya sekarang, ia sangat penasaran siapakah yang bernyanyi pada acara kemah malam itu. tak ingun lama berlamun Bagastya melihat jam sekarang telah menunjukkan pukul 7.30 pagi, ia melihat ke arah Sofa tidak terdapat Aria. kemana anak itu pergi?, ia juga melihat jendela kamar yang gorden nya sudah terbuka. apakah dia sudah bangun?.
Bagastya berjalan menuju dapur, ia mlihat Bi Lala, Aria dan Maudy sedang menyiapkan sarapan.
"apa yang kamu tunggu?" ia tersentak, dan melihat papanya sedang berdiri dibelakangnya.
"Jalan sana, ngapain ngelamun di tangga" Bagastya berjalan menuju meja makan. ia melihat beberapa makanan sudah tersaji di meja makan.
"sudah siap, ayo kita makan" ajak Maudya
sekarang posisi mereka adalah, Maudya yang duduk di hadapan Ibrahim, Aira yang duduk disampingnya dan berhadapan langsung dengan Bagastya.
"Aira sayang, sekarang kamu harus melayani suami kamu" Aira mengangguk mendengar itu dan ia juga sudah tau apa yang harus dikerjakan. ia mengambil piring untuk Bagastya lalu memasukkanya nasi dan berapa lauk.
"cukup?" melihat anggukan dari Bagastya, ia lalu menaruh piring tersebuk di hadapan Bagastya. tak dipungkiri Aira mendapatkan senyuman dari Maudya. menantu idaman sekali, masak sudah bisa, di ajak bejanja juga bisa, benar bnar mantu idamanku. Fikir Maudya
"mah, papa mau makan. kenapa sihmelamun?, tadi si Bagas sekarang kamu yangmelamun" Maudya mendengar omelan suaminya hanya terkekeh
"iya iya maaf ya pah"
"oh iya, kalian sudah menikah. cari deh rumah atau tanah,gak mungkin klian akan tinggal dengan papa mama terus kan"
" Kayaknya kalo untuk rumah jangan dulu deh" dahi ibrahim mengernyit
"kenapa?"
"kalo rumah pasinya kebesaran untuk kami yang tinggal hanya berdua. aku udh beli apartemen di dekat sekolah, gedung apartemen yang punya kawan papa itu." ibrahim mengangguk
"bagus deh klo kayak gitu, kira kira kapan mau pindah?"
"dih ngusir"
"bukannya ngusir, tapi papa hanya menghilangka pengganggu papa sama mama untuk bermesraan" Aira mendengar itu menggelengkan kepala, ternyata papa mertuanya ini adalah orang yang bucin.
"sama aja"
"beda"
"sama aja"
"beda"
"sama aja"
"beda"
"STOP" Ruang makan itu seketika haning saat mendngar suara Maudya. janganlah sesekali kalian membangunkan singa betina.
"anjut makan" Mereka semua melanjutkan makannya hingga abis.
selesai makan, Aria akan membantu Bi Lala untuk membersihkan meja makan dan mencuci piring-piring kotor. setelah semua itu selesai ia pergi ke kamar. saa memasukki kamar ia meliha Bagastya sedang rebahan di atas kasur.
Aria memilih membuka laptopnya untuk mengerjakan tugas sekolahnya, lebih baik ia mengerjakan semua tugas nya sekarang dari pada akan menumpuk nantinya.
Puk....
Aria mengernyitkan dahi melihat Bagastya yang manaruh bukunya di depan Aria.
"Kerjakan PR matematika gua"Tanpa basa basi Bagastya lalu pergi ke arah balkon kamarnya.
Huft.....
Apalagi yang dapat dilakukan Aria selain menghela nafas pasrah.
Ia mengambil buku Bagastya lalu mengerjakan PR matematika yang pastinya sangat mudah dia jawabnya. Sepertinya dia harus benar-benar menguatkan mentalnya untuk menjalin rumah tangga ini.
--
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments