Yuna berlari masuk kedalam lift yang akan membawanya ke unit Riana di lantai 18 gedung apartemen Rosemary.
Apartemen mewah dengan pengamanan cukup ketat karena hanya dihuni oleh kalangan menengah keatas termasuk artis dan juga para eksekutif muda yang ingin hidup sendiri dan butuh ketenangan.
Yuna membawa beberapa snacks dan minuman bersoda serta makanan kesukaan Riana yang tadi ia beli saat dalam perjalanan menuju apartemen Riana.
Yuna masuk ke dalam unit sahabatnya itu tanpa membunyikan bel lagi karena ia sudah sering bolak balik kesana hingga sudah hafal password apartemen Riana. Bahkan para security pun sudah sangat mengenalnya karena Yuna adalah gadis periang yang baik hati yang selalu memberi mereka makanan ringan saat berjaga.
Pemandangan yang pertama kali Yuna lihat saat masuk adalah sampah tisu yang berserakan dimana-mana.
"Astaga Ri... ini kamu patah hati atau sedang berduka cita hah... Ini seperti kamu sedang membuat pabrik tisu kaya raya dan hutan kita makin gundul karena selalu memproduksi tisu dengan jumlah yang lebih besar..." omelan Yuna yang terdengar seperti seorang dosen yang sedang memberikan materi pada mahasiswanya.
"Huaaaa....."
Tangisan Riana semakin kencang saat mendengar omelan sahabatnya itu.
"Loh kok makin nangis... aduh..." Yuna panik.
"Ok... cup...cup... aku minta maaf ya.... "
Yuna terus mengusap punggung Riana berusaha menenangkannya.
"Ini aku bawakan makanan kesukaan kamu. Ada ceker pedas dan snacks jagung bakar kesukaan mu... Ayo makan... pending dulu nangisnya, sayang kalau ceker pedasnya dingin dan lembek..." kata Yuna sambil membuka bungkusan yang tadi ia bawa.
Riana menurut. Ia menghapus air matanya dan ikut makan bersama Yuna.
Mood gadis manis itu langsung berubah seketika saat makan sesuatu yang ia sukai dan Yuna adalah sahabat yang paling mengerti dirinya.
Bahkan tanpa sadar, Riana telah menghabiskan semangkok ceker pedas itu sendirian.
"Huah.... kenyang...." ucap Riana sambil mengecap-ngecap jarinya yang ada bekas kuah sambal.
"Jorok Ri... Sana cuci..." protes Yuna.
Riana hanya tersenyum kecil dan bergegas ke arah wastafel cuci piring untuk meletakkan mangkoknya dan mencuci tangannya.
Sedangkan Yuna mulai membersihkan sampah tisu yang berserakan di lantai dan juga di sofa.
"Huft... Capek banget.... Makasih ya sahabat terbaikku Aisya Yuna ku sayang yang baik hati, cantik dan tidak sombong kekasihnya Cakra si dokter tampan.... Gua doain kalian cepat naik ke pelaminan dan punya anak banyak... Aamiin..." doa Riana panjang lebar.
"Aamiin...." sahut Yuna.
"Sekarang coba cerita kenapa kali ini...." ujar Yuna mencoba menggali masalah Riana sampai ia menangis tersedu-sedu.
"Dion.... ketahuan selingkuh dengan rekan kerjanya dan sekarang tuh cewek hamil tiga bulan dan artinya mereka udah selama itu berkhianat dari gua.... " ungkap Riana mulai bercerita.
Yuna melipat bibirnya. "Apa kamu udah selidiki betul tentang mereka...?? Atau ini cuma katanya saja... Ya maksud aku, kalian kan udah lama berhubungan dan udah tunangan juga. Kedua orang tua juga udah saling kenal..."
"Gua lihat dengan mata kepala gua sendiri mereka masuk kedalam hotel dan gua ikutin mereka hingga depan kamar. Gua juga nungguin mereka sampai gua membatalkan janji temu dengan klien cuma buat membuktikan kecurigaan gua, Yuna...Mereka keluar dari hotel saat sore hari dan coba lo bayangkan, ngapain laki-laki dan perempuan masuk kamar hingga berjam-jam dan parahnya si perempuan keluar dengan rambut basah. Gua bukan orang bodoh Yuna. Saat gua marah-marah dan nampar itu perempuan, Dion malah belain dan bilang kalau dia cinta sama perempuan itu karena dia lagi mengandung bayinya. Sedangkan gua, Dion nggak dapat itu dari gua karena prinsip gua no sex before married... Bahkan yang makin bikin gua sakit hati, Dion malah mau laporin gua dengan tuduhan telah mencelakai pacarnya.... Gua sakit hati Yuna...." cerita Riana panjang lebar dan penuh emosi.
Riana kembali menangis. Bahunya bergetar.
Yuna memeluk sahabatnya itu dengan sangat erat.
"Benar-benar sinting tuh si Dion. Kok dia yang mau laporin kamu. Apa nggak kebalik, harusnya kamu yang laporin dia karena udah nipu kamu dan keluarga kamu... Laki-laki modal dengkul gitu aja belagu banget... Kesal aku..."umpat Yuna.
"Padahal gua udah kasih dia banyak. Gua udah beliin dia macam-macam bahkan buat adiknya sekolah ,gua yang kasih biaya pendaftarannya..." ucap Riana yang membuat Yuna benar-benar tercengang karena selama ini Riana tidak pernah cerita hal itu.
Yuna sedikit melonggarkan pelukannya, mencoba bertanya lewat tatapan mata guna memastikan apa yang ia dengar tadi tidaklah benar.
"Kamu serius udah segitu banyak kasih mereka....?? Wah... kamu sin**ng, bo*oh atau apa sih Ri... ya Tuhan..."
Yuna menarik nafas sejenak.
Riana memandang takut pada sahabatnya itu.
"Laporin mereka balik... Kamu itu cuma dijadikan alat sama mereka Ri.... Si Dion itu dari awal emang ngincar duit kamu berarti. Atau jangan-jangan biaya tunangan juga dari kamu....?" tebak Yuna asal dan parahnya Riana mengangguk kecil.
"Wah.... syukur kamu masih disayang Tuhan, jika sampai nanti kalian nikah baru ketahuan, aku nggak tahu kamu akan gimana. Dan kamu harus bersyukur Tuhan udah selamatin kamu dari laki-laki benalu itu. Hukum tabur tuai berlaku.... kamu jangan sedih lagi.." Yuna masih mengusap pundak sahabatnya.
"Makasih Yuna.... Lo sahabat gua yang paling baik.... Indri juga..." ucap Riana yang menyandarkan kepalanya pada bahu Yuna.
"Untung Indri lagi di luar negeri. Aku nggak tahu kalau dia disini, bisa jadi pergedel itu si Dion. Puas-puasin deh kamu nangis sekarang. Tapi besok, mulai terbit matahari pagi dan kamu baru membuka mata, aku mau kamu tersenyum lagi, bahagia lagi. Sedihnya cuma boleh hari ini saja. Dan jangan pernah menangisi laki-laki yang tidak pandai bersyukur memiliki kamu. Masih banyak yang mau sama kamu Ri... Cantik, mandiri, punya boutique sendiri, kaya lagi. Dion aja yang breng**k...." kata Yuna lagi.
Riana kembali menangis untuk meluapkan emosi dan rasa kecewanya.
"Gua bukan menangisi Dion yang berkhianat, gua cuma kesal dan marah. Jika memang dari awal udah nggak sayang, harusnya bilang jangan buang waktu gua hingga hampir dua tahun ini dan bertunangan. Sia-sia gua selama ini selalu ngalah dan bersikap setia sama dia. Gua kesal Yuna..." ucap Riana mencurahkan isi hatinya.
Yuna hanya diam. Ia tahu bagaimana perjalanan cinta Riana sejak mereka SMA dulu.
Riana gadis yang tidak pernah beruntung masalah percintaan. Ia selalu saja dipermainkan dan selingkuhi karena Riana memiliki sifat yang sedikit pemalu dan tidak percaya diri jika dia cantik tapi sejak kuliah di Paris dalam jurusan fashion, hidupnya berubah drastis menjadi lebih ceria, gampang bergaul namun tetap saja tak memiliki kepercayaan diri jika berhubungan dengan pria.
Tapi dengan Dion, hubungan mereka terjalin cukup lama hingga dua tahun lebih dan sudah bertunangan beberapa bulan lalu karena katanya Dion yang ingin ke tahap yang lebih serius. Tapi nyatanya, pria itu hanya memanfaatkan dirinya saja.
Puas menangis, Riana tertidur di sofa empuk miliknya dan Yuna berinisiatif untuk menyelimuti gadis itu.
"Kamu akan dapat pria yang baik nanti Ri... Aku yakin itu...." Yuna merapikan rambut Riana sebelum ia pergi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah menemani Riana hampir seharian, Yuna pamit izin ke bandara karena kekasihnya mengabari jika ia sudah kembali ke Jakarta sehabis perjalanan dinasnya dari Semarang.
Sepanjang menyetir menuju bandara Yuna tersenyum riang.
Mereka sudah berpisah hampir dua mingguan dan berkomunikasi hanya lewat video call dan kirim pesan lewat whatsapp saja.
Cakra Wiguna adalah seorang dokter spesialis bedah umum yang Yuna kenal sejak tiga tahun lalu karena pernah sama-sama menjadi narasumber di suatu acara talk show disebuah kampus ternama di Jakarta.
Kisah cinta yang begitu mulus hingga keduanya sepakat akan bertunangan setelah Cakra menyelesaikan pekerjaannya di sebuah desa kecil di pedalaman NTB.
Yuna sangat menyukai Cakra begitupun sebaliknya. Dan bunda Yuna juga sudah mengenal baik Cakra begitupun sebaliknya. Apalagi Mama dari Cakra yang memiliki hobi merangkai bunga begitu klop dengan Yuna yang memiliki toko bunga.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments