Bab 12

‘Gila, sepertinya aku harus menghajarnya dengan estetik. Sudah lama juga otot ku jadi kaku.’ Ucap Black dalam hati, melakukan hal brutal memang sudah menjadi ciri khas dari keluarga Latvan, sudah bukan menjadi hal aneh bila Leon Latvan melakukan serangan brutal.

Kesal nampak sudah jelas terlihat di wajah Black, tangannya nampak terkepal sempurna namun dia nampak masih berusaha menyembunyikannya dengan senyuman.

“Hiks, hiks, hiks, apa itu benar?” Suara isak terdengar dengan mata berkaca-kaca.

“Hah?” Black tertegun bingung, dia menatap Iris yang menutupi wajahnya dengan sapu tangan.

“Black, apa benar apa yang wanita itu katakan?” Iris bermanja di samping Black, sedangkan Black nampak kebingungan. Dia masih loading dan belum memahami situasi.

Greet!

Iris mencubit tangan Black, dia nampak menggertak dengan gigi-gigi putihnya meski dengan tatapan tajam seolah meminta Black untuk peka.

“Ah, ehmmm.. Aku juga tidak mengerti.” Black kala itu ingin berteriak histeris, dia ingin meminta tolong namun malah senyum aneh yang keluar dari bibirnya.

“A-apa? Hiks, hiks, anda jahat sekali. Padahal hiks, anda suda berjanji akan menikah dengan saya.” Iris kembali mencubit Black, agar cepat tersambung uratnya, karena loadingnya sudah terlalu lama.

‘What! Hah?’ Teriak Black dalam hati, dia bahkan tidak akan mengakui bila itu nyata bila bukan Iris yang terus mencubitinya.

“Ah, maafkan aku. Tapi sepertinya terjadi kesalah fahaman, mana mungkin aku mengingkari janji ku ha ha ha.” Tawa Black hambar dan aneh, Iris nampak tersenyum kesal namun dia malah duduk di atas pangkuan Black kala itu.

“Bila begitu, umumkan saja sekarang.” Ucap Iris, sedangkan Black kala itu bisa apa? Dua nama besar tengah di pertaruhkan di sana. Nama besar itu adalah namanya sendiri dan juga nama Iris, nama baik keduanya tengah di ujung tanduk.

Semua hadirin yang merupakan kaum bangsawan kelas atas nampak mendekat dan mulai berbisik-bisik. Sedangkan Black yang sudah masuk ke dalam perangkap Iris tak memiliki pilihan lain, terlanjur basah akhirnya menyelam juga. Black akhirnya memiliki rencana lain, terlanjur terjadi maka Black akan menyelesaikannya sampai akhir.

“Maafkan saya, padahal di taman malam itu saya sudah berjanji.” Ucap Black, kini bisik-bisik para bangsawan kian gencar setelah mendengar pengakuan Black.

Mereka akhirnya mulai menyimpulkan dengan otak mereka atas apa yang telah terjadi, termasuk mengenai rumor heboh yang tengah booming di kalangan bangsawan baru-baru ini.

“Kasihan sekali Tuan Putri, selama ini dia menjadi korban rumor yang menyakitkan. Padahal dia bertemu dengan Duke Latvan yang merupakan kekasihnya.” Bisik salah satu bangsawan yang merasa iba.

“Benar, beliau tak pernah menyangkal rumor tersebut dan membiarkan orang yang tak tau berbicara seenaknya saja.” Bisik yang lainnya.

“Halah, kalo menurut ku Tuan Putri itu pasti hanya berpura-pura saja. Mungkin saja benar rumor itu, atau mungkin Tuan Putri telah berselingkuh di belakang Duke Latvan.” Ucap seseorang yang merupakan sosok di belakang Kaiter.

“Benarkah? Tapi, menurut ku itu sangat tidak masuk akal Tuan. Duke Latvan bahkan bisa mengetahui informasi dan rahasia terdalam tentang mu dalam satu malam, mana mungkin dia tak mengetahui rumor besar ini, dan membiarkannya begitu saja? Sepertinya anda masih belum bangun dari tidur anda sebelum datang ke tempat ini Tuan.” Salah seorang bawahan dari Duke Taiyas berkomentar.

“Saya yang bekerja di kediaman Duke Taiyas bahkan tak pernah menerima kunjungan beliau, bagaimana bisa Yang Mulia Tuan Putri memiliki hubungan terlarang dengan orang di luar Istana?” Semua orang gaduh mendengar penuturan tersebut, bagaimanapun perwakilan dari Taiyas adalah sosok tangan kanan sang Duke.

“Benar kata mu, aku tak menyangka bila cucu ku akan menaklukan pria seperti Duke Latvan.” Ucap seorang pria tua bangga, dia adalah Duke Taiyas yang memang ikut hadir dalam perayaan tersebut.

“Bagaimana menurut anda sekarang Lady, maafkan ketidak sopanan saya. Namun, seperti yang anda lihat, calon nyonya rumah ini tidak menyukainya. Bahkan, bila dia mau bisa saja ini adalah kali terakhir anda menginjakkan kaki di kediaman ini.” Ucap Black pada Lilia yang nampak telah panik.

“Jangan kejam seperti itu Tuan Duke, saya tak keberatan bila dia kembali mampir. Hanya saja, mungkin saya akan sedikit ketakutan.” Putri Iris menyandarkan kepalanya di dada Black, terdengar amat jelas detak jantung Black yang amat kencang kala itu.

“Haah, aku tak bisa membuat anda merasakan tidak nyaman. Lalu bagaimana perasaan anda saat ini?” Tanya Black, dia sebenarnya ingin menendang Iris kala itu.

“Sangat tidak sopan menyingkirkan orang dalam pesta, bener?” Bisik Iris, Black mengangguk membenarkan.

“Sudahlah, selamat menikmati pestanya!” Ucap Black mengangkat gelas anggur, sedangkan Iris hanya tersenyum kaku dan ragu. Perlahan dia turun dari pangkuan Black.

Tak ada penyesalan yang datang di awal memang, itu juga yang di rasakan Iris kali ini. Setelah banyaknya kejadian yang menimpa dirinya dan Black, kini dia mulai sedikit menyesali perbuatannya sendiri.

“Mau berdansa?” Ajak Black, Iris nampak kikuk. Setelah mempergunakan Black seenaknya, dia jadi tak bisa menolak kala itu.

“Baiklah,” Ucap Putri Iris, keduanya turun dengan bergandengan tangan. Suara musik mulai terdengar syahdu dan merekapun mulai menari bersama.

“Black, maaf ya yang tadi?” Ucap Iris saat mereka tengah mulai berdansa.

“Tidak masalah Tuan Putri, saya juga senang karena saya juga tertolong.” Ucap Black, meski senangnya jelas ples-ples.

Bagaimana tidak? Saat ini kabar tentang hubungan mereka pasti akan menyebar dengan pesat. Setelahnya, mereka tak akan dapat menyangkal saat ada yang mempertanyakan hubungan mereka lagi. 

Black juga memang belum ingin menikah, usianya terlalu dini menurut Black. Di dunia asalnya, pernikahan bagi seorang oria mapan biasanya saat mereka masuk kepala tiga. Meski tak semua orang demikian, namun Black juga tak ingin terlaku tergesa-gesa dan ingin memantapkan hatinya terlebih dahulu.

“Apa anda merasa tidak nyaman?” Tanya Iris, Black menggelengkan kepalanya.

“Saya merasa bila anda yang akan menyesal Tuan Putri, berita ini akan sampai di Istana saat para kusir kembali. Menurut anda, apa yang harus saya lakukan?” Iris terdiam mendengarnya, benar juga. Iris tak berpikiran jauh mengenai hal seperti itu, yang di pikirkan Iris tadi hanya menghindar saja dan menyelamatkan Black dari jeratan manusia ular.

“Mungkin anda akan mengakui segalanya di hadapan Ayahanda bukan?” Gumam Putri Iris, Black nampak tersenyum lembut.

“Bagaimana bila saya justru membenarkannya? Saya akan menulis surat lamaran, bagaimana menurut anda?” Tanya Black, Iris melotot dan tanpa sengaja menginjak kaki Black karena kehilangan fokus.

“Ah maaf. Emmm, anda akan menyesalinya Black.” Ucap lagi Iris, meski dalam ingatan Iris sampai dirinya meninggal-pun Black tidak menikah, namun dia tak ingin merampas kebebasan Black begitu saja.

“Tidak Yang Mulia, setelah lamaran itu selesai secara resmi. Sepertinya, saya harus membujuk anda dan meyakinkan anda mengenai saya ya?” Ucap Black serius.

“Eh? Maksud anda bagaimana Black?” Bingung Iris, dia belum faham tujuan ucapan Black kala itu.

Terpopuler

Comments

Shai'er

Shai'er

waduh

2024-08-25

1

Shai'er

Shai'er

🤭🤭🤭🤭🤭🤭

2024-08-25

1

Shai'er

Shai'er

yang datang diawal itu ya, pendaftaran 🤣🤣🤣

2024-08-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!