“Tap...tap...tap,” seorang pemuda masuk ke dalam restoran padang yang buka 24 jam di depan stasiun, dia langsung masuk ke dalam etalase untuk memilih makanan yang ingin dia makan.
“Da, pakai telor bulet, paru ama perkedel ya, bungkus ya,” ujar sang pemuda.
“Buset, lo laper Reno ?” tanya uda pelayan restoran sambil tersenyum
“Hehe iya da, tadi kurang, sekarang jadi laper parah,” jawab Reno.
“Ya udah, lo duduk aja dulu,” balas uda.
“Sip,”
Reno berbalik, dia melihat beberapa orang yang sedang duduk makan di dalam restoran, kemudian dia melihat ke bawah, ternyata pengunjung yang benar benar manusia dan sedang makan hanya satu orang bapak bapak, yang lainnya tidak menyentuh tanah walau nampak seperti menyentuh tanah. Reno menggelengkan kepalanya dan duduk di sebuah kursi kosong, dengan sabar Reno menunggu uda membawakan bungkusannya. Tapi belum lama dia duduk, tiba tiba dia melihat seorang anak perempuan kecil yang kira kira berusia sekitar 6 atau 7 tahun berdiri di depannya dengan wajah cemas dan terlihat ketakutan, Reno melihat kakinya dan tentu saja dia tidak menyentuh tanah.
Gadis kecil itu memegang tangan Reno dan berusaha menariknya supaya berdiri, merasa ada yang tidak beres karena melihat gadis kecil itu, Reno berdiri, dia langsung menoleh ke uda yang sedang membungkuskan makanannya,
“Da, titip dulu bentar ya, gue ntar balik lagi, nih pegang dulu duitnya,” ujar Reno sambil menaruh uang lima puluh ribu di meja.
“Lo mau kemana ? lama ga ?” tanya uda.
“Enggak, bentar,” jawab Reno.
Reno berlari keluar dari dalam restoran, dia berlari menelusuri trotoar mengikuti gadis kecil yang berlari di depannya,
“Aneh nih, rasanya kok gue pernah liat gadis kecil itu ya, tapi dimana ?” tanya Reno dalam hati sambil berlari.
Sang gadis kecil berbelok masuk ke dalam gang yang berada di sebelah kiri, tentu saja Reno mengikutinya masuk ke dalam gang. Ketika Reno masuk, dia melihat gadis kecil itu berdiri termenung melihat ke arah pagar gedung di sebelah gang itu. Reno berlari kecil menghampiri gadis kecil itu, dia melihat gadis kecil itu diam saja, dia menoleh melihat ke arah yang di lihat gadis kecil itu. Reno langsung terperanjat kaget, karena dia melihat seorang gadis berseragam sma yang duduk tersender di pagar dalam keadaan pingsan, di pangkuannya terlihat seorang gadis kecil yang di ikutinya terbaring pingsan. Reno langsung menoleh melihat gadis kecil yang dia ikuti, ternyata gadis kecil itu sudah menghilang.
Reno maju dan jongkok di depan sang gadis sma, tangannya naik menyingsingkan rambut sang gadis yang menutupi wajahnya, ketika rambutnya yang panjang di singkirkan,
“Loh...dia kan Dewi...ngapain dia di sini ? kok dia pingsan di sini ?” tanya Reno dalam hati.
Dia langsung menoleh melihat sekeliling ke arah ujung gang, kemudian dia berdiri dan berlari kecil ke ujung gang tempat dia datang dan berlari lagi kembali ke gadis sma bernama Dewi yang dia kenal.
“Gila nih, biasanya banyak abang abang nongkrong di sini jam segini, kenapa sekarang sepi banget, kacau...gimana nih ya, coba bangunin dulu kali ya,” ujar Reno dalam hati.
Reno kembali jongkok di depan sang gadis dan tangannya terangkat mulai menepuk nepuk pipi sang gadis dengan perlahan,
“Wi...Dewi...bangun Wi,” ujar Reno.
“Gruyuuuuuu,” perut Dewi berbunyi kencang menjawab panggilan Reno, di susul dengan bunyi perut gadis kecil yang terbaring di pangkuan Dewi.
“Mama....lapar,” gumam Dewi yang sepertinya mengigau.
“Wi bangun dulu, gue beliin makanan, ayo bangun,” ujar Reno.
“Uh...siapa ?” tanya Dewi yang menaikkan kepalanya dan membuka matanya dengan perlahan.
Ketika matanya terbuka, yang pertama kali di lihatnya adalah wajah Reno yang terlihat dekat dengan wajahnya. Langsung saja tangannya naik dan “plak,” Reno pun jatuh terjengkang ke belakang dan menjauh. Dewi langsung berdiri,
“Mau ngapain lo,” teriak Dewi sambil mendekap tubuhnya.
“Emang apes banget ni hari, gue kena tabok dua kali dalam satu hari, maklum lah nama nya juga mob chara,” ujar Reno sambil berusaha bangkit.
“Eh...Reno ? lo Reno kan ?” tanya Dewi.
“Iya gue Reno yang duduk di depan lo, maen tabok aja, parah lo,” jawab Reno sambil memegang pipinya.
“Lo kenapa deket deket gue ?” tanya Dewi.
“Yee lo pingsan di sini, gue bangunin lo, trus perut lo bunyi, lagian kok lo bisa di sini ? bukannya rumah lo di manggarai ya ?” tanya Reno.
“Ade gue mana, oi Ren, ade gue mana ?” tanya Dewi panik.
“Tuh, di kaki lo,” jawab Reno sambil menunjuk gadis kecil yang terbaring di tepi jalan.
Dewi langsung jongkok dan menggendong adiknya, kemudian dia berjalan mendekati Reno. Di bawah lampu penerangan jalan, Reno bisa melihat wajah Dewi yang cantik dengan bentuk wajah daun dan tubuhnya yang jenjang di tambah rambutnya yang panjang hitam berkilat benar benar membuat jantung Reno sempat berhenti selama sepersekian detik.
“Sori ya Ren, gue nabok lo, lagian lo sih, melek melek muka lo di depan gue, gue pikir mimpi buruk, sori,” ujar Dewi.
“Rese lo, kok lo ada di sini Wi, ada apa ?” tanya Reno.
“Ga apa apa sih, lo sendiri kenapa disini ?” tanya Dewi.
“Rumah gue deket sini, trus gue laper dan beli padang di depan,” jawab Reno.
“Oh..padang ya,” balas Dewi.
Reno bisa melihat kalau Dewi sebenarnya lapar dan kata “padang” saja sudah bisa membuatnya meneteskan air liur.
“Lo mau makan ? gue bayarin,” ujar Reno.
“Beneran ? eh tapi ga usah deh, ga enak gue,” balas Dewi.
“Udeh ga apa apa, nyok,” balas Reno.
“Ade gue aja ya yang makan, gue ga usah,” balas Dewi.
“Lo juga, gue ada duit kok, nyantai aja,” balas Reno.
“Tapi gue ga enak nih,” balas Dewi.
“Lo kayak ama siapa aja, kita tiap hari ngobrol dan ketemu di kelas, masa masih ga enak,” balas Reno.
“Ya udah deh, makasih ya Ren,” balas Dewi.
Reno membawa Dewi yang menggendong adiknya yang masih tidur kembali ke restoran padang di depan stasiun. Setelah masuk ke dalam, Reno minta uda membuka bungkusannya sebab dia akan makan di dalam, dia meminta Dewi masuk ke dalam memilih lauk dan membantu Dewi menggendong adiknya.
“Ngg,” gadis kecil yang di gendong oleh Reno mulai terbangun.
Dia membuka matanya dan menoleh melihat Reno yang sedang menggendongnya, matanya yang bulat dan lucu menatap Reno, kemudian dia merentangkan tangannya memeluk leher Reno.
“Makasih kak,” ujarnya.
“Haha sama sama, kamu mau makan apa, tuh kakak mu sedang milih makanan,” ujar Reno.
Reno mengajak sang gadis menemui Dewi, kemudian Dewi yang menoleh melihat gadis kecil itu sudah bangun langsung menggendongnya.
“Kamu mau makan apa Fel ?” tanya Dewi.
“Namanya siapa Wi,” celetuk Reno.
“Felisia, panggilannya Felis atau Fel,” balas Dewi singkat.
“Oh salam kenal Felis,” balas Reno sambil melihat Felis.
“Salam kenal kak Reno,” balas Felis.
“Loh kok tau nama dia Reno ?” tanya Dewi bingung.
“Tadi abang itu panggil kakak dengan nama Reno,” jawab Felis sambil menunjuk uda yang sedang membukakan bungkusan milik Reno.
Reno tersenyum saja mendengar ucapan Felis walau Dewi dan uda terlihat bingung. Setelah memilih makanan, mereka duduk, uda langsung membawakan piring mereka. Tanpa menunda dan tanpa basa basi lagi, Dewi dan Felis langsung makan seperti orang sedang kesurupan, mereka makan dengan rakus dan cepat tanpa berhenti membuat Reno sedikit bertanya tanya,
“Udah berapa lama sih dia ga makan, ampe kayak gitu makannya,” gumam Reno di dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Ahmad Rezky
thor apakah anak gadis itu indigo
2024-11-19
1