Aku baru saja pulang dari mengajar mengaji di mushalla yang terletak tidak jauh dari rumahku.
"Assalamualaikum" ucapku memberi salam sembari masuk kedalam rumah dengan perasaan cemas ketika kulihat Rahman dan kedua orangtua nya datang bertamu dan sepertinya sedang berbicara serius dengan kedua orangtua tuaku.
"Waalaikumsalam" jawab mereka bersamaan.
"Sudah pulang dari mengajar? " tanya Rahman dengan segaris senyum padaku.
Aku mengangguk pelan sembari berjalan kearah ruang tamu lalu menyalami satu persatu semua yang ada di ruangan.
"Bapak sudah sehat? "tanyaku basa-basi pada Ayah Rahman yang sedang duduk di bangku sebelah Ayahku.
"Alhamdulillah sudah agak mendingan.. Kemarin cuma masuk angin biasa saja" jawab nya dengan ramah.
"Maaf sebelumnya kalau kedatangan kami Mengganggu keluarga Bapak Aziz.." Ujar nya lagi dengan sangat sopan.
"Tidak apa-apa kok Pak.. Seperti baru kenal aja.. Kita kan sudah lama kenal nya. Halimah dan Rahman sudah berteman sejak kecil sampai sekarang, bahkan Rahman sudah seperti anak sendiri bagi kami.." Timpal Ibu menanggapi Pak Rusli, Ayah Rahman.
Semua tertawa kecil membenarkan ucapan Ibu.
"Baiklah.. Karena waktu juga sudah cukup malam, jadi mungkin sebaiknya saya langsung saja mengungkapkan maksud kedatangan kami kemari yaitu ingin melamar nak Halimah untuk Rahman anaknya kami. Mereka sudah saling kenal dan berteman sejak kecil dan kita pun sudah saling kenal satu sama lain, jadi dengan Bismillah dan sedikit keberanian kami datang kemari untuk menyampaikan maksud Rahman yang ingin menjadi pendamping hidup Halimah selamanya. Rahman bilang kalau iya sudah lama menyukai Halimah, cuma tidak berani mengungkapkan nya. Dan berhubung mereka telah selesai sekolah, karena itulah Rahman memutuskan untuk menyatakan keseriusannya dengan Halimah dan sangat berharap dapat di terima dengan baik" ujar Ayah Rahman lagi sedikit terbata -bata, mungkin karena rasa gugupnya atau karena memang masih kurang sehat.
Lama Aku terdiam kaget mendengar ucapan orangtua Rahman.
Ucapan Rahman dipasar kemarin ternyata benar dibuktikannya.
Begitupun Ibu dan Ayah.
Suasana jadi hening sekali.
"Hmm.. " terdengar bapak mengeluarkan suara dengan sedikit batuk kecil yang memecah keheningan.
"Maaf Pak Rusli.. Saya sebelumnya sangat berterimakasih atas kedatangan Bapak dan keluarga dengan tujuan yang sangat baik yaitu ingin mempersunting Anak saya Halimah untuk menjadi pendamping anak Bapak Rahman. Tapi Maaf sepertinya Bapak dan keluarga sudah terlambat, karena Halimah telah di khitbah oleh anak Kyai Rifa'i sahabat saya. Dan insyaallah mereka akan segera melangsungkan pernikahan bulan depan" jawab Ayah kepada Orangtua Rahman.
Terlihat gurat kecewa di wajah keluarga Rahman.
"Tapi apakah tidak bisa di pertimbangkan lagi Pak? Halimah dengan anak Kyai Rifa'i kan tidak saling kenal. Sementara Rahman sudah mengenal Halimah sejak kecil. Rahman sangat mencintai Halimah Pak.. Rahman janji akan menjadi suami yang bertanggung jawab untuk Halimah" Ucap Rahman kemudian mencoba mengutarakan isi hatinya.
Ayah menggeleng kuat.
"Tanggung jawab apa yang dapat kamu berikan pada Halimah? Kamu baru saja selesai sekolah nya.. Belum ada kerjaan.. Pengangguran.. Kuliah juga tidak.. Hidup Itu tidak cukup hanya bermodal cinta Rahman.. " Ujar Bapak membuat merah wajah Rahman menahan amarah dan malu.
"Maaf Pak Aziz.. Saya sungguh tidak tau K
kalau Halimah ternyata telah Aaa yang mengkhitbah.. Kalau begitu kami mohon pamit dulu.. Assalamualaikum" ucap Ayah Rahman lalu pergi ke arah pintu dengan langkah cepat disusul Istri dan Rahman anaknya.
"Bocah ingusan bicara tentang tanggung jawab.. " ujar Bapak lagi dengan nada sinis sembari menatap kearahku.
Aku terdiam menunduk menahan air mata yang hampir tidak terbendung dengan hati yang semakin terasa perih.
Meskipun Aku tidak menyukai Rahman, tapi tetap saja dia adalah sahabatku dan Aku sangat kecewa dengan sikap Ayah yang telah menghina Rahman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Bhone Daeng
Semangat thoor lanjuut
2020-08-19
2
Samsung J4
lnjut thor
2020-08-19
2