Sesampainya di pasar, Aku dan Ibu segera membuka toko kue milik kami.
Kue yang kami bawa dari rumah segera Aku tata dengan rapi di dalam kaca etalase.
Sedangkan Ibu sibuk menyapu bagian muka toko agar terlihat lebih bersih.
Para pelanggan kue Ibu pun mulai berdatangan satu persatu.
Aku dengan sangat senang melayani para pembeli yang ingin membeli kue-kue buatan Ibu.
"Ibu mau pergi beli bahan-bahan dulu ya.. Kamu jangan kemana-mana, jaga toko dengan baik" ucap Ibu ketika pasar sudah mulai Agak lengang.
"Baik Buk.. " jawabku dengan sopan.
Aku kemudian kembali menata sisa-sisa kue yang masih belum laku terjual agar terlihat rapi di dalam etalase.
"Assalamualaikum.. " sapa seorang lelaki yang berdiri di depan etalase mengagetkanku.
"Waalaikumsalam.. " jawabku menatap kearah nya.
"Rahman?? tumben kepasar? mau beli kue? " tanyaku padanya.
Rahman adalah sahabatku sejak kecil.
Dari SD sampai sekarang kami selalu satu kelas dan tidak pernah terpisahkan sekalipun.
Aku cukup tau semua tentang baik buruk dirinya.
Begitupun sebaliknya dengan Dia.
Dia tau hampir semua hal tentang Aku.
Kecuali masalah perjodohan ku dengan Abang Hafiz kemarin.
"Aku lagi mengantar Ibuku.. Bapak lagi tidak sehat jadi Aku yang menggantikannya mengantar Ibu kepasar. Lagi pula Aku juga bosan di rumah aja. Kamu jadi lanjut kuliah di kota? " tanya nya padaku dengan nada derius.
Aku menggeleng kuat.
"Sudah ku duga.. Pasti Ayahmu tidak setuju kan? " tanya nya lagi padaku.
Aku mengangguk kuat dan mataku mulai berkaca-kaca.
"Yang sabar ya.. " Ucap nya lagi menyemangatiku.
Aku kembali mengangguk pelan tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
"Aku juga sepertinya tidak jadi kuliah.. Aku tidak bisa meninggalkan Ayah dan Ibuku. Ayah sudah terlalu tua untuk mengurus kebun-kebun nya. Jadi Aku putuskan untuk menggantikan posisi nya dan melupakan niatku untuk berkuliah. Lagi pula kamu juga tidak jadi kekota, Jadi Aku juga tidak mau kekota" ucapnya Lagi sambil sedikit nyengir.
Aku cuma membalas nya dengan senyuman tipis.
"Man.. Aku akan menikah... " ucapku pelan padanya.
"Apa?? " ucapnya balik bertanya dengan suara cukup keras karena kaget mendengar omonganku.
"Kamu mau menikah? dengan siapa? Kapan? Kok mendadak? calon mu anak mana? orang nya ganteng? " tanya nya bertubi-tubi padaku.
"Man.. please jangan besar-besar suaranya.. Aku malu.. " ucapku lagi sebelum menjawab semua pertanyaan nya.
Diapun mengangguk
"Maaf.. " ucapnya lagi sembari memejamkan suaranya.
"Namanya Hafiz, anak Kyai Rifa'i teman Ayah dari kampung sebelah" jawabku menceritakan pada Rahman.
Dia terdiam benar-benar terkejut mendengar cerita tentang perjodohanku dengan Abang Hafiz.
"Kamu setuju? Kamu kan masih muda.. Kita baru saja satu minggu lalu lulus SMA nya.. " tanya Rahman padaku.
"Aku tidak punya pilihan Man.. " jawabku lagi dengan nada sedih.
"Apa kalian sudah pernah bertemu? " tanya nya lebih jauh.
"Kemarin malam, Kyai Rifa'i beserta keluarganya datang kerumah makan malam bersama dirumah kami" jawabku pula.
"Apa kamu menyukainya nya? " Ujar Rahman masih bertanya.
Aku menggeleng.
"Bagaimana mungkin Aku bisa menyukainya jika kami baru sekali saja bertemu dan bahkan tidak pernah berbicara. Tapi Aku tidak punya pilihan Man.. Ayah dan Kyai Ri'fai akan menikahkan kami bulan depan" ujarku terus menceritakan semuanya pada Rahman.
"Kalau begitu kamu harus menolaknya Halimah.. " katanya padaku.
"Tidak ada alasan bagiku untuk menolaknya Man.. Aku tidak ingin jadi anak durhaka karena membantah perintah Ayah.." jawabku lagi.
"Tapi Halimah, Aku tidak mau kamu menikah dengan orang lain..Sejujurnya Aku sudah lama menyukai mu.. " ucapnya mengagetkanku.
"Jangan bercanda Man.. Gak lucu" jawabku pula mencoba tenang.
"Aku serius Halimah.. Aku sudah lama menyukaimu.. Namun Aku tidak berani mengungkapkan nya, Karna Aku tau kalau Aku mengatakan nya kamu pasti akan menolaknya karena kamu tidak pernah mau berpacaran.. Aku akan bicara dengan orangtuaku untuk melamarmu. Dari pada menikah dengan lelaki yang tidak Kamu kenal, lebih baik kamu menikah denganku bukan? Aku siap menjadi suami yang bertanggung jawab untukmu" ujarnya membuatku mematung bingung tidak tau harus berkata apa.
"Aku pergi dulu.. Assalamualaikum" ucapnya lalu pergi meninggalkanku yang masih mematung bingung.
"Waalaikumsalam" jawab ku pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Feny Kurniawati
baru mulai membaca...novelnya ternyata sudah lama ya...hehehe
2023-04-26
0
Kris Sasti
selalu suka karya2 mu,
2020-08-18
2