Pada malam harinya.
Kenan melihat ke arah gerbang. Hatinya resah dan menunggu seseorang. Sudah jam 10.30 Eileen belum pulang.
"Kemana dia? Sudahlah buat apa aku memikirkannya? Mau pulang atau tidak terserah dia." Dia pun masuk dan menutup pintu balkon. Membaringkan tubuhnya di samping sang istri. Dia pun memejamkan kedua matanya namun ia selalu teringat dengan Eileen.
Keesokan harinya.
Ketty membuka kedua matanya, ia melihat ke arah Kenan yang memiringkan tubuhnya. "Sayang bangun, sudah pagi."
Kenan bangun, dia menoleh ke arah Ketty.
"Hah! Sayang kau kenapa? Kau tidak tidur?" tanya Ketty melihat lingkaran hitam di bawah mata Kenan, pria itu bagaikan panda. Wajahnya kusut, rambutnya acak-acak.
Kenan turun dari ranjangnya. Dia melangkah ke arah kamar mandi. Semalaman ia tidak tidur karena memikirkan Eileen, entah berapa lama ia naik turun bahkan pergi ke terasa depan hanya untuk menemui Eileen. Namun pada akhirnya wanita itu tidak pulang.
Kenan mempercepat mandinya agar tidak terlambat ke kantornya. Lebih baik ia menghilangkan pikirannya pada Eileen dengan memikirkan pekerjaan Kantor.
Ceklek
Kenan kelur dengan menggunakan jubah mandinya. Dia melihat istrinya sedang menghubungi seseorang. "Sayang, nanti malam jemput Ei. Tadi malam motornya mogok. Oh iya, besok pagi aku mulai berangkat liburan. Kau harus baik-baik pada Eileen."
"Hemmm." Kenan berderhem. Dia melihat sosok istrinya dari kaca cermin menuruni ranjang dan bergegas ke kamar mandi.
....
Kenan menyibukkan dirinya seharian, seoalah hidupnya hanya ada pekerjaan dan pekerjaan dan tanpa terasa waktu sudah malam.
"Tuan ini masih ..."
"Lanjutkan besok saja," ucap Kenan. Dia mengambil jasnya dan memakainya. Ia harus menjemput Eileen sesuai permintaan Ketty.
Andreas malah melongo, baru pertama kalinya sang tuan yang gila kerja menghentikan pekerjaan sebelum selesai, tapi ia bersyukur setidaknya ia tidak perlu lembur lagi.
"Berhenti di restorant xxx."
Andreas menghentikan di restoran Eileen tempat bekerja.
Kenan melihat nomor Eileen di ponselnya. Dulu nomor Eileen Ketty yang memasukkannya karena ia menolak nomor tersebut, ia pikir tidak perlu namun saat ini ia membutuhkan nomor Eileen.
Drt
Eileen melihat ponselnya. Dia membaca nama yang tertera di ponselnya. Rasanya ia tidak percaya. Dia pun mengucek kedua matanya dan memang benar Kenan menghubunginya.
"Iya?"
"Kau ada di mana? Ketty menyuruh ku menjemput mu."
"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri."
"Jangan membantah! Kau ingin pulang dengan pria itu?" tanya Kenan.
"Tunggu saja di toko xxx, jangan menunggu di depan."
Bip
Kenan merasa kesal, memang apanya yang salah dia menunggu di depan restoran namun pada akhirnya ia harus menurutinya. "Tunggu di toko xxx."
Andreas menjalankan mobilnya sesuai perintah Kenan. "Baik Tuan."
Kenan menunggu beberapa menit lamanya hingga ia melihat Eileen membuka pintunya dan duduk di depan bersama Andreas.
"Hay An." Sapa Eileen.
Andreas tersenyum. "Kenapa baru pulang Non?" tanya Andreas.
"Ya, aku harus membersihkan karena piket ku."
"Non Eileen rajin di tambah cantik." Andreas memuji, dia merasakan punggungnya mulai dingin. Dia pun menoleh dan melihat Kenan menatap tajam ke arahnya.
Glek
"Menyetirlah yang benar, jangan terlalu banyak bicara," ucap Kenan. Dia merasa kesal Eileen menyapa Andreas, bukannya minta maaf padanya karena sudah menjemputnya dan lama menunggu.
Selama di perjalanan, tak ada satu pun yang berbicara. Kenan selalu menatap ke arah depan, seakan tak ada yang menarik selain menatap Eileen.
.....
"Eileen." Sapa Ketty. Ia memeluk Eileen. Ia merasa senang Kenan mau menjemput Eileen. Baru pertama kalinya Kenan menjemputnya. Bahkan Kenan yang biasanya lembur, justru pulang lebih awal. "Kau sudah makan malam."
"Iya, aku sudah makan malam."
"Iya sudah beristirahatlah. Selamat malam Eileen."
Ketty beralih pada Kenan. Dia mengusap pipi Kenan. "Kau juga pasti lelah, bergegaslah tidur."
"Iya." Jawab Kenan sambil tersenyum.
Ketty menunggu Kenan duduk di tepi ranjang. Dia ingin membicarakan sesuatu dengan Kenan.
"Ketty kau belum tidur?" tanya Kenan. Dia mengusap kepalanya.
"Iya, ada seseuatu yang ingin aku bicarakan. Kapan kau bisa meluangkan waktu mu bersama Eileen?" tanya Ketty. "Sampai kapan kita tidak memiliki anak? Aku ingin memiliki anak dari mu."
"Aku tidak ingin membahasnya. Lagi pula kita menikah bukan tujuan utamnya memiliki anak. Aku ingin membahagiakan mu dan kau membahagiakan ku. Kita saling menerima dan hidup menua, kita bisa mengadopsi anak." Kenan mulai meninggikan suaranya.
"Itu beda Kenan," ucap Ketty. "Beda sekali, aku ingin anak mu."
"Lalu setelah melahirkan kau ingin mengusir Eileen?" tanya Kenan. Dia sama sekali tidak ingin mengambil keuntungan dari Eileen. Apa lagi Eileen sangat baik. Selama ini ia selalu memikirkan perasaan Ketty.
"Aku malu pada keluarga mu jika kita tidak memiliki anak Kenan."
"Baiklah, akan aku coba." Kenan mulai lelah, ia hanya mengucapkan tapi bukan berniat. Ia hanya ingin Eileen bebas tapi rasanya hatinya tidak menerima jika Eileen bebas.
Kenan keluar, ia malas untuk berdebat panjang dengan Ketty. Dia memilih tidur di sofa dari pada harus satu ranjang.
Jam mulai menunjukkan pukul 02.00, Eileen membuka kedua matanya, ia merasa haus. Ia menuangkan teko di atas nakas ke gelas. Namun tidak ada air.
"Aku lupa mengisinya." Dengan kedua mata yang masih mengantuk, Eileen berusaha membukanya. Dia menuruni anak tangga dan melihat seseorang. "Siapa?"
Eileen melangkah ke arah sofa. Dia melihat Kenan tidur pulas. Satu lenganya di taruh di atas dahinya. "Kenapa dia tidur di sini?" tanya Eileen.
Dia ingin ke dapur dan membiarkannya, tapi hati nuraninya berkata lain. Dia kembali ke kamarnya dan mengambil selimut. Dengan hati-hati dia menyelimuti Kenan kemudian memasukkan tangan ke dalam selimut. Sejenak dia menatap Kenan, pria itu begitu tampan.
"Seandainya kau tidak membunuh ku, mungkin aku tidak membenci mu."
Dia meninggalkan Kenan dan menuju dapur. Sebelum pria itu bangun, ia harus pergi. Ia tidak ingin berbicara dengan Kenan.
Tanpa di sadari oleh Eileen, Kenan membuka kedua matanya. Dia terbangun saat mersakan ada yang menyelimutinya. "Membunuh? Kenapa dia bilang aku membunuhnya?"
Kenan melihat bayangan Eileen, dia kembali memejamkan kedua matanya. Di rasa tidak ada suara langkah kaki ke arahnya, ia membuka kedua matanya dan melihat Eileen memasuki kamarnya. "Eileen membenci ku karena aku membunuhnya? Kapan? Aku sama sekali tidak berniat untuk membunuhnya."
Dia merasa Eileen aneh, karena ia sama sekali tidak mengerti maksud Eileen.
Keesokan harinya.
Kenan terbangun, dia melihat Ketty membawa koper.
"Sayang kau sudah bangun, aku pergi dulu. Oh iya, tunggu sebentar." Ketty berlari ke lantai atas. Dia mengetuk pintu kamar Eileen.
"Ei."
"Iya."
Ketty menggenggam tangan Eileen. "Aku titip suami ku, Kenan. Tolong rawat dia, aku akan berlibur dengan teman-teman ku."
"Apa?!" Eileen terkejut.
Ketty mencium pipi Eileen dan berlari menuruni anak tangga. Dia tidak ingin mendengarkan penolakan Eileen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Ervina
Ndreas jadi asisten mulu 😁
2024-08-30
0
Arum Sekar
lanjut kak
2024-08-16
0
neen
semoga ketty gak jahat sih.. nantinya memfitnah eileen.
2024-08-16
0