bab 2

Di hari Eileen bekerja. Dia mendapatkan begitu banyak teman. Setidaknya bisa mengurangi rasa sedihnya. Dia merasa senang seakan kesedihannya perlahan menghilang.

"Eileen." Sapa David. "Kau pasti lelah, kau sudah bekerja keras." Pria tampan itu tersenyum manis.

Eileen tersenyum, karena semangat ia tidak merasa lelah. "Aku senang dan membuat semangat ku tidak berkurang."

"Apa nanti kita bisa pulang bersama?" tanya David.

Eileen sejenak terdiam, dia tidak mungkin pulang dengan David karena berada di tempat yang sama. "Sebenarnya aku bisa pulang sendiri, tidak perlu lah kau pasti capek. Aku bisa pulang sendiri."

"Emm baiklah."

....

Kenan berkali-kali menghela nafas. Pikirannya kacau, sejak tadi pikirannya tertuju lada Eileen.

"An kamu cari tau tempat kerja Eileen."

"Baik Tuan."

Andreas bergegas menjalankan perintah Kenan. Dia menghubungi beberapa bawahannya. Sejujurnya ia merasa aneh, tidak biasanya tuannya mencari tau apa yang di lakukan oleh Eileen istri rahasianya. Ia merasa pria berumur 45 tahun itu akan menaruh hati pada Eileen.

"Tuan, Nona Eileen bekerja di salah satu restoran dekat sini."

Kenan mengangguk, dia menopang dagunya. Entah apa yang di pikirkannya.

"Sayang." Sapa Ketty. Dia mencium pipi Kenan. "Kau kenapa? Sepertinya lesu? Apa ada masalah dengan pekerjaan?"

"Tidak ada," ucap Kenan.

"Aku membawakan makan siang untuk mu."

Kenan menatap kotak tersebut. "Sayang bagaimana kalau kita makan di luar. Kebetulan di sini dekat dengan restoran."

"Oh baiklah." Ketty merasa aneh, tidak biasanya Kenan meminta makan di luar saat ia membawa bekal. Mungkin karena ingin suasana baru makanya suaminya memintanya makan di luar. "Ya sudah ayo."

Kenan menatap restoran di hadapannya. Hanya beberapa menit dia sampai. Dia dan Ketty masuk dan duduk di salah satu meja. Kedua netranya menatap sekeliling mencari sosok seseorang.

"Sayang kenapa?" tanya Ketty. "Kau seperti mencari seseorang?"

"Bukan Sayang, kita tidak pernah masuk ke restorant ini kan? Aku penasaran saja."

Seorang pria menghampiri Kenan dan Ketty. "Nyonya, Tuan anda mau pesan apa?" tanya David.

Kenan memesan beberapa. "Ketty kau ingin pesan apa?"

"Di samakan saja dengan mu," jawab Ketty.

"David." Sapa seseorang.

Kenan langsung menoleh saat mendengar suara yang ia kenali. Suara itu tak asing karena ia sering mendengarkannya.

Deg

Dugaannya benar, ia melihat Eileen menyapa pria yang menghampirinya tadi dan wanita itu tersenyum lebar pada pria tadi.

"Eileen?" Ketty beranjak. Dia tidak menyangka Eileen bekerja di restoran ini. "Eileen."

Eileen menoleh dan melihat Ketty. "Ketty, kenapa kau ada di sini?"

"Tentu saja aku makan siang bersama dengan Kenan. Kau bekerja di sini?" Dia melihat ke belakang Eileen dan melihat sosok Kenan.

"Iya, aku bekerja di sini." Dia merasan tak nyaman. Kenan melihat ke arahnya, tapi mungkin hanya perasaannya saja. Kenan tidak mungkin melihatnya sudah pasti melihat Ketty. "Ya sudah, tunggulah pesanan mu datang."

Eileen melanjutkan pekerjaannya. Ketty kembali ke kursinya. Dia menatap Eileen.

"Eileen, wanita itu penuh semangat. Aku tidak pernah bosan melihatnya begitu semangat."

Kenan menatap wajah Ketty. Dia melebarkan telinganya.

"Dia paling suka bebek panggang. Dulu, dia pernah bercerita saat ke Indonesia, neneknya pernah membelikan sebuah bebek panggang."

"Dia alergi dengan kacang. Biasanya Eileen akan demam jika memakan kacang dan kulitnya akan memerah.

Kenan melirik pria tadi yang mengobrol dengan Eileen. Tatapan tajamnya membuat David merinding. David mempercepat menaruh hidangan yang ia bawa. Dia tidak ingin berlama-lama di hadapan Kenan. Entah apa salahnya pria itu menatapnya dengan tatapan tajam.

"Eileen, em maksudnya Ketty bagaimana kalau kita memberikan liburan pada Eileen? Mungkin dia butuh liburan seperti kita."

"Kau akan menemani Eileen?" tanya Ketty penuh harap. Ia ingin segera memiliki anak.

"Tidak! Aku di sini saja. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan."

Ketty menatap dengan wajah lesu. Suaminya begitu sulit untuk menghabiskan waktu dengan Eileen.

Pada malam harinya.

Eileen sampai di mansion dengan wajah lesu. Tadi saat bekerja dia penuh semangat. Tapi setelah selesai bekerja dia merasakan seluruh tubuhnya kelelahan.

Dia menepuk-nepuk bahunya. Mungkin karena hari ini pertama ia bekerja sehingga tubuhnya seakan sulit di gerakkan.

Kenan menghentikan langkahnya saat ingin menuruni anak tangga. Dia melihat seorang wanita dengan wajah lelah dan seakan tak sanggup untuk melangkah.

Dia terdiam melihat wanita dengan gerakan lucu tersebut. Eileen melewatinya seakan tak melihatnya. "Hey."

Eileen menghentikan langkahnya kemudian menoleh. Dia melihat Kenan namun tak menyadarinya. "Kau memanggil ku?"

"Ah, tidak!" Kenan merasa gugup. Entah kenapa bibirnya langsung memanggil Eileen. Dia merutuki kebodohannya tersebut .

Eileen melanjutkan langkahnya kemudian menutup pintu kamarnya.

"Sebaiknya aku bicara besok saja." Kenan bergumam. Dia melanjutkan langkahnya untuk ke dapur.

Keesokan harinya.

Ketty mengetuk pintu kamar Eileen. "Ei kau sudah bangun?"

Tok

Tok

Tok

Ketty kembali mengetuk pintu kamar Eileen. Niat hati dia ingin membangunkan Eileen agar tidak terlambat bekerja. "Eileen kau sudah bangun?"

Ketty pun masuk, dia melihat Eileen masih terlena dalam mimpinya. "Hah .." Ketty berkacak pinggang. "Bangun Eileen, kau harus bangun ini sudah jam enam. Kau bisa terlambat bekerja."

"Sepuluh menit lagi," ucap Eileen. Dia menarik selimutnya dan memunggungi Ketty.

Ketty menganga, dia menarik lengan Eileen agar bangun. "Ei bangun."

Kenan yang mendengarkan keributan sebelah. Dia mengurungkan niatnya untuk turun. Dia sudah menggunakan setelan kantornya dan hendak ke ruang makan. Dia beralih ke kamar Eileen.

Dia melihat Ketty menarik tangan Eileen untuk membangunkan wanita tersebut. "Dia belum bangun?"

"Iya Sayang, dia susah sekali untuk bangun. Aku takut dia akan terlambat bekerja." Dia kembali meneriaki nama Eileen. "Eileen bangun."

Kenan menaruh jas di lengannya dan tas kerjanya di ujung ranjang. Dia melihat sebuah gelas yang berisi air. Ia megambilnya dan memasukkan jari-jari tangannya lalu menjentikkan jarinya ke wajah Eileen.

"Sayang apa yang kau lakukan?" tanya Ketty.

"Dia tidak akan bangun kalau kau hanya berteriak." Jurus ampuhnya ia keluarkan.

Eileen merasa tak nyaman di wajahnya. Ia membuka kedua matanya dan melihat tangan. Ia pun menahannya lengannya. "Apa yang kau lakukan?" tanya Eileen. Dia kesal pada Kenan yang malah mengganggu tidurnya.

"Pfuf, makanya jangan malas untuk bangun. Akhirnya Kenan mepakukan seperti itu."

Eileen memutar bola matanya dengan jengah. Dia menyibak selimutnya dan menuruni ranjangnya.

"Eileen kami menunggu mu di lantai bawah."

Ketty mengambil jas dan tas suaminya kemudian menuju ke lantai bawah. Sedangkan Kenan, dia tersenyum tipis sambil melihat pintu kamar mandi Eileen.

Eileen turun dengan wajah segar. Dia memakan sarapannya tanpa memulai pembicaraan.

"Eileen apa kau tidak merindukan indonesia?" tanya Ketty. "Aku dan Kenan sudah membicarakan liburan mu, kau pasti rindu Indonesia."

"Benarkah? Kalau begitu setelah setelah beberapa bulan bekerja aku akan mengambil cuti untuk ke indonesia."

"Ya, Kenan akan menemani mu."

"Tidak!" tegas Eileen.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!