Tatkala pintu apartemen terbuka,Maisya lebih memilih melipir ke walk in closet ketimbang harus menyambut kepulangan suami yang sudah mendzolimi nya baik secara lahir mau pun batin.sudah cukup dia menjalankan tugas dengan menyiapkan sarapan untuk pria itu tapi tidak dengan memperlakukan Digo semanis dulu lagi.
Maisya menyibukkan diri di ruangan yang lumayan luas ini,apa saja dia pegang demi menghindari Digo.
Ceklek..
Pinta walk in closet terbuka lebar.
Rupanya orang yang ingin dia hindari justru menyusul ke ruangan ini dengan wajah lelah serta senyum lebar yang dulu paling di sukai oleh Maisya,tapi setelah semua terbongkar Maisya justru merasa jijik dengan senyuman palsu itu.
" Apa dia tidak lelah bersandiwara di depan Aku?" batin Maisya masih pura-pura sibuk dengan pekerjaan nya.
" Apa kurang nya Aku sampai dia tega mempermainkan Aku seperti ini? Seperti apa sosok wanita masa lalu nya itu?" lanjut Maisya lagi.
Tadi siang Maisya memang sempat mengorek informasi tentang masa lalu Digo dari adik ipar nya,namun sayang nya Elsa tidak memliki foto wanita tersebut hingga Maisya tidak bisa melihat seperti apa rupanya wanita yang sudah menguasai hati suami nya ini.
Digo masih berdiri di depan pintu,dasi serta Jas yang sudah kotor lalu dia masuk kan kedalam sebuah keranjang yang ada di sudut ruangan.
" Tumben Kamu nggak menyambut kepulangan ku?" tanya Digo membuka pembicaraan.
" Eh maaf ya Mas! Aku tidak mendengar suara pintu di buka. Karena terlalu sibuk di sini jadi Aku sampai lupa sama kamu." balas Maisya sangat manis,dalam hati tidak berhenti mengumpat Digo yang super jahat.
" Hmm.. Tidak apa-apa sayang." balas Digo lalu mendekat mengecup kening Maisya,belum sempat Maisya menghindar tetapi Digo sudah terlebih dahulu mencuri start.
Maisya hanya bisa pasrah dengan perlakuan manis itu tetapi sama sekali tidak menikmati nya.ketika Digo tidak melihat ke arah nya. secepat kilat Maisya mengelap bekas kecupan itu,tak ada yang spesial lagi dari adegan kecupan itu kecuali sakit hati.
" Dasar buaya kali! Lo pikir gue nggak tahu tentang rahasia Lo,lihat aja gue akan balas semua nya." gumam Maisya kembali memaksa senyum di bibir nya
" Aku mau mandi dulu ya sayang, tolong siapkan baju tidur." ucap Digo berlalu masuk ke arah kamar mandi.
Maisya mengangguk samar, setelah mengambil satu baju kaos oblong serta celana santai milik Digo,Maisya lalu meletakkan benda itu di atas tempat tidur, sedang kan dia sendiri sudah berbaring di atas tempat tidur dengan selimut yang menutupi tubuh nya, seperti malam sebelum nya,Maisya memilih memakai piyama tidur lengan panjang demi menghindari sesuatu yang tidak di harapkan terjadi saat ini.bahkan seluruh koleksi baju dinas yang pernah terpajang di dalam lemari sudah di musnah kan ,di sumbangkan kepada tetangga apartemen yang lebih membutuhkan.
Sepuluh menit kemudian,Digo keluar dari kamar mandi dengan rambut setengah basah.entah apa yang di lakukan pria itu di dalam kamar mandi sampai selama itu.
" Sayang..." panggil Digo namun tak ada balasan dari Maisya yang rupanya sudah ketiduran.
" Dasar kebo! Baru di tinggal mandi aja udah pulas." Digo geleng-geleng kepala tetapi tetap memakai baju yang sudah di sediakan oleh istri nya, istri pajangan maksud nya.
Sebenarnya Digo ingin meminta makanan kepada Maisya, karena sewaktu di kantor tadi dia tidak sempat makan malam,lagian Digo tidak terlalu suka makan di luar,lidah nya sudah terlanjur cocok dengan masakan istri nya di rumah.
" Maisya udah masak belum yah, perut gue lapar banget nih." kata Digo lirih,dia memutuskan keluar dari kamar tanpa membangun Maisya .
Begitu sampai di dapur,Digo berhenti di meja makan dan membuka tudung saji.lumayan ada sisa beberapa makanan di sana.tanpa pikir panjang Digo langsung menyantap makanan itu, meskipun sudah dingin,Digo tetap lahap bahkan sampai nambah nasi dua kali.
" Gila...Selama menikah berat badan gue udah naik dua kilo,ini baru dua bulan lalu bagaimana kalau satu tahun menikah." Digo meraba-raba perut yang mulai membuncit, meskipun sering olahraga tetap saja pola makan nya tidak bisa di atur lagi,semua berkat kedatangan Maisya di dalam hidup nya.
Dulu Digo merupakan orang yang paling perfeksionis mengenai penampilan, tidak jauh berbeda dengan mantan tunangan nya itu, mereka lebih suka memakan makanan sehat ketimbang yang banyak lemak nya. Entah sejak kapan selera makan nya jadi berubah mengikuti selera makan Maisya yang menurut nya sangat tidak sehat.tetapi tetap saja habis masuk kedalam perut nya.
" Ehhh. Tapi ngomong - ngomong Maisya pintar banget masak nya." puji Digo yang hanya bisa di dengar oleh diri nya sendiri.
" Sial! Kenapa gue malah muji dia ya,tapi walaupun pintar masak, tetap saja Laura yang paling gue cintai, tubuh seksi serta senyuman manis milik Laura bikin hati gue meleleh." Digo senyum- senyum sendiri memikirkan wanita masa lalu nya,tanpa dia sadari jika Maisya yang sudah terbangun bisa melihat semua yang dia lakukan itu bahkan ikut mendengarkan apa yang dia katakan barusan.
" Ibu! Maisya nggak bahagia dengan pernikahan ini Bu." Maisya sengaja bersembunyi di balik pintu,ketika Digo sudah masuk ke dalam sebuah ruangan,baru lah dia keluar mengambil ponsel yang sempat tertinggal di atas sofa.
Piring yang masih berantakan di atas meja makan tak di hiraukan oleh Maisya,bodoh amat kalau Digo mau protes karena dia tidak melakukan kesalahan apapun dan bukan dia yang menciptakan kekacauan ini.
" Apa kalian sudah mendapatkan informasi tentang Laura?" tanya Digo sambil memegang ponsel di telinga nya.
Maisya kembali menguping karena penasaran dengan apa yang di lakukan oleh suami nya di dalam sana.nama Laura selalu keluar dari mulut suami nya bahkan di dalam apartemen yang mereka tempati berdua, tetap aja Laura yang mengisi kepala suami nya.
" Pokok nya Aku nggak mau tahu,cepat kabari Aku kalau kalian sudah menemukan kekasih ku." bentak Digo kepada lawan bicara nya.
Maisya sudah tidak kaget lagi mendengar ucapan suami nya,hanya saja hati nya masih saja sakit ketika melihat suami nya begitu perduli dengan wanita lain dan terang-terangan mengakui bahwa wanita itu masih menjadi kekasih nya.lalu apa artinya Maisya bagi Digo?
" Jangan salahkan Aku jika nanti Aku pergi dari hidup Kamu." Maisya berusaha kuat untuk tidak menangis, tetapi tetap saja air mata itu keluar.
" Bodoh ! Kamu bodoh Maisya... Laki-laki seperti itu tidak pantas untuk Kamu tangisi,Kamu pasti bisa bangkit, meskipun tanpa dia di samping mu." Maisya menepuk-nepuk dada yang terasa sesak. Begini lah akibat nya jika mencintai seseorang terlalu dalam , setelah di sakiti pun masih saja bertahan.eittsss...Tunggu dulu, meskipun bucin akut kepada Digo tetapi Maisya tidak bodoh juga ,dia hanya sedang mempersiapkan diri nya agar nanti tidak menjadi gelandangan setelah resmi bercerai dari Digo.
Ingin sekali rasa nya untuk menerobos masuk ke dalam sana dan melampiaskan sakit hati nya kepada Digo, tetapi urung di lakukan,Digo pasti tidak akan mengaku tanpa di sertai bukti,yang ada Maisya semakin hati dengan tingkah Digo.
Maisya kembali masuk ke dalam kamar, melanjutkan tidur yang sempat terjeda,terserah Digo mau melakukan apapun,Maisya sudah berjanji tidak akan perduli lagi kepada pria itu.
****
Pagi hari...
Maisya sudah tampil cantik dengan rok span serta kemeja lengan panjang yang melekat pada tubuh nya.
Sarapan pagi sudah tersedia di atas meja makan menunggu penghuni rumah keluar untuk menyantap nya.entah jam berapa wanita ini bangun untuk menyiapkan semua ini.yang jelas Maisya terlihat lebih bersemangat pagi ini.
" Kamu mau kemana pakai baju seperti itu?" tanya Digo penasaran.
" Mmm...Aku boleh ya izin kerja lagi." jawab Maisya sangat berharap jika Digo akan mengatakan iya atas keinginan nya ini.
Digo terdiam ,melirik penampilan Maisya dari ujung kaki hingga ke ujung kepala,Digo seperti flashback pada satu tahun yang lalu ,di mana dia awal mengenal Maisya di perusahaan milik sepupu nya lalu berusaha mendekati Maisya hingga akhir nya bisa menjadikan Maisya sebagai istri sah nya .
" Kerja? Kamu yakin? Kenapa nggak di rumah aja? Memang nya uang bulanan yang Aku kasih masih kurang?" tanya Digo beruntun.
Padahal kemarin mereka sudah pernah membahas tentang ini dan Maisya sama sekali tidak keberatan jika harus menjadi ibu rumah tangga seutuhnya.
Digo bertanya seperti seorang suami yang begitu perduli kepada istri nya, padahal ini dia lakukan agar Maisya tetap berada di rumah dan tidak bisa melihat apa yang sedang dia kerjakan di luar sana.
" Aku pengen kerja aja dulu Mas,lagian kita juga belum punya anak, nanti kalau udah hamil Aku janji akan resign dari pekerjaan ku." balas Maisya begitu tenang,dalam hati masih saja mengumpat kasar kepada suami nya ini.
" Aku bosan kalau di rumah terus Mas." kata Maisya lagi berusaha meyakinkan Digo di tambah dengan memasang wajah memelas nya.
Lagian bagaimana cara nya untuk hamil? Sedang kan Digo sendiri sudah terlebih dahulu melakukan pencegahan.segitu tidak berharga nya Maisya bagi pria ini bahkan tidak Sudi memiliki keturunan dari rahim wanita yang sudah dia rusak masa depan nya.
" Mau kerja di mana? Aku nggak bisa masukin Kamu ke perusahaan Papa,di sana tidak ada lowongan apapun karena baru satu Minggu yang lalu perusahaan baru aja menerima pegawai baru." kata Digo berbohong,kalau Maisya sampai bekerja di perusahaan milik keluarga,bisa - bisa nanti Digo tidak bebas lagi untuk keluar masuk membantu anak Buah nya mencari keberadaan Laura.
Maisya tersenyum miring mendengar pernyataan suami nya, tanpa di jelaskan pun Maisya tidak akan pernah Sudi bekerja di perusahaan itu.akan tetapi jika Maisya nekat ingin bekerja di sana bisa saja dia menggunakan kekuasaan milik ayah mertua nya dan Maisya pasti langsung di terima tanpa harus mengikuti seleksi ,namun Maisya tidak mau melakukan nya ,dia masih bisa berdiri di atas kaki nya sendiri dan tidak akan pernah lagi menyusahkan ibu mertua nya.
" Aku tidak berniat bekerja di sana Mas! Aku akan cari pekerjaan di tempat lain,kamu tenang saja jangan tegang seperti itu." sindir Maisya mengambil posisi duduk seperti biasa nya.
Maisya menyantap sarapan pagi sedikit terburu-buru,dia harus datang tepat waktu pada perusahaan milik sahabat Bima.
" Aku pergi dulu Mas,takut telat." Maisya sudah memesan taksi online yang akan mengantarkan dia ke sebuah perusahaan.meskipun perusahaan itu tidak terlalu besar tetapi bisa lah di jadikan pedoman untuk hidup nya yang sebatang kara
" Kamu nggak nungguin Aku dulu?" tanya Digo menatap kesal wajah Maisya.
" Sorry nggak bisa Mas! Nanti tinggal kan saja piring kotor nya di atas meja, setelah pulang kerja baru Aku beresin semua nya." lanjut Maisya tanpa mencium punggung tangan Digo sudah menghilang dari balik pintu.
" Dasar laki-laki kurang ajar,bukan nya menawarkan diri untuk mengantar Aku, justru di biarkan pergi begitu saja." Maisya berjalan tergesa - gesa sambil menatap Jam di tangan nya,
" Huft...Nasib...Nasib...Punya suami tapi tidak pernah menghargai istri nya."Maisya masih melirik ke arah belakang, tetapi Digo sama sekali tidak muncul,dengan langkah cepat Maisya menghampiri taksi pesanan nya.
" Ke jalan merdeka ya Pak." ucap Maisya menyandarkan tubuhnya pada kursi belakang.
Mimpi menikah sekali seumur hidup terpaksa di kubur dalam-dalam, dia pun harus bersiap membiayai hidup nya sendiri setelah cukup terlena dengan harta yang Digo miliki.
Sementara Digo yang masih asyik menikmati nasi goreng buatan istri nya,sama sekali tidak memikirkan Maisya.justru pria ini malah sibuk membuka laman media sosial mencari informasi tentang Laura dari sahabat terdekat Laura yang pernah di kenal nya.
Semenjak kepergian Laura waktu itu, Wanita itu memang sudah tidak pernah muncul lagi di akun media sosial nya.Digo bahkan sampai menyewa seorang detektif handal untuk melacak keberadaan Laura tetapi tak pernah membuahkan hasil,entah Laura yang begitu pintar melindungi diri atau detektif itu yang terlalu bodoh.
" Aku yakin Kamu pasti kembali,kita pasti akan bersama lagi." ucap Digo lirih sambil mengusap foto Laura yang masih begitu banyak tersimpan di galeri ponsel nya.
Untung saja dulu sebelum menikah dia sempat membuat kesepakatan dengan Maisya untuk tidak membuka ponsel pasangan, dengan alasan butuh privasi,sehingga Maisya tidak akan bisa melihat koleksi foto nya,miris nya lagi tak ada satu pun foto Maisya di sana,jika pun mereka terlanjur foto bersama atas permintaan dari Maisya,maka Digo akan buru-buru menghapus nya takut Laura nya kecewa karena dia sudah menyimpan foto wanita lain padahal wanita lain itu adalah istri sah nya sendiri.
" Aku kangen banget sama Kamu, honey!" ucap nya lagi.
Selama dua bulan menikah,Digo tetap memberikan nafkah baik lahir maupun batin kepada Maisya, tentu saja itu dia lakukan agar Maisya tidak curiga kepada nya,Digo hanya malas di tanya kapan menikah oleh keluarga besar nya, begitu bertemu Maisya yang mudah di jinakkan, langsung saja Digo memanfaatkan Maisya yang jatuh dalam pesona nya.
Benar- benar brengsek bukan?
Bersambung...
Terimakasih untuk kalian yang sudah mampir di cerita terbaru ini,maaf kalau update nya masih sering telat, kalian boleh banget nabung bab dulu karena memang author sedang berkonsentrasi menyelesaikan kisah Dila terlebih dahulu.
Jangan lupa like ,Vote dan tinggal kan jejak kalian di kolom komentar ya...
Mampir juga di cerita author yang lain nya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
semoga kena karma deh
2024-09-18
1