Takdir Hidup

Keesokan pagi...Meskipun tidur nya tidak nyenyak tetapi Maisya selalu terjaga tepat waktu.

Maisya bangun lebih dulu dari Digo,masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh sekalian mencuci wajah nya yang sembab akibat terlalu lama menangisi takdir hidup.

Maisya akan berusaha menyembunyikan semua yang dia ketahui seolah-olah tidak terjadi apapun dalam hidup nya.

" Aku yakin cepat atau lambat dia pasti akan meninggalkan Aku setelah Laura nya itu ketemu." ucap Maisya pada diri nya sendiri.

Tangan Maisya terulur mengusap perut yang masih rata hanya terisi oleh nasi, beruntung juga bayi kecil itu belum datang dalam hidup nya saat ini.Maisya tidak bisa membayangkan bagaimana jadi nya hidup dia jika sudah ada anak di antara mereka.

" Apa Aku pakai obat pencegah kehamilan saja ya,Aku nggak mau mengandung anak bajingan itu." lanjut nya sedetik kemudian menggeleng kan kepala pertanda tidak setuju,toh Digo sudah melakukan Vasektomi,lalu untuk apa lagi dia meminum obat tersebut.

" Aahhhkkk.. Nggak ada salah nya Aku mencegah , sebelum menyesal di kemudian hari, sudah cukup Aku di khianati dengan masa lalu nya.Aku tidak boleh jatuh semakin dalam lagi." Maisya segera membilas tubuh nya biar tidak bertemu dengan Digo.

Sejak semua fakta terbongkar,Maisya merasa jijik saat harus berhadapan dengan Digo.

Maisya merasa lucu sendiri dengan kisah hidup nya,ia pikir semua penderitaan sudah selesai sejak dua bulan yang lalu,ternyata tuhan malah menambah episode tragis dalam hidup nya.sebelum perpisahan itu terjadi ,Maisya akan mengamankan beberapa harta yang bisa dia jadi kan sebagai pegangan hidup nya di masa depan.terlalu rakus jika harus menguasai seluruh harta Digo,toh dia bukan lah wanita yang haus akan barang mewah.tidak ada salah nya bukan menyimpan uang bulanan pemberian Digo , karena dalam hal ini Maisya juga sudah rugi banyak,masih muda sudah berstatus janda tanpa anak.

" Gue ternyata nggak akan mampu menyaingi kebahagiaan Dila." Kekeh Maisya secepat kilat masuk ke walk in closet.

Setelah berganti pakaian Maisya segera turun ke lantai bawah membantu Mama mertua nya untuk menyiapkan sarapan bagi seluruh anggota keluarga.

" Pagi Kak Maisya." sapa Elsa yang merupakan adik dari Digo.

" Pagi juga Elsa,tumben udah nongkrong di sini pagi buta" ledek Maisya karena adik ipar nya ini memang susah bangun di pagi hari.

" Gara-gara Mama tuh!" adu Elsa memanyunkan bibirnya.Elsa terpaksa bangun setelah di guyur air dingin oleh sang Mama.kata Bu Endang anak gadis tidak boleh malas - malasan dan Elsa harus belajar dari kakak ipar nya bagaimana cara memasak dengan baik.

Agar nanti ketika kembali ke luar negeri,dia sudah bisa memasak makanan sederhana, tidak melulu beli makan siap saji yang tidak terlalu terjamin kualitasnya.

Maisya tertawa kecil menanggapi celotehan Elsa,bukan nya membantu Maisya memasak,yang ada wanita muda ini justru merekam kegiatan Maisya yang akan dia jadikan konten pada media sosial nya.dan Maisya sendiri memilih cuek toh dia juga sudah berpenampilan rapi dan cantik.

" Kamu habis nangis ya Sya?" tanya Bu Endang curiga,wajah Maisya sangat berbeda sekali dengan biasa nya.

" Iya Ma...Tadi malam habis kangen - kangenan sama Ibu dan adik Maisya di kampung,maaf ya Ma kalau Maisya cengeng." untung saja Maisya pintar mencari alasan, dari pada ketahuan lebih baik dia menggunakan keluarga nya yang jauh di sana.tidak sia-sia selama ini dia selalu berdebat dengan kedua sahabat nya.

" Iya nggak apa-apa sayang,kalau Kamu rindu sama mereka,minta antar Digo aja pulang kampung, sekalian bulan madu kedua untuk kalian .mana tahu pulang dari sana Mama bisa dapat kabar baik dari Kamu." ucap Bu Endang sambil mengelus rambut hitam Maisya yang sebatas bahu.

Hati Maisya kembali sakit mendengar kata-kata itu, padahal ibu mertua nya sudah tahu kebenarannya tetapi masih saja mengungkit soal momongan,Maisya terpaksa tersenyum di balik luka hati yang menganga lebar.

" Kita mau masak apa pagi ini Ma?" tanya Maisya mengalihkan pembicaraan.muak kalau harus membahas anak dan Digo terus, sementara orang yang mereka bahas sudah tertutup pintu hati nya.

Maisya pun enggan berusaha untuk meluluhkan hati pria itu, sudah cukup dua bulan ini dia di bohongi dan Maisya tidak akan pernah melupakan kenyataan pahit ini.

" Masak soto sama gorengan aja ya sayang,Digo kan suka sekali sama soto buatan Kamu." jawab Bu Endang antusias,punya menantu pintar memasak membuat Bu Endang bangga dan sangat perduli kepada Maisya, tetapi Digo malah mengacaukan semua impian nya.Bu Endang tak bisa memaksa kehendak nya karena Digo sangat keras kepala untuk di ingat kan.

Maisya mengangguk dan mulai mengeksekusi semua bahan makanan yang sudah di siapkan oleh asisten rumah tangga. Bu Endang pun tidak tinggal diam dan lebih memilih menggoreng bakwan serta tempe sebagai pelengkap sarapan pagi ini.

" Mm Enak banget soto nya sayang." puji Digo tanpa menatap wajah Maisya,dulu mungkin Maisya terbiasa dengan sikap Digo ini ,tapi tidak untuk sekarang,lain di mulut lain pula di hati mungkin itu alasan nya kenapa Digo tak pernah mau menatap wajah nya lama-lama.

" Terimakasih." balas Maisya singkat agar tidak ada yang curiga.

" Kamu pasti bangga kan Digo punya istri yang pintar masak dan selalu bikin perut Kamu kenyang." ujar Bu Endang yang ingin menguji Digo.

" Hm.." Digo berdehem,semakin hari sikap Digo semakin berubah tak selembut awal pernikahan mereka dulu,Maisya pikir Digo hanya lelah karena mengurus pekerjaan, tetapi dugaan itu salah dan lagi - lagi Maisya terlambat mengetahui rahasia ini.

" Kak, nanti siang Aku pinjam Kak Maisya ya,Aku mau ngajak Kak Maisya jalan-jalan ke mall." ucap Elsa menatap wajah kakak laki-laki nya.Elsa sendiri belum mengetahui drama yang terjadi dalam pernikahan Maisya, wanita muda ini sangat dekat dengan Maisya, meskipun kuliah di luar negeri tetapi dia lebih sering bertukar kabar dengan Maisya ketimbang kakak kandung nya sendiri.

" Tanya aja langsung sama Kak Maisya nya? Kakak nanti nggak bisa ikut karena harus berangkat ke kantor." jawab Digo sibuk menyantap soto.

Meskipun Maisya merasa kecewa kepada Digo, tetapi dia tetap melakukan tugas nya sebagai istri dengan baik.kemeja yang di pakai oleh Digo pagi ini adalah hasil pilihan Maisya begitu juga dengan dasi serta Jas yang tersampir pada kursi.

" Mau kan Kak ikut Aku ke mall?" tanya Elsa sambil mengatupkan kedua tangan di depan dada.

Maisya belum menjawab malah menatap kedua mertua nya.

" Ikut aja sayang! Dari pada Kamu di rumah sendirian,Mama pun ingin ikut,tapi sayang nya Mama udah ada janji sama teman-teman Mama." sahut Bu Endang ramah.

Pak Wibowo pun ikut tersenyum ketika Maisya menatap ke arah nya,wajah pria paruh baya ini terlihat memendam sebuah kekecewaan,andai saja mereka punya anak laki laki yang lain, sudah pasti Maisya akan mereka nikahkan dengan anak laki-laki itu ketimbang hidup bersama Digo yang sangat bodoh dan mudah di tipu.

" Jangan takut Nak! Nanti Papa yang akan mengirim uang untuk kalian bersenang-senang." kata Pak Wibowo mengangguk dengan senyuman hangat nya.

Maisya mengangguk tapi tidak setuju dengan keputusan ayah mertua nya.

" Tidak perlu Pa,Maisya ada uang kok.Mas Digo selalu kasih uang bulanan untuk Maisya." jawab Maisya sungkan tidak ingin merepotkan mertua nya.

" Sudah jangan di tolak sayang." Bu Endang justru mendukung keinginan suami nya.

" Benar itu Kak, rezeki tidak boleh di tolak selagi masih ada yang mau berdonasi." kekeh Elsa melompat riang.

" Tidak usah Pa." Digo pun angkat bicara tidak setuju dengan ucapan sang Papa,Walaupun tidak mencintai Maisya tetapi pria ini selalu menjalankan tugas sebagai suami dengan baik dan tidak pernah lalai dari tugas tersebut.

" Anggap saja transferan itu hadiah dari Papa." Maisya mengangguk dan tidak lupa mengucapkan terima kasih nya kepada sang Ayah mertua.

Maisya sama sekali tidak punya niat untuk berbelanja,mungkin uang itu akan dia tabung di rekening nya sendiri untuk masa depan nya nanti begitu juga dengan uang yang masih tertanam di ATM pemberian Digo, sudah cukup selama ini dia berhemat, sekarang waktunya dia untuk bangkit.

Digo terlebih dahulu mengantar kan Maisya pulang ke apartemen, setelah itu langsung berangkat lagi ke kantor karena ada meeting penting dengan pihak dewan direksi.

" Aku harus ke bank dulu, rekening lama ku mungkin udah nggak aktif lagi." Maisya langsung memesan taksi online, lebih cepat lebih baik sebelum semua nya terlambat.

Sesampai nya di tempat tujuan,Maisya langsung mengutarakan niat nya dan dalam waktu singkat akhir nya kartu ATM itu menjadi milik Maisya lagi.

Tidak tanggung -tanggung ,Separuh dari isi ATM pemberian Digo sudah di alihkan ke rekening pribadi nya.jika nanti Digo bertanya maka Maisya sudah menyiapkan jawaban atas kelicikan nya ini.

Usai mengurus ATM,Maisya kembali ke apartemen ,tapi sebelum itu mampir dulu di sebuah apotek mencari obat yang sangat ingin dia minum saat ini juga, setelah obat berhasil dia dapat kan,Maisya kembali masuk kedalam taksi online yang setia menunggu nya,lalu pulang ke apartemen mengambil beberapa perhiasan yang dia miliki dengan hanya menyisakan satu set perhiasan saja di dalam lemari pakaian nya agar nanti Digo tak mencurigai nya.

Maisya kembali keluar dari apartemen menuju ke sebuah tempat,pokok nya dia tidak boleh kalah dari Digo,jika pria itu bermain licik,maka dia pun bisa melakukan nya.jangan panggil Maisya si wanita bar-bar kalau tidak bisa membalas perbuatan Digo.

" Akhirnya selesai juga." gumam Maisya merasa lega.

" Sebaiknya Aku pulang dulu, nanti siang Elsa pasti akan datang menjemput ku." Maisya kembali memesan taksi online karena memang tidak memiliki mobil dan dia sendiri tidak bisa mengendarai mobil.

Sepanjang jalan menuju ke apartemen,Maisya kembali menitikkan air mata, pernikahan yang baru seumur jagung sedang berada di ujung tanduk,percuma juga bertahan kalau hanya dia sendiri yang berjuang, sulit untuk di jelaskan lagi bagaimana perasaannya sekarang.semakin Maisya ingin melupakan nya semakin kuat pula kenangan indah itu menari-nari di memori nya.

" Malam ini Aku harus menyiapkan lamaran pekerjaan,Aku harus kerja sebagai bekal menghadapi status janda." gumam nya tersenyum getir.

Bersambung...

Episodes
1 Sebuah Pengakuan Mengejutkan
2 Takdir Hidup
3 Isi Ponsel Digo
4 Bestie Dadakan
5 Memulai Pencarian
6 Dukungan Dari Sahabat
7 Tamparan Keras Dari Pak Wibowo
8 Mencari Ruko
9 Tanda Merah Sebagai Bukti
10 Melihat Langsung
11 Pelukan Untuk Maisya Yang Malang
12 Ingin Berpisah
13 Menghubungi Pengacara
14 Maisya Cukup Sempurna
15 Live Perdana
16 Sedikit Rasa
17 Bertemu Lagi
18 Sidang Terakhir
19 Resmi Berpisah
20 Maisya Vs Pelakor
21 Pandangan Pertama
22 Penolakan Pak Wibowo
23 Panas
24 Menyesal
25 Pulang Kampung
26 Membahagiakan Keluarga
27 Terpaksa Berbohong
28 Kembali Di pertemukan
29 Untuk Yang Kedua Kali Nya
30 Davin Vs Maisya
31 Gejala
32 Ternyata Benaran Ada
33 Bertemu Calon Bapak
34 Perkara Ice Berujung Bertemu Do'i
35 Lamaran Dalam Senyap
36 Kejutan Untuk Mempelai Wanita
37 Malam Pertama
38 Terlambat Mencintai
39 Nyasar
40 Tuduhan Ibu Mertua
41 Membongkar Kebusukan Laura
42 Melepaskan
43 Sering Kumat
44 Di Usir
45 Berpamitan
46 Layar Hitam
47 Ajaran Sesat
48 Di Keroyok
49 Mama
50 Kurang Macho
51 Hari Yang Spesial
52 Pembelaan Davin
53 Pecundang
54 Pelaku Pengeroyokan
55 Pelakor Kembali Berulah
56 Kekuatiran Al
57 Pizza Nya Pak Septi
58 Perhatian Dari Ibu Mertua.
59 Memeras Mertua
60 Bumil Cemburu
61 Berkumpul
62 Bekal Untuk Keluar Kota
63 Sedot- Menyedot
64 Al Marah
65 Mengalah Untuk Kebaikan
66 Kelicikan Maisya Dila
67 Suami ku
68 Obat Penawar Mual
69 Kamu...
70 Ambyar
71 Detektif Maisya
72 Ke Kantor Suami
73 Ulat Keket
74 Mengatur Rencana
75 Nabung Duluan
76 Pak Darwis Turun Gunung
77 Bu Raya Beraksi
78 Maisya Dan Keinginan nya
79 Keliling Ibu Kota
80 Pingsan Lagi
81 Si Kembar
82 Tak Tergoyahkan
83 Di Curigai Bili
84 Minta Pulang
85 Lara Lagi
86 Kebalikan Nya
87 Gebrakan Baru Dari Maisya
88 Pasien Baru
89 Akhirnya Pergi Juga...
90 Mau Juga
91 Rujak Level bar-bar
92 Davin Ketar-ketir
93 Ngedate Bareng
94 Membeli Susu Hamil
95 Butuh Pelukan
96 Mimpi Terasa Nyata
97 Bab 97
98 Pulang Kampung
99 Mulut Tetangga
100 Banyak Fans
101 Bisa Mati
102 Penyakit Serius
103 Bikin Masuk Angin
104 Al Selingkuh
105 Semuanya Kaget
106 Menjerit
107 Tepat Sasaran
108 Semakin Memburuk
109 Hasutan
110 Di Depan Mata
111 Gaskan...
112 Hot Papa
113 Maisya Berduka
114 Akhir Dari Semua
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Sebuah Pengakuan Mengejutkan
2
Takdir Hidup
3
Isi Ponsel Digo
4
Bestie Dadakan
5
Memulai Pencarian
6
Dukungan Dari Sahabat
7
Tamparan Keras Dari Pak Wibowo
8
Mencari Ruko
9
Tanda Merah Sebagai Bukti
10
Melihat Langsung
11
Pelukan Untuk Maisya Yang Malang
12
Ingin Berpisah
13
Menghubungi Pengacara
14
Maisya Cukup Sempurna
15
Live Perdana
16
Sedikit Rasa
17
Bertemu Lagi
18
Sidang Terakhir
19
Resmi Berpisah
20
Maisya Vs Pelakor
21
Pandangan Pertama
22
Penolakan Pak Wibowo
23
Panas
24
Menyesal
25
Pulang Kampung
26
Membahagiakan Keluarga
27
Terpaksa Berbohong
28
Kembali Di pertemukan
29
Untuk Yang Kedua Kali Nya
30
Davin Vs Maisya
31
Gejala
32
Ternyata Benaran Ada
33
Bertemu Calon Bapak
34
Perkara Ice Berujung Bertemu Do'i
35
Lamaran Dalam Senyap
36
Kejutan Untuk Mempelai Wanita
37
Malam Pertama
38
Terlambat Mencintai
39
Nyasar
40
Tuduhan Ibu Mertua
41
Membongkar Kebusukan Laura
42
Melepaskan
43
Sering Kumat
44
Di Usir
45
Berpamitan
46
Layar Hitam
47
Ajaran Sesat
48
Di Keroyok
49
Mama
50
Kurang Macho
51
Hari Yang Spesial
52
Pembelaan Davin
53
Pecundang
54
Pelaku Pengeroyokan
55
Pelakor Kembali Berulah
56
Kekuatiran Al
57
Pizza Nya Pak Septi
58
Perhatian Dari Ibu Mertua.
59
Memeras Mertua
60
Bumil Cemburu
61
Berkumpul
62
Bekal Untuk Keluar Kota
63
Sedot- Menyedot
64
Al Marah
65
Mengalah Untuk Kebaikan
66
Kelicikan Maisya Dila
67
Suami ku
68
Obat Penawar Mual
69
Kamu...
70
Ambyar
71
Detektif Maisya
72
Ke Kantor Suami
73
Ulat Keket
74
Mengatur Rencana
75
Nabung Duluan
76
Pak Darwis Turun Gunung
77
Bu Raya Beraksi
78
Maisya Dan Keinginan nya
79
Keliling Ibu Kota
80
Pingsan Lagi
81
Si Kembar
82
Tak Tergoyahkan
83
Di Curigai Bili
84
Minta Pulang
85
Lara Lagi
86
Kebalikan Nya
87
Gebrakan Baru Dari Maisya
88
Pasien Baru
89
Akhirnya Pergi Juga...
90
Mau Juga
91
Rujak Level bar-bar
92
Davin Ketar-ketir
93
Ngedate Bareng
94
Membeli Susu Hamil
95
Butuh Pelukan
96
Mimpi Terasa Nyata
97
Bab 97
98
Pulang Kampung
99
Mulut Tetangga
100
Banyak Fans
101
Bisa Mati
102
Penyakit Serius
103
Bikin Masuk Angin
104
Al Selingkuh
105
Semuanya Kaget
106
Menjerit
107
Tepat Sasaran
108
Semakin Memburuk
109
Hasutan
110
Di Depan Mata
111
Gaskan...
112
Hot Papa
113
Maisya Berduka
114
Akhir Dari Semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!