Sejak memiliki anak, kehidupan Alika berubah drastis. Jika dulu, Alika masih sempat merawat diri, bermake up atau bahkan sesekali ke salon tapi kini semua waktu dan pikirannya terfokus kepada Adam sang putra.
Selain itu, Alika juga memahami, keuangan Mereka saat ini berpusat pada kebutuhan Adam.
Jaman sekarang, punya anak tidak murah. Semua serba mahal.
Alika sadar, ia yang sudah tidak berpenghasilan, tentu menjadikan kebutuhannya menjadi prioritas nomor sekian.
Bagi Alika kini, Adam dan Kevin adalah poros utama kehidupan Alika.
Sejak pagi buta, Alika sudah terbangun atau bahkan sering tidak tidur.
Adam yang masih bayi masih sering terbangun kalau malam untuk menyusu.
Kedekatan Adam dengan Alika bagai tak terpisahkan. Jadi tak heran meski ada Kevin, Papanya atau bahkan Nenek, Ibunya Kevin, tetap saja Adam hanya mau dekat dan digendong Alika sang Mama.
Alika menata wajahnya. Memindai diri dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Miris.
Tanpa terasa sudut mata Alika mengembun.
"Ya Allah, Aku jelek banget! Rambutku, Wajahku, bahkan tubuhku semua jelek!"
Dada Alika sesak, melihat tampilan dirinya yang hanya berbalut kaus oblonh dan celana panjang hitam.
Setiap hari hanya kostum ini yang menemani Alika agar memudahkan dalam menjaga dan mengawasi Adam.
Alika memejamkan matanya. Kilasan demi kilasan bayangan dimasa lalu manakala masih gadis dan saat ia masih bekerja.
"Ma,Ma,Ma!"
Adam memang sedang senang-senangnya berbicara meski baru sekedar bubbling.
"Sayang Mama, sini. Mau gendong?"
Kesedihan Alika kesetika sirna melihat senyum Adam yang mengembang merangkak menuju dirinya sambil mengangkat tangan.
"Hebat sekali anak Mama! Mau berdiri ya?"
Rupanya Adam merangkak mendekat pada Alika, menggapai tubuh sang Mama berusaha untuk berdiri.
Alika bahagia sekali. Setiap jari ada saja kepintaran yang Adam tunjukkan.
Adam sehat dan berkembang dengan baik sudah menjadi kebahagiaan yang luar biasa bagi Alika.
"Masha Allah Abang, makin pinter!"
Alika menciumi wajah Adam yang semakin menggemaskan dengan pipi gembulnya.
Keceriaan keduanya sirna saat Nenek Adam, Ibu dari Kevin datang.
Rumah Alika dengan sang Mertua memang tak jauh.
Sehingga Ibu Mertuanya ini menjadi sering datang sejak lahirnya Adam.
Sejujurnya, Alika dilema. Kehadiran Ibu Mertuanya membuat senang tapi sekaligus mendebarkan bagi Alika.
Bukan Alika tidak bersyukur namun terkadang ucapan-ucapan sang Ibu Mertua sering kali menyakiti hati Alika.
"Cucu Nenek! Lagi apa?"
Wajah tua dengan senyuman terpancar manakala.sang Nenek melihat cucunya.
Itu hanya berlaku untuk sang Cucu saja, sedangkan pada Alika sedikitpun tak ada kata sekedar basa basi menanyakan bagaimana kanar Alika.
"Udah mandi?" sang Ibu Mertua memindai tampilan Alika dari atas hingga bawah dengan wajah yang tidak membuat nyaman.
"Udah Ma. Mama sehat?"
"Hm."
"Adam, Yuk sini gendong sama Nenek! Kita main ke luar jangan didalam aja!"
Adam yang sedang merangkak langsung dibawa dalam gendongan dan diajak keluar.
Padahal sekarang sudah jam 10 menjelang 1/2 11 dimana matahari sudah mulai meninggi.
Alika hanya bisa menghela nafas, memilih menyibukkan diri membereskan rumahnya yang tidak sempat terpegang saat hanya sedang berdua dengan Adam.
Rumah Alika yang saling berdekatan antara satu dengan rumah lain tentu membuat sang penghuni tidak susah mendengar suara yang kini sedang ngobrol dari luar.
"Adam, baru keluar ya? Biasanya di dalam aja sama Mamanya."
Begitulah ucapan tetangga yang kebetulan kenal dan menyapa Ibu Mertua Alika.
"Alika! Anak itu sering-sering dibawa keluar! Biar bergaul jangan Kamu kurung aja didalam! Nanti ga punya temen!"
Alika yang sedang mengepel seketika menatap sendu pada sang Ibu Mertua yang masuk dan mulai mengoceh.
Adam terlihat sudah tak nyaman dekat sang Nenek, meronta meminta diturunkan dari gendongan ingin bermain dengan mainannya.
"Adam, kenapa sih ga betah banget sama Nenek!" Ibu Mertua Alika menurunkan Adam dengan jengkel.
"Adam sedang senang merangkak dan mulai berdiri Ma, jadi memang sudah jarang mau digendong." Alika menjelaskan.
Tak ada jawaban, Alika hanya bisa mengusap dada dengan sikap acuh Ibu Mertuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Nyonya Gunawan
Sabar y alika..
2024-08-06
1