"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Masha Allah, Abang lihat tuh siapa yang datang!" Alika membuka pintu rumah senyumnya mengembang bahagia saat melihat kedatangan Ibu dan Adiknya.
"Ya Allah, Abang, Cucu Nenek!" Ibu Alika segera mengambil Adam dari gendongan Alika.
"Sehat Onty?" Alika menerima cium tangan dan pelukan hangat dari Adiknya.
"Alhamdulillah Kak."
"Ayo masuk. Ya Allah Nenek, Onty, ini bawaannya banyak banget. Makasi Nenek, Onty!" Alika menerima buah tangan dari Ibu dan Adiknya.
Disaat kemarin perasaan Alika dibuat remuk oleh sikap kerabat Kevin dan Ibu Mertuanya, kedatangan Ibu dan Adik Alika seakan menjadi sebuah penghiburan bagi Alika.
Alika tersenyum menatap wajah bahagia Adam.
Adam begitu riang, bercanda bersama Ontynya dan juga sang Nenek.
"Nenek, Onty, mau minum apa?"
Alika segera ke dapur menyiapkan minum.
"Mama kepingin minum yang dingin aja."
"Ayo Kak, Aku bantu buatin." Adik Alika mengikuti ke dapur membantu Alika menyiapkan minuman.
Adam asik bermain dengan sang Nenek yang tengah melepas kerinduan pada Cucu satu-satunya.
"Libur Dek?" Alika menatap wajah Adiknya yang ternyata sedang memperhatikan dirinya.
"Kenapa?" Alika dengan senyuman.
"Kakak Capek ya?" terlihat wajah teduh sang Adik begitu jelas terlihat.
"Emang kenapa?" Alika masih dengan senyumannya jujur, Alika merasakan gemuruh dalam dadanya.
"Kakak kurusan. Bahkan lebih kurus dari pas Kita ketemu 2 bulan lalu saat Lebaran Haji."
Dengan senyumannya Alika menjawab "Adam lagi aktif-aktifnya Dek! Kakak mungkin banyak ngejar-ngejar Adam aja kali! Gapapa Kok!" Alika mengusap lengan sang Adik.
"Yuk Kita bawa ke depan. Mama takutnya kepingin minum!"
Anggukan Adik Alika bersamaan dengan keduanya kini sudah berkumpul diruang tengah ruang tamu Alika.
"Kakek ga ikut Nek?" Alika menanyakan sang Ayah.
"Kakek lagi ada kegiatan di Kantornya. Mau ada acara apa gitu." Ibu Alika menjelaskan.
"Libur sampai hari apa Dek?" kini Alika menanyakan kepada sang Adik.
"Sampai besok Kak. Paling sore, Aku sudah balik lagi ke kosan."
Berada ditengah keluarganya, sesungguhnya Alika ingin sekali berbagi apa yang ia rasakan.
Tetapi, tak enak rasanya disaat seperti ini malah membagi duka.
Alika memilih seperti biasa menampilkan bahagianya dengan candaan dan humor yang selalu menjadi kebiasaannya.
"Kak, makan dulu. Mama bawa Soto Betawi. Tadi sekalian kesini beli di langganan Kakek."
"Biar Aku aja Kak yang siapin."
Alika kembali dibuat ingin meneteskan air mata disaat keluarganya tanpa ia minta begitu pengertian dan perhatian.
Sekuat tenaga Alika menahan sesak didadanya.
Ingin rasanya Alika tinggal bersama orang tuanya.
Tapi, keadaan yang selalu membuat posisi Alika seakan tak bisa memilih untuk tetap tinggal dirumahnya yang berlokasi tak jauh dari rumah sang Ibu Mertua.
Kenangan Alika membawanya pada saat sebelum Alika dan Kevin menikah.
Rupanya memang pada kenyataannya sang Ibu Mertua sudah berpesan kepada Kevin putranya agar setelah menikah tidak tinggal bersama orang tua Alika atau bahkan sekedar dekat.
"Mama mau tahu, Apa Alika mau pisah sama Mamanya. Alika kan orang Suku X, biasanya Mereka ga mau pisah sama orang tuanya walau udah nikah. Kamu pokoknya harus tetap dekat Mama tinggalnya Kevin!"
Alika baru mengetahui saat ia sudah menikah dengan Kevin dan langsung Alika mendengar sendiri dari mulut Ibu Mertuanya.
Padahal, bukan Alika membanggakan orang tuanya. Tak ada sedikitpun orang tua dan keluarga Alika yang akan memberatkan Kevin.
Papa Alika masih bekerja dan cukup memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan masih bisa menyekolahkan Adik Alika yang kini sedang kuliah.
"Kak, dimakan sotonya," Ibu Alika menyadarkan lamunan Alika.
"Iya Ma. Dek Kamu kalau mau pakai nasi, Kakak udah masak itu di dapur."
"Iya Kak. Ini ada. Tadi sekalian beli di tempat soto. Cukup kok segini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments