Di sebuah panti asuhan kecil yang berada di pinggir kota, ada sepasang anak yang sudah menjalin persahabatan selama bertahun-tahun, Arya adalah seorang anak yang saat ini berusia enam belas tahun, dia selalu ceria dan bersemangat, Arya di temukan di depan pintu gerbang panti asuhan di malam hari, pada saat itu hujan turun dengan deras nya.
Ibu Ratna, yang merupakan pengasuh sekaligus pemilik panti mendengar suara tangisan bayi, itu menanggung tidur nya, dia segera bergegas keluar dan membuka pagar, di sana sudah ada seorang anak laki-laki yang diletakkan, " ya Allah, anak siapa ini? Hujan-hujanan di letak di luar pagar " ibu Ratna membawa anak itu masuk ke dalam panti.
Dari sanalah, Arya mulai besar dan bermain di panti, Arya sangat di sukai banyak orang di panti, dia terus saja mendapatkan banyak teman, salah satu nya adalah Rania, Rania atau biasa di panggil Nia, merupakan salah satu sahabat Arya, Rania berbeda dari sahabat Arya yang lain, Rania menciptakan tempat nya sendiri di hati Arya
Suatu pagi di panti asuhan, Buk Ratna sedang mencari Rania, karena sejak pagi ini Rania tak kunjung keluar dari kamar nya, sudah di cek ke dalam kamar, namun tetap saja, Rania tidak berada di sana " Arya, Arya " teriak ibu Ratna mencari Arya
Arya yang sedang bermain bola di belakang panti, langsung berlari ke arah sumber suara yang memangil nama nya " iya buk " jawab nya sambil terus berlari
" Arya kamu ada lihat Rania nak? Dia tidak ada di panti, ibuk sudah cari kemana-mana " ucap itu Ratna dengan raut wajah yang khawatir
Arya tersenyum, " ibuk tenang saja, Arya yang akan cari Rania " ucap nya lalu berlari ke arah luar pagar panti
" Hati-hati Arya " teriak ibu Ratna
Arya berlari di sekitar kota, karena panti berada di pinggir kota, jadi tidak begitu luas, Arya sudah hapal semua jalan dekat sini, jadi dia bisa dengan mudah menemukan Rania.
Arya berhenti saat dia melihat Rania yang sedang duduk tepi sungai sambil memetik daun, lalu membuang nya ke dalam aliran sungai yang sangat deras " Rania " teriak Arya dari jembatan
Rania menatap Arya, dia melambaikan tangan nya, " Arya " tersenyum
Arya dan Rania adalah sahabat, sejak Rania datang ke panti, Arya menjadi sahabat pertama nya, karena saat itu, Rania selalu menangis, hampir setiap malam, ibu Ratna tidak bisa mendiamkan Rania, hingga Arya datang dan memberikan Rania sebuah coklat, sejak saat itu mereka menjadi sahabat.
Arya mencari jalan untuk bertemu dengan Rania, dia menelusuri jalan tersebut, lalu duduk di samping Rania " kenapa kau ke sini? ibu Ratna mencari mu Rania "
Rania menatap Arya, dia menunjuk daun-daun yang sudah ia buang ke dalam air " kau lihat itu, daun nya berjalan mengikuti arah air "
Arya menatap daun-daun tersebut " ya, aku lihat, lalu apa urusan nya dengan keberadaan mu di sini Rania? "
" Air di dalam sungai ini adalah takdir dan daun-daun itu, adalah manusia, kita hanya berdiam dan berjalan mengikuti arah takdir "
" Apa maksud mu? " bingung
" Arya, aku ingin saat besar nanti, menjadi seorang dokter, karena aku ingin mengobati banyak orang, tetapi apakah takdir memberikan hal yang sama? "
Arya menatap Rania dengan tatapan bingung nya, dia terlihat sudah bosan melihat tingkah Rania " sudah lah, takdir dan tuhan yang akan mengatur semua nya, sekarang kita harus kembali, karena buk Ratna mencari mu " ajak Arya
Rania hanya diam saja, dia memasang wajah malas nya " aku tidak ingin kembali ke panti, aku ingin berada di sini saja "
" Jika kau tidak kembali, lalu bagiamana dengan ku? Aku akan kehilangan sahabat yang aku sayangi lebih dari diriku sendiri " Arya tersenyum menatap Rania
Rania berdiri " Arya kau harus berjanji pada ku, bahwa kita akan selalu bersama apapun yang terjadi, kau akan mencari ku, dimana pun aku berada Arya " teriak Rania
Arya menutup kedua telinga nya " sudahlah kau tidak perlu berteriak, karena dimana ada Rania pasti ada Arya " tersenyum bersama
*
*
*
Pagi ini, sepasangan suami istri datang ke panti, mereka ingin mengadopsi seorang anak perempuan, karena sudah tujuh tahun pernikahan mereka belum juga memiliki momongan, jadi kedua nya memutuskan untuk mengadopsi seorang anak dari salah satu panti asuhan.
" Selamat datang pak Doni dan buk Wulan, saya Ratna pengurus anak-anak di sini " sapa buk Ratna kepada sepasangan suami istri tersebut
Wulan dengan senyuman di wajah nya " iya buk Ratna, kami sudah tau, kami sering dengar dari beberapa orang bahwa, buk Ratna ini pengurus dan juga yang punya panti asuhan ini " menatap sekitar
" Iya buk benar, jadi apa yang membuat bapak dan ibuk datang ke panti asuhan kami? " tersenyum
Wulan menatap suami nya Doni yang duduk di sebelah nya " sebenarnya, saya dan suami sudah menikah tujuh tahun, tapi kami masih saja belum di berikan momongan, " menatap ke bawah
" Anak itu adalah titipan buk, nanti jika bapak dan ibu sudah benar-benar siap, saya yakin pasti akan di berikan anak "
Doni menatap buk Ratna " kami ingin mengadopsi seorang anak perempuan buk, anak perempuan yang baik hati nya " menatap Wulan
Tok.... Tok....
Rania menggetok pintu, dia masuk dan meletakkan teh yang sudah ia buat " buk ini teh nya, " ucap Rania kepada buk Ratna
Setiap ada tamu yang datang, Rania selalu membuat kan teh untuk mereka, itu sudah menjadi tugas nya Rania.
Wulan menatap Rania, mata nya berbinar-binar, " nak siapa nama mu? "
Rania mengalihkan pandangannya ke arah suara yang memangil diri nya " assalamualaikum buk, saya Rania " ucap nya dengan sopan dan senyuman di wajah nya
Wulan memegang tangan Rania dan mengusap wajah nya, seolah takdir mengatakan bahwa Wulan dan Rania akan menjadi ibu dan anak pada hari ini " nak apakah kau mau ikut dengan ibu? "
Rania merasa sedih, Ucapan Wulan yang menyebut dirinya sebagai ibu, membuat Rania merasa sedih dan ingin memeluk Wulan, air mata Rania jatuh " ibu? " ucap Rania
Karena selama ini, Rania hanya mengatakan pada dirinya bahwa, tak ada satupun ibu yang baik di dunia ini, karena ibulah yang sudah membuang nya, ibu yang membuat nya menjadi seperti ini, menjadi anak panti.
Namun saat ini dia merasakan hal yang berbeda dari Wulan, dia merasa nyaman saat Wulan memang tangan nya, " iya nak ibu " Wulan mengulangi perkataannya
Rania masih kekeh pada pendiriannya, bahwa tak ada ibu yang baik di dunia ini, " maaf buk pak, saya harus ke belakang sebentar " Rania menarik tangan nya yang berada di genggaman Wulan lalu pergi dari sana
Wulan dan Dodi pamit undur diri, karena Rania tidak ingin bertemu dengan siapapun, Wulan dan Dodi sudah sepakat bahwa mereka akan mengadopsi Rania, namun Rania seperti nya tidak ingin, karena melihat dari raut wajah nya, dia sangat sedih saat Wulan menatap nya.
" Tidak masalah buk, nanti saya coba ajak Rania ngomong lagi " ucap buk Ratna kepada Wulan dan Dodi
Wulan menatap panti asuhan tersebut " saya seperti di panggil ke sini, padahal ada banyak panti asuhan yang lain, tetapi saya memilih ke sini, mungkin itu karena tuhan ingin saya dan Rania bertemu, tetapi Rania seperti nya tidak ingin bersama saya "
Dodi mengusap lengan Wulan yang ia rangkul " kita akan membujuk Rania besok sayang, mas yakin Rania pasti mau ikut dengan kita, mas juga yakin, kalau kamu akan menjadi ibu yang baik untuk Rania nantinya "
Wulan menatap Dodi " iya mas, baiklah buk, saya dan suami pamit pulang ya, tapi buk.. " terlihat ragu untuk mengatakan nya " apakah boleh saya dan suami datang lagi besok? " lanjut nya
Buk Ratna yang melihat kasih sayang Dimata Wulan, membuat nya merasa Wulan adalah ibu yang tepat untuk Rania, Rania yang selalu saja menyalahkan ibunya karena dia di taruh di panti, mungkin dengan banyak waktu yang Rania habiskan bersama Wulan, akan membuat Rania mengerti apa itu sosok ibu
" Maaf buk, sebenar nya, besok adalah ulang tahun Rania dan Rania selalu merayakan nya bersama Arya, bahkan dengan anak-anak yang lain saja tidak mau, saran saya, coba ibuk dan bapak datang besok dan hibur dia, mungkin dia akan mau bicara dengan bapak dan ibuk "
Dodi menatap Wulan " Rania ulang tahun? Tapi kenapa dia hanya merayakan nya dengan Arya saja buk? siapa Arya? "
Buk Ratna menatap sekitar lapangan panti, dan kebetulan Arya lewat dengan sapu di tangan nya " Arya, sini nak " teriak Bu Ratna memangil Arya
Arya menatap buk Ratna dan segera mendekat " iya buk kenapa? "
Buk Ratna tersenyum " ini adalah Arya, sahabat Rania dan Arya, ini adalah bapak Dodi dan ibuk Wulan mereka akan menjadi orangtua baru untuk Rania "
Arya terdiam menatap kedua nya, dia merasa sangat sedih, tidak tau mengapa tapi hati nya teras sangat sedih, Rania akan segera pergi dari panti, bagiamana dengan ku? Isi pikiran Arya
" Arya bisa bantu om dan Tante nak? besok Rania ulang tahun, om dan Tante ingin memberikan sebuah hadiah untuk Rania, boleh om titip ke Arya nak? " Dodi menatap Arya yang terdiam, dia juga menatap buk Ratna karena Arya yang masih terdiam
" Arya, di jawab itu " ucap buk Ratna sambil menyolek bahu Arya
Arya mengedipkan mata nya dan mulai sadar dari lamunannya " iya Tante dan om, Arya bisa bantu, biasanya Rania dan Arya akan duduk di bawah pohon sambil menunggu pergantian hari, Arya coba ajak Rania ngomong nanti " balas Arya
Wulan tersenyum bahagia " terimakasih ya nak, semoga Rania mau ya mas " menatap Dodi
" Arya kebelakang ya buk, mau nyari Rania " ucap Arya lalu berpamitan dari sana
Bu Ratna mengantar Wulan dan Dodi sampai ke depan mobil yang mereka gunakan untuk kemari.
*
*
*
Rania sedang duduk di salah satu pondok yang ada di belakang panti, pondok yang digunakan Rania dan Arya untuk berbagai cerita mereka.
" Nia " ucap Arya saat dia melihat Rania sedang duduk di sana sendirian
Rania mengusap air mata nya, karena dia sedang menangis memikirkan semua takdir tuhan yang sudah di buat untuk nya
" Nia kenapa duduk sendirian? Udah mau gelap ayo masuk ke dalam " menarik tangan Rania
Rania diam saja di tempat nya, dia tetap duduk di sana walau tangan nya sudah di tarik oleh Arya " Nia mau di sini aja, Arya masuk duluan nanti nia nyusul " melepaskan tangan nya dari Arya
Arya meletakan sapu yang ia bawa di pinggir pondok " Nia kenapa? "
Pertanyaan yang membuat Rania menangis, saat ini tak ada kata-kata yang bisa membuat Rania tenang, tetapi satu kata dari Arya membuat nya merasa ada seseorang yang peduli akan dirinya, ada seseorang yang mau mendebarkan nya
" Tadi ada dua orang yang datang ke sini, Nia buatkan mereka teh seperti biasanya, tetapi tiba-tiba perempuan yang datang itu memegang tangan Nia dan dia bilang bahwa dia adalah ibu Nia " menangis terisak-isak sambil berbicara
Arya mengeluarkan satu buah permen rasa strawberry kesukaan Rania, dia membuka bungkus nya lalu memberikan nya pada Rania " Nia dengarin Arya, mereka memang akan jadi ayah dan ibu untuk Nia, Nia ngak akan sendirian lagi sekarang " menatap Rania dan mengusap air mata nya dengan lengan kemeja yang ia pakai
Rania memakan permen yang di berikan Arya kepada nya " Nia ngak sendirian, ada Siti dan ayu, ada Arya juga, Nia gak sendirian Arya " Rania dengan sikap keras kepala nya
Arya menatap Rania " itu nama nya adalah sahabat Rania, kalau Tante Wulan dan om Dodi itu beda, mereka akan jadi orangtua untuk Rania "
" Tapi buk Ratna juga orangtua kan? kenapa harus punya banyak orangtua? Buk Ratna saja sudah cukup Arya " masih keras kepala
" Ibu Ratna akan tetap tinggal di panti saat Rania pergi nanti nya, sementara Tante Wulan, dia akan menjadi rumah Nia yang baru, rumah yang lengkap dan di isi dengan tertawa, tangisan dan juga kebahagiaan, itu semua milik Nia, Nia akan isi rumah Nia dengan semua itu "
Rania menatap Arya " Arya ikut juga kan? Nia ngak mau sendirian, Karena dimana ada Arya pasti ada Rania " tersenyum
" Maaf ya Nia, mungkin kali ini takdir tidak mengijinkan kita untuk bersama lagi, " ucap Arya di dalam hati nya sambil menatap Rania yang sedang tersenyum
*
*
*
Karena besok adalah hari ulang tahun Rania, Arya dan Rania sedang duduk di salah satu kursi yang berada di depan panti mereka sedang menunggu pertukaran waktu, ini sudah menjadi hal yang wajib di setiap tahun
Rania duduk dan menatap langit " sebentar lagi Nia akan pergi dari sini bersama dengan Arya, semoga di rumah baru nanti, Nia dan Arya bisa bahagia " ucap nya sambil menatap langit
Arya datang sambil membawa sebuah kotak yang berisikan kalung, sebagai hadiah ulang tahun Rania " selamat ulang tahun Rania " ucap nya sambil menyodorkan sebuah kotak
Rania berbalik dan mengambil kotak yang di sodorkan Arya " Arya " mengambil kotak tersebut dari tangan Arya
" Selamat ulang tahun Rania, semoga panjang umur dan cita-cita mu tercapai, semoga tahun besok menjadi tahun yang paling indah untuk Rania " ucap Arya
" Selamat ulang tahun Rania " ucap Siti teman satu kamar Rania
" Siti " Rania sangat bahagia dan memeluk Siti
Arya menatap senyuman yang ada di wajah Rania " selamat tinggal Rania, semoga hari-hari mu menjadi indah, aku berikan kau kalung itu agar aku bisa menemukan mu di manapun kau berada " ucap Arya di dalam hati nya
Seperti yang mereka katakan kemarin, bahwa hari ini mereka akan datang lagi ke panti untuk bertemu dengan Rania, walau awal nya hanya ingin menitipkan sebuah hadiah untuk Rania, kini mereka memutuskan untuk berkunjung karena rasa rindu Wulan kepada anak yang baru ia kenal.
Rania saat ini sedang berada di satu tempat yang semua orang tak tau, kecuali Arya, saat Dodi dan Wulan sampai di panti, mereka sama sekali tidak melihat Rania
" Dimana Rania ya mas? Aku udah tidak sabar memberikan hadiah ini kepada nya " menatap tog bag yang begitu banyak di tangan nya
Dodi tersenyum melihat Wulan bahagia, semoga mulai hari ini dan seterusnya Wulan bisa terus tersenyum, karena semenjak dokter mengatakan bahwa mereka tidak bisa memiliki seorang anak, senyuman di wajah Wulan pudar dan tak pernah terlihat lagi.
" Sabar sayang, kita cari Rania dulu, sekarang kita ke rumah buk Ratna saja dulu " membawa Wulan menuju ke rumah buk Ratna
Tok.... Tok.....
Wulan mengetuk pintu rumah buk Ratna
Buk Ratna yang mendengar suara ketukan pintu segera memasang kerudung nya dan menuju ke arah pintu " pak Dodi dan buk Wulan " tersenyum dan membuka pintu lebih lebar lagi " ayo masuk " mempersilahkan mereka untuk masuk
Wulan dan Dodi duduk di sebuah kursi yang terbuat dari rotan itu, menatap seisi rumah yang sangat sederhana " dimana Rania buk? " Wulan menatap buk Ratna
Buk Ratna terlihat bingung " biasa nya Rania berada di dapur buk, bantu-bantu saya masak, tapi tadi pagi dia tidak datang, saya juga kurang tau dia kemana " jawab buk Ratna
Wajah Wulang langsung bersedih, raut wajah nya berubah drastis, dari senyuman ke murung " baik buk, kami hanya ingin menitipkan kado ini untuk Rania, dan tolong bilang pada nya kalau saya dan suami datang ya buk "
Buk Ratna merasa sedih melihat wajah murung Wulan, " sebentar ya buk, coba saya tanya Siti dan Arya dulu " ingin berdiri dari duduk nya
" Boleh kami ikut buk? " ucap Dodi, karena merasa tidak enak jika berdiam diri di rumah orang lain
" Tentu saja pak, mari kita jalan sekarang " jawab Ratna
Mereka bertiga berjalan di sekitar panti, buk Ratna menunjukkan beberapa tempat anak-anak panti ngumpul dan bercerita, Wulan menatap panti yang sangat indah dan tenang itu, walau ada banyak anak-anak yang berbeda usia, tetapi tak pernah terdengar suara tangisan atau pun ribut.
Sampai di depan kamar Rania, Buk Ratna menatap Dodi dan Wulan yang dari tadi di belakang nya, hanya mengikuti dan mendengarkan saja " maaf pak buk, itu adalah kamar Rania, jika bapak dan ibu mau masuk, saja akan antar "
Wulan menatap Dodi, wajah nya jelas ingin masuk dan melihat kamar Rania, namun Dodi, dia merasa bahwa hal ini tidak seharusnya, karena Rania belum setuju menjadi anak mereka, jika dia sudah setuju maka Dodi akan tanya gak tersebut
" Tidak perlu buk, kita mencari Siti saja, biar istri saya bisa bertemu dengan Rania " ucap Dodi sambil mengelus bahu Wulan yang ia rangkul
Buk Ratna menatap Wulan " baik buk, kita ke tempat Siti saja dulu, biar buk Wulan bisa menghabiskan banyak waktu sama Rania " lanjut berjalan
Sampai di tempat Siti, Ratna menatap sekitar dan tidak ada Rania di sana, hanya da Siti dan beberapa anak panti yang lain nya, " Siti, Rania kemana nak? " melihat sekitaran
Siti berdiri dan berjalan menuju Ratna " buk, Rania sejak pagi udah gak ada di panti, Siti juga ngak tau dia kemana? Siti juga merasa kalau malam tadi Rania ngak tidur karena tempat tidur nya masih rapi pagi ini " ucap Siti
Ratna merasa khawatir, akhir-akhir ini Rania sering tidak berada di panti, walau itu sudah biasa, Rania memang tidak betah berada di sini, karena menurut nya tempat ini sangat jahat, jadi dia sering keluar dan akan kembali di pagi hari.
" Dimana Arya? " Ratna langsung mengerti bahwa satu-satunya orang yang tahu dimana keberadaan Rania adalah Arya
" Itu Arya buk " Siti menunjuk Arya yang sedang menuangkan air ke dalam kendi
Ratna berjalan mendekati Arya " Arya, kamu tau dimana Rania? " wajah Ratna sangat khawatir
Arya menatap keluar pintu, di sana sudah ada Dodi dan Wulan, mereka akan menjadi orangtua angkat untuk Rania " Arya tau buk, tapi kenapa mereka datang lagi? " menatap buk Ratna
Buk Ratna menatap Dodi dan Wulan " ibuk sudah bilang kan, mereka akan mengadopsi Rania, nah tolong kamu bawa mereka berdua ke tempat Rania ya nak " minta buk Ratna
Arya yang sama sekali tidak bisa menolak, dia keluar dan menatap Dodi dan Wulan " ayo om, Tante ikut saya, saya akan bawa ke tempat Rania berada saat ini " berjalan duluan
" Ikuti saja dia buk, dia akan membawa kalian bertemu dengan Rania " ucap buk Ratna, karena melihat kedua nya masih merasa ragu untuk ikut dengan Arya, namun akhir nya mereka mengikuti Arya juga
*
*
*
Seperti biasa, Rania sedang duduk di tepi sungai sambil menatap air yang mengalir, dia tidak melakukan apapun, hanya diam di sana, Rania sangat menyukai suara air dari pada suara orang-orang yang berisik.
" Di sana Rania nya om Tante, kalau mau turun dari samping sana " ucap Arya saat sudah sampai di jembatan tempat biasa ia memanggil Rania
Dodi menatap jalan menuju ke Rania, jalan nya memang rusak dan ada banyak rumput, " bisa tolong kamu saja yang turun dan bawa Rania ke sini Arya? Om khawatir nanti Tante Wulan jatuh "
Arya menatap Wulan dengan sepatu nya yang bertumit " iya om, tunggu di sini saja, saya akan turun dan membawa Rania " mulai turun
Dodi hanya menatap Arya yang sedang turun kebawah, walah jalan nya sangat sulit, tetapi Arya terlihat sangat lincah, dia sepertinya memang sudah terbiasa ke sini dan melewati jalan itu.
Arya duduk di sebelah Rania " Nia ada om Dodi sama Tante Wulan, mereka di jembatan, katanya mau ketemu sama kamu "
Rania Menatap Arya " kenapa mereka datang lagi? Aku ngak mau ikut sama mereka " bantah Rania
" Naik aja dulu, siapa tau mereka mau ngobrol, sebentar aja " berusaha membujuk Rania
Rania menatap Wulan yang berada di jembatan, " baiklah " berdiri dan bersiap untuk naik
Saat Arya dan Arya naik, Wulan langsung berlari dan memeluk Rania " Rania, ibu sangat rindu sama kamu nak, kamu pulang ya nak " memejamkan mata nya dan menikmati pelukan nya dengan Rania
Saat naik tadi, Rania memegang tangan Arya, dan saat Wulan memeluk nya, dia sama sekali tidak melepaskan tangan Arya " ibu? kenapa Tante selalu bilang kalau Tante ibu aku? Aku ngak punya ibu " teriak Rania
Namun Wulan tetap memeluk nya, menahan Rania agar tidak melepaskan pelukan nya " kamu punya nak, ini ibu, saya akan menjadi ibu yang baik untuk kamu nak, saya janji " meneteskan air mata
Rania menutup mata nya dan menangis " tapi Nia ngak mau di tinggal lagi bu "
Dodi menatap tangan Rania yang tidak memeluk Wulan, tangan Rania masih berpegang dengan Arya, Dodi menarik Arya agar tangan Rania lepas dari nya, perlahan tangan Rania di lepaskan Arya dan kini kedua tangan nya memeluk Wulan tanpa ia sadari Arya sudah tidak berada di sana lagi
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!