Part 3

Raya menatap Marquez penuh selidik, sehingga membuat Marquez menautkan kedua alisnya, "Ada apa!" Bentak Marquez sehingga membuat Raya memperbaiki ekspresinya.

"Kenapa lembar jawaban saya berubah semua pak? Soalnya contekan yang dikasih Nikolas tidak seperti ini," Raya langsung saja menutup kedua mulutnya, dia keceplosan kalau hasil kuis kemarin itu adalah hasil dari Nikolas. 

Marquez tersenyum miring, akhirnya wanita didepannya ini mengaku, Marquez sengaja melakukan ini, karena dia tau kalau hasil Raya itu bukan dari dirinya sendiri, tapi dari Nikolas teman baiknya itu, "sepertinya saya tidak perlu mengatakan dua kali, kamu paham kan apa yang harus kamu lakukan selanjutnya," ujar Marquez tanpa mau menatap Raya yang cemberut. 

"Pak mana mungkin saya mengerjakan ini sekarang Disini, apa lagi hari ini saya ada tugas di kelas, apa tidak bisa besok saja?" Melas Raya.

Marquez menatap Raya, "Apa kamu menunggu teman mu itu untuk mengerjakan tugasmu lagi?" Sinis Marquez.

"Bukan begitu pak, saya kan ada pelajaran lain hari ini." 

"Siapa dosen yang akan mengisi kelas kamu hari ini?" 

"Bapak." 

"Terus siapa yang menyuruhmu mengerjakan tugas sekarang?" 

"Bapak juga."

"Lalu masalahnya dimana?" 

Raya terdiam, "benar juga ya, kan satu dosen, lalu masalahnya dimana, ah masalahnya hanya satu, gua gak tau harus mengisi apa di kertas ini" batin Raya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Marquez menatap Raya, dia menggeleng melihat kebingungan di wajah putri dari wanita yang sudah iya anggap seperti ibu sendiri itu, "cepat kerjakan! Apa yang kamu pikirkan!"

Raya terkejut, dia ngedumel tidak jelas sambil membaca kembali dan mengisi semua itu kembali, rasanya wanita itu ingin menimpuk Marquez saja, Raya membolak balikan kertasnya, kali aja ada contekan disana, namun di balik kertas itu hanya ada kertas kosong, "Nikolas berubah lah jadi jin biar bisa masuk kesini dan bantu aku" gumam Raya dengan pikiran bodohnya.

Hingga beberapa saat berlalu, Raya mendongak dan menatap Marquez masih dengan posisi yang sama, "Apa dia manekin, kenapa tidak bergerak sejak tadi" batin Raya.

"Tidak perlu membatin saya, kerjakan tugasmu setelahnya keluar dari ruangan saya!" 

Raya menelan ludahnya kasar, apa dia bisa baca pikiran orang, begitulah pikir Raya, "Ini sudah pak, bapak bisa periksa lagi" Raya mengerjakan kertas jawaban pada Marquez, Marquez hanya memberi isyarat agar di taruh di meja. 

"Terus kenapa masih duduk Disini, keluar!" Marquez heran karena Raya malah duduk kembali dan memangku dagunya dengan kedua tangan.

"Aku hanya sedang menatap orang tampan, kalau bapak tidak merasa tampan ya sudah diam saja, kenapa bapak sejak tadi marah-marah terus, gak takut cepat tua?" 

"Diam! Dan keluar sekarang," ujar Marquez sambil menunjuk pintu ruangannya.

"Tidak mau," kekeh Raya, sehingga membuat Marquez berdecak kesal. 

"Baiklah, sepertinya semua kuis kamu harus saya kasih nilai C, biar kamu bisa berada disini terus."

"Eh jangan dong pak, kan saya juga mau segera lulus dan menjadi istri bapak," celetuk Raya tanpa malu sedikitpun, sehingga membuat Marquez pusing dengan wanita di hadapannya ini. 

"Cepat keluar!" 

"Ok ok Raya yang cantik ini akan keluar," Raya berdiri dan mengambil tasnya di kursi satunya, dia terus menatap Marquez sehingga membuat Marquez mendelik.

Marquez membalikkan tubuhnya membelakangi Raya, sehingga membuat Raya menghembuskan nafasnya kasar, dia akhirnya memilih keluar dari ruangan Marquez.

Terpopuler

Comments

Keiko

Keiko

jangan galak2 Marquez,kualatt nanti bucin deh

2024-09-20

0

Keiko

Keiko

wwkk ketahuan nyontek 🤣🤣

2024-09-20

0

༄༅⃟𝐐Loeyeolly𝐙⃝🦜

༄༅⃟𝐐Loeyeolly𝐙⃝🦜

harusnya kau curi ciuman Marquez sblum keluar Ray🙊🙊🙊

2024-09-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!