LN?

Dari atas langit matahari kian menanjak. Teriknya membuat panas begitu terasa siang ini. Kebetulan tidak banyak kelas hari ini. Hanya ada dua mata kuliah saja, dan itupun sudah selesai.

Di parkiran. Winda menuju ke arah motornya. Meraih helm, hendak memasangkannya di kepala. Tapi niatnya urung saat sebuah tangan menyentuh pergelangang tangannya. Mengambil alih helm yang ingin dikenakan Winda. Menaruhnya kembali di spion motornya.

Itu Ardish. Lelaki itu datang dengan wajah muram. Tidak seperti biasanya. Selalu ceria, dan menyapa Winda penuh hangat. Siang ini Ardish terlihat berbeda.

“Ardish,” sapa Winda sambil mengulas senyum hangat. Namun, sayangnya Ardish tidak menjawab. Matanya menatap lekat wajah Winda. Terlihat tidak semangat.

“Kamu kenapa?” tanya Winda. Mengerutkan dahinya. “sakit?” kali ini tangan Winda mulai bergerak. Maju ke depan. Menaruh punggung tangan di kening, memeriksa suhu badan Ardish.

Tidak panas. Tapi kenapa wajah Ardish terlihat tidak bersemangat? Batin Winda.

“Dish, apa ada sesuatu yang terjadi? Kamu . . . nggak kenapa-napa ‘kan?”

Winda mulai khawatir. Tatapan Ardish, sikapnya tidak seperti biasa. Membuat Winda bingung, menerka-nerka tentang kebenaran penyebabnya.

“Win,” lirih Ardish. Menatap mata Winda, sayu. Layaknya seorang kekasih. Membuat Winda salah tingkah sendiri.

Sejenak. Tatapan Ardish semakin dalam. Winda mulai curiga karena perlahan wajah Ardish menunjukkan kesedihan. Seperti seseorang yang baru saja ditinggal kekasihnya. Tapi siapa? Selama ini setau Winda, Ardish tidak pernah dekat dengan seorang wanita. Apalagi menjalin hubungan. Cuma, Winda satu-satunya wanita yang dekat dengan Ardish. Itu pun tidak dihitung pacaran. Melainkan persahabatan!

“Dish . . . kamu nggak lagi putus cinta ‘kan?” pelan-pelan, sangat hati-hati. Winda melontarkan tanya. Takut membuat Ardish sedih, dan kembali terluka? Itu pun jika semua tebakannya benar. Jika tidak, maka kenapa?

Ada apa? Tidak mungkin ‘kan Ardish bersikap seperti ini jika tidak ada apa-apa. Atau . . . jangan-jangan saat ini Ardish malah sedang menggodanya.

Awas aja. Jika benar Ardish sengaja pura-pura buat ngisengin aku. Maka aku pun nggak akan segan meng-hadiahi pukulan mautku ini padanya, batin Winda dengan tangan yang sudah mengepal erat.

Semakin memandang lekat. Ardish kian mendekatkan. Sedetik kemudian Ardish menarik lengan Winda. Hingga kepala gadis itu terantuk di dadanya. Dengan cekatan kedua tangan Ardish mengulur, melingkar di belakang tubuh Winda. Mendekap tubuh mungil wanita itu ke dalam pelukannya.

“Ardish, lepas!” Berontak. Winda berusaha melepaskan diri dari dekapan Ardish. Namun, hal itu sia. Karena saat ini Ardish memeluknya menggunakan kekuatannya. Dan Winda tidak bisa melawannya.

“Diamlah, sebentar saja Winda.” Suara Ardish terdengar cukup berat. Ia kemudian memejamkan mata. Meloloskan secercah cairan bening yang sedari tadi sudah memenuhi pelupuk mata. Ardish mengusap pucuk kepala Winda. Mengecup lembut pucuk kepala gadis yang tertutupi hijab tersebut.

Jelas saja hal itu membuat jantung Winda seketika berdegup cepat. Mendelikkan mata. Mengerling ke sekitar. Takut-takut ada yang lewat dan melihat aksi tidak terpuji mereka. Berpelukan di lahan parkir, dan tadi Ardish mengecup pucuk kepalanya pula.

Oh my gosh! Apa Ardish sudah gila?

“Ardish!” protes Winda. Tau gadisnya itu marah akan tindakan yang tadi dilakukannya. Ardish kini melonggarkan pelukannya.

Kesempatan itu digunakan Winda untuk lepas dari pelukan Ardish. Sedikit mundur ke belakang. Menjaga jarak darinya. Ardish menatap sayu.

“Gila kamu, ya!” Winda melotot. Kemudian memicing. Meraup napas kasar, lalu menghempaskannya kasar pula.

“Maaf,” lirih Ardish. Bukan cuma karena merasa bersalah. Tapi juga sangat tau jika itu salah. “Nanti malam aku akan pergi Luar Negeri, Win,” ujarnya kemudian yang membuat mata Winda semakin menyalak lebar.

“Apa?!” setengah berteriak. Mulut Winda pun melebar. “serius?” tanyanya tak percaya.

Ardish mengangguk, “ya,” dengan rasa penuh penyesalan.

Terpopuler

Comments

Nia Kurniati

Nia Kurniati

Wah... ini udah lama ya, baru datang notif nya..

2021-10-23

1

Mba Adek

Mba Adek

Winda sama Adhie ja Thor,biar Dedi sadar atas perasaannya.

2021-05-23

0

W⃠🦃𝖆𝖑𝖒𝖊𝖎𝖗𝖆 Rh's😎

W⃠🦃𝖆𝖑𝖒𝖊𝖎𝖗𝖆 Rh's😎

Dedi di mana ya ??

2021-01-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!