B03

Di rumah sederhana tiga orang sedang menikmati makan siangnya, yaitu ibu dan dua anaknya makanan yang sudah iya masak kesiangan gara-gara drama mertua dan pak suami.

Ketiganya menikmati makan ala kadarnya, dan tanpa ada suara protes dari ke dua anaknya, Maria sebenarnya miris, melihat anak-anaknya sudah jarang menikmati makanan enak sejak ibu angkatnya Maria sakit.

Sudah hampir dua tahun Maria tak boleh menengok ibu angkatnya itu, tapi bapak angkat Maria masih menemuinya secara sembunyi-sembunyi karena ada keluarga yang tak menyukai Maria.

Demi melindungi anak angkatnya, ibu dan bapak Maria terpaksa merelakan anak angkat mereka di jodohkan oleh lelaki yang menurut bapak angkatnya kurang pas dengan Maria.

Namun apa di kata bapak Maria yang tak bisa apa-apa dulu terpaksa mengizinkan walau berat hatinya, gadis kecil yang dulu iya angkat sebagai anak terpaksa iya lepas di usianya baru 19 tahun.

Karena keadaannya dulu sangat tak mungkin untuk keluarga Maria bertahan, walau Maria berusaha keras sekalipun, demi pengobatan sang ayah kala itu setelah kecelakaan yang mengakibatkan kakinya lumpuh walau tak permanen.

* Flasback on *

" Da gak bisa kah kamu tolong dulu abang damar untuk berobat, dokter menyarankan terapi agar bisa jalan lagi." ibu Maria memohon kepada adik iparnya.

" Hah....mba ngomong apa ! tolong? Mau mengutang gitu? Mau bayar pake apa? Makan aja susah." adik ipar Maria berucap sangat sinis dan menghina.

" Da, cuma kamu adiknya bang damar, masa kamu tega da melihat abangmu begitu, tolong bantu mba ya da,mba janji balikin." suara ibu Maria tertahan karena menahan sedih melihat ketidak pedulian adik iparnya itu.

" Halah .mau baya pakai apa, mba kira pengobatan abang damar itu gak pakai uang apa? Pakai mba apa lagi jika sampai rutin terapinya, jelas gak sedikit maka uangnya.!" omel adik ipar nya itu.

" Mba akan lakuin apa aja da, demi abangmu sembuh." simbuh ibu Maria dengan nada memohon di bawah lutut adik iparnya itu.

Setelah berucap begitu, beberapa detik aja sunyi tak ada jawaban dari adik iparnya, hingga suara dari arah belakang tubuh adik iparnya mengagetkan mereka.

" Kamu bisa bantu asal, Maria harus kamu jodohkan dengan lelaki pilihan kita." ucap ibu mertua Maria dengan nada sombong dan mengejek ibu Maria.

" Maksud ibu?" tanya ibu Maria dengan nada terbata karena terkejut dan masih gak faham maksudnya.

" Ya, kami akan membantu mu dengan catatan Maria untuk jadi penebus hutang kalian bagaimana?" ucap ibu mertuanya dengan sinisnya.

" Maaf Bu, bukannya Diana gak mau, tapi maaf Maria masih terlalu muda bu, Maria masih sekolah bu, biarlah Diana yang membayarnya dengan bekerja di kebun kalian tanpa upah, asal bang damar bisa ikut terapi." ucap ibu Maria sambil menahan air mata karena sesak di dadanya, mendengar anak semata wayangnya harus iya jadikan korbannya, sedangkan impian ibu Diana ingin Maria bersekolah sampai tinggi.

" Sudah lah, capek ibu kasih solusi untukmu." ucap ibu mertua Diana sambil membalikan tubuhnya.

" Mba pikirkan aja usul ibu, jika minat sih ingin bang damar sembuh." ucap adik iparnya meledek pilihan ibunya untuk kakaknya itu.

Pilihan sulit untuk ibu Diana, hati dan pikiran ibu Diana kalut, iya lekas pergi dari rumah ibu mertuanya itu ketika di tinggal di ruang tamu sendirian dengan pikiran yang sudah bercabang seperti akar.

Sesampainya di rumah ibu Diana gak banyak bicara, iya Lang sung mengecek keadaan suaminya yang masih terduduk bersandar di kasur.

" Dari mana dek?" pak damar langsung bertanya ketika melihat istrinya di pintu kamar.

" Dari rumah Ida bang." jawanya dengan santai, ibu Ida sengaja menyembunyikan rasa kalutnya di depan suami.

" Ngapain kamu kerumah ibu?" tanya damar yang terkejut.

"Hanya ingin memberi tau keadaan Anang aja, biar bagaimana pun mereka keluarga abang." kata ibu Diana, iya masih santai, sedang kan suaminya sudah berubah di wajahnya tanpa istrinya ketahui.

" Abangkan sudah bilang, apapun yang terjadi dengan keluarga kita jangan kesana,kamu tau kan mereka bagaimana dengan mu dan Maria, abang cuma gak mau kamu di hina mereka lagi, abang sakit dengarnya dek." Tegur Damar kepada istrinya.

Yang di tegur hanya bisa menundukkan wajahnya, karena iya tau suaminya pasti marah besar kepadanya saat ini.

" Dek, kamu kenapa kesana, pasti mereka sudah menyakiti hatimu, ngomong dek, kenapa kamu kesana dan tujuannya apa? Padahal abang sudah melarangmu kesana tanpa abang." Damar menegur istrinya karena sangking sayang dan cintanya, damar tak bisa membentak istrinya apa lagi meninggikan suaranya, sekalipun iya sedang marah kepada istrinya.

" Maafkan Diana bang, Diana terpaksa kesana karena mereka harus tau bang, mereka keluarga abang." suara lirih Diana, mengakui kesalahannya namun iya tak berani bercerita soal keinginan ibu mertuanya itu, takut akan kesehatan suaminya semakin drop.

" Diana,...lihat abang!" ucap damar lembut sambil menyentuh dagu istrinya.

" Maafkan abang ya, abang gak bisa membuat ibu menerima kenyataan ini, abang tau ibu pasti sudah membuat hati istri abang ini terluka, katakan sama abang Diana, abang tau pasti ibu ada ngomong sesuatu sama kamu!" tanya ya lembut kepada istrinya, dia melihat ke dalam mata istrinya ada sesuatu yang membuat Diana tertekan.

" Bang...maaf jika Diana harus katakan tapi abang janji abang jangan marah dan tolong abang tetap sehat ya." ucap Diana memohon.

" Katakan dek, abang gak mau kamu memendamnya sendiri, ada apa? Apakah ibu menghinamu lagi atau berkata lebih buruk lagi?" tanya suami dan pertanyaan itu membuat pecah tangisan Diana walau tak bersuara keras namun isakan membuat damar faham.

" Bang...maaf sebenarnya, Diana tadi kerumah ibu untuk meminta bantuan aida bang." kata diana jujur dan suaminya masih diam mendengarkan cerita istrinya yang iya tau belum selesai.

"AIDA gak mau bantu kita bang, tapi ibu memberi pilihan yang Diana bimbang." sambungnya lagi dan menatap wajah suaminya yang sama menatapnya.

" Pilihan? apa itu?" tanya Damar bingung.

" Ibu mau membantu abang untuk terapi dan berobat asal, Maria harus mau di jodohkan oleh ibu." ucapan dianan tertahan sesaat sambil meneteskan air mata yang tiba-tiba meluncur begitu aja ketika Diana bercerita keinginan ibu mertuanya itu.

" Huh...." hembusan nafas sangat berat dari damar, seperti melepas beban berat.

" Sudah ku duga, pasti mereka membuat pilihan yang tak masuk di akal, sudah dek kamu gak usah sedih, gak minta pertolongan mereka lagi, abang gak apa, abang coba terapi di rumah aja, adek mau kan bantu abang?" kata damar lembut, walau sesak di dadanya mendengan cerita istrinya itu.

Tanpa mereka sadari sedari awal Diana datang dan bercerita, ada seorang gadis yang berdiri di balik pintu kamar itu, lengkap dengan bakul besar berisi hasil kebun dan Capil atau topi besarnya, gadis itu masih berdiri mendengarkan semua pembicaraan kedua orang tua angkatnya itu.

Iya terkejut dengan pilihan neneknya itu yang iya sadari emang tak menyukainya sedari kecil.

Terpopuler

Comments

Kasih Bonda

Kasih Bonda

next Thor semangat

2024-08-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!