Di belahan dunia, keluarga besar terlihat yang sangat sibuk mencari gadis kecil yang hilang, karena keteledoran salah satu keluarga, pemilik perusahaan terbesar di negara inggris.
Pewaris tunggal yang hilang sejak usia 5 tahun, dan kini sudah 20 tahun pencarian itu, keluarga besar itu tak tanggung-tanggung mengeluarkan biaya cukup besar demi mencari anak semata wayang pemilik perusahaan yang bergerak di bidang IT terbesar itu.
Ada rasa ingin putus asa namun dengan keyakinan dari istri pemilik perusahaan itu, semua berjalan lagi.
Setelah sembuh dari depresi Juwita anditama wanita keturunan Indonesa yang menikah dengan pria keturunan inggris.
Juwita meminta suaminya bernama Jhon vounhoten untuk mencari lagi putrinya yang hilang, karena besar rasa cinta dan sayangnya terhadap istrinya, Jhon mengikuti perintah istrinya itu.
15 tahun Juwita mengalami depresi, dengan telaten Jhon merawatnya hingga sembuh.
" Apa ada kabar baik?" tanya pria paruh baya di kursinya dengan tumpukan berkas di atas meja di hadapannya.
" Belum tuan, kami hanya menemukan sedikit titik, nona di bawa oleh tuan dan nyonya Isabel ke sebuah pelabuhan tuan." kata pria di hadapannya dengan menundukkan kepalanya.
" Hemmm....sudah ku duga." jawab pria itu dengan bahasa inggris.
" Kalian lakukan yang terbaik, aku gak ingin ada kabar buruk dari putriku." titahnya kepada pria itu, dan pria itu pun mengiyakan dan berlalu pergi.
" Hebat...mereka ternyata sangat licik...benar kata Juwita, mereka terlalu lama di zona nyaman." kata pria itu bernama Jhon.
Jhon melanjutkan lagi pekerjaan nya, keinginannya yang ingin pulang menemui Juwita pun iya pending, iya ingin menyelesaikan pekerjaannya agar besok bisa bersama sang istri.
**************
Di belahan dunia lain, di rumah sederhana masih saja perdebatan antara ibu mertua dan anak dan menantu, gara-gara uang 500 ribu rupiah.
" Hari istrimu itu memfitnah ibu, i u gak ada hutang sama ibu Tini. Dia kali yang hutang gak bisa bayar makanya mengkambing hitamkan ibu!" bela ibu tak ingin di salahkan.
Sedangkan hari sudah bingung mana yang mau di dengar.
" bang ...kamu itu kenapa diam aja...kamu kira uang segitu aku berani habiskan sedangkan bers aja gak ada bang, uang segitu berarti buat kita bang dapur semuanya kosong, abang ngasih aku uang harian aja ibu pangkas apa lagi 500 ribu jelas i u gak mau ngaku, ya kan bu...?" kata ku dengan nada mengejek ibu mertua.
Ya aku dan ibu mertua serta keluarga suamiku sepertinya tak menyukaiku, makanya mereka selalu bikin tensi aku naik dan stok kesabaranku menipis.
" Sudah lah Maria, aku gak mau tau lagi pusing aku melihatmu di kasih berapa pun habis, di dapur juga gak pernah ada makanan." omel hari ke istrinya, sedangkan aku menangis dalam hati suami yang tak bisa mengerti istrinya.
Setelah berucap begitu hari merogoh sakunya mengeluarkan uang berwarna kuning tiga lembar, di serahkan ke tangan ku.
" ini beli yang di butuhkan, aku sudah gak ada yang lagi, aku mau aku pulang sudah ada makanan di dapur." ucap bang hari sebelum pergi.
Ku lihat punggung suamiku yang menjauh setelah melewati ibunya, ku perhatikan uang tiga lembar itu dan melihat kembali ke arah suami yang sudah tak terlihat.
" Emang enak, ..anakku gak akan percaya denganmu faham, jangan sesekali kamu mengotori pikiran anakku dengan aduanmu itu." ucap ibu mertua meremehkanku.
" untung cuma 15.000 klo lebih kamu gak pantas dapat lebih, sana belanja dan masak." katanya lagi sambil melirik uang di tangan ku sebelum melenggang pergi.
" Astaghfirullah..." ku elus dadaku karena sesak.
wanita berparas ayu keturunan indo itu, terpaksa menjalani hari-harinya dengan derita dan kesulitan, tanpa iya sadari ada beberapa anak buah seseorang yang mengawasi pergerakannya sedari kecil hingga memiliki anak.
" Lapor nyonya, semua sesuai dengan keinginan nyonya." jawab salah satu anak buah pria berjas hitam itu, memberi laporan setiap minggunya.
" Awasi terus, dan jangan sampai kalian kecolongan, saya puas pekerjaan kalian selama ini." ucap wanita paruh baya itu dengan senyum sinisnya.
*************
" Hah...nasip nasip, mau ngeluh ya percuma mau terima ya gedek juga, apa aku cari kerja aja untuk anak-anak apa lagi kakak sudah mau masuk sekolah TK aku harus cari uang tambahan." batinku sambil melihat uang lima belas ribu yang masih setia ku genggam.
Kulangkahkan kakiku keluar rumah menuju warung ibu Tini.
" Eh...Maria belanja apa nak?" tanya nenek asih.
" Mau cari bayam nek sama tahu tempe." balasku sambil memilah milih sayuran yang cantik.
" Mar, apa kamu gak bosen tinggal dekat sama mertua?" tanya salah satu tetangga lama Maria.
" Betah gak betah mak." balasku sambil cekikikan.
" Kamu ini mar,....oh ya mar kamu tau gak kemarin si indah habis beli kalung katanya dari suamimu, tapi kok kamu masih polosan?" tanya wanita sedikit tua di atas Maria dengan ciri kasnya yang suka kepo.
" Saya gak tau bu, kalo saya emang saya gak terlalu suka mencolok bu." balasku ramah dan santai walau penasaran.
" Masa iya sih bang hari beliakan kalung adiknya tapi istri kere amat." batinku meng-ngedumel.
" Semua belanjaan saya berapa bu?" tanyaku kepada ibu Tini.
" Semua sepuluh ribu mar, oh ya ini untuk anakmu tolong di terima ya." kata ibu Tini sambil memasukan beberapa Snack dan Rati kedalam belanjaan ku.
" Ya Allah bu terimakasih bu!" ucapku tulus.
Setelah ku bayar aku lekas pulang kerumah dan memasak, tak butuh waktu lama cuma sekitar 20 menit semua masakan sudah ku tata di meja dapur.
" Assalamualaikum..." ucap kedua anakku serempak dari luar, entah dari mana mereka.
" Loh Adam, Adi kenapa kalian lesu gitu, cerita sama ibu?" tanya ku sambil mengelus kedua adik kakak itu.
" Tadi kakak Adam di dorong sama idon bu, tapi kak Adam diam aja, dan tadi Adi juga mau ikut main sama Ikshan tapi Adi di usir dan di dorong katanya gak boleh ikut main." adu adik anak bungsuku, dan ku pandangi anak lelaki yang pertama ternyata benar tangan anakku ada lecet dan baju belakangnya robek sedikit mungkin karena tertarik sesuatu dan bikin aku kaget lagi, ternyata punggung anakku ada goresan cukup panjang dan dalam.
" Adam...ini kenapa nak?" tanyaku khawatir saat ku buka bajunya yang sudah ada goresan cukup dalam.
" Di dorong igon bu, " ucapnya pelan dan takut.
" ya Allah, ya sudah sini ibu obati ya kak, habis itu kita makan ibu punya sesuatu untuk kalian, Adam dan Adi jangan sedih ya." kataku memberi semangat kepada anakku agar tak berkecil hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Yuni Martopo
sesek rasane atiku....../Cry//Cry//Cry/ buatmu thor/Rose//Rose//Rose//Kiss/
2024-07-31
0
Kasih Bonda
next Thor semangat.
2024-07-31
0