HAPPY READING...
***
Pada akhirnya mobil membawa Rehan dan Mika menuju ke Rumah besar. tempat Kakek tinggal bersama orang tua Rehan.
sepanjang perjalanan, tak ada yang mereka bicarakan. hanya sesekali terselip doa dalam hati untuk bisa membujuk Kakek nanti. membatalkan perjodohan antar sepupu itu.
Memasuki pelataran, tak ada yang berubah. penjaga membuka pintu dan mempersilakan kendaraan itu masuk.
"Ingat apa kataku tadi..." ucap Rehan setelah memarkirkan mobilnya bersama dengan mobil lain.
"Iya iya..." jawab Mika sewot. enak saja pria itu menyuruh-nyuruhnya.
dan setelahnya keduanya turun dari kendaraan itu. berjalan beriringan masuk ke dalam rumah.
Pendar lampu telah hidup sepenuhnya. memperjelas seluruh sudut ruangan tanpa terlewati sedikit pun.
Mika semakin melangkah masuk ke dalam rumah. sesekali berpapasan dengan pelayan menuju ke kamar Kakek.
Di ruangan lain. 2 orang membulatkan mata. teekejut dengan pemandangan yang tiba-tiba itu.
"Mika? dia datang bersama Rehan?". Mama Reta. beliau adalah Ibu dari Rehan.
tak menyangka kalau Mika datang bersama putranya. dan ada apa? melihat keduanya berjalan menuju ke kamar Kakek.
"Kenapa Mama terkejut?" Jane bersuara. melihat keheranan sang Mama yang seharusnya tak perlu bukan? karena memang lebih baik seperti itu. Mika dekat dengan Rehan. itulah tujuan mereka.
"Mereka datang bersama... bukan, lebih tepatnya Kak Rey yang menjemput Kak Mika tadi..." ralat Jane.
"Apa?". Mama Reta tambah terkejut dengan penuturan putrinya.
Rehan menjemput Mika?
bukankah hal itu sedikit aneh? seorang Rehan loh ini.
"Mamaa.. berhenti untuk terkejut seperti itu..." protes Jane.
padahal ucapannya bukan hal yang wah kan?
"Kau yakin kalau Kakakmu yang menjemput Mika?" ulang Mama Reta pada Jane.
setidaknya beliau ingin mendengar sekali lagi apakah benar yang diucapkan putrinya barusan.
Jane mengangguk membenarkan ucapannya. "Bukan hanya itu, Kak Rey meminta nomor Kak Mita padaku..." ucap Jane. sungguh cocok untuk dijadikan teman ghibah.
"What?". Mama Reta kembali tercengang. walaupun di detik selanjutnya memasang ekspresi wajah penuh kemenangan. tersenyum senang melihat Rehan merespon dengan cepat sesuai keinginan Kakek.
"Mama mau ngapain?" protes Jane melihat Mama Reta bangkit dari duduknya.
"Mama mau memberitahu kabar baik ini pada calon besan ku..." jawab Mama Reta penuh semangat.
calon besan yang tak lain adalah iparnya sendiri. Ibu dari Mika.
akan menjadi hal paling menggembirakan bukan?
Mama Reta tak mau berbahagia sendiri.
Sedangkan Jane hanya menggelengkan kepala melihat Mamanya yang sangat antusias itu.
Kembali lagi pada Mika dan Rehan.
mereka berdua telah sampai di kamar Kakek.
membuka pintu itu tanpa permisi dulu. dan hal itu tentu saja membuat orang di dalam kamar terkejut.
"Apa terjadi sesuatu, Pamam Dokter?" ucap Mika melihat keberadaan Dokter pribadi di kamar Kakek.
sedikit khawatir memang. Mika dan Rehan juga semakin mendekat.
"Tidak... Paman hanya memeriksa tekanan darah Tuan besar..." ucap Dokter itu menjelaskan. tanpa diketahui, pria itu sangat teekejut dengan kedatangan cucu Tuan besar yang tiba-tiba.
Sambil melihat Dokter yang memeriksa sana sini, Mika duduk di samping tempat tidur Kakek.
Ayo katakan! protes Rehan sambil menendang kaki Mika tanpa diketahui siapapun.
Mika memelototkam matanya. Sabar dikit napa sih!
mulutnya bergumam mengutuk Rehan yang terus saja mendesak Mika untuk mengatakan sesuatu pada Kakek.
"Kalian datang..." ucap Kakek dengan suara yang begitu lemah. bahkan Kakek hanya berbaring tak berdaya.
"Kakek..." Mika menggenggam tangan Kakek yang sudah keriput.
"Ada apa?" tanya Kakek.
Mika masih terdiam.
Bagaimana aku mengatakannya ya? aku benar-benar takut kalau kakek tambah sakit... batin Mika.
Rehan kembali menendang kaki Mika.
Iya iya... begitu sorot mata Mika bicara.
Mika benar-benar terintimidasi dengan keberadaan Rehan di sampingnya itu. pria itu terus saja menendang kakinya.
"Kakek..." ucap Mika lagi.
Agghhh.. aku benar-benar tidak sabar menunggu dia bicara... gerutu Rehan dalam hati.
"Kakek, Mika ingin membicarakan sesuatu dengan Kakek..." sela Rehan tanpa dosa.
Mika membulatkan mata. menengok ke arah pria yang baru aja bicara. Kau gila?
sedangkan yang ditatap hanya memang wajah ejeknya.
"Katakan Mika, apa yang ingin kau katakan..." ucap Kakek ingin mendengar apa yang ingin dikatakan cucu kesayangannya itu.
Dokter itu mundur beberapa langkah. membuat jarak untuk Mika nyaman mengeluarkan unek-uneknya.
"Katakan Mika, Kakek ingin mendengarnya..." paksa Rehan.
Kenapa tidak kau saja yang bicara! umpat Mika dalam hati.
"Kakek..." Mika memberanikan diri untuk bersuara.
Astagaaaa...
"Kakek, Mika dan Rehan tidak bisa melakukan ini... Mika tidak bisa menikah dengannya.. aku mohon Kakek mengerti tentang keputusan ini... Kakek, tolong ubah keputusan kakek itu..." ucap Mika sambil memejamkan mata.
Suasana kamar menjadi hening.
Apa? kenapa tak ada yang bicara? batin Mika masih dengan mata yang tertutup.
dan saat membuka mata, mengamati sekitar, tak ada respon apapun.
Ayo bantu aku bicara.. Mika kembali memelototi Rehan.
"Kami tidak bisa menikah tanpa dasar cinta, Kek... maaf kami tak bisa menuruti keinginan kakek..." timpal Rehan.
Uhukk...
Kakek terbatuk. setelahnya orang tua itu menyentuh dada kirinya.
"Sakit... dadaku sakit..." keluhnya.
Mika dan Rehan panik mendengarnya.
"Kakek..." ucap keduanya bersamaan.
"Dokter tolong, dadaku sakit..." keluh Kakek.
membuat Paman Dokter langsung bergerak.
"Kakek... maafkan Mika kakek... kakek..."Mika menangis. menyesal karena telah mengatakan hal bodoh yang membuat Kakek semakin menderita.
"Kakek... huhuhu...".
"Maaf, tolong mundur sedikit nona... biar saya memeriksa Tuan besar..." ucap Dokter sama paniknya.
Beda dengan Mika yang menangis meraung ketakutan. Rehan hanya terdiam. wajahnya juga terlihat panik.
"Bernafaslah dengan pelan Tuan..." terdengar Pamam Dokter memberi intruksi pada Kakek.
"Bagaimana ini? kakek semakin parah... bagaimana ini?" tanya Mika pada Rehan. semua ini juga karena kesalahan Rehan yang memaksa Mika untuk berbicara dengan Kakek.
pria itu yang harus disalahkan.
"Kakek..." Mika mendekati Kakek. bingung, takut, bercampur aduk di dalam kepalanya.
Mika takut kalau Kakek kenapa-napa. apalagi kalau sampai meninggal.
"Buka lah matamu Kek, buka mata kakek..." pinta Mika.
"Kakek... Kakek..." panggil Rehan juga.
Tapi pria yang mereka panggil Kakek itu tak merespon ucapan mereka.
"Kakek, bangunlah Kek... maafkan Mika..." ucap Mika.
"Kakek... bangunlah... Maafkan Rehan Kek, bangunlah Kek... Rehan akan menuruti keinginan Kakek. tapi Rehan mobon, bangunlah Kek... Rehan akan mengabulkan permintaan Kakek untuk menikah dengan Mika, tapi bangunlah dulu Kek..." ucap Rehan tampa sadar.
Apa? Mika menata pria di sebelahnya.
"Kakek, Rehan mau menikah dengan Mika asal Kakek bangun... Maafkan Rehan Kek...".
Ucapan Rehan itu tentu saja di dengar oleh yang lainnya. termasuk kedua orang tuanya dan orang tua Mika yang saat ini berada di ambang pintu kamar Kakek.
semua orang mendengarnya termasuk Paman Dokter. seutas senyum samar terlihat di ujung bibir Paman Dokter tanpa diketahui siapapun.
"Iya Kek, bangunlah Kek... Mika dan Rehan akan menikah sesuai dengan keinginan Kakek... bangunlah Kek...".
Entah bagaimana setelahnya.
Tapi Mika, Rehan dan kedua orang tua mereka telah berjalan meninggalkan kamar Kakek. mereka bisa bernafas lega melihat Kakek sudah siuman dari pingsannya. atau mungkin dari sandiwara yang beliau buat.
"Mas Bima, kita pulang dulu.." Pamit Ayah Adam pada kakaknya.
"Hm, Aku akan mengabari kalian lagi setelah ini..." ucap Papa Bima bersuara.
"Termasuk tanggal tlyang baik untuk pernikahan anak kita...".
Mika hanya memeluk sang Ibu. terlihat sekali gadis itu seperti tak rela walaupun ia sudha berjanji kepada Kakek tadi.
"Kami pamit..." ucap Ibu Widya.
"Hati-hati di jalan..." ucap Mama Reta melepas kepulangan Keluarga dari Mika.
Setelah kepulangan Mika dan orang tuanya.
Papa Bima melihat putranya itu.
"Papa ingin bicara denganmu, Rey..." ucap Papa pada Rehan.
"Hm," jawab Rehan singkat dan langsung mengikuti langkah kaki Papa Bima menuju ke ruangan kerjanya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Yuni Setyawan
coba kalo di dunia nyata,lagi jadi hot gosip kakak adik jadi besan,trs pasangan pengantinnya mau rencana kawin lari gara² gak direstui🤣🤣🤣🤣
2024-07-30
0