Keresahan Hati Fina

Sampainya di rumah Aliyya mendapati Junior sudah menunggu di kursi dengan wajah yang cemberut. Remaja tanggung itu pulang diantarkan oleh Akmal, tadinya Akmal menyuruh Junior untuk menginap di rumahnya namun Junior bilang ia tidak bisa tidur jika bukan di kamar pribadinya.

Aliyya melihat sang adik duduk tegang! Aliyya pun membaca gelagat aneh dari wajah sang adik.

"Dek kenapa belum tidur?" tanya Aliyya.

"Kak Liyya ke mana saja sih? Aku nunggu dari sore sampai aku pulang diantar ke Akmal" Junior marah.

"Kakak lupa malah jalan-jalan sama Kak Rahma! Maaf ya sayang, yang penting kan kamu sudah di rumah dan awas satu lagi jangan bilang pada ayah dan bunda" ucap Aliyya.

"Dedek akan ngadu sama ayah dan bunda biar Kak Liyya dihukum" ancam Junior lalu berlari ke arah kamarnya.

"Yeh dasar tukang ngadu" kesal Aliyya.

Di dalam kamarnya, Junior menghubungi Fina, ia akan mengadu karena Aliyya tidak menjemputnya sewaktu pulang sekolah.

"Hallo sayang" sapa Fina.

''Bunda, Kak Liyya tidak jemput Dedek pulang sekolah, barusan baru sampe rumah" Junior mengadu.

"Kok bisa Nak?" tanya Fina.

"Katanya main sama Kak Rahma" jawab Junior.

"Yasudah nanti Bunda akan tegur Kak Liyya dan temannya supaya ingat waktu. Sudah ya Dede jangan ngambek lagi, besok juga Bunda pulang kok" ucap Fina.

"Cepat pulang ya Bunda, Dedek gak ada teman di rumah" pinta Junior.

"Iya sayang. Sekarang bobo ya, besok kan dedek harus sekolah" pinta Fina.

"Iya Bunda. Yasudah Dedek bobo dulu ya Bunda" ucap Junior lalu menutup panggilan teleponnya.

Fina langsung menghembuskan nafas kasarnya ke udara.

"Kenapa, hem?" William yang melihat kekesalan di wajah sang istri merasa heran.

"Liyya tak menjemput Junior, dia malah keluyuran sama temannya" ucap Fina.

"Rahma? Mas takut anak itu membawa pengaruh buruk untuk Aliyya, secara dia itu mantan napi" balas William.

"Tapi Mas, sebelum kenal dengan Rahma juga kelakuan anak gadismu itu memang absurd, Entah lah aku hanya takut dia berbuat macam-macam di belakang kita, apalagi beberapa kali pria itu selalu mengantar Aliyya pulang" Fina semakin resah mengingat Marcel yang beberapa kali datang ke rumah, walaupun William selalu bersikap dingin padanya, namun Marcel tidak goyah.

"Sebenarnya Marcel itu cucu dari rekan bisnis Dady, keluarganya tidak pernah ada masalah hanya aku tidak mau Aliyya dekat dulu dengan pria manapun. Aku ingin Aliyya fokus untuk kuliah" ucap William.

"Tapi apakah bisa anakmu itu mengerti kemauan kita?" tanya Fina sedikit frustasi.

"Tidak ada pilihan mau atau tidak, aku akan mengirim dia ke Harvard bulan depan. Sayang, dia itu pewaris perusahaan kita, mau tidak mau ya harus mau" jawab William.

"Dia anak perempuan Mas, tugasnya melayani suaminya, Junior lah yang lebih berhak" ucap Fina.

"Dia tidak mau, sudah dia bilang kan beberapa kali kalau dia mau jadi TNI. Sayang, kita tidak bisa memaksa Junior untuk jadi pengusaha, dan memang aku merasa dia tidak ada basic di sana. Aliyya lah yang pantas" balas William dengan kekeh.

"Yasudah lah aku serahkan padamu Will. Aku akan telepon dulu Rahma supaya jelas mereka main ke mana saja" balas Fina.

Ia segera menghubungi Rahma, tak lama Rahma langsung mengangkat panggilan telepon dari Fina.

"Hallo, Tante Fina!" sapa Rahma.

"Hallo, Rahma. Rahma, boleh Tante menanyakan sesuatu pada kamu?" tanya Fina.

"Boleh Tan, silahkan" balas Rahma.

"Tadi kamu sama Aliyya bermain kemana? Soalnya adiknya bilang kalau dia tidak menjemputnya pulang" tanya Fina.

Rahma pun menceritakan apa yang terjadi sebenarnya dari mulai Aliyya datang ke cafe miliknya, jalan-jalan ke Mall, pertemuannya dengan Marcel, Aliyya marah dan menangis, dan terakhir Marcel yang datang ke cafe nya yang langsung membawa Aliyya pergi.

"Sesudah itu saya tidak tahu lagi Aliyya kemana, Tan" papar Rahma dengan sebenar-benarnya.

Mendengar itu Fina menjadi resah, ia takut jika Aliyya bertengkar dengan Marcel, lalu pria itu berbuat nekat pada Aliyya.

"Baiklah Rahma, terimakasih ya infonya" ucap Fina.

"Sama-sama Tante" balas Rahma.

Sesudah berbicara dengan Rahma, Fina terlihat lesu kemudian ia mendudukkan phantatnya di atas sofa kamar.

"Aliyya di bawa Marcel, aku khawatir takut pria itu berbuat yang aneh-aneh pada Aliyya. Dia itu pria sudah dewasa, beda dengan Aliyya yang masih 18 tahun" papar Fina dengan berjuta kekhawatiran.

"Besok kita kembali ke Jakarta, aku ingin bicara dengan Marcel" ucap William.

...

Paginya, Junior seperti biasa merengek ingin di antar ke sekolah, Aliyya dengan enggan bangun dari tidurnya.

"Kak Al, ayo!" rengek Junior.

"Sebentar ah mandi dulu, sana kamu sarapan nanti Kakak mengusul mu. Sudah sana pergi ah, kamu bau" usir Aliyya.

"Bau apa sih? Aku sudah mandi tahu" kesal Junior.

Tak berselang lama, Aliyya sudah keluar dari kamarnya. Gadis itu sudah rapi dengan pakaian formal karena pagi ini ia akan ke kantor menggantikan William.

"Ayo" ajak Aliyya.

Junior mengekor dari belakang.

"Dek, ayah dan bunda akan pulang hari ini. Kamu ngadu ya sama mereka? Asal kamu tahu ya semalam Kakak di ceramah i habis-habisan sama Ayah dan ngelarang Kakak pacaran sama Marcel. Dasar adik tukang ngadu" gerutu Aliyya.

Junior hanya diam, ia tidak mau Aliyya tambah marah karena ulahnya.

Sesampainya di depan sekolah Junior, Aliyya segera memberi uang jajan pada sang adik.

"Kak kurang!" ucap Junior.

"Lima puluh ribu, itu" balas Aliyya.

"50 ribu dari Hongkong? Ini itu 2 ribu" ucap Junior.

"Tahu aja sama duit" kelakar Aliyya.

Ia segera memberikan uang 50 ribu pada sang adik.

...

Marcel pagi ini terlihat sangat bahagia. Senyumnya tak luntur mengingat semalam ia dan Aliyya sudah bercumbu dengan habis-habisan. Bahkan pagi ini, rasa bibir Aliyya masih terasa manis.

"Kitten kamu menang sangat cantik, sayang. Aku janji akan membahagiakan kamu walau nantinya akan banyak rintangan tapi aku akan hadapi. Kamu hanya milik aku, aku begitu mencintaimu gadis kecilku yang agresif" ucap Marcel sembari tersenyum.

Oma Erny yang melihat itu menjadi bertanya-tanya kenapa sikap sang cucu yang sehari-harinya selalu dingin, kini terlihat.mencair bahkan hangat.

"Kenapa kamu senyam-senyum begitu Cel?" tanya Oma Erny.

"Hatiku sedang berbunga-bunga, Oma" jawab Marcel.

"Kamu menang tender?" tanya Oma Erny.

"Lebih dari tender, Oma. Oma mulai sekarang Oma tidak usah menjodoh-jodohkan aku dengan wanita manapun karena aku sudah punya kekasih" ungkap Marcel.

"Kekasih? Siapa gadis itu Cel?" tanya Oma Erny.

"Aliyya, Oma" jawab Marcel.

"Aliyya si gadis manja itu? Cel kok kamu macarin gadis manja itu sih? Kamu tahu kan kalau setiap dia datang ke rumah ini selalu saja mau di suapi makan sama Oma" Oma Erny tak habis pikir.

"Ya mau gimana lagi Oma, aku sayangnya cuma sama dia. Lagian sih Oma mau aja di suruh nyuapin makan sama Aliyya" balas Marcel sembari tertawa.

"Ah gadis manja itu, aku selalu mau aja nyuapin itu anak" Oma Erny merasa kesal sendiri.

Marcel pun pamit untuk berangkat bekerja pada sang Oma.

Terpopuler

Comments

Mr.VANO

Mr.VANO

lanjut thor

2024-07-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!