Siang ini Marcel di paksa oleh Oma Erny agar mau jalan dengan wanita yang Oma Erny kenalkan padanya. Walaupun sempat menolak, Marcel tidak dapat berbuat apa-apa karena Oma Erny mengancam jika Marcel menolak ia akan mogok makan selama satu minggu.
"Viona itu cucu dari salah satu relasi bisnis Opa dulu. Oma juga sudah tahu latar belakang keluarga Viona" ucap Oma Erny.
"Oma aku sibuk di kantor" balas Marcel.
"Yasudah jika begitu, Oma akan benar-benar mogok makan" ucapnya.
"Baiklah aku mau" akhirnya Marcel menyetujui.
Siang itu Marcel mengajak Viona jalan-jalan ke sebuah Mall. Walau terpaksa, tetapi Marcel tetap tersenyum di depan Viona.
"Aku suka tas itu" tunjuk Viona.
Marcel paham bahwa Viona ingin ia belikan tas brand Dolce & Gabbana.
Tas ini di bandrol seharga Rp 26.759.455.
"Ayo kita masuk" ajak Marcel.
Mereka berdua masuk kedalam toko brand ternama itu. Viona langsung mengambil tas impiannya itu.
"Kamu suka?" tanya Marcel.
"Ya aku suka" jawab Viona.
"Bayar sekarang, atau mau lihat-lihat yang lain dulu?" tanya Marcel yang sebenarnya sudah ingin mengantarkan Viona pulang.
"Bayar dulu, nanti lihat-lihat yang lainnya" jawab Viona.
"Gila bener, lama-lama aku bisa bangkrut. Baru perkenalan saja sudah begini. Oma, sorry tapi wanita seperti Viona ini hanya bisa menghabiskan uangku saja nantinya. Skip, skip" ucap Marcel dalam hatinya.
Tas yang di inginkan Viona sudah ada di genggaman, Viona langsung mengajak Marcel ke toko brand mewah lainnya.
"Sepertinya Versace baru saja mengeluarkan koleksi sepatu terbaru" ucap Viona.
"Mau masuk sekarang?" tanya Marcel menunjuk tempat koleksi Versace di pajang.
"Ngerepotin!" balas Viona basa-basi.
"Oh tidak sama sekali" balas Marcel.
Mereka berdua masuk melihat-lihat koleksi milik brand Versace.
"Honey, parfum itu juga wanginya menenangkan" tunjuk Viona.
"Ya parfumnya menenangkan, tapi tidak dengan uangku" ucap Marcel dalam hati.
Marcel bukan lah tipe pria yang hitung rugi, tetapi Viona ini seenaknya.
"Ambil lah" balas Marcel.
"Parfum dan sepatu semuanya jadi 79 juta" ucap seorang pelayan di sana.
Tanpa banyak bicara, Marcel segera membayarnya.
"Honey, kata temanku di sini ada resto steak" ucap Viona.
"Tunjukan saja tempatnya" balas Marcel dengan nada dingin.
Viona segera membawa Marcel ke resto itu.
Di tempat yang sama Aliyya mengajak Rahma makan di resto.
"Lapar nih, makan steak yuk?" ajak Aliyya.
"Itu mahal Al" balas Rahma.
"Hemat terus nih kamu, gak seru! Aku tahu duit kamu banyak sekarang" ucap Aliyya.
"Hehehe iya sih, cuma bakso Mang Jarot paling mantul" balas Rahma.
"Sekali-sekali harus naik level dong jangan bakso terus. Yasudah hayu" ajak Aliyya.
"Aku yang traktir, tapi jangan menu yang mahal-mahal ya" ucap Aliyya.
"Okheeee" balas Aliyya.
Kedua gadis itu masuk kedalam resto, duduk di meja dekat jendela.
"Al, bagus banget view nya kalau duduk di sini" ucap Rahma sembari memandang ke luar jendela mall itu.
"He'h bagus banget" balas Aliyya.
"Ma, bentar ya aku telepon dulu adik ku, takutnya dia belum sampe rumah dari sekolah" sambunya.
Aliyya langsung menghubungi Junior.
"Hallo Kak!" sahut Junior.
"Dek kamu udah pulang?" tanya Aliyya.
"Udah, tadi aku telepon Kak Neneng, dia langsung jemput aku. Ini aku lagi di rumahnya ngasuh Dede Almira" balas Junior.
"Mana Kak Neneng nya?" tanya Aliyya.
Junior langsung memberikan ponselnya pada Neneng.
"Hallo Liyya sayang" sapa Neneng.
"Kak makasih ya udah jemput dedek" ucap Aliyya.
"Ini tidak gratis loh" balas Neneng sembari terkekeh.
"Wah pamrih nih" cebik Aliyya.
Neneng langsung tertawa karena berhasil menggoda Aliyya.
"Yaudah Kak, aku tutup ya teleponnya. Makasih sekali lagi, makin sayang sama Kak Neneng..Muachhhhhh" ucap Aliyya.
Sesudah menutup telepon, ia melihat wajah Rahma fokus pada satu titik.
"Hei Ma kenapa sih bengong?" tanya Aliyya.
"Al lihat, bukannya itu Om Marcel? Dia sama siapa?" Rahma menunjuk ke meja di sebelahnya.
Aliyya langsung melihat, dan benar saja itu Marcel bersama seorang wanita.
Deg!!!!
Seketika hati Aliyya terasa sercubit. Sakit tapi tidak berdarah itulah yang Aliyya rasakan.
"Pantes dia gak hubungi aku dua minggu, ternyata ini alasannya" ucap Aliyya dengan nada getir.
"Sudah, sudah. Jangan nangis, aku gak suka kamu nangisin pria kaya begitu. Ayo fokus makan saja" Rahma segera mengusap air mata Aliyya dengan tisu.
Merasa hapal dengan suara orang di meja sebelah, Marcel segera menengok, dan seketika ia merasa di tampar, bagaimana melihat wajah Aliyya yang sudah merah dan mata yang sudah berembun memandang dirinya penuh tanya.
Memang selama ini Marcel dan Aliyya belum terikat hubungan yang serius, dan Marcel belum menyatakan perasaannya pada Aliyya namun keduanya sudah saling menyukai dan dekat walau William melarang keras untuk Aliyya berpacaran.
Marcel hendak bangkit, namun di tahan oleh Viona.
"Honey kamu mau kemana?" tanya Viona dengan nada manja.
"WTF, honey?" gumam Aliyya sebal.
"Maaf, aku ke toilet sebentar!" balas Marcel.
Pandangannya terus terfokus pada Aliyya, tetapi Aliyya mencoba cuek tak peduli. Ia berusaha menutupi kecemburuannya.
"Ma, pesan aja steak termahal. Tenang ada yang bayar kok" ucap Aliyya.
"Maksudnya?" Rahma tak mengerti.
Aliyya pun membisikan sesuatu pada Rahma, dan seketika mereka berdua tertawa puas.
"Okhee, kita kerjai" balas Rahma.
Mereka berdua pun memesan steak dengan harga yang mahal.
"Tomahawk dua, wahyu A5 steak with saus tartar nya dua dan minumannya dua" ucap Aliyya.
"Baiklah tunggu sebentar ya Nona, kami akan siapkan pesanan anda" ucap pelayan itu dengan ramah.
"Kita akan kenyang sayang" ucap Aliyya pada Rahma.
"Gila, gila, gila" balas Rahma sembari mengguncang-guncangkan pundak Aliyya.
"Aliyya di lawan. Lihat saja siapa berani buat seorang Aliyya menangis" ucap Aliyya dengan geram.
"Percaya, percaya pada suhu yang satu ini" balas Rahma sembari cekikikan.
Marcel kembali lagi dari toilet, memandang Aliyya dengan tatapan sendu seolah menyiratkan bahwa ini tidak seperti yang Aliyya pikirkan.
Tak lama pesanan Aliyya dan Rahma tiba, steak yang mahal sudah terpampang di depan mata.
"Ayo Nona Rahma kita makan, rejeki jangan di tolak" ucap Aliyya.
"Baiklah saudari Aliyya, kita habek sampai puas" balas Rahma.
Di meja sebelah, pesanan Viona dan Marcel pun sudah tersaji.
Aliyya dan Rahma terlihat buru-buru memakan steak itu. Bahkan mereka akhirnya minta di bungkus saja saking tidak kuat memakannya.
"Bill nya" tanya Aliyya pada pelayan resto itu.
Sang pelayan memberikan bill pada Aliyya, tetapi Aliyya tampak membisikan sesuatu pada pelayan resto itu.
Pelayan itu langsung mengangguk paham.
Mereka berdua pun langsung pulang, meninggalkan Marcel yang memandang sendu pada Aliyya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Safitri Agus
lanjut Thor
2024-07-25
0
Mr.VANO
menari,bagus,suka..lanjut ..😍😍
2024-07-25
1