Chapter 2: Misi Pertama

Setelah kejadian kemarin Finn akhirnya dapat ditangkap oleh Nevy, dan dipukuli habis-habisan. Lagian salah sendiri sih, kerja kok gak becus, untung saja Nevy, masih mau memaafkan Finn. Setelah pulang dari sekolah dan pengalaman yang mungkin gak bakal kami lupain bahkan setelah lulus, aku dan Finn pergi ke kantor cabang dari U.H.O untuk mengambil misi hari ini.

“Misi kelas C, ‘Membasmi Fiend di sekitar desa Raikora’”

Ucapku, sambil membaca misi yang ada di ponsel.

Fact. 002: Fiend adalah sejenis makhluk berbulu hitam pekat dan berbentuk seperti anjing yang ganas. Fiend juga memiliki sifat yang sangat agresif, mereka tak peduli siapapun yang mereka lawan, seberapa kuat pun orang yang mereka lawan.

Aku yang membaca misi itu berpikir sejenak dan berkata.

“Huh? terdengar mudah, maksudku mereka hanyalah sekumpulan Fiend bukan?”

“Sepertinya begitu, harusnya gak bakal terlalu susah sih,” jawab Finn, padaku.

 “Baiklah kalau begitu ayo”

Kami kemudian pergi ke desa Raikora menggunakan bus. Dan tak perlu waktu lama, kami akhirnya sampai di desa Raikora.

Aku menarik nafas dengan kuat dan berkata di dalam hati.

Ah… sebuah suasana dan pemandangan yang indah. Terlihat ada bukit di seberang desa, udara yang bebas dari bau-bau perkotaan, sungguh menyejukkan bukan?.

“Ah… bukankah tempat ini indah, Finn?” ucapku sambil melebarkan tanganku ke atas.

“Ya kau benar tampak seperti desa yang damai dan aman, yah menyampingkan kenapa desa ini banyak sekali Fiendnya.” jawab Finn, sambil tersenyum ringan.

“Oh ya, ayo kita temui kepala desa terlebih dahulu kalau begitu”

Finn menyetujuiku dan kami pun menemui kepala desa. Tak jauh dari tempat kami masuk kami melihat siluet orang yang cukup besar

“Hey apakah kalian Celvin dan Finn?” Tanya orang itu.

Dengan kebingungan, aku menjawabnya.

“Uh… iya itu benar”

“Ah bagus kalau begitu, kalian tahu kenapa kalian kupanggil kesinikan?”

Dialah yang memanggil kami? Kayaknya dia adalah kepala desa disini deh.

“Ya, katanya ada beberapa Fiend yang mengamuk di sekitar sini, benar?” tanyaku padanya.

“Ya begitulah, entah mengapa akhir-akhir ini mereka menjadi lebih ganas dan bertambah lebih banyak dari sebelumnya. Oh ya omong-omong namaku Olsea, Olsea Goirda, aku kepala desa Raikora—salam kenal ya!”

Sungguh tak ku sangka kupikir kepala desanya adalah orang tua. Malahan kepala desa Raikora, orang yang cukup berotot—kalau dilihat dari tampangnya sih. Dia kayak udah melalui berbagai macam pertarungan, dilihat juga dari bekas-bekas lukanya.

“Baiklah ikuti aku, kalian berdua” ucap Olsea, pada kami.

Kami bertiga, kemudian berjalan ke suatu tempat yang ditunjukkan oleh Olsea. Melewati berbagai rumah-rumah yang ada di desa Raikora, perasaan ini sungguh menyejukkan. 

Sebenarnya aku masih kurang yakin dengan kekuatanku sendiri. Walaupun aku sudah dilatih langsung oleh mantan Pahlawan tingkat S-1, yaitu pamanku sendiri. Namun “Dunia tak akan sama manisnya ketika kau keluar”.

Aku sendiri, diberi kakekku—2 bilah pedang yang memiliki desain seperti katana, tapi lebih lurus dengan bilah yang tipis, guna mempercepat gerakan dan tebasanku.

Setelah berjalan tak lama, kami akhirnya sampai di sebuah camp. Terlihat ada tiga orang yang sedang beristirahat di hadapan kami, 2 laki-laki dan 1 perempuan.

“Kita sudah sampai. Ini dia ‘Regu Pengintaian’  perkenalkan. Mereka Andy, Elizabeth dan Randolph”

Seorang regu pengintai ya? Sepertinya mereka memiliki lebih banyak pengalaman dariku, kelihatannya sudah banyak pertarungan yang mereka lalui. Andy, seorang pria muda dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi rambut yang pendek dan memakai senjata pisau, Elizabeth, seorang gadis yang cukup pendek berambut pirang, pupil berwarna merah, dia terlihat tidak memegang senjata apapun mungkin dia petarung elemental?, dan satu lagi, Randolph—pria berbadan besar dan kekar memegang pedang dua tangan yang besar dengan luka di sekujur tubuhnya, dia tampak mengerikan jujur saja.

“Jadi kalian ya, pahlawan kelas C yang dipesan pak Olsea?” Tanya Andy yang terlihat meragukan.

“Y-ya itu benar, perkenalkan aku Celvin”

“Dan aku Finn, salam kenal”

“Ya salam kenal juga, namaku Andy”

(Mengapa mereka terlihat seperti anak SMA biasa? Kupikir yang akan datang mas-mas petarung, yah bagaimanapun mereka pahlawan tingkat C).

“Halo salam kenal, aku Elizabeth—tapi kalian bisa memanggilku Eliz”

“Kalian cukup berani untuk seorang remaja, GUAHAHAHAHAH!! Omong-omong namaku Randolph.” Ucap Randolph, sambil tertawa dan kemudian menjabat tanganku.

Sepertinya tak seperti yang kubayangkan, Randolph cukup santai ternyata. Yah baguslah, mungkin aku harus berhenti menilai seseorang dari penampilannya.

“Baiklah. Tunggu apa lagi? mari kita berangkat,” ucap Andy, sambil mengangkat pedangnya.

Kami pun berangkat menuju bagian lebih dalam dari hutan Reiyan yang berada di sebelah desa, hutan ini memang dikenal karena banyak monster abnormal yang bermunculan di sekitaran area hutan ini. Sambil berjalan kami membincangkan beberapa hal.

“Jadi, ehhh Celvin kan? Sejak kapan kau dan Finn menjadi seorang pahlawan?”

Tanya Eliz, kepadaku

“Nggak lama justru ini misi pertama kami”

Jawabku dengan tersenyum ringan pada Eliz. Sambil menundukkan kepalanya, Eliz berkata kepada kami.

“Begitu ya? Sepertinya kalian belum banyak pengalaman”

Kupikir dia sedikit kecewa, apa karena kami nggak kayak apa yang dia bayangkan ya?

“Oh ya omong-omong Eliz kalau boleh tau kekuatan elementalmu apa?” tanyaku pada Eliz.

“Eh iya aku lupa memberitahu kalian elemental kami. Elemental ku angin pergerakkan ku cukup cepat kalau bisa dilihat. Andy memiliki elemental plasma, dia memang orang yang cukup keras—kepala tapi dia orangnya baik kok. Lalu Randolph, dia memiliki elemental Tanah”

Ah begitu ya, sekarang sudah jelas kekuatan mereka. Tapi aku heran, kenapa ya kebanyakan penyihir elemental tanah memiliki fisik yang kuat?

“Bagaimana denganmu Celvin? Kamu belum memberi tahu kami loh” tanya Eliz, sambil melihat ke arahku dengan membungkukkan punggungnya dan menaruh kedua tangannya dibelakang.

“O-oh kekuatan elementalku api. dan Finn elementalnya petir, dia memang orang yang cekatan tapi terkadang dia tidak bisa memikirkan konsekuensi dari perbuatannya”

Finn, lalu menoleh kepadaku sambil berkata.

“Hey! Aku tidak begitu”

Eliz, dengan tersenyum ringan, menjawab.

“Oh begitu ya, bai- CELVIN AWAS DI BELAKANGMU!!!”

Eliz, yang tampak panik. Berteriak untuk memperingatiku. Aku kemudian berbalik dan…

 

SHIING!!

Aku menebas hewan itu dan membuatnya terlempar, ternyata seekor Fiend ya?, bagaimanapun Fiend yang kami temui hanya satu. biasanya mereka bergerombol, atau masih ada lagi? 

Aku kemudian melihat sekitar dan terlihat banyak Fiend, yang bermunculan dari kegelapan.

Ya. Benar saja, setelah aku melihat sekitar memang ada banyak Fiend yang lainnya.

Eliz kemudian menoleh dan bertanya kepadaku.

“Celvin!! Kau baik-baik saja?!”

“Ya aku tak apa” jawabku sambil menganggukkan kepalaku.

Andy kemudian menarik pisaunya sambil bersiap bertarung dia berkata.

“Sepertinya ini dia para sialan yang harus kita basmi. Dan ingat kalian berdua jangan membebani kami atau terima akibatnya”

Hnggh! Kamu meremehkan kami Andy? Biar kutunjukkan apa yang kami bisa.

Aku pun melesat dengan kencang ke arah gerombolan Fiend itu 

“HRAAAAAAGG!!”

Andy yang panik mencoba menghentikan ku.

“CELVIN, TUNGGU!!”

Aku pun menebaskan pedangku ke arah Fiend tersebut

“HIYAAAH”

Terdengar suara Fiend yang terbelah-belah.

“HAAAT!!, THAAAAT!!, HYAGHHH!!”

Andy yang terlihat tak punya pilihan lagi selain langsung menyerang, menyuruh semuanya untuk maju.

“AH SIAL!! Ayo semua”

Mereka semua akhirnya maju untuk membantuku. Sambil membasmi para Fiend, Andy berbicara kepadaku dengan marah.

“CELVIN! APA YANG KAU PIKIR KAU LAKUKAN?!”

“Tenang saja, aku dapat mengatasi ini,” jawabku dengan nada yang santai.

“DASAR BODOH!! HIYAAAH!!” teriak Andy dengan marah sambil menebas Fiend.

Setelah Fiend, yang ditebas oleh Andy—keadaan menjadi hening kembali.

Hmmm seperti itu yang terakhir, tidakkah ini terlalu mudah?

Namun secara tiba-tiba, Andy memanggilku dengan berteriak dan menatap tajam ke arahku

“CELVIN!!”

Aku yang tersentak, membalasnya.

“Ada apa?”

“ADA APA KATAMU?!!, TIDAKKAH KAU SADAR APA YANG BARUSAN KAU LAKUKAN TADI DAPAT MEMBAHAYAKAN TIM?!”

Sambil tersenyum aku berkata

“Setidaknya aku mengalahkan mereka bukan?”

“IYA TAPI TINDAKAN GEGABAH MU TADI BISA SAJA MEMBUAT KITA SEMUA TERBUNUH!!”

“Tenang saja mereka kan hanya para Fiend, bukankah mereka mudah untuk dikalahkan?”

“DASAR BAJINGAN!!*

Andy mendekat dan menggenggam kerah bajuku, dengan wajah yang seperti ingin meledak dia berkata.

“KAMU ITU HANYALAH ANJING PEMERINTAH!! DAN LAGI KAMU ITU HANYA TINGKAT C-41. KAMU ITU HARUSNYA IKUTI SAJA PERINTAHKU!!!”

Mendengar itu aku yang tak dapat lagi menahan amarah kemudian mendorongnya.

“APA MAKSUDMU BILANG BEGITU HAHH?!!”

Aku yang marah menantang Andy untuk bertarung.

“KALAU KAU BERANI, MAJU SINI. KITA BERTARUNG”

Dengan marah dan kesal, Andy membalas tantangan dariku.

“AYO SAJA JIKA KAU MERASA BERANI”

Kami berdua menarik senjata kami masing-masing, dan melesat ke arah satu sama lain. Tapi sebelum bilah kami saling menghantam, Eliz dan Finn—menghentikan kami di tengah-tengah.

Sambil menahan Andy, Eliz mencoba menenangkannya.

“ANDY!! TENANGLAH SETIDAKNYA SEMUANYA SUDAH TERKENDALI MENGAPA KAU HARUS MENAMBAH MASALAH LAGI?!!”

“MENYINGKIRLAH DARI HADAPANKU ELIZ!!, AKAN KU BERI PELAJARAN SI BEDEBAH INI!!!”

Di lain sisi Finn, juga mencoba menahanku yang sedang marah.

“Sudahlah Celvin, hentikan itu!. Kendalikan amarahmu!”

“DASAR SIALAAAAAAN!!”

Randolph tiba-tiba menyela perseteruan kami dan mengangkat kami berdua.

“Aduh… dasar kalian ini, sudah hentikan pertikaian konyol ini”

Andy, yang masih marah mencoba meronta-ronta dan mengancam untuk membunuhku.

Sambil menghela nafasnya, Randolph melempar kami ke arah pohon.

“huft, HIYAAAAAH!!!”

“AHHHHH!”

“AHHHHH!”

GUBRAK!!

Terdengar suara kami, yang menghantam pohon. Randolph kemudian dengan wajah yang kesal, menghampiri kami dan bertanya.

“Apakah kalian sudah selesai bertengkar?! Jika kalian hanya ingin bertengkar maka pulang saja sana. Kita harus bekerja sama sebagai tim”

Dengan sontak Andy ingin langsung bangun. Dan dengan kesal Andy berkata.

“Apa apaan ka-”

Aku pun menghentikannya dengan mengangkat sebelah tanganku di dadanya.

“Sudahlah, perkataan Randolph ada benarnya”

Dengan perasaan ekspresi yang masih kesal, Andy pun akhirnya mengalah dan menaruh kembali pisaunya.

“Tcih, dasar sialan.”

Kami berdua kemudian berdiri dan memalingkan wajah satu sama lain. Lalu Eliz mendekatiku dengan raut wajah yang khawatir.

“Anu, Celvin maaf ya soal Andy. Dia memang temperamental orangnya, tapi dia sebenarnya mengkhawatirkan kamu loh”

“Ya, tak apa-apa—aku mengerti kok”

Tampaknya, Andy orang yang cukup pemarah. Mengingatkanku kepada seseorang yang ku kenal.

Finn melihat sekitar, merasa tidak ada apa-apa lagi—Finn kemudian berkata.

“Sepertinya misi kita sudah selesai”

“Ya sepertinya begitu” Jawab Eliz, dengan perasaan lega

Dirasa tidak ada lagi Fiend yang muncul, aku mengajak kami pulang. Tapi aku merasakan ada hal yang mengganjal.

“Baiklah kalau begitu, mari kita pul… tunggu!! aku merasakan sesuatu”

Mereka pun kebingungan dan mempertanyakan

“Ada apa Celvin apa ada yang salah?” tanya Eliz, padaku

Andy dengan kesal, mencoba mengolok-olokku.

“Entahlah… atau itu hanya pikiran bodohmu saja?!”

Dengan perasaan yang aneh, aku mengangkat sebelah tanganku dengan rendah dan berkata.

“Tidak aku merasakan hal yang lebih besar”

Sebuah dentuman keras yang berasal dari pepohonan, dan suara itu menjadi semakin keras.

Dug, Dug! Dug!!.

Terdengar suara langkah kaki yang besar, tiba-tiba sesosok makhluk raksasa muncul dari pepohonan. Seakan tak percaya apa yang kami lihat. Seekor Fiend yang ukurannya paling tidak 7 meter.

Dengan ketakutan dan gemetaran, Eliz berjalan mundur dan berkata.

“H-h-hewan apa itu?!”

Andy, yang gemetaran dengan nada ketakutan,

menjawab.

“I-i-itu adalah, G-G-GRANDFIEND!!!”

Sesosok monster raksasa, yang kemudian dia mengaum dengan keras.

“ROAAAAAAARRRR!!!”

Fact 003: GrandFiend, adalah sang alpha dari dari gerombolan Fiend. Umumnya GrandFiend berukuran paling tidak 2 sampai 3 meter, namun dalam beberapa kasus, beberapa GrandFiend mengalami mutasi yang menyebabkan ukuran tubuh mereka menjadi 2 sampai 3 kali lebih besar dari ukuran seharusnya.

Episodes
1 Prolog: Dimana itu semua bermula
2 Chapter 1: Awal dari Petualangan
3 Extra Chapter: Biografi
4 Chapter 2: Misi Pertama
5 Chapter 3: Antara Hidup dan Mati
6 Chapter 4: Misteri Kota Tengah Malam
7 Chapter 5: Misteri Kota Tengah Malam II
8 Chapter 6: Identitas Asli Shadow??
9 Chapter 7: Kawan Atau Lawan
10 Chapter 8: Hubungan Seorang Teman
11 Chapter 9: "The Mastermind"
12 Chapter 10: The Mastermind II
13 Chapter 11: Pedang yang Bersilang
14 Chapter 12: Jiwa yang Terluka
15 Chapter 13: Terbitnya Fajar
16 Chapter 14: Sebuah Kunjungan Besar
17 Chapter 14 Bagian 2: Sebuah Kunjungan besar
18 Chapter 14 Bagian 3: Sebuah Kunjungan Besar
19 Chapter 15: Kota yang Terkubur di Bawah Tanah
20 Chapter 15 Bagian 2: Kota yang Terkubur di Bawah Tanah
21 Chapter 16: Sebuah Misi yang Berat
22 Chapter 16 Bagian 2: Misi yang Berat
23 Chapter 17: Hilangnya sang Pahlawan
24 Chapter 17 Bagian 2: Hilangnya sang Pahlawan
25 Chapter 17 Bagian 3: Hilangnya sang Pahlawan
26 Chapter 18: Awal dari Perjalanan Jauh
27 Chapter 18 Bagian 2: Awal dari Perjalanan Jauh
28 Chapter 19: Luka Dalam yang Terbuka Kembali
29 Chapter 19 Bagian 2: Luka Dalam yang Terbuka Kembali
30 Chapter 20: Secercah Harapan
31 Chapter 20 Bagian 2: Secercah Harapan
32 Chapter 21: Trauma
33 Chapter 22: Musuh Lama
34 Chapter 22 Bagian 2: Musuh Lama
35 Chapter 23: Pahlawan Legendaris
36 Chapter 23 Bagian 2: Pahlawan Legendaris
37 Chapter 24: Pelatihan
38 Chapter 24 Bagian 2: Pelatihan
39 Chapter 25: Totalitas
40 Chapter 25 Bagian 2: Totalitas
41 Chapter 25 Bagian 3: Totalitas
42 Chapter 26: Seorang Mentor
43 Chapter 27: Pembuktian Akhir
44 Chapter 27 Bagian 2: Pembuktian Akhir
45 Chapter 28: Tempat yang Asing
46 Chapter 28 Bagian 2: Tempat yang Asing
47 Chapter 29: Pengalaman Buruk
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Prolog: Dimana itu semua bermula
2
Chapter 1: Awal dari Petualangan
3
Extra Chapter: Biografi
4
Chapter 2: Misi Pertama
5
Chapter 3: Antara Hidup dan Mati
6
Chapter 4: Misteri Kota Tengah Malam
7
Chapter 5: Misteri Kota Tengah Malam II
8
Chapter 6: Identitas Asli Shadow??
9
Chapter 7: Kawan Atau Lawan
10
Chapter 8: Hubungan Seorang Teman
11
Chapter 9: "The Mastermind"
12
Chapter 10: The Mastermind II
13
Chapter 11: Pedang yang Bersilang
14
Chapter 12: Jiwa yang Terluka
15
Chapter 13: Terbitnya Fajar
16
Chapter 14: Sebuah Kunjungan Besar
17
Chapter 14 Bagian 2: Sebuah Kunjungan besar
18
Chapter 14 Bagian 3: Sebuah Kunjungan Besar
19
Chapter 15: Kota yang Terkubur di Bawah Tanah
20
Chapter 15 Bagian 2: Kota yang Terkubur di Bawah Tanah
21
Chapter 16: Sebuah Misi yang Berat
22
Chapter 16 Bagian 2: Misi yang Berat
23
Chapter 17: Hilangnya sang Pahlawan
24
Chapter 17 Bagian 2: Hilangnya sang Pahlawan
25
Chapter 17 Bagian 3: Hilangnya sang Pahlawan
26
Chapter 18: Awal dari Perjalanan Jauh
27
Chapter 18 Bagian 2: Awal dari Perjalanan Jauh
28
Chapter 19: Luka Dalam yang Terbuka Kembali
29
Chapter 19 Bagian 2: Luka Dalam yang Terbuka Kembali
30
Chapter 20: Secercah Harapan
31
Chapter 20 Bagian 2: Secercah Harapan
32
Chapter 21: Trauma
33
Chapter 22: Musuh Lama
34
Chapter 22 Bagian 2: Musuh Lama
35
Chapter 23: Pahlawan Legendaris
36
Chapter 23 Bagian 2: Pahlawan Legendaris
37
Chapter 24: Pelatihan
38
Chapter 24 Bagian 2: Pelatihan
39
Chapter 25: Totalitas
40
Chapter 25 Bagian 2: Totalitas
41
Chapter 25 Bagian 3: Totalitas
42
Chapter 26: Seorang Mentor
43
Chapter 27: Pembuktian Akhir
44
Chapter 27 Bagian 2: Pembuktian Akhir
45
Chapter 28: Tempat yang Asing
46
Chapter 28 Bagian 2: Tempat yang Asing
47
Chapter 29: Pengalaman Buruk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!