Terlihat dari kejauhan Kakakku, Feryl mulai pergi ke perantauan menjauh dariku. Yah… sepertinya sudah saatnya aku harus berjuang sendiri.
Mungkin ini akan menjadi hal yang berat tapi setidaknya aku Masih memiliki Teman baikku. Ini adalah kisah bagaimana aku menjadi pahlawan.
***************
Sudah 2 tahun berlalu sejak kepergian Feryl. Aku juga sudah berusia 8 tahun, namun bagaimanapun aku masih belum ada perkembangan. Aku penasaran apa yang kakak lakukan disana ya?
•Tahun 2253 A.A•
Suasana yang sangat tenang di rumah keluarga Relgi. Aku berada di kamar atas, sedang membaca komik dengan tenang di kasur. Tapi secara tiba-tiba…
"CELVIN!!!" Teriak Ibuku dari lantai bawah mencoba memanggilku.
Itu adalah Ibuku, wanita yang berparas cantik, walau sudah berumur kurang lebih 40 tahunan. Dengan luka di bagian kanan pipinya.
"Ada apa, Ma?" Jawabku dari atas.
"Coba kebawah sini.”
Ada apa sih? Orang lagi asik-asiknya baca komik.
“Baik, Ma.”
Aku akhirnya turun kebawah, namun aku pun tersentak dan kaget melihat orang yang berdiri di depan pintu.
“K-Kakak!?”
Yah entah bagaimana kakakku pulang, aku yang kaget pun dengan cepat langsung memeluk Feryl.
“Ehhh, ada apa ini bu?” tanya Feryl dengan kebingungan pada Ibu.
“Bukan apa-apa, Celvin hanya merindukanmu” Jawab Ibu sambil tersenyum pada Feryl.
“Ohhh begitu, jadi kamu merindukanku?”
Aku yang diam hanya bisa menganggukkan kepala. Feryl kemudian menghela nafasnya dan melihat ke ke arahku sambil berkata.
“Baiklah. Bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar” ucap Feryl padaku.
Aku kemudian menganggukkan kepalaku dan menyetujui ajakan Feryl. Tapi sepertinya Ibu agak khawatir.
“Tapi nak, bukankah kau baru saja sampai?” ucap Ibu sambil mencoba menghentikan kami.
“Tidak apa-apa Bu, biarkan aku menghiburnya sedikit” jawab Feryl sambil tersenyum.
Ibuku menghela nafasnya dan kemudian tersenyum ke arah Feryl lalu berkata.
“Haduh, ya sudahlah jaga diri kalian baik-baik”
Kami pun berjalan keliling kota sebentar, sambil menceritakan apa saja yang terjadi semenjak kepergiannya. Ketika kami sedang berjalan-jalan kami melihat salah satu anggota dari “United Heroes Organization” atau sering disebut sebagai U.H.O.
“Hei Celvin lihat disana” Kata Feryl sambil menunjuk ke arah salah satu pahlawan U.H.O.
“Huh ada apa?”
Aku lalu melihat ke arah salah satu pahlawan itu. Dan dengan cepat aku langsung mengingatnya.
“Ah dia Brick ‘Si Tinju Baja’ ya? Aku mengenalnya”
Brick adalah pahlawan tingkat A-36, dia mungkin tidak memiliki kekuatan yang besar, namun dia memiliki fisik yang kuat. Dia juga orang yang baik dan suka menolong yang kesusahan.
Tiba-tiba ada suara ledakan dari kejauhan, dan terlihat seorang warga yang berteriak sambil panik.
“MONSTER!!! ADA MONSTER YANG SEDANG MENDEKAT!!!”
Monster tersebut muncul dan menyerang warga sekitar. Sontak, Brick pun langsung berlari ke arah monster tersebut dan melawannya. Aku yang kaget hanya bisa terjatuh tak berdaya dan tiba-tiba…
“CELVIN, AWAS!!!!” teriak Feryl padaku.
*GUBRAK!!
Tanpa kusadari ada monster yang hampir menghantamku, namun dengan sigap Feryl, membuat dinding tanah dengan kekuatan tanahnya. Aku shock dan terdiam tak berkata-kata.
Feryl, kemudian menatapku dengan wajah yang cemas dan kemudian berkata.
“Celvin kau tak apa-apa?!”
“Y-Ya aku baik-baik saja” ucapku sambil gemetaran.
Terlihat ada 3 monster yang muncul menyerang kota, para pahlawan kelas A-bawah mencoba menahan para monster tersebut. Dari penampilannya, sepertinya monster-monster itu setara paling tidak tingkat A-atas.
Tiba-tiba dari kejauhan muncul siluet manusia bersayap, sedang sangat cepat menuju para monster-monster tersebut.
*SHINGG!!
Ketiga monster itu terbelah menjadi dua dalam sekejap mata. Dari siluet itu sepertinya aku mengenal siapa itu
“Kalian baik-baik saja?!”
Ternyata itu adalah Amanda “The Angel of Savior”
Prologue II
Hati Seorang Pahlawan
Aku yang tak bisa berkata-kata hanya bisa diam membatu, perasaan yang campur aduk ini membuatku tak bergeming. Antara perasaan kagum, terkejut dan rasa akan tak percaya,
“Yah bibi amanda kami gak kenapa-napa untung kau datang tepat waktu” ucap Feryl sambil tersenyum ringan
“Oh ayolah Feryl, jangan panggil aku bibi. Aku masih muda tau, lihatlah”
Ya. Dia adalah Amanda Clarissa Varhall, pahlawan tingkat S-2, dia adalah kenalan yang sangat dekat dengan ibuku, dia pernah bercerita tentang bagaimana dia mengenal ibuku.
Dia dulunya hanya seorang anak biasa, namun dia sangat kagum dengan ibuku yang dulu menjabat sebagai “Elemental Nation Guardian”. Yah… dia memanglah orang yang hebat, toh dia punya salah satu dari elemental kelas mythic yaitu “Phoenix”
“Oh hai Celvin aku tak menyadarimu disana, apa yang sedang kau lakukan?” tanya Amanda sambil mengangkat tombaknya dibahunya.
“O-O-Oh t-t-tidak apa-apa t-t-terima ka-”
Ya. Aku sangat gugup saat bertemu Amanda.
“Ada apa hei? Monsternya sudah hilang kok gak ada yang perlu kamu takutkan lagi” ucap Amanda dengan khawatir.
“Sepertinya dia sedikit shock setelah apa yang terjadi tadi” jawab Feryl pada Amanda
Aku benar-benar tak berdaya setelah penyerangan tadi, mungkin aku terlihat sangat menyedihkan tapi itulah aku seorang anak yang lemah yang jika tidak ditolong mungkin malaikat maut sudah kegirangan.
“Yaudah deh kalau gitu. Bagaimana kalau kalian aku traktir makan siang?” tanya Amanda pada kami.
“Kelihatannya boleh juga, baiklah aku mau” ucap Feryl sambil tersenyum.
“Baiklah, bagaimana dengan mu Celvin?”
tanya Amanda sambil menoleh ke arahku. Namun tetap saja, aku masih sangat shock dan tidak bisa berkata-kata maupun bergerak dengan benar.
“Y-Y-Ya b-b-baiklah”
Feryl merasa kasihan kepadaku sambil memegangi tanganku.
“Oh ayolah Celvin”
***************Setibanya di restoran.
Suasana restoran yang cukup ramai selain karena Amanda juga memiliki banya penggemar, juga karena memang restoran ini cukup terkenal. Sembari makan, Amanda menatapku dan Feryl sambil berkata.
“Oh ya omong-omong Feryl, sejak kapan kau tiba di kota Wicery?”
“Yah. aku baru saja tiba, sekitar jam 5 tadi” jawab Feryl pada Amanda.
“Oh begitu ya. Omong-omong bagaimana sekolahmu apakah baik-baik saja?”
“Yah begitu deh. Ada aja hal-hal aneh yang terjadi” jawab Feryl dengan senang pada Amanda.
“Jadi berapa lama kau akan tinggal?”
“Kurang lebih sekitar 2 minggu”
Setelah mendengar jawaban dari Kakak, aku sangat terkejut bukan main. Aku sampai menyemburkan minumanku ke arah bawah, dan dengan sedih kemudian berkata sambil berteriak sambil menahan tangis.
“APA?!! KUKIRA KAKAK AKAN TINGGAL?!!”
“Maafkan aku Celvin, tapi aku harus pergi lagi. Masih banyak hal yang harus aku pelajari” jawab Feryl dengan wajah yang tampak sedih sambil melihat ke bawah.
Mataku yang berkaca-kaca pun tak dapat lagi menahan tangis.
AH SIAL! SIAL! MENGAPA AKU MENANGIS?! BUKANKAH AKU BERJANJI AKU AKAN MENJADI LEBIH KUAT LAGI?!.
Aku terlihat lebih menyedihkan lagi dari yang sebelumnya, aku menjadi sangat bergantung pada Feryl. Rasanya aku tak dapat lepas dari Feryl, bagaimanapun dia adalah kakakku. Dialah orang pertama yang melindungi dan peduli kepadaku.
Sambil menghela nafas, Amanda Pun menenangkanku.
“Sudahlah Celvin, kamu seharusnya juga bangga memiliki kakak yang bisa diandalkan”
“Feryl juga mendapatkan beasiswa untuk mendaftar di sekolah yang bergengsi di luar negeri. “
“Bukankah itu hal yang bisa banggakan ya kan?”
Ucap Amanda, sambil menenangkanku.
Mungkin perkataan Amanda ada benarnya juga. Aku harus berhenti bergantung pada Feryl dan harus berusaha sendiri.
Setelah beberapa lama menangis, aku kemudian menghapus air mata yang bercucuran di wajahku sambil berkata.
“B-Baiklah aku mengerti”
Feryl lalu tersenyum dan kemudian mengusap-usap kepalaku sambil berkata.
“Nah begitu dong itu baru Celvin yang kubanggakan”
Setelah selesai makan, Amanda mengantar kami pulang ke rumah dan menyuruh kami untuk berhati-hati untuk serangan monster, namun kengerian itu belum berakhir. sesampainya di rumah, aku bisa merasakan aura seperti seseorang ingin meledak, dan atmosfer sekitar terasa berat. Disitulah ibuku tiba-tiba muncul.
Prologue III
Sebuah Kepergian
Sambil berdiri didepan pintu, Ibu dengan ekspresi yang marah, kecewa dan jengkel secara perlahan-lahan bertanya dengan sambil menggenggam tangannya dengan kuat.
“Feryl, apa yang baru saja terjadi?” ucap Ibu sambil perlahan-lahan menggertakan giginya
Sepertinya ibu sangat marah. Aku yang ketakutan hanya bisa bersembunyi di belakang kaki Feryl. Feryl, yang tak bisa menghindar lagi kemudian berkata pada Ibu dengan nada yang ketakutan dan gemetaran.
“A-a-anu bu kami hanya berjalan-jalan sebentar”
(Aduh tamat sudah riwayatku) Ucap Feryl di dalam hatinya.
“Jalan-jalan sebentar?!” ucap Ibu sambil menggertakan giginya.
“ANAK MUDA!! JANGAN PIKIR IBU TIDAK TAHU APA YANG SUDAH TERJADI DI KOTA TADI!!” Teriak Ibu sambil marah-marah.
Tapi di tengah-tengah suasana yang sedang memanas itu, Feryl reflek langsung berkata.
“yaudah kalau sudah tah-”
Sebelum Feryl bisa menyelesaikan kalimatnya, ibu langsung berteriak.
“APAAAAA?!!!”
Astaga Feryl, kau sangat payah. Kau hanya membuat suasana menjadi lebih parah, kupikir aku mengagumi orang yang salah.
Menyadari kesalahannya karena secara sembrono menjawab Ibu, Feryl hanya bisa berkata.
“ah bukan apa-apa kok bu”
“FERYL RELGI!! KAU IKUT IBU KE BELAKANG SEKARANG!!! Dan Celvin!! kau pergi ke kamarmu sekarang juga dan jangan MEMBANTAH!” teriak Ibu pada kami.
(Astaga selesai sudah aku) Ucap Feryl di dalam hati.
Yah. Pada akhirnya itu semua tidak berjalan seperti rencana. Aku juga mendengar Feryl berteriak kesakitan di belakang, dan lagi aku mengetahui kalau Feryl, akan pergi dalam 2 minggu. Itu membuatku tidak bisa tidur, yah… walaupun begitu aku harus membuat 2 minggu tersebut pengalaman yang berkesan.
****************2 Minggu kemudian.
2 minggu berlalu dengan cepat. Ini adalah hari yang sudah kutunggu. Setidaknya aku telah membuat 2 minggu terakhir mengesankan. Sebelum Hari kepergian Feryl.
Terlihat aku, Ibu, dan Feryl, menunggu di halte bus untuk menunggu jemputan Feryl. Kami tidak sendiri disitu, ada banyak sekali teman dari Feryl yang juga sedang menunggu.
Sambil menunggu, Ibu kemudian bertanya pada Feryl.
“Apakah ada yang tertinggal nak?”
“Tidak ada lagi bu” jawab Feryl pada Ibu.
“Ingat. Jaga dirimu baik-baik, makan yang teratur dan jangan lupa tidur tepat waktu ya”
“Ya aku mengerti bu”
Ibu kemudian tersenyum dan kemudian mengelus kepala Feryl. Setelah itu, Ibu menoleh ke arahku dan bertanya.
“Baiklah kalau begitu, Celvin apakah ada yang kamu ingin katakan sebelum kakakmu pergi?”
Feryl menatapku sambil tersenyum ringan, dia berkata padaku.
“Ada apa hei? Kau sudah berjanji akan menjadi lebih kuat bukan?”
Aku pun tak tahan menahan tangis meski sudah mencoba menahannya dengan kuat. Feryl pun menghela nafasnya dan melepas hoodienya dan berkata padaku.
“Aduh. baiklah kalau begitu. Ini, ambilah dan berjanjilah kau akan menjadi lebih kuat dariku. Ingat itu sebuah janji”
Aku pun menganggukkan kepalaku sambil menahan tangis. Tak lama dari itu, bus Feryl kemudian tiba.
“Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu. selamat tinggal semuanya” sambil melambaikan tangan
Feryl, dan teman-temannya kemudian langsung masuk ke dalam bus. Setelah semuanya masuk, terdengar suara bus yang mulai berjalan, aku yang tak bisa menahan tangisku akhirnya sambil menangis mengejar Feryl sambil berteriak.
“FERYL!!! Terimakasih atas semuanya dan semoga kau baik baik saja disana”
Dari kejauhan Feryl melambaikan tangannya padaku. Sambil memapah hoodie pemberian Feryl, aku pun melambaikan tanganku kepadanya. Ya… ini dia perjuanganku sendiri, kisahku sendiri, bagaimana aku akan menjadi pahlawan nomor 1.
Semenjak kepergian Feryl, tak banyak hal yang berubah, aku masihlah anak yang cengeng dan lemah. Setidaknya temanku, Finn masih berada disisiku.
Omong-omong namaku Celvin, Celvin Lloyd Relgi, aku bisa dibilang memiliki tubuh yang cukup tinggi, warna rambut dan mataku adalah merah. Aku berasal dari keluarga yang mencukupi, yah setidaknya begitu.
Di dunia ini kekuatan elemental adalah hal yang lumrah, hampir semua orang memiliki kekuatan elementalnya masing-masing, selain kekuatan elemental ada juga pemberkatan keluarga. Pemberkatan keluarga sendiri adalah kekuatan bawaan dari keluarga itu sendiri.
Dalam kasus ini aku memiliki pemberkatan keluarga juga, yaitu Relgi, diambil dari nama belakangku. Pemberkatan keluarga ada banyak jenisnya dan hampir semuanya unik-unik.
Yah begitulah keadaan di duniaku, “Dunia Elemental”.
Sudah 8 tahun sejak kakakku meninggalkan kota, aku sekarang sudah menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Aku sekarang sudah berumur 16 tahun dan sudah bersekolah di SMA, yah—bisa dibilang SMAku cukup gengsi, karena kebanyakan kalangan orang hebat berasal dari sini, “Seven-United-Kingdom Public School” atau biasa disingkat SUNPS. Dan omong-omong inilah temanku, dia bernama Finn, Finn Ryan Colt—dia tak beda dariku, hanya saja dia cukup dikenal populer di sekolah. Selain karena kecerdasannya, tapi juga karena kenakalannya, dia memiliki model rambut yang unik yaitu spiky, dia biasa kemana-mana menggunakan hoodie serta dalaman kemeja putih dan celana jeans hitam.
Dia adalah teman baikku, aku telah mengenalnya dari TK. Dan dia orang yang cukup baik, yah walaupun faktanya dia memang sedikit jahil. Tapi satu keburukan tidak akan mengubah seluruh kebaikan dari satu orang kan?
Setelah pulang sekolah kami akan mendaftar di “United Heroes Organization”, walaupun kami hanya siswa SMA tapi kekuatan kami cukup besar.
“Hey Finn, jadi bagaimana kamu bisa kan hari ini?”
“Ya tentu saja sehabis pulang sekolah ini, aku mau ganti baju dulu, nanti kutunggu depan rumahmu”
“Haha iya baiklah”
Inilah Finn, seorang pemuda yang sangat percaya diri dan humoris, cepat tanggap dan cekatan orangnya. Yah gak heran sih, toh kekuatan elementalnya juga petir—gerakannya juga sama cepatnya dengan petir.
Waktu sudah menunjukkan jam 2:30, Finn mendatangi rumahku dan memanggilku.
“Hey Celvin!! Bagaimana, Jadi tidak?” Teriaknya di luar rumahku.
Ibuku pun menghampiri Finn.
“Eh ada Finn. Ada apa? Kamu mau pergi keluar dengan Celvin ya?”
“Eh iya tante, sebenarnya kami mau mendaftar di ‘U.H.O’”
“Begitu toh, tunggu ya Celvin masih diatas”
Lalu ibuku menarik nafasnya dan berteriak memanggilku.
“Celvinnnnn!!!!”
“Ya, Ma—tunggu sebentar” jawabku dari lantai atas.
“Finn, udah nunggu tuh cepat sana”
“Baik”
Aku kemudian turun, dan pamit dengan ibu. Setelah itu, aku dan Finn pergi ke stasiun terdekat—untuk menaiki kereta ke gedung cabang “U.H.O”.
Saat menunggu kereta, aku dan Finn berbicara singkat tentang tujuan kami di United Heroes Organization.
“Jadi Finn, mengapa kau ingin menjadi seorang Pahlawan?”
“Yah singkat saja. Selain ingin menemanimu, mungkin aku juga bisa berkontribusi pada masyarakat dengan membantu mereka” jawab Finn, padaku dengan mengangkat kedua bahu dan tangannya.
Begitu ya, alasan yang cukup pasaran.
“Bagaimana denganmu?” tanya Finn, padaku
“Oh aku, mungkin aku ingin menempuh jalan yang sama dengan pamanku”
“Pamanmu?” tanya Finn, dengan kebingungan
“Ohh… paman Antonio ya? Iya sih, dia kan mantan Pahlawan tingkat S-1 wajar sih kamu ingin menempuh jalan yang sama dengan yang ia lalui”
Setelah berbincang tak lama. Akhirnya kereta pun tiba, dan kami naik untuk pergi ke gedung U.H.O. Suasana di kereta saat itu sangat sesak, aku dan Finn hanya bisa menahan dari kerumunan yang ada di kereta itu.
***************
Tak lama kemudian, kami pun sampai di gedung cabang U.H.O. Setelah turun, kami masuk. Mempersiapkan kartu id, biodata dan lain-lain, ternyata cukup banyak yang ingin mendaftar. Dari kelihatannya sih mereka kayak para mahasiswa semester akhir.
“Atas nama Celvin Lloyd Relgi dan Finn Ryan Colt ya?” tanya Mbak Admin pada kami.
“Ya betul mbak” jawabku sambil menganggukkan kepalaku.
“Baik Celvin, apakah kamu sudah mempersiapkan berkas yang ingin dicek?”
“Ya. Ada disini”
Ucapku, sambil mengambil berkas-berkas yang berada di dalam tasku. Setelah memberikan berkas-berkas yang diperlukan, Mbak Admin—kemudian menyuruh kami untuk pergi mengecek tingkat kekuatan kami di ruang “Power Scale Observation”.
Setelah sampai, terlihat sebuah alat yang sangat besar dengan beberapa aksesoris seperti “Coil” dan bola-bola magnet di tengah dari alat itu. Dan seorang mbak-mbak yang berdiri di samping alat itu, dia kemudian berkata.
“Kamu… Celvin ya? coba berdiri ditengah pemindai itu” kata mbak itu padaku
“Disini?” Sambil berdiri di atas alat itu.
“Ya betul disitu, jangan bergerak ya”
Alat itu kemudian menyala, dan mengeluarkan cahaya dan listrik berwarna biru di beberapa coil. Bola-bola magnet yang ada di sekitar alat itu, kemudian berputar melingkariku—dan pemindaian pun dimulai.
Setelah beberapa lama kemudian, mesin itu berbunyi.
TING!
Menandakan pemindaian selesai, tapi aku masih belum bisa melihat hasilnya. Setelah itu, Finn disuruh maju ke mesin itu untuk memindai kekuatannya juga.
Finn kemudian berdiri di tengah mesin itu, dan kemudian pemindaian dimulai. Setelah beberapa lama, pemindaian selesai. Kalian tahu hasil dari pemindaian itu apa?...
***************
Sorenya. Di jalan pulang, aku melihat hasil dari kekuatan kami dengan wajah yang kecewa.
“Yah cukup mengecewakan, kupikir skala kekuatanku lebih tinggi” kataku sambil kecewa
“Gapapa lah ini masih permulaan juga kok, sepadanlah” jawab Finn, dengan wajah yang santai.
“Yaudah deh, mau bagaimana lagi?”
Aku sebenarnya kurang puas dengan hasil tesnya, dikarenakan aku dan Finn, mendapatkan tingkat C-41 dan C-45, misi yang dapat kami terima juga nggak banyak. Paling-paling hanya misi pembasmian hama, goblin dan monster-monster kecil. Sepertinya kami harus berusaha lebih keras lagi
“Hey Celvin!”
Terlihat ada seorang gadis yang memanggilku
“Hah?”
Oh ternyata Nevy toh.
“Oh hai Nevy, apa kabar?” sapaku pada Nevy.
“Baik, bagaimana dengan kalian”
Dia adalah Nevy, seorang gadis yang sangat pintar, yang juga kebetulan temanku sejak TK juga, kami sering sekali membicarakan hal-hal yang tidak penting. Kalau bisa dibilang, dia cukup cantik sih—karena memang faktanya dia banyak jadi incaran teman sekolahku, dia terlihat memakai hoodie berwarna biru dan celana jeans berwarna biru.
“Omong-Omong kalian tadi sedang apa?”
“Kami tadi barusan mendaftar di U.H.O” Jawab Finn, sambil menunjuk belakang dengan jempolnya.
“Ahh U.H.O ya? Bagus dong kalau begitu, sekarang kalian sudah menjadi pahlawan beneran”
“Iya sih walaupun hasilnya nggak terlalu memuaskan, kami mendapatkan tingkat C-41 dan C-45” ucapku dengan kecewa.
“Lumayan itu, kalian harusnya bersyukur. Setidaknya kalian bisa masuk. Benar kan?”
Ada benarnya juga sih, inikan udah jadi impian kami sejak kecil.
“Oh ya Finn, Celvin, bagaimana dengan proyek ilmiah kita untuk besok nanti?”
Finn lalu menggaruk kepalanya dengan kebingungan.
“Proyek?”
“Itu loh penelitian Blob Slime”
Finn tersentak dan baru ingat kalau tentang proyek yang dibicarakan oleh Nevy.
“ASTAGA AKU LUPA!!”
“Haduh bagaimana ini, tugas membuat laporannya kan kamu” jawab Nevy, dengan kesal.
Finn, kamu ini payah—memang tidak bisa diandalkan
“Yaudah deh di rumah nanti akan ku kerjakan”
“KAMU PIKIR JAM BERAPA INI?!, INI SUDAH JAM 5 LEWAT. KAMU PIKIR BISA MENYELESAIKANNYA MALAM INI”
Teriak Nevy, pada Finn sambil menunjuknya. Finn, hanya bisa meminta maaf dengan Nevy.
“Iya deh. Maafin aku, serahkan saja padaku”
“Hmpph!”
Ucap Nevy, sambil cemberut dan memalingkan wajahnya. Setelah itu, Nevy menatapku dan bertanya.
“Bagaimana dengan mu Celvin?, apa kau sudah menyiapkan bahannya?”
“Tenang, jelas sudah dong” jawabku dengan santai.
“Baiklah kalau begitu kamu bawa besok ya, ingat jangan lupa dan Finnn!.
Sambil menoleh ke arah Finn, dengan perlahan dan raut wajah yang tampak kesal, Nevy berkata kepada Finn.
kalau besok sampai belum selesai kamu tanggung akibatnya, PAHAM?!!”
Sepertinya Nevy benar-benar marah sekarang, lagian—itu kan memang sudah tugasnya Finn, kamu payah, Finn.
“I-Iya, aku paham”
Nevy, lalu membalikkan badannya sambil berjalan dan melambaikan tangannya.
“Baiklah kalau begitu sampai ketemu besok”
Hari Pun berakhir dan kami pulang kerumah masing-masing dan tidur, ya kecuali Finn, sih. Kayaknya dia gak bakal tidur malam ini, lagian siapa suruh menunda-nunda mulu?.
***************
Keesokan harinya di Kelas, sekarang adalah pelajaran biologi—dan sudah waktunya kami mempresentasikan hasil kami. Guru biologiku adalah bu Linia, dari tampangnya dia bisa dibilang cukup muda. Kalau tidak salah sekitar umur 30an lebih tepatnya 32 kudengar dia baru-baru ini sudah menikah, Bu Linia—juga memiliki rambut panjang yang berwarna hitam.
“Baik anak-anak presentasikan hasil penelitian kalian”
Sambil menunjuk kelompok kami, bu Linia menyuruh kami maju pertama.
Sudah kuduga seperti itu.
“B-baik bu”
Kami pun maju mempresentasikan projek kami, Nevy maju mempresentasikan semuanya sampai…
“Finn, selanjutnya….. Lho?”
“EHH!?”
Satu kelas mendadak hening, dan tiba-tiba tertawa dengan keras karena satu alasan, kalian tahu kenapa?.
“APA INI HAH?!”
Bu guru Linia tampak marah dengan Finn
Dengan muka yang pucat dan nada yang panik, Finn menjawab.
“A-a-anu m-m-maaf bu ini tidak sebuah kesalahan.”
“KALIAN BERTIGA, NILAI KALIAN LANGSUNG 0, TIDAK ADA ALASAN”
“T-t-tapi bu-” Nevy berkata dengan cemas.
“TIDAK ADA TAPI-TAPI!!!” Teriak nona Linia
Yah aku hanya bisa terdiam dan menerima nasib, Nevy juga sepertinya kecewa, emang dasar Finn, foto yang seharusnya Blob Slime, tapi Finn memasukkan foto yang salah. Dan foto itu sendiri adalah…. Foto koleksi porno milik Finn, aku sendiri juga nggak tahu kenapa Finn, menyimpan hal yang kayak begituan.”
Sambil mengepalkan tangannya, Nevy berkata dengan nada yang seakan ingin membunuh.
“FINNNNNN?!! Sudah kubilangkan apa konsekuensinya jika kau mengacau?!!”
Dengan gemetaran dan tersudut, Finn berkata.
“M-m-maafkan aku Nevy sumpah gak sengaja”
“KEMARI KAUUU!!!!”
Nevy mencoba menangkap Finn, Tapi seperti yang kalian tahu juga—kecepatan Finn, sendiri udah kayak petir, tapi nggak dalam kasus ini.
“AAAAAAAH!!”
Fact. 001: Blob Slime adalah sejenis slime yang lemah namun kebal terhadap serangan fisik Apapun, namun sangat mudah dikalahkan dengan serangan elemental non-fisik seperti air, api, cahaya dan sebagainya.
Celvin
Nama: Celvin Lloyd Relgi
Umur: 16 tahun (2261 A.A)
Jenis kelamin: laki laki
Tinggi badan: 171 cm
Berat badan: 72 kg
Tempat Tanggal Lahir
14 April 2245, Wicery, S.U.N (Seven-United-Nation)
Warna Rambut: Merah tua
Warna Mata: Merah tua
Pemberkatan Keluarga: Relgi
Kekuatan Elemental: Api
Pekerjaan: Pelajar, pahlawan
Tingkat: C-41
Penampilan:
Seorang pemuda dengan rambut berwarna merah tua dan mata yang berwarna merah tua. Dia biasa menggunakan dalaman kaos putih polos, dan hoodie berwarna merah dengan resleting yang memiliki lengan berwarna hitam, hasil pemberian dari kakaknya. Dan dia memakai celana jeans yang berwarna biru dan ketat, walaupun begitu celana tersebut memiliki tekstur dan bahan yang lentur. Celvin juga biasa menggunakan sepatu jalan biasa kemana-mana ia pergi, dengan pedang yang biasa dibawa kemana-mana, yang berada di punggungnya.
Kepribadian:
Celvin memiliki sifat yang cukup santai, tapi kalau marah dia bisa saja berubah menjadi monster. Selain itu Celvin juga memiliki sifat yang rasional dan peduli akan rekan-rekannya. Walaupun Celvin sendiri merupakan orang yang sangat naif dan narsistik, namun begitu dia memiliki sifat pemberani dan kadang sembrono, meski itu semua ia lakukan karena ingin melindungi orang yang berharga baginya.
Latar belakang:
Celvin, merupakan anak kedua dari pasangan Melissa Relgi dan Crane Relgi. Dia juga merupakan anak kedua dari pasangan tersebut, dan memiliki kakak yang bernama Feryl.
Finn
Nama: Finn Ryan Colt
Umur:16 tahun (2261 A.A)
Jenis kelamin: laki-laki
Tinggi badan: 167 cm
Berat badan: 65 kg
Tempat Tanggal Lahir:
6 Januari 2245, Wicery, S.U.N (Seven-United-Nation)
Warna Rambut: Hitam
Warna mata: Coklat
Pemberkatan Keluarga: tidak ada
Kekuatan Elemental: Petir
Pekerjaan: Pelajar, Pahlawan
Tingkat: C-45
Penampilan:
Merupakan seorang pelajar SMA dengan rambut spiky yang berwarna Hitam dan mata yang berwarna cokelat, Finn biasanya memakai hoodie berwarna kuning yang tebal dan memiliki dalaman kemeja putih, lalu dia memakai celana jeans hitam yang memiliki tekstur elastis yang mempermudahnya untuk bergerak. Finn menggunakan sepatu jalan hitam biasa dan pedang dua tangan yang ia letakkan di punggungnya.
Kepribadian:
Finn adalah orang yang memiliki vibes positif, dia adalah seorang anak yang periang dan sangat percaya diri. Namun terkadang kepercayaan dirinya dapat membuatnya terjebak di situasi yang konyol, Finn, juga memiliki sifat yang jahil. Tak jarang Celvin menjadi target dari kejahilannya.
Latar Belakang:
Finn adalah anak tunggal dari pasangan suami istri, dengan ibu yang merupakan anak dari pengusaha yang kaya. Namun Finn, tumbuh tanpa adanya sosok seorang ayah, ayah dari Finn, meninggal ketika Finn berusia 2 tahun karena sebuah penyakit. Finn tumbuh seperti anak normal pada umumnya, dia adalah anak yang cukup penurut dan manja apabila bersama dengan ibunya.
Nevy
Nama: Nevy Rena Pervein
Umur: 16 tahun (2261 A.A)
Jenis kelamin: perempuan
Tinggi badan: 161 cm
Berat badan: 51 kg
Tempat Tanggal Lahir:
21 Juli 2245, Wicery, S.U.N (Seven-United-Nation)
Warna rambut: hitam
Warna mata: hitam
Pemberkatan keluarga: Pervein
Kekuatan elemental: air
Pekerjaan: Pelajar
Penampilan:
Seorang pelajar SMA wanita yang memiliki rambut dan mata berwarna hitam. Nevy biasanya memakai hoodie yang berwarna biru, dengan dalaman kaos hitam, dan celana jeans dengan tekstur yang seperti karet.dengan sepatu hitam biasa.
Kepribadian:
Nevy sendiri sebenarnya orang yang cukup tenang, namun cukup mudah marah jika diganggu. Terutama dengan kebodohan dari kedua temannya, Celvin, dan Finn, walaupun begitu dia orang yang peduli dengan sesama, Nevy adalah anak yang sangat pintar di kelas, tak heran dia selalu mendapatkan nilai dan peringkat terbaik, bahkan dia pernah ikut olimpiade matematika berkali-kali dan menang di beberapa olimpiade tersebut.
Latar belakang:
Nevy adalah anak pertama dari kedua bersaudara dan dari kedua pasangan yaitu Mona Pervein, dan Feliz Aild Pervein. Mona sendiri merupakan mantan rekan dari paman Celvin, Antonio Relgi, yang jelas Mona memiliki kekuatan fisik yang luar biasa. Kemudian Feliz, adalah mantan Ilmuwan dari sebuah organisasi pemerintah S.U.N, dari kecil Nevy sudah dididik keras oleh ayahnya. Cukup menjelaskan kenapa dia sangat pintar.
fact *** : A.A adalah penanggalan yang digunakan di dunia "The Wicery Town Story" yang memiliki arti dari "After Arcanian"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!