Dengan balutan mini dress tanpa lengan yang sudah Alana beli menggunakan uang dari Stela. ia bergegas untuk datang kesebuah alamat yang sudah Stela kirimkan. dalam pikiran Alana sekarang adalah, beberapa jam lagi ia akan di jadikan santapan oleh pria paruh baya yang memiliki bnayak istri dan juga kekayaan. tidak pernah terpikirkan oleh Alana sebelummya, jika ia akan memilih jalan ini untuk mendapatkan uang.
Apa yang harus Alana katakan pada ibu dan kakak tirinya jika hal ini berhasil. Oh astaga, Alana mengusir kebingungan tersebut karna menurutnya ini sudah tanggung. "Oke, Tinggal selangkah lagi."
Stela sudah terjaga di sebuah bar, ai sedang menunggu Alana yang juga tertarik dengan pencapaian instannya.
"Bodoh! kau dimana? sudah dua jam aku menungumu," gerutu Stela melalui ponsel.
Alana terduduk diatas kloset, ia benar-benar merasa gugup. ragu akan keputusan yang sudah ia ambil tanpa berpikir panjang. Alana menjawab, "Aku ditoilet. Sepertinya aku ragu,"
"Apa kau tidak waras!" pekik Stela yang sukses membuat semua orang disekitarnya terkejut, "Dengar, aku sudah membuat janji dengan seseorang yang ingin menemuimu."
Ditempat lain Alana menjawab dengan bibir bergetar dan sedikit mengerucut. "Si... siapa?"
"Tentu saja calon suamimu!"
"Apa dia tua?" tanya Alana kikuk.
"Mmm, mungkin sekitar lima tahun lebih tua darimu. kau tau, para pengusaha tampak terlihat lebih tua dari umur aslinya."
Alana menghena nafas panjang, ia mendirikan tubuhnya kemudian berkata. "Tunggu aku,"
Stela yang mendengar hal itu pun dibuat sedikit keheranan. "Apa kau bilang?"
Tut... tut... panggilan pun diputuskan secara sepihak oleh Alana.
"Dasar Alana idiot!" Umpat stela jengkel.
"Siapa yang kau bilang idiot?"
Stela menjerit saat melirik kesumber suara, "Ahhhhhhhh."
Alana yang merasa telinganya terganggu pun menutup mulut Stela, "Apa kau bodoh? kenapa berteriak."
"Kau... bagaimana mungkin kau ada disini?"
"Karna kau yang menyuruhku datang."
"Kenapa bisa secepat ini?"
Stela memiringkan senyumnya, "Aku di toilet sini, bukan toilet rumahmu. aku bahkan datang dua jam lebih cepat darimu."
"Astaga," sejenak Stela membulatkan matanya. "Benarkah?" wanita tersebut menatap Alana dari ujung kaki sampai ujung rambut kepala, ia bahkan memutar tubuh gadis tersebut dengan sorot mata menilai. "Seleramu lumayan juga."
"Sudah aku katakan, aku ini modis. karna aku miskin itu sebabnya aku kerepotan untuk membeli barang-barang trend bermerk seperti ini." ucap Alana menyombongkan diri.
Stela melirik kekiri dan kekanan. merasa aman, wanita tersenut memainkan telujuknya kearah Alana seolah memberikan isyarat agar Alana mendekat.
"Apa?" tanya Alana heran mendekatkan wajahnya.
Stela berbisik didaun telinga Alana. "Diatas sudah ada yang menunggumu, apa kau masih perawan?"
Alana membulatkan matanya, "Perawan? tentu saja! aku belum menikah!"
"Baguslah, dia bersedia membayar mahal."
"Bayar?" Alana langsung menjauhkan dirinya dari Stela. "Kau bilang dia akan menikahiku? itu sih namanya jual diri."
Stela menghela nafas kasar. "Kemarilah,"
Alana kembali mendekatkan dirinya, ia mendengarkan dengan detail sesuatu yang Stela katakan. bisa dibilang itu adalah trik yang sama, yang Stela pakai kala dirinya menggaet pria kaya untuk menjadikan Stela sebagai istri.
Stelah diberikan bekal berupa saran, Alana melangkah menuju lantai atas tempat seorang pria sedang menunggu dirinya. jujur Alana sendiri tidak yakin, namun jika ini gagal Stela mengatakan jika Alana bisa menolak lalu pergi. karna stok wanita cantik di tempat tersebut juga tidak sedikit.
"Dimana?" Alana memeriksa satu persatu nomor kamar di depan pintu, mencari nomor yang sama dengan cardlock miliknya. "170, ohh ini." Alana menempelkan cardlock tersebut ketempat seharunya. dalam hitungan detik pintu pun bisa terbuka, Alana mulai melangkahkan kakinya memasuki ruangan yang dikatakan Stela adalah ruangan VIP.
Tidak ada tanda-tanda jika ruangan tersebut berpenghuni, Alana menelan salivanya. ia memberanikan diri untuk semakin memperdalam langkahnya mengabsen setiap sudut dalam ruangan.
"Hallo... apa ada orang?" pekik Alana gugup. bohong jika Alana sedang baik-baik saja, nyatanya jantung Alana sudah bergejolak seperti orang yang habis maraton. "Ohhh astaga," wajah Alana memelas, tangannya bahkan bergetar. "Apa sebaiknya aku kabur saja? tidak-tidak, jika ini gagal maka kekayaan yang akan aku dapatkan..." Alana tidak menyelesaikan ucapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Her Liana
lanjutkan
2021-12-27
0
[🦉]Susi Soemarsi
bahasanya enak,, nggc berbelit😇
2021-09-26
0
Shellia
itu mah nyata,banyak seperti itu tp disini kan ceritanya Alana dinikahi bukan jadi jal*ng
2021-07-16
1