Enam bulan sebelumnya...
Alana menyusuri sepanjang jalan pertokoan dipusat kota. tinggal bersama seorang ibu tiri yang cukup baik membuat Alana semakin membulatkan niatnya untuk mencari pekerjaan demi membantu sang Ibu. Alana cukup tahu diri, ayahnya meninggal 10 tahun setelah menikah dengan Ibu tiri Alana. dan setelah itu Alana malah dibesarkan dengan baik, tidak seperti cerita pada umumnya, Alana malah mendapat sesosok Ibu sambung yang sangat menyayanginya.
"Astaga mobil itu," batin Alana meronta saat melihat benda-benda mahal tepat disekelilingnya.
Dia yang tidak menginginkan kekayaan? bahkan seseorang yang kaya sekalipun pasti akan takut kehilangan kekayaannya. begitupun dengan Alana, ia ingin hidup seperti teman-temannya saat disekolah. memiliki tas dan ponsel mahal, baju-baju modis. sebenarnya Alana cukup menyukai dunia fashion, tetapi karna perekonomiannya buruk gadis itu hanya mampu menenangkan dirinya dengan kalimat-kalimat peredam.
Sebenarnya tidak terlalu miskin, jika Alana tahu diri dan lebih mengutamakan kebutuhan dari pada keinginan mungkin tidak perlu semerepotkan itu. Alana terlalu memilih-milih pekerjaan, tidak mensyukuri apa yang ia dapatkan.
Alana menghentikan langkahnya saat sebuah mobil mewah tepat berhenti didepan matanya. Alana terpaku melihat kemewahan mobil tersebut, berwarna merah mengkilap seperti kelopak mawar yang baru saja mekar. pintu mobil tersebut terbuka, mata Alana menangkap sepasang kaki memakai hak tinggi senada dengan warna mobil turun menginjakkan kakinya di atas bahu jalan.
"Apa kabar, Alana sayang?"
Alana membulatkan matanya, ia menganga saat melihat teman sekolahnya sudah berubah 360 derajat dari penampilannya dulu.
"Astaga, kenapa kau masih terlihat menyedihkan? apa kau masih hidup miskin sampai sekarang?"
"Stela ka... kau." Alana terbata, ia menepuk pipi wajahnya sendiri untuk memastikan jika ini bukanlah mimpi.
Stela memincingkan senyumnya, "Iya ini aku."
"Kau? bagaimana bisa? apa kau menumbalkan seseorang untuk mendapat kekayaan?" celetuk Alana terpelohok.
Stela terkekeh, "Dasar bodoh, masuklah aku akan menceritakan segalanya."
Dengan raut wajah yang masih tidak percaya gadis tersebut mendengarkan ucapan Stela dan segera masuk kedalam mobil mewah miliknya.
"Apa?" Alana memekin dengan raut wajah terkejut, "Jadi kau..."
"Lantas apa? itu jauh lebih mudah dari pada harus mondar-mandir tidak jelas mencari pekerjaan." celetuk Stela menyindir.
"Tidak-tidak, itu tidak benar. aku tidak mau!" ucap Alana menolak.
Stela memasang raut wajah heran, "Apa maksudmu? aku tidak pernah mengajakmu untuk melakukan hal sepertiku. Alana aku hanya menceritakan pencapaiannyang aku dapatkan padamu."
Alana tersenyum kikuk, "Aku pikir kau akan menawariku dan sedikit memaksa."
"Bodoh! tapi jika kau menginginkannya aku akan membantumu."
Alana menajamkan tatapannya menatap Stela, "Apa itu artinya kau akan menjualku?" tanya Alana serius.
Stela terkekeh, kebodohan Alana benar-benar sangat menggelikan. "Apa kau tidak waras? jika aku menjualmu itu artinya aku akan mendapatkan imbalan dari pria kaya yang akan kau nikahi."
"Lantas? apa yang harus aku lakukan?"
Stela memainkan telunjuknya, seolah mengisyaratkan Alana agar gadis itu mendekat. "Kau bisa menemuiku nanti malam."
"Dimana?"
"Akan aku kirimkan alamatnya padamu lewat pesan."
Dengan raut wajah datar Alana mengangguk.
"Tapi sebentar." Stela mengamati penapilan Alana yang sedikit kuno dan sudah ketinggalan jaman.
"Kenapa?"
"Kau sama sekali tidak menarik, pria kaya mana yang ingin menikahi wanita udik sepertimu." celetuk Stela berterus terang.
Alana memasang raut wajah meyedihkannya, ia tertunduk kemudian berkata. "Apa yang harus aku lakukan?"
"Ini," Stela meraih dompet di dalam tas bermerknya, ia mengelurkan sejumlah banyak uang kemudian menyerahkannya pada Alana. "Kau pakai saja, untuk merubah penampilan kunomu."
Alana semringah, ia langsung dengan cepat mengambil uang tersebut. "Banyak sekali."
"Itu belum seberapa, jika kau berhasil kau akan mendapatkan lebih banyak lagi."
"Tapi ini bukan jual diri kan?"
Stela tersenyum kikuk, "Sedikit menyerempet kesana. tapi kan ada ikatan pernikahan didalamnya."
Masa bodo dengan hal itu, yang terpenting adalah Alana bisa membeli rumah, mobil, tas mahal dan yang lainnya. Alana benar-benar sudah dibutakan oleh harta, hidup miskin di sebuah negara maju adalah hal yang paling menyedihkan. jika sebelumnya Alana hanya menjadikan keinginannya sebagai angan-angan, dalam waktu dekat ini ia bisa mewujudkan semua keinginannya dengan sangat mudah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
uups
bukan matre ,,, tpi reallistis,,, hidup d kota besar memang butuh uang bnyk,,, AQ suka Alana tidak munafik
2021-12-28
2
Her Liana
Alana gak peduli batin bakal tersiksa yg pntg hidup mewah
2021-12-27
1
[🦉]Susi Soemarsi
memang agak ngeri sih bagi aq..
tapi cara org beda2 sih buat bertahan hidup..
hemm yg pnting nggc usah saling mengganggu aja deh.. dosa kan tanggungan masing2,
2021-09-26
1